Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun oleh
Rijal Mahdiy Pradana
20174012014
i
BAB I
A. Identitas
Nama : Tn. RH
Tempat, Tanggal Lahir : Yogyakarta, 5 September 1946
Usia : 72 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. AM Sangaji No.101
Agama : Islam
Pekerjaan : Pensiunan
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan Terakhir : Perguruan Tinggi
No. RM : 023792
Kunjungan Puskesmas : 30 Mei 2018
Kunjungan Rumah : 3 Juni 2018
Jaminan Kesehatan : BPJS
B. Anamnesis
Anamnesis disease:
1. Keluhan Utama: Kontrol rutin kencing manis
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke Puskesmas Tegalrejo Yogyakarta
untuk kontrol rutin kencing manis. Pasien mengeluhkan kedua kaki mengalami luka
yang timbul sejak 10 hari yang lalu karena pasien menggosokan batu ke kakinya.
Pasien mengetahui dirinya menderita kencing manis sejak dari tahun 2008.
Sebelumnya pasien sudah didiagnosis CHF grade 1 dan Hipertensi oleh dokter dengan
keluhan awal yang dirasakan pasien adalah mudah lelah ketika beraktifiatas, merasa
sering haus, sering lapar, sering buang air kecil terutama pada malam hari, berat
badan menurun. Pasien memeriksakan diri ke Puskesmas Tegalrejo Yogyakarta dan
dokter mengatakan bahwa pasien memiliki gula darah tinggi, kemudian pasien
disarankan untuk mengubah gaya hidup, pola makan serta selalu cek gula darah dan
tensi tiap bulan.
1
3. Riwayat Penyakit Dahulu:
A. Pemeriksaan Fisik
1) Tanda-tanda Vital :
2
c. Suhu badan : 36,6°C
d. Pernapasan : 20 x/menit
2) Antoprometri :
b. Berat Badan : 60 kg
- Keadaan Khusus :
1) Pemeriksaan Kepala
5) Pemeriksaan Leher
6) Pemeriksaan Dada
a. Pulmo:
retraksi (-)
3
Auskultasi: suara dasar vesikuler (+/+) normal, ronkhi (-/-),
wheezing (-/-)
b. Cor:
sinistra
7) Pemeriksaan Abdomen:
8) Pemeriksaan Ekstrimitas:
Superior Inferior
Dextra Sinistra Dextra Sinistra
Gerakan Bebas Bebas Bebas Bebas
Tonus Normal Normal Normal Normal
Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Edema - - - -
Akral Hangat Hangat Hangat Hangat
Kekuatan +5 +5 +5 +5
4
Refleks Fisiologis Normal Normal Normal Normal
Refleks Patologis - - - -
Sensibilitas Normal Normal Normal Normal
Meningeal Signs - - - -
B. Pemeriksaan Penunjang
E. Diagnosis
F. Terapi
1. Farmakologi :
DM CHF
- Novomix 30 Flexpen - Cefixime 100mg
- Lansoprazole 30mg - Calos 500mg
- Folic acid 1mg - V-Bloc
- Acarbose 50mg - Candesartan cilexetil 8mg
- Furosemide 40mg
- Warfarin 2mg
- Alopurinol 100mg
2. Non Farmakologi :
- Pengaturan diet DM, Hipertensi, dan CHF
- Olahraga.
5
G. Usulan/Saran
1. Laboratorium : Kolesterol total, HDL , LDL, dan trigliserid, asam urat, ureum,
creatinin
2
BAB II
ANALISIS KEDOKTERAN KELUARGA
A. Anamnesis Illness
Illness merupakan keaadaan sakit yang dirasakan oleh manusia yang didapat dari
penyakit tersebut (bersifat subyektif).Illness terdiri dari empat komponen berupa
perasaan, ide atau pemikiran, harapan pasien terhadap penyakit yang dialami, dan efek
penyakit terhadap fungsi atau kehidupan sehari-hari pasien.
KOMPONEN PASIEN
1. Perasaan Saat pasien mengetahui dirinya terkena kencing
manis ia merasa khawatir jika gula darahnya tinggi
takut penyakitnya tambah parah, padahal selama ini
sudah minum obat dan mengubah gaya hidup.
2 Ide/Pemikiran Pasien memiliki ketakutan tentang efek samping
dari banyaknya obat yang di konsumsi.
3 Harapan Pasien menginginkan agar obat yang diminum
dikurangi jumlahnya
4 Efek terhadap Pasien merasa aktivitasnya terbatas karena sering
fungsi merasa mudah lelah.
3
B. Perangkat Penilaian Keluarga
GENOGRAM KELUARGA
Tanggal Pembuatan : 03 Juni 2018
Legenda:
B = Breadwinner = Laki-laki
C = Caregiver
D = Decision Maker = Perempuan
DM = Diabetes Mellitus = Pasien
= Tinggal bersama
4
4. Peta Keluarga (Family Map)
Tn.RH
Tn.KT P Ny.
N
Keterangan :
: Baik fungsional
: Laki-laki
: Perempuan
Merupakan salah satu cara yang digunakan sebagai skrining awal untuk melihat
adanya disfungsi keluarga dengan menilai 5 fungsi pokok keluarga.
Respon
Kadang- Hampir
Kriteria Pertanyaan Hampir
kadang tidak
selalu (2)
(1) pernah (0)
Saya puas karena saya dapat
Adaptasi kembali pada keluarga saya jika √
saya menghadapi masalah.
Saya puas dengan cara keluarga
Kemitraan √
saya membahas serta membagi
5
masalah dengan saya.
Saya puas dengan kebebasan yang
diberikan keluarga saya untuk
Pertumbuhan
mengembangkan kemampuan yang
√
saya miliki.
