Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
FARMAKOTERAPI II
“KASUS GAGAL GINJAL AKUT (ARF)”
Oleh:
Diketahui:
Pasien laki-laki berusia 73 tahun
Memiliki riwayat Penyakit Diabetes Miletus, Asam Urat,
Osteoarthritis dan Hipertensi
Memiliki kemungkinan mengidap Urosepsis.
Telah selesai mengkonsumsi antibioktik selama 10 hari
Memiliki hasil Laboratorium Peningkatan konsentrasi BUN
(Blood Ureum Nitrogen) dan kreatinin serum.
Setelah pemeriksaan mengidap edema, pertambahan berat
badan, mual, tekanan darah tinggi, dan rales pada auskulasi
dada.
1. Pengertian
Gagal ginjal akut (Acute Renal Failure/ARF) adalah sekumpulan
gejala yang mengakibatkan disfungsi ginjal secara mendadak, merupakan
keadaan fisiologis dan klinik yang ditandai dengan penurunan Glomerular
Filtration Rate (GFR) atau kecepatan filtrasi glomerulus secara tiba-tiba,
sering kali dengan oliguri, peningkatan kadar urea dan kreatinin darah,
serta asidosis metabolik dan hiperkalemia (D. Thomson, 1992:91). Gejala
lain yang terjadi yaitu perubahan kemampuan fungsional ginjal untuk
mempertahankan cairan yang cukup untuk keseimbangan dalam tubuh.
ARF dapat juga dikatakan sindroma klinis akibat kerusakan
metabolik atau patologik pada ginjal yang ditandai dengan penurunan
fungsi yang nyata dan cepat serta terjadinya azotemia (Davidson, 1984).
2. Penyebab
Tiga kategori utama kondisi penyebab gagal ginjal akut adalah:
a. Kondisi prerenal (hipoperfusi ginjal)
Kondisi prerenal adalah masalah aliran darah akibat hipoperfusi
ginjal dan turunnya laju filtrasi glomerulus. Kondisi klinis yang umum
adalah status penipisan volume (hemoragi atau kehilangan cairan
melalui saluran gastrointestinal), vasodilatasi (sepsis atau
anafilaksis), dan gangguan fungsi jantung (infark miokardium, gagal
jantung kongestif, atau syok kardiogenik)
b. Penyebab intrarenal (kerusakan aktual jaringan ginjal)
Penyebab intrarenal gagal ginjal akut adalah akibat dari kerusakan
struktur glomerulus atau tubulus ginjal. Kondisi seperti rasa terbakar,
cedera akibat benturan, dan infeksi serta agen nefrotoksik dapat
menyebabkan nekrosis tubulus akut (ATN) dan berhentinya fungsi
renal. Cedera akibat terbakar dan benturan menyebabkan
pembebasan hemoglobin dan mioglobin (protein yang dilepaskan
dari otot ketika cedera), sehingga terjadi toksik renal, iskemik atau
keduanya. Reaksi tranfusi yang parah juga menyebabkan gagal
intrarenal, hemoglobin dilepaskan melalui mekanisme hemolisis
melewati membran glomerulus dan terkonsentrasi di tubulus ginjal
menjadi faktor pencetus terbentuknya hemoglobin. Penyebab lain
adalah pemakaian obat-obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID),
terutama pada pasien lansia. Medikasi ini mengganggu
prostaglandin yang secara normal melindungi aliran darah renal,
menyebabkan iskemia ginjal.
c. Pascarenal
Pascarenal yang biasanya menyebabkan gagal ginjal akut biasanya
akibat dari obstruksi di bagian distal ginjal. Tekanan di tubulus ginjal
meningkat, akhirnya laju filtrasi glomerulus meningkat. Meskipun
patogenesis pasti dari gagal ginjal akut dan oligoria belum diketahui,
namun terdapat masalah mendasar yang menjadi penyebab.
Beberapa factor mungkin reversible jika diidentifikasi dan ditangani
secara tepat sebelum fungsi ginjal terganggu. Beberapa kondisi yang
menyebabkan pengurangan aliran darah renal dan gangguan fungsi
ginjal:
(1) hipovolemia;
(2) hipotensi;
(3) penurunan curah jantung dan gagal jantung kongestif;
(4) obstruksi ginjal atau traktus urinarius bawah akibat tumor, bekuan
darah, atau batu ginjal dan
(5) obstrusi vena atau arteri bilateral ginjal.
