Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Puji Syukur Kami Panjatkan Kepada Tuhan YME karena atad pernyataan
dan lindungan-Nya sehingga kami dapat dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami juga berharap hanya tugas makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dan dapat di pergunakan semestinya. Akhir kata kami mengucapkan sekian
dan terima kasih.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
2
A. LATAR BELAKANG
Miokarditis merupakan pearadangan pada otot jantung atau
miokard. Pada umumnya miokarditis disebabkan penyakit-penyakit infeksi,
tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek
toksik, bahan-bahan kimia radiasi.
B. RUMUSAN MASALAH
Beradasarkan uraian di asata maka rumusan masalah yang di
rumuskan adalah “bagaimana Mekanisme Terjadinya miokarditis dan
Bagaimana penangananya”.
C. TUJUAN
a. TUUAN UMUM
Agar penyusun mendapatkan tambahan nilai tugas mata
kuliah KMB I dari dosen mata kuliah Bpk. Suardi Zurimi., S.SIT
b. TUJUAN KHUSUS
3
Agar penyusun dapat memahami patologis penyakit
miokarditis
Memahami cara penanganan pasien miokarditis
Memahami penerapan Asuhan Keperawatan pada Pasien
dengan meiokarditis akutr
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Miokarditis adalah radang otot jantung / miokard. Dapat disebabkan
oleh bermacam-macam infeksi, di Indonesia terutama disebabkan oleh
penyakit reuma akut dan infeksi virus coxsaki virus, difteri, campak,
influensa, poliollliolitis (http://www.lintasberita.com/index.php?waktu=tahun )
B. ETIOLOGI
Dapat disebabkan oleh bermacam-macam infeksi, di Indonesia
terutama disebabkan oleh penyakit reuma akut dan infeksi virus coxsaki
virus, difteri, campak, influensa, poliollliolitis. Selain sebab-sebab diatas,
miokarditis dapal pula disebabkan oleh berbagai macam bakteri, ricttsia,
jamur dan parasit. Penyakit ini dapat menyerang semua umur. Insidensi
4
yang sebenarnya sukar ditetapkan oleh karena sebagian besar penderita
sembuh spontan
C. EPIDEMIOLOGI
Miokarditis menyerang semua umur . Sebagian besar dapat sembuh
spontan. Miokarditis post mortem karena peradangan fokal atau difus.
Miokarditis sering disertai radang perikard atau mioperikarditis .
D. MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinis tidak khas, kelainan ECG sepintas, jarang menyebabkan
pembesaran jantung, irama gallop dan dekompensasi jantung. Miokarditis
oleh reuma akut disertai gejala berat .
E. PATOFISIOLOGI
Kuman paling sering masuk melalui saluran napas bagian atas selain
itu juga melalui alat genital dan saluran pencernaan, serta pembuluh darah
dan kulit. Miokardium yang rusak dengan permukaannya tidak rata mudah
sekali terinfeksi dan menimbulakan vegetasi yang terdiri atas trombosis
dan fibrin. Vaskularisasi jaringan tersebut biasanya tidak baik, sehingga
5
memudahkan mikroorganisme berkembang biak dan akibatnya akan
menambah kerusakan katub dan miokard, kuman yang sangat patogen
dapat menyebabkan robeknya katub hingga terjadi kebocoran. Infeksi
dengan mudah meluas ke jaringan sekitarnya, menimbulkan abses miokard
atau aneurisme nekrotik. Bila infeksi mengenai korda tendinae maka dapat
terjadi ruptur yang mengakibatkan terjadinya kebocoran katub.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG memperlihatkan penurunan voltase pada lead di
ekstermitas.Foto thoraks menunjukan klasifikasi perikardium,kadang dapat
terlihat kardiomegali. Dengan electrokardiografidapat dideteksi penebalan
yang terjadi namun sulit.Untuk memastikan diagnosis dapat dilakukan
kateterisasi jantung kiri dan kanan.
Pada pemeriksaan EKG ditemukan elevasi segmen ST,depresi segmen
PR, dan sinus takikardi.Setelah beberapa waktu dapat ditemukan inversi
6
gelombang T.Sebagai komplikasi dapat ditemukan aritmia
supraventrikuler,termasuk fibrilasi atrium.
Foto thoraks tampak normal bila efusi perikard hanya sedikit,tapi
bila banyak dapat melihat bayangan jantung membesar seperti botol
air.Adanya inflamasi dapat diketahui dari peningkatan LED dan leucositas.