Saya puas dengan kehangatan/kasih
Kasih saying sayang yang diberikan keluarga √
saya.
Saya puas dengan waktu yang
Kebersamaan disediakan keluarga untuk menjalin √
kebersamaan.
Skor Total 10
6
sholat 5 waktu.
Pasien sekolah dan sering -
Educational kontrol sehingga pemahaman
tentang penyakitnya baik.
Kebutuhan materi pasien dari -
Economic anak-anaknya dirasa cukup
untuk keperluannya.
Pasien memiliki jaminan
Usia
Tahun Life Events/Crisis Severity of Illness
(Tahun)
5. Denah Rumah
8
Tabel 7. Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
C. Diagnosis Holistik
CHF dengan Diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi terkontrol pada laki-laki usia lanjut
dengan kekhawatiran mengenai penyakitnya dan efek samping dari banyaknya obat yang
harus dikonsumsi
D. Penatalaksanaan Komprehensif
1. Promotif
Edukasi kepada pasien dan minimal 1 anggota keluarga yang tinggal berdekatan
atau tetangga dekat pasien mengenai:
a. Gambaran diabetes melitus sebagai penyakit kronis yang dapat dikontrol dan
tergantung pada pasien, bukan nasib. Ditekankan bahwa DM dan hipertensi tidak
dapat sembuh, namun dapat dikontrol.
9
b. Gambaran penyebab, gejala, faktor risiko, komplikasi serta penggelolaan DM dan
Hipertensi.
c. Pentingnya gaya hidup sehat secara berkesinambungan untuk mengendalikan DM
dan hipertensi, yaitu makanan gizi seimbang, aktifitas fisik teratur, dan pola
istirahat yang cukup.
d. Pentingnya minum obat dan kontrol ke dokter sekaligus monitoring kadar gula
darah dan tekanan darah minimal sebulan sekali. Lebih baik jika dilakukan
penilaian HbA1c 3 bulan sekali atau minimal 2 kali setahun, serta cek profil lipid
e. Pentingnya dukungan keluarga dalam pengelolaan penyakit pasien.
2. Preventif
a. Mengatur pola makan dengan memperbanyak konsumsi sayur dan buah serta
mengurangi konsumsi makanan/minuman manis.
b. Pasien melakukan aktivitas fisik secara teratur 3-5 kali/minggu selama 30 menit.
Lebih baik bila diikuti senam kaki diabetes setiap pagi.
c. Pasien beristirahat cukup minimal 6-8 jam/hari.
d. Melakukan monitoring gula darah sebulan sekali disertai kontrol ke dokter dan
minum obat teratur.
e. Pasien berkonsultasi dengan ahli gizi untuk pengelolan makanan terkait dengan
DM dan hipertensi pasien, terutama mengenai 3J (Jenis, Jadwal, Jumlah) dan
kurangi makanan asin
f. Mendapatkan konseling CEA (Catharsis-Education-Action) atas kekhawatiran
dan kekurangpahaman pasien terhadap penyakitnya.
g. Screening anggota keluarga untuk penyakit diabetes melitus.
3. Kuratif
- Farmakologi :
o Pengobatan DM tipe II yaitu Novomix 30 Flexpen, Acarbose
50mg
o Hipertensi yaitu Candesartan Cilexetil 8mg
o CHF yaitu V-Bloc (Carvedilol) 25mg, furosemide 40mg, Warfarin
2mg
- Non farmakologi : Pengaturan diet dm dan hipertensi, olahraga.
4. Rehabilitatif : Pada pasien ini belum memerlukan terapi rehabilitatif.
10
5. Paliatif : Pada pasien ini belum memerlukan terapi paliatif.
E. Pembahasan
Diagnosis klinis pada pasien ini adalah diabetes mellitus tipe 2. Diagnosis
tersebut didapatkan berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien.
Dari hasil anamnesis pasien menderita diabetes melitus sudah 10 tahun dan orang tua
pasien juga mengalami hal serupa.
Diagnosis psikososial pada pasien ini adalah laki-laki usia lanjut dengan
kekhawatiran mengenai penyakitnya dan efek samping dari banyaknya obat yang
harus dikonsumsi. Diagnosis tersebut didapatkan berdasarkan hasil anamnesis illness
dimana pasien merasa khawatir dengan penyakitnya, selain itu juga dari hasil
penilaian menggunakan perangkat penilaian keluarga, dimana pada peta keluarga
dapat dilihat bahwa pasien memiliki hubungan yang baik atau hubungan fungsional
dengan anggota keluarganya, kemudian dari fungsi keluarga (Family APGAR)
didapatkan skor 10, penilaian sumber daya keluarga pun menunjukan hasil yang
positif pada semua aspek, dan yang terakhir dari indikator perilaku hidup bersih dan
sehat menunjukkan bahwa keluarga Tn. RH menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat didalam kehidupannya.
1. Primary Care : Prinsip ini sudah diterapkan pada pasien ini, dengan pasien datang
3. Holistik Care : Dalam menanganin pasien tidak hanya pada aspek klinis saja, namun
Penatalaksanaan secara rehabilitative dan paliatif belum diperlukan dalam kasus ini.
11
5. Continuing care : Prinsip ini diterapkan dengan cara memonitoring keadaan pasien
dan mencatatnya dalam rekam medis, sehingga perkembangan pasien dapat selalu
pasien.
7. Patient-centered Care, Family Focused and Community-oriented Care : Pada kasus ini
telah dilakukan eksplorasi mengenai aspek disease dan illness pada pasien, serta
8. Collaborative Care : Pada pasien ini dