Vous êtes sur la page 1sur 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah berkenan
memberikan petunjuk dan kekuatan kepada saya sehingga makalah yang berjudul “Brachial
Palsy” ini dapat terselesaikan. Proposal ini disusun sebagai pemenuhan nilai tugas mata kuliah
“Pemeriksaan Neuromuskular (Pediatri)”.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu kritik
serta saran yang membangun sangat saya harapkan.
Akhir kata, saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam
pembuatan makalah ini, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang baik bagi penulis
khususnya dan para pembaca pada umumnya.

1
DAFTAR ISI

Cover
Kata Pengantar ................................................................................................................ 1
Daftar Isi ......................................................................................................................... 2
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3
C. Tujuan ................................................................................................ 4
Bab II Teori
A. Pengertian .......................................................................................... 5
B. Patofisiologi ....................................................................................... 5
C. Epidemologi ....................................................................................... 6
D. Etiologi .............................................................................................. 6
E. Tanda Dan Gejala .............................................................................. 7
F. Klasifikasi .......................................................................................... 7
Bab III Kasus ........................................................................................................... 10
Bab IV Kesimpulan ................................................................................................. 17
Daftar Pustaka ............................................................................................................... 18

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kelahiran seorang bayi merupakan saat yang membahagiakan bagi orang tua,
terutama bayi yang sehat. Bayi yang nantinya tumbuh menjadi anak dewasa melalui
proses yang panjang, dengan tidak mengesampingkan faktor lingkungan keluarga.
Terpenuhinya kebutuhan dasar anak (asah-asih-asuh) oleh keluarga akan memberi
lingkungan yang terbaik bagi anak, sehingga tumbuh kembang anak menjadi seoptimal
mungkin.
Tetapi tidak semua bayi lahir dalam keadaan sehat. Beberapa bayi lahir dengan
gangguan pada masa prenatal, natal, pascanatal. Keadaan ini akan memberi pengaruh bagi
tumbun kembang selanjutnya. Seperti mengalami salah satunya trauma pada fleksus
brachialis dan masi banyak lagi gangguan yang tidak normal pada bayi.
Trauma lahir adalah trauma mekanis yang disebabkan karena persalinan/kelahiran.
Pengertian yang lain tentang trauma lahir adalah trauma pada bayi yang diterima dalam
atau karenaproses kelahiran. Istilah trauma digunakan untuk menunjukkan trauma
mekanik dan anoksik, baik yang dapat dihindarikan maupun yang dapat dihindarkan,
yang didapat bayi pada masa persalinan dan kelahiran. Trauma dapat terjadi sebagai
akibat keterampilan atau perhatian medic yang tidak pantas atau tidak memadai sama
sekali, atau dapat terjadi meskipun telah mendapat perawatan kebidanan yang terampil
dan kompeten dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan tindakan atau sikap orang tua
yang acuh tak acuh (Sarwono Prawirohardjo, 2013).

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, terdapat beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Brachial Palsy ?
2. Bagaimana patofisiologi dari Brachial Palsy ?
3. Berapa epidemologi kejadian pada Brachial Palsy ?
4. Apa etiologi dari Brachial Palsy ?
5. Apa tanda dan gejala dari Brachial Palsy ?
6. Apasaja klasifikasi dari Brachial Palsy ?
7. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan dan pengukuran pada pasien Brachial
Palsy ?

3
C. TUJUAN
1. Mampu memahami pengertian dari Brachial Palsy.
2. Mampu memahami patafisiolog dari Brachial Palsy.
3. Mampu mengetahui epidemologi pada Brachial Palsy.
4. Mampu memahami etiologi dari Brachial Palsy.
5. Mampu memahami tanda dan gejala dari Brachial Palsy.
6. Mampu memahami klasifikasi dari Brachial Palsy.
7. Mampu melakukan pemeriksaan dan pengukuran pada pasien Brachial Palsy.