H. PENATALAKSANAAN
Terapi bergantung dari penyebabnya,misalnya diberikan salisilat
atau obat antiimflamasi nonsteroid lain bila poenyebabnya virus atau
ideopatik.bila gejala tidak membaik,dapat diberikan
kortikosteroid.Sebagian besar kasus sembuh sendiri dalam beberapa
minggu,sebagian kambuh kembali,hanya sedikit saja yang menjadi
kronik,dan jarang yang menjadi perikarditis konstriktif bila berasal dari
virus atau idiopatik
7
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Aktivitas/istirahat :
Data subyektif : Keletihan, kelemahan
Data obyektif : Takikardia
Tekanan darah menurun
Dispnoe pada saat aktivitas
2. Sirkulasi
Data subyektif :
Mempunyai riwayat demam rematik, keturunan penyakit jantung, pernah
operasi jantung, by-pass
sering berdebar
Data obyektif :
Takikardi, disritmi , friction rub perikardia, murmur, disfungsi otot-otot
papila,irama gallop S3/S4 , edem
Peningkatan vena jugularis,ptekia (konjungtiva dan membran mukus)
Perdarahan pada bagian tertentu
Osler’s nodes pada jari/jari kaki
Janeway lessions (telapak tangan,dan kaki)
3. Eliminasi
Data subyektif :
Riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal
8
Riwayat frkwensi pemasukkan urin menurun
Data obyektif :
Konsentrasi urine keruh/pekat
4. Kenyaman :
Data subyektif:
Nyeri dada di bagian anterior (keras/tajam) sewaktu inspirasi , batuk,
beraktivitas, berbaring ; sakit berkurang bila duduk , Nyeri dada
berpindah-pindah ke belakang, tidak berkurang dengan pemberian
gliserin.
Data obyektif:
Gelisah
5. Respirasi :
Data subyektif:
Napas pendek ,memburuk pada malam hari (miokarditis)
Data obyektif:
Dyspnea nocturnal
Batuk
Inspirasi wheezing
takipnea
creackles dan ronchi lemah
Respirasi lambat
6. Keamanan:
Data subyektif:
Riwayat infeksi virus, bakteri, jamur atau parasit, trauma dada, kanker
yang menyebar ke dada, penyakit baru di gigi, pernah dilakukan endoskopi
GI/GU, pernah mendapat terapi sistim kekebalan contoh:
immunosupressin, SLE, penyakit kolagen.
Data obyektif:
demam
Kebutuhan belajar :
9
bantu dalam pengolahan makanan
rekreasi
transportasi
self care/kebutuhan pribadi
kelangsungan kebutuhan rumah tangga (ibu rumah tangga)
B. TES DIAGNOSTIK:
o EKG menunjukkan adanya iskemia, hipertropi, blok konduksi, disritmia
(elevasi ST), PR depresi
o Echocardiografi: adanya efusi perikardial, hipertropi perikardial, disfungsi
katub, dilatasi atrium
o Enzim jantung: peningkatan CPK, tapi MB inzuenzim tidak ada
o Angiografi: terlihat stenosis katup dan regurgitasi dan atau menurunnya
gerakan
o Rontgen: terlihat pembesaran jantung, infiltrat pulmonal
o CBC : terjadi proses infeksi akut / kronik ; anemia
o Kultur darah : untuk mengisolasi penyebab bakteri , virus dan jamur
o ESR: elevasi secara umum
o Titer ASO : demam rematik (kemungkinan faktor pencetus)
o Titer ANA : positif dengan penyakit autoimmun contoh: SLE (kemungkinan
faktor pencetus)
o BUN: mengevaluasi uremia (kemungkinan faktor pencetus)
o Perikardiosentesis: cairan perikardial diperiksa untuk mengetahui
penyebab infeksi, bakteri,TBC, virus atau infeksi jamur, SLE, penyakit
rematik, keganasan
10
5. Petunjuk penyebab penyakit, pengobatan dan pencegahan
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut sehubungan dengan peradangan miokardium atau perikardium,
efek sistemik dari infeksi, dan iskemi jaringan.(miokardium)
2. Keterbatasan aktifitas sehubungan dengan implamasi dan degenerasi sel-sel
otot miokarditis, restriksi pengisian jantung (kardiak output)
3. Potensial penurunan cardiak output sehubungan dengan
peningkatan/penumpukan cairan pada rongga perikardium,
stenosis/insufisiensi katub, penekanan/kontriksi fungsi ventrikel, dan
degenerasi otot-otot jantung
4. Potensial gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan trombuemboli atau
kerusakan sekunder katub-katub pada endokarditis.