Gagal ginjal akut dapat terjadi akibat berkurangnya aliran darah ke
ginjal, seperti pada:
Volume darah yang rendah karena perdarahan, muntah dan diare
berlebihan sehingga mengakibatkan dehidrasi berat, luka bakar.
Jumlah darah yang dipompa jantung di bawah normal karena syok
anafilaktik, gagal hati, gagal jantung atau sepsis.
Lalu gagal ginjal akut juga dapat terjadi akibat cedera pada ginjal
sendiri akibat:
Penyakit tertentu, contoh glomerulonefritis, sindrom hemolitik
uremik, vaskulitis, dan skleroderma.
Penggumpalan darah pada pembuluh darah vena dan arteri ginjal.
Infeksi.
Obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid dan antibiotik
aminoglikosida.
Cairan kontras yang digunakan pada saat pemeriksaan foto
Rontgen atau CT Scan.
Racun lainnya, seperti alkohol atau logam berat
Selain itu, gagal ginjal akut dapat diakibatkan oleh tersumbatnya
saluran urine, sehingga limbah dari ginjal tidak bisa dibuang melalui urine.
Tersumbatnya aliran urine ini dapat disebabkan oleh:
Pembesaran prostat
Batu ginjal.
Tumor daerah panggul, contoh tumor kandung kemih atau
ovarium.
(Sarwono, 2011).
Jawaban:
Dari kasus diatas, dapat dikatakan bahwa tanda dan gejala yang
dialami oleh pasien yang mengindikasikan ARF yaitu pada hasil
laboratorium yang menyatakan adanya kenaikan kadar BUN dan
serum kreatinin. Blood Urea Nitrogen (BUN) atau kadar nitrogen urea,
yang mana kedua senyawa diatur oleh kinerja ginjal, ketika terjadi
suatu masalah pada kemampuan kerja ginjal maka jumlah
konsentrasinya dalam darah juga akan terganggu, dan tes Rasio BUN
-Kreatinin adalah salah satu tes darah yang dilakukan untuk
mendeteksi masalah ginjal. Kreatinin adalah produk penguraian dari
kreatin fosfat dalam metabolisme otot dan dihasilkan dari kreatin.
Tanda dan gejala lain yang timbul yaitu pada saat setelah
pemeriksaan, pasien ditemukan mengindap edema, pertambahan
berat badan, dan terdapatnya rales pada auskultasi dada.
Faktor resiko yang dapat menimbulkan ARF yang dialami oleh
pasien yaitu usia pasien yang sudah mencapai 73 tahun, kemudian
riwayat penyakit sebelumnya yang menyatakan pasien menderita
diabetes mellitus, asam urat, osteoarthritis, dan hipertensi dengan
lemungkinan urosepsis. Faktor resiko lain yaitu pasien
mengkonsumsi antibiotik sebelumnya dan sedang menjalani
perawatan diruang intensif. Konsumsi antibiotik pada pasien
diketahui mencapai 10 hari, sehingga dapat dikatakan
penggunaannya tidak tepat dan tidak rasional. Akibat yang dapat
ditimbulkan dari penggunaan obat yang tidak rasional antara lain
berkurangnya kualitas obat yang akhirnya dapat menyebabkan
kenaikan mortalitas dan morbiditas pada pasien sehingga
meningkatkan resiko terjadinya efek yang tidak diinginkan seperti
reaksi efek samping obat dan resisten obat.
Protein Pasien GGA memecah protein dengan cepat dan sel tidak
dapat menggunakan asam amino dengan efisien. Elektrolit
jumlahnya harus diatur sedemikian rupa, misal terjadi hiperglikemia,
pasien dengan GGA oliguria dibatasi kalsiumnya untuk mencegah
terjadinya hiperklemia. Pasien harus memperbanyak mengkonsumsi
air putih untuk menjaga keseimbangan cairan didalam tubuh dan
agar tidak terjadi dehidrasi akibat pengeluaran urin yang berlebih,