4
BAB II
TEORI

A. PENGERTIAN
Plexus brachialis adalah persarafan yang berjalan dari leher ke arah axilla yang
dibentuk oleh ramus ventral saraf vertebra C5-T1. Brachial Palsy atau yang sering
disebut juga Lesi plexus brachialis adalah cedera jaringan saraf yang berasal dari C5-T1.
Jejas pada fleksus brachialis dapat menyebabkan paralisis lengan atas dengan atau tanpa
paralisis lengan bawah atau tangan, atau lebih lazim paralisis dapat terjadi pada seluruh
lengan. Jejas pleksus brachialis sering terjadi pada bayi makrosomik dan pada penarikan
lateral dipaksakan pada kepala dan leher selama persalinan bahu pada presentasi vertex
atau bila lengan diekstensikan berlebihan diatas kepala pada presentasi bokong serta
adanya penarikan berlebihan pada bahu (Rukiyah, Ai Yeyeh.2013. Asuhan neonates bayi
dan anak balita, Jakarta: Trans Info Media).

B. PATOFSIOLOGI
Lesi pleksus brakialis dianggap disebabkan oleh traksi yang berlebihan diterapkan
pada saraf. Cedera ini bisa disebabkan karena distosia bahu, penggunaan traksi yang
berlebihan atau salah arah, atau hiperekstensi bayi sungsang. Mekanisme ukuran panggul
ibu yang terlalu sempit dan ukuran bahu bayi yang terlalu lebar serta posisi janin juga
menentukan selama proses persalinan cedera pada pleksus brakialis. Secara umum, bahu
anterior terlibat ketika distosia bahu, namun lengan posterior biasanya terpengaruh tanpa
adanya distosia bahu. Karena traksi yang kuat diterapkan selama distosia bahu adalah
mekanisme yang tidak bisa dipungkuri dapat menyebabkan cedera pleksus brakialis.
Kompresi yang berat dapat menyebabkan hematome intraneural, dimana akan menjepit
jaringan saraf sekitarnya
(https://www.academia.edu/8951456/BAB_I_PENDAHULUAN).

Gambar 1. Cedera plexus brachialis saat persalinan


5
Sumber: http://www.erbspalsyonline.com/shoudlerdystocia2.jpg
C. EPIDEMOLOGI
Insidens lesi pleksus brachialis ialah 0,5-2,0 per 1.000 kelahiran hidup.
Kebanyakan kasus merupakan Er’sb Paralisis. Lalu disusul oleh Klumpke paralisis
Sedangkan paralisis pada seluruh fleksus brachialis terjadi pada 10 % kasus (Sarwono
Prawirohardjo, 2013)

D. ETIOLOGI
Lesi fleksus brachialis dapat terjadi saat prenatal atau selama proses kelahiran saat
traksi digunakan di leher. Cedera tersebut dapat terjadi pada kelahiran persentasi bokong
atau kelahiran yang diperberat distosia bahu.
Lesi fleksus brachialis umunya terjadi pada bayi besar. Kelainan ini timbul akibat
tarikan yang kuat pada daerah leher saat melahirkan bayi sehingga terjadi kerusakan pada
fleksus brachialis. Biasanya ditemukan pada persalinan letak sunsang bila dilakukan
kontraksi yang kuat saat melahirkan kepala bayi. Pada persalinan letak kepala, kelainan
ini dapat terjadi pada kasus distosia bahu. Pada kasus tersebut kadang-kadang dilakukan
tarikan pada kepala yang agak kuat ke belakang untuk melahirkan bahu depan (Sarwono
Prawirohardjo, 2013).
Trauma fleksus brakhialis pada bayi dapat terjadi karena beberapa faktor antara lain:
1. Tarikan lateral pada kepala dan leher pada saat melahirkan bahu.
2. Lengan ekstensi melewati kepala pada presentasi bokong atau terjadi tarikan yang
berlebihan pada bahu.
3. Faktor bayi sendiri
a. Makrosomia
b. Presentasi ganda
c. Letak sunsang
d. Distosia bahu
e. Malpresentasi
f. Bayi kurang bulan
4. Faktor ibu :
a. ibu sefalo pelvic disease (panggul ibu yang sempit)
b. umur ibu yang sudah tua
c. adanya penyulit saat persalinan
5. Faktor penolong persalinan :

6
a. tarikan yang berlebihan pada kepala dan leher saat menolong kelahiran
bahu pada presentasi kepala.
b. tarikan yang berlebihan pada bahu pada presentasi bokong (Dewi, lia
Nanny Vivian. 2013. asuhan neonates bayi dan anak balita, Jakarta:
Salemba Medika).