5. Kurangnya pengetahuan (mengenai kondisi dan tindakan) sehubungan dengan
kurangnya informasi tentang proses penyakit, cara pencegahan terjadinya
komplikasi
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
Rencana Keperawatan Pasien dengan penyakit infeksi jantung (Perikarditis,
Miokarditis, dan Endokarditis)
1. Nyeri akut sehubungan dengan peradangan miokardium atau perikardium, efek
sistemik dari infeksi, dan iskemi jaringan.(miokardium).
Ditandai dengan :
o Nyeri dada yang menjalar ke leher atau punggung.
o Nyeri sendi (joint pain)
o Nyeri bertambah saat inspirasi dalam, melakukan aktifitas, dan merubah
posisi.
o Demam atau kedinginan.
Kriteria evaluasi :
o Klien dapat mengidentifikasi cara-cara untuk mencegah nyeri.
o Klien dapat mengontrol dan melaporkan nyeri yang timbul
o Klien dapat mendemostrasikan tehnik relaksasi dan berbagai aktivitas yang
diindikasikan untuk keadaan individual.
Tindakan keperawatan Rasional
11
Independen: Lokasi nyeri perikarditis pada bagian substernal menjalar ke leher
Observasi adanya nyeri dada , catat dan punggung. Tetapi berbeda dengan nyeri iskemi miokardial
waktu , faktor - faktor penyulit / /infark. Nyeri tersebut akan bertambah pada saat inpirasi dalam,
pencetus, catat tanda - tanda perubahan posisi, dan berkurang pada saat duduk/bersandar ke
nonverbal dari rasa tidak nyaman depan.
seperti kelemahan, ketegangan otot Catatan: Nyeri dada ini ada atau tidaknya pada
dan menangis. endokarditis/miokarditis tergantung adanya iskemi.
Pelihara atau ciptakan lingkungan Tindakan - tindakan tersebut dapat mengurangi ketidaknyamanan
yang tenang dan tindakan yang fisik dan emosional pasien.
menyenangkan seperti perubahan
posisi, beri kompres dingin atau
hangat, dukungan mental, dan
sebagainya.
Kolaboratif:
Berikan obat - obatan sesuai Dapat mencegah timbulnya nyeri atau mengurangi respon
indikasi: inflamasi.
Nonsteroid, seperti: ndometachin Untuk mengurangi demam dan memberikan rasa nyaman.
(indosin), ASA (aspirin). Berikan untuk gejala lebih lanjut.
Antipiretik, seperti: ASA / Memaksimalkan kemampuan pemakaian oksigen untuk
Asetaminophen (Tylenol) , Steroid. mengurangi ketidaknyamanan sehubungan dengan iskemia.
Berikan oksigen sesuai indikasi.
12
kelemahan, kelelahan dan sesak napas saat Penurunan pengisian jantung/kardiak output akan
beraktifitas. menyebabkan cairan terkumpul pada rongga
perikardial (bila ada perikarditis) yang pada
akhirnya endokarditis dapat menimbulkan
gangguan fungsi katub dan kecendrungan
penurunan kardiak output.
Monitor denyut atau irama jantung /nada, takanan Membantu menggambarkan tingkat dekompensasi
darah dan jumlah pernapasan, sebelum/sesudah jantung dan paru. Penurunan tekanan darah,
dan selama aktifitas sesuai kebutuhan. takikardi, dan takipnea adalah indikasi gangguan
aktifitas jantung.
Pertahankan bedrest selama periode demam dan Kendalikan perubahan infeksi selama fase akut
sesuai indikasi. pada erikarditis/endokarditis.
Catatan: Demam meningkatkan kebutuhan dan
kosumsi oksigen, karenanya meningkatkan kerja
jantung dan mengurangi kemampuan beraktifitas.
Rencanakan perawatan dengan pengaturan Memelihara keseimbangan kebutuhan aktifitas
istirahat/periode tidur. jantung, meningkatkan proses penyembuhan dan
kemampuan koping emosional.
Kaji kemampuan pasien dengan program latihan
berkala sesegera mungkin untuk turun dari tempat
tidur. Catat respon gejala vital dan peningkatan
kemampuan beraktifitas.
