Vous êtes sur la page 1sur 2

Karakteristik

Kelompok Aktivitas Jenis Aktivitas Jenis Ruang Pengguna


Ruang
1. RUANG TERBANGUN
A. AKTIVITAS UTAMA
Penduduk
Hunian Besar Tempat tinggal Rumah berpenghasilan
tinggi
Penduduk Tenang,
Hunian Sedang Tempat tinggal Rumah berpenghasilan aksesibilitas baik,
menengah dekat dengan
Penduduk fasilitas.
Kampung Susun Tempat tinggal Rumah berpenghasilan
rendah
B. AKTIVITAS PENUNJANG
Nyaman, aman,
Perdagangan Jual beli Pertokoan, Pasar Masyarakat dekat dengan
permukiman
Peribadatan Penduduk
Masjid
beragama islam
Penduduk
Mushola
beragama islam
Penduduk
Gereja beragama
Tenang,
kristen/katolik
aksesbilitas baik
Penduduk
Pura
beragama Hindu
Tempat melaksanakan
ibadah Penduduk
Vihara
beragama Budhha

Aksesbilitas baik
Rumah Sakit Masyarakat

Kesehatan Aksesbilitas baik,


Pelayanan kesehatan
Poliklinik Masyarakat di pusat
masyarakat
permukiman
Apotek Masyarakat Aksesbilitas baik
Aksesbilitas baik,
Bidan Masyarakat di pusat
permukiman
Aksesbilitas baik,
Puskesmas Masyarakat di pusat
permukiman
Pendidikan Kegaiatan Belajar Penduduk usia 3-5
TK
mengajar tahun Nyaman dan
Penduduk usia 6-12 aman
SD
tahun
Penduduk usia 13-
SMP
15
Karakteristik
Kelompok Aktivitas Jenis Aktivitas Jenis Ruang Pengguna
Ruang
Penduduk usia 16- Nyaman dan
SMA
18 aman
Rekreasi Ramai, nyaman,
Hiburan dan Olahraga Taman, Jogging Track Masyarakat
aman.
Nyaman,
Tempat berkumpul dan Balai pertemuan Masyarakat aksesbilitas
Sarana Sosial bersosialisasi mudah.
C. AKTIVITAS PELAYANAN
Menjaga keamanan Strategis
Pos Satpam Security
Keamanan lingkungan hunian
Pengumpulan dan Strategis
TPS Masyarakat
Pengolahan Sampah Pengambilan sampah

Lokasi Perencanaan Pemindahan Ibukota Kabupaten Semarang memiliki luas kurang lebih sekitar 85 Ha.
Dengan konversi ke ukuran meter persegi maka luas wilayah perencanaan tapak adalah seluas 850.000 m2.
Apabila melihat luas yang ada, bisa diketahui maksimal lahan terbangunnya. Dari wilayah studi perencanaan
tapak 70% atau sekitar 595.000 m2 Akan digunakan sebagai ruang terbagun, sedangkan 30% atau sekitar
255.000 m2 akan dimanfaatkan sebagai RTH. Dari 70% yang akan digunakan sebagai ruang terbangun 70%-
nya atau sekitar 416.500 m2 akan digunakan sebagai fungsi terbangun yang benar-benar dimanfaatkan untuk
sarana dan fasilitas perkantoran, sedangkan 30%-nya atau sekitar 178.500 m2 akan digunakan sebagai
sirkulasi atau dimanfaatkan untuk jaringan jalan, drainase dan sebagainya. Dengan asumsi bahwa satu jiwa
membutuhkan 8 m2 untuk bertahan hidup atau tinggal, maka total maksimal penduduk yang meninggali
wilayah studi perencanaan tapak adalah sebanyak sekitar 52.063 jiwa.

Luas Wilayah Studi(100%) 85Ha=


850.000 m2

Ruang Non- Ruang Terbangun(70%)


Terbangun/RTH(30%) 59,5 Ha = 595.000m2
25,5 Ha = 255.000 m2

Sirkulasi(30%) 17,85 Ha Fungsi Terbangun(70%)


= 178.500 m2 41,65 Ha = 416.500 m2

Keadaan tersebut adalah keadaan standar minimal sehingga jika wilayah studi dapat digunakan untuk lahan
terbangun hingga maksimal 90% maka akan dibangun sebanyak 90% dari total luas wilayah studi.

Vous aimerez peut-être aussi