E. TANDA DAN GEJALA


1. Gangguan motorik pada lengan atas
2. Paralisis atau kelumpuhan pada lengan atas dan lengan bawah
3. Lengan atas dalam keadaan ekstensi dan abduksi
4. Jika anak diangkat maka lengan akan lemas dan tergantung
5. Reflex moro negative
6. Tangan tidak bisa menggenggam
7. Reflex meraih dengan tangan tidak ada (Dewi, lia Nanny Vivian. 2013.
asuhan neonates bayi dan anak balita, Jakarta: Salemba Medika)

F. KLASIFIKASI
1. Erb-Duchene Palsy
Kerusakan cabang-cabang C5 – C6 dari pleksus brakialis menyebabkan
kelemahan dan kelumpuhan lengan untuk fleksi, abduksi, dan memutar lengan
keluar. Pada waktu dilakukan abduksi pasif, terlihat lengan akan jatuh lemah di
samping badan dengan posisi yang khas. Secara klinis di samping gejala
kelumpuhan Erb akan terlihat pula adanya sindrom gangguan nafas. Terjadi
waiters-tip position yaitu rotasi medial pada sendi bahu menyebabkan telapak
tangan mengarah ke posterior. Lesi ini terjadi akibat regangan atau robekan pada
radiks superior pleksus brachialis yang mudah mengalami tegangan ekstrim akibat
tarikan kepala ke lateral, sehingga dengan tajam memfleksikan pleksus tersebut ke
arah salah satu bahu. Karena itu, dalam melakukan ekstraksi pada kedua bahu bayi,
harus berhati-hati agar tidak melakukan fleksi lateral leher yang berlebihan. Yang
paling sering terjadi, pada kasus dengan persentasi kepala, janin yang menderita
paralisis ini memiliki ukuran khas abnormal yang besar, yaitu dengan berat 4000
gram atau lebih (https://www.academia.edu/8951456/BAB_I_PENDAHULUAN).

7
Gambar 2. Erb’s palsy.
Sumber : https://t.co/zmz7kwSymr

2. Klumpke’s Palsy
Klumpke’s Palsy adalah Kerusakan cabang-cabang C8 – Th1 pleksus
brakialis menyebabkan kelemahan lengan otot-otot fleksus pergelangan tangan,
maka bayi tidak dapat mengepal. Penyebabnya adalah tarikan yang kuat daerah
leher pada kelahiran bayi menyebabkan kerusakan pada pleksus brakialis. Sering
dijumpai pada bayi sungsang atau bayi dengan distosia bahu.
Pada paralisis Klumpke, refleks genggam hilang dan tangan bayi dalam
postur seperti mencakar (Clawlike Hand). Telapak tangan terkulai lemah,
sedangkan refleksi biseps dan radialis tetap positif. Jika serabut simpatis ikut
terkena, maka akan terlihat sindrom HORNER yang ditandai antara lain oleh adanya
gejala prosis, miosis, enoftalmus, dan hilangnya keringat di daerah kepala dan muka
homolateral dari trauma lahir tersebut
(https://windygusli17.wordpress.com/2015/03/30/makalah-tentang-fleksus-
brachialis/).

8
Gambar 3. Clawlike hand deformity pada Klumpke palsy.
Sumber: http://www.glowm.com/resources/glowm/graphics/figures/v3/0630/006f.jpg

3. Erb’s-Klumpke Paralisis
Lebih dikenal Lesi Total Brachial. Kerusakan terjadi pada cabang-cabang C5
– Th1 pleksus brakialis. Terjadi komplet paralisis (kemlumpuhan pada seluruh
extremitas atas) dan disertai anestesi dari lengan.

Gambar 4. Erb’s - Klumpke palsy.


Sumber: Solomon L, Warwick DJ, Selvadurai N. Apley’s System of Orthopaedics and
Fractures. United of Kingdom: Hodder Arnold; 2010.