Evaluasi respon emosional terhadap Kecemasan akan timbul karena infeksi dan kardiak
situasi/pemberian support. respon (psikologik). Tingkat kekhawatiran dan
kebutuhan pasien akan koping emosional yang baik
ditimbulkan oleh kemungkinan sakit yang
mengancam kehidupan. Dukungan dan support
dibutuhkan untuk menghadapi kemungknan
frustasi karena hospitalisasi yang lama/periode
penyembuhan
Kolaborasi: Peningkatan kemapuan oksigenisasi pada
Berikan terapi oksigen sesuai indikasi. miokarditis mengimbangi peningkatan komsumsi
oksigen. Dapat terlihat pada aktifitas.
13
(tidak dicantumkan ; tanda-tanda dan gejala -gejala hanya untuk
diagnosa yang aktual).
Kriteria evaluasi:
o Berkurangnya keluhan sesak napas/dyspnea, angina dan disritmia.
o Identifikasi perilaku untuk mengurangi kerja jantung.
14
jaringan parut dan kontriksi fungsi jantung
(perikarditis)
15
4. Potensial gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan trombuemboli atau kerusakan
sekunder katub-katub pada endokarditis.
Ditandai oleh :
(Tidak dicantumkan karena tanda dan gejala hanya untuk diagnosa yang aktual)
Kriteria evaluasi:
Mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat sesuai dengan kebiasaan individu
seperti kebiasaan makan, tanda-tanda vital yang pasti, kehangatan, tekanan nadi perifer,
keseimbangan intake dan output.
Tindakan keperawatan Rasional
Independen:
Evaluasi status mental. Catat adanya Indikasi adanya emboli sistemik ke otak.
hemiparalisis aphasia, muntah,
peningkatan tekanan darah.
Kaji nyeri dada, dispnea yang tiba-tiba Emboli arterial pada jantung atau organ penting lain dapat
ditandai dengan takipnea, nyeri pleuritis, terjadi sebagai akibat penyakit jantung atau disritmia
cyanosis. kronik.
Kongesti vena dapat menunjukan tempat trombus pada
vena-vena yang dalam dan emboli paru.
Observasi oedema pada ekstremitas. Catat Inaktifitas / bedrest yang lama dapat menimbulkan
kecendrungan / lokasi nyeri, tanda-tanda terjadinya kongesti vena dan trombosis vena.
Homan positif.
Observasi adanya hematuria yang ditandai Indikasi adanya emboli ginjal
oleh nyeri pinggang dan oliguria.
Catat keluhan nyeri perut kiri atas menjalar Indikasi emboli kandung empedu
ke bahu, kelemahan lokal,
abdominalngiditas
Meningkatkan/mempertahankan bedrest Untuk membantu mencegah peyebaran atau perpindahan
sesuai dengan anjuran emboli pada pasien dengan endokarditis. Pada bedrest yang
lama (sering dilakukan oleh pasien dengan endokarditis
dan miokarditis) beresiko untk mengalami tromboemboli.
Kolaborasi Menggunakan sirkulasi perifer dan arus balik vena dan
Gunakan stoking antiemboli sesuai indikasi mengurangi resiko trombus pada vena superfisial/vena
yang lebih dalam.
Berikan antikoagulan seperti heparin, Heparin dapat digunakan secara propilaksi pada pasien
warfarin (coumadin) dengan bedrest yang lama seperti sepsis atau CHF dan
sebelum atau sesudah operasi penggantian katub. Catatan
heparin merupakan kontradiksi pada perikarditis dan
cardiac tamponade.
Coumadin adalah pengobatan jangka panjang yang
digunakan untuk setelah penggatian katub atau pada
emboli perifer.
5. Kurangnya pengetahuan (mengenai kondisi dan tindakan) sehubungan dengan
kurangnya informasi tentang proses penyakit, cara pencegahan terjadinya komplikasi.
Ditandai oleh :
o Bertanya-tanya tentang inforamsi
o Kegagalan untuk perbaikan
o Pencegahan komplikasi
Kriteria evaluasi:
o Mengungkapkan pengertian tentang proses infeksi, tindakan yang dibutuhkan
dengan kemungkinan komplikasi.
o Mengenal perubahan gaya hidup/tingkah laku untuk mencegah terjadinya
komplikasi.