9
BAB III
KASUS

A. IDENTITAS
Nama : An. G
Jenis kelamin : Perempuan
Diagnosa : Erb’s duchene dextra
Alamat rumah : Jl. Jaksa
Tanggal lahir : 12 April 2017
Riwayat kelahiran : Sungsang
Keluhan Utama : Anak tidak mampu mengangkat tangan sebelah kanan

B. RIWAYAT KANDUNGAN (PRENATAL)


1. Umur waktu hamil : 27 tahun
2. Kehamilan yang ke : ketiga
3. Kehamilan yang diinginkan/tidak : diinginkan
4. Perawatan kehamilan : tidak ada
5. Rutin kontrol atau tidak : tidak
6. Ke dokter, bidan : bidan
7. Minum obat tertentu : tidak ada
8. Adanya kelainan selama kehamilan : tidak ada
9. Trauma : tidak ada

C. RIWAYAT KELAHIRAN ( NATAL)


1. Lahir cukup bulan/tidak : Cukup bulan
2. Spontan atau dibantu : Dibantu dengan vacum karena bayi
terlalu besar
3. Ada kesulitan pada waktu lahir (lama/cepat): Lama
4. Dimana melahirkannya : Bidan
5. BBL/PBL : 4 kg/50 cm
6. Langsung menangis atau tidak : langsung menangis
7. Ada kelainan atau tidak : Sungsang
8. APGAR SCORE :8

10
D. RIWAYAT SETELAH KELAHIRAN (POST NATAL)
1. Adakah trauma : Tidak ada
2. Panas : Tidak ada
3. Kejang : Tidak ada
4. Penyakit lain : Tidak ada

E. RIWAYAT IMUNISASI
1. BCG : Sudah dilakukan
2. DPT : Sudah dilakukan
3. Campak : Belum Dilakukan
4. Polio : Sudah dilakukan
5. Hepatitis B : Sudah dilakukan

F. MILESTONE
1. Mengangkat kepala : 2 bulan
2. Berguling : Belum bisa
3. Tengkurap : Belum bisa
4. Merangkak : Belum bisa
5. Keduduk : Belum bisa
6. Keberdiri : Belum bisa
7. Berjalan Merambat : Belum bisa
8. Berlari : Belum bisa
9. Melompat : Belum bisa

G. KOMUNIKASI
1. Ada tidak komunikasi : Ada, dengan menangis
2. Dapat dengan isyarat : Tidak bisa
3. Dapat bicara patah-patah dimengerti : Tidak bisa
4. Dapat bicara lancar : Belum bisa

H. A.D.L
1. Toileting : Dibantu
2. Makan : Dibantu
3. Minum : Dibantu
4. Berpakaian (Berdandan) : Dibantu
11
5. Memasang Alas Kaki : Dibantu
6. Mandi : Dibantu
7. Berpindah Tempat : Dibantu

I. GAMBARAN TEMPRAMEN ANAK


1. Mood positif : Ya
2. Mudah Beradaptasi : Ya
3. Cenderung Bereaksi Negatif : Tidak
4. Cenderung Agresif : Tidak
5. Kurang Kontrol Diri : Tidak
6. Lamban Dalam Menerima Pengalaman Baru : Tidak
7. Beraktivitas Lamban : Tidak
8. Agak Negatif : Tidak
9. Lambat Beradaptasi : Tidak
10. Intensitas Mood Yang Rendah. : Tidak

J. GAMBARAN TONUS POSTURAL (Ashworth-scale)


1. 0 = Tidak ada peningkatan tonus (N) :+
2. 1 = Sedikit peningkatan tonus :-
3. 2 = Peningkatan tonus, ada perubahan LGS, : -
tetapi masih mudah digerakan
4. 3 = Peningkatan tonus yang sangat, :-
gerak pasif sulit dilakukan
5. 4 = Rigid pada gerakan fleksi/ekstensi :-

K. GAMBARAN KEMAMPUAN KOGNITIF


1. Fungsi bermain : Tidak bisa (tangan kanannya) karena ada kelemahan
2. Melihat objek : Normal
3. Mendengar suara : Normal
4. Meraih : Bisa, menggunakan tangan yang kiri, tidak bisa mengangkat
tangan yang kanan
5. Memegang : Bisa
6. Menulis : Belum bisa
7. Menjepit : Belum bisa
8. Melempar : Belum bisa

12
9. Menangkap Belum bisa
10. Menggunting : Belum bisa
11. Memukul : Bisa, menggunakan tangan yang kiri

L. PEMERIKSAAN UMUM
Vital Sign :
1. Tekanan Darah : 80/50 mmHg
2. Denyut Nadi : 120 x/menit
3. Pernapasan : 50 x/menit
4. Suhu Tubuh : 37 o C
5. Tinggi Badan : 57 cm
6. Berat Badan : 4,3 kg
7. Tingkat Kesadaran : Compos Mentis
Inspeksi :
1. Inspeksi statis : Tangan sebelah kanan tampak terkulai dengan posisi
memanjang disamping badan dengan endorotasi
2. Inspeksi Dinamis : Saat datang bayi digendong oleh ibunya, dan terlihat tangan
kanan lemas tergantung. Anak tidak bisa flexi dan abduksi.
3. Palpasi : Tidak ada kekuatan otot pada otot deltoid, supraspinatus,
infraspinatus
4. Perkusi : Tidak dilakukan
5. Auskultasi : Tidak dilakukan

M. PEMERIKSAAN FISIK
Kepala :
1. Bentuk : normal
2. Lingkar Kepala(cm) : 34 cm
3. Mata: strabismus : tidak ada
4. Telinga : deafness : tidak ada
5. Mulut: drooling : tidak ada
6. Lesi saraf kepala yang lain : tidak ada
Leher :
7. kontrol leher : Bagus/Tidak : Bagus
8. Torticolis : tidak ada
9. Deformitas yang lain : tidak ada

13
Punggung :
10. kontrol trunk : Bagus/Tidak : Bagus
11. Dada : Normal
12. Scoliosis, kyphosis, lordodis : tidak ada
13. Spina bifida : tidak ada
14. Deformitas yang lain : tidak ada
Pinggul:
15. Bentuk : Normal
16. Kontraktur : tidak ada
Tes khusus : Tidak dilakukan
ROM : Tidak ada gerakan sendi
Ekstremitas atas (Perbandingan kanan dan kiri) :
17. Deformitas : Tidak ada
18. Tonus : hipotonus otot lengan kanan
19. Laxity : tidak ada
20. Kontraktur : Pada otot subscapularis
21. Menggenggam ibu jari : bisa
Ekstremitas Bawah:
22. Hip : Normal
23. Lutut : Normal
24. Ankle : Normal
25. Deformitas Lain : Normal

N. PEMERIKSAAN KHUSUS (Motorik Kasar dan Pola Gerak )


1. Terlentang : Gerak aktif tangan kiri, tidak mampu mengangkat tangan kanan,
namun masih bisa menggenggam. Posisi tangan kanan posisi
memanjang disamping badan dengan endorotasi
2. Berguling : Belum bisa
3. Tengkurap : Belum bisa
4. Keduduk : Belum bisa
5. Duduk : Belum bisa
6. Ngesot : Belum bisa
7. Keberdiri : Belum bisa
8. Berdiri : Belum bisa
9. Berjalan : Belum bisa

14
O. PEMERIKSAAAN SENSORI INTERGRASI
1. Propioseptif : Normal
2. Vestibular : Tidak Normal
3. Taktil : Normal
4. Audiotori : Normal
5. Visual : Normal

P. PEMERIKSAAN REFLEK
1. ATNR :-
2. STNR :-
3. Neck Righting Reflex :+
4. Moro Reflex :-
5. Parachute Reflex :-
6. Foot Placement Reflex :-
7. Extensor Thrust :+

Q. PSIKOSOSIAL
1. Berkomunikasi : Menangis
2. Bermain : Dominan dengan tangan kiri karena tangan kanan tidak
mampu mengangkat isa, Namun ada gangguan
3. Belajar : Belum bisa
4. Pergaulan : Baik
5. Ekspesi Diri : Baik
6. Pemecahan Masalah : Belum bisa
7. Proteksi Diri : Belum bisa

R. GAMBARAN KETIDAKMAMPUAN ANAK


Tidak mampu mengangkat tangan kanan, karena kelemahan otot.

S. URUTAN MASALAH BERDASARKAN PRIORITAS


1. Adanya kelemahan otot lengan kanan
2. Tangan kanan cenderung posisi memanjang disamping badan dengan endorotasi
3. Tidak dapat menggerakan tangan kanan secara aktif

15
T. DIAGNOSA FISIOTERAPI
Tidak bisa mengangkat tangan kanan akibat kelemahan otot deltoid, supinator,
infraspinatus sehubungan dengan plexus brachialis.