Tindakan keperawatan Rasional
Independen: Untuk bertanggung jawab kepada kesehatannya,
Jelaskan effek emosi inflamasi pada jantung secara pasien membutuhkan pengertian tentang penyebab
individual. Berikan penjelasan mengenai gejala- khusus, tindakan dan efek jangka panjang yang
gejala komplikasi dan tanda-tanda tersebut harus mungkin terjadi pada kondisi inflamasi, baik tanda
segera dilaporkan pada petugas kesehatan seperti dan gejala atau komplikasinya.
demam, peningkatan nyeri dada yang luar biasa,
bertambahnya keterbatasan beraktifitas.
Beritahukan pasien / orang terdekat mengenai Informasi dibutuhkan untuk meningkatkan
dosis, aturan , dan efek pengobatan, diit yang perawatan diri, untuk menambah kejelasan
dianjurkan, pembatasan aktifitas yang dapat efektifitas pengobatan dan mencegah komplikasi.
dilakukan
Jelaskan tentang pentingnya pengobatan Pemberian antibiotik/antimikroba yang lama baik
antibiotik/antimikroba jangka panjang selama di rumah sakit/di rumah dibutuhkan untuk
mendapatkan hasil kultur darah yang negatif
sebagai indikasi sembuhnya/hilangnya infeksi.
Diskusikan mengenai prophylaksis penggunaan Pasien dengan riwayat demam rematik termasuk
antibiotika . resiko tinggi dan membutuhkan prophilaksis
antibiotik jangka panjang. Pasien dengan masalah-
masalah katub tanpa riwayat demam rematik
membutuhkan antibiotika jangka pendek sebagai
proteksi terhadap tindakan-tindakan yang dapat
menyebabkan transitnya bakteri, seperti pada gigi,
tonsilektomi, pembedahan atau biopsi pada
mukosa saluran pernapasan, broncoscopi, insisi,
atau drainase infeksi jaringan dan tindakan urologi
atau gastrointestinal dan kelahiran.
Identifikasi tindakan-tindakan untuk mencegah Bakteri umumnya didapatkan di dalam mulut. Pada
endokarditis seperti: gusi dapat masuk melalui sirkulasi sistemik.
Perawatan gigi yang baik. Perkembangan infeksi khususnya infeksi
Cegah penderita agar tidak terkontaminasi streptokokus dan pnemokokus atau influensa
infeksi(khususnya infeksi saluran pernapasan) meningkatkan kemungkinan resiko gangguan
jantung.
Pilihlah metode yang tepat untuk KB (pada Penggunaan IUD dapat menjadikan mata rantai
penderita wanita) resiko terjadinya proses infeksi pelvis.
Hindari pemakaian obat suntik per intravenus Mengurangi resiko langsung terjadinya /
sendiri. masuknya patogen melalui sirkulasi sistemik.
Meningkatkan cara hidup sehat seperti intake Meningkatkan sistem immun dan pertahanan
makanan yang baik, keseimbangan antara aktifitas terhadap infeksi.
dan istirahat, monitor status kesehatan dan adanya
infeksi.
Patuhi immunisasi seperti vaksin influensa sesuai Mengurangi resiko terjadinya infekasi yang dapat
indikasi menyebabkan infeksi jantung.
Identifikasi sumber-sumber pendukung yang Keterbatasan aktifitas dapat mengganggu
memungkinkan untuk mempertahankan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan
perawatan di rumah yang dibutuhkan. sehari-hari.
Identifikasikan resiko faktor predisposisi dimana Pasien dapat dimotivasi dengan adanya masalah-
pasien dapat mengontrol seperti, penggunaan masalah jantung untuk berusaha berhenti
obat-obatan intravena (endokarditis) dan cara menggunakan obat-obat terlarang atau perilaku
pemecahan masalah. yang merugikan.
DAFTAR PUSTAKA :
Doenges Mariyn E, RN, BSN, MA, TS, Nursing Care Plans, Edition 3, F.A.Davis Company
Philadelpia, 1993.
Ignatavicius Donna D., Medical Surgical Nursing: a nursing process approach, Philadelpia
1991.
Soeparman, DR, Dr, Ilmu Penyakit Dalam, Edisi ke 2 Jilid I , Balai Penerbit FKUI,
Jakarta 1987.
http://www.lintasberita.com/index.php?waktu=tahun
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Miokarditis merupakan pearadangan pada otot jantung atau miokard.
Pada umumnya miokarditis disebabkan penyakit-penyakit infeksi, tetapi dapat
sebagai akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toksik, bahan-bahan
kimia radiasi
B. SARAN
Perawat perlu memahami patologis penyakitnya dengan baik agar dapat
membuat Asuhan Keperawatan yang tepat,