U. RENCANA PROGRAM FISIOTERAPI


1. Jangka Pendek
a. Meningkatkan kekuatan otot deltoid, supinator, infraspinatus pada tangan
kanan
b. Menormalkan posisi tangan kanan (abduksi, eksorotasi)
2. Jangka Panjang
a. Meningkatkankemampuan mengangkat tangan sebelah kanan
b. Mampu menggerakkan tangan kanan secara aktif

V. RENCANA INTERVENSI FISIOTERAPI


Terapi Latihan
Methode : Passive Exercise (Stretching)
Dosis : Selama 15 menit. 4hari/minggu
Keterangan : Tahan selama 20 detik saat melakukan stretching dan ulangi gerakan
beberapa kali

Gambar 4. Passive Exercise


Sumber : https://fisiokidtherapist.wordpress.com/tag/fisioterapi-keterlambatan-gerak/
16
BAB IV
KESIMPULAN

Plexus brachialis adalah persarafan yang berjalan dari leher ke arah axilla yang
dibentuk oleh ramus ventral saraf vertebra C5-T1. Brachial Palsy atau yang sering disebut juga
Lesi plexus brachialis adalah cedera jaringan saraf yang berasal dari C5-T1.
Cedera ini bisa disebabkan karena distosia bahu, penggunaan traksi yang berlebihan
atau salah arah, atau hiperekstensi dari alat ekstraksi sungsang. Mekanisme ukuran panggul ibu
dan ukuran bahu dan posisi janin selama proses persalinan untuk menentukan cedera pada
pleksus brakialis.
Insidens lesi pleksus brachialis ialah 0,5-2,0 per 1.000 kelahiran hidup. Kebanyakan
kasus merupakan Er’sb Paralisis. Sedangkan paralisis pada seluruh fleksus brachialis terjadi
pada 10 % kasus. Trauma fleksus brakhialis pada bayi dapat terjadi karena beberapa faktor
antara lain:
1. Tarikan lateral pada kepala dan leher pada saat melahirkan bahu.
2. Lengan ekstensi melewati kepala pada presentasi bokong atau terjadi tarikan yang
berlebihan pada bahu.
3. Faktor bayi sendiri
4. Faktor ibu
5. Faktor penolong persalinan
Tanda dan gejala yang terlihat yaitu berupa gangguan motorik pada lengan atas, paralisis
atau kelumpuhan pada lengan atas dan lengan bawah, lengan atas dalam keadaan ekstensi dan
abduksi, jika anak diangkat maka lengan akan lemas dan tergantung, reflex moro negative,
tangan tidak bisa menggenggam, dan reflex meraih dengan tangan tidak ada.
Lesi Flexus Brachialis dibedakan menjadi tiga yaitu Erb-Duchene Palsy, Klumpke’s
Palsy dan Erb’s-Klumpke Paralisis.

17
DAFTAR PUSTAKA

Hasan R., Alatas H., Ilmu Kesehatan Anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UI, Jakarta,
1985 : 1069-1071.
Wiknjosastro H., Perlukaan persalinan, dalam Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 1997 : 716-722.
Behrman R., Vaughan V., Trauma lahir, dalam Nelson- Ilmu Kesehatan Anak, Ed. XII,
EGC, Jakarta, 1994 : 608-614.
Solomon L, Warwick DJ, Selvadurai N. Apley’s System of Orthopaedics and Fractures.
United of Kingdom: Hodder Arnold; 2010.
Prawiroraharjo, Sarwono. 2013. Ilmu Kebidanan: PT. Bina Pustaka Jakarta.
Dewi, Lia Nanny Vivian. 2013. Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita: Salemba Medika
Ai yeyeh rukiyah, Lia, Yulianti.2012.Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita: Trans Info Media
Jakarta.
http://www.ahlibedahtulang.com/artikel-181-2–cedera-plexus-brachialis.html
http://abnusclassb.blogspot.co.id/2014/12/kelompok-9-cidera-lahir-brachial-palsy.html
https://windygusli17.wordpress.com/2015/03/30/makalah-tentang-fleksus-brachialis/
https://www.academia.edu/8951456/BAB_I_PENDAHULUAN

18

Vous aimerez peut-être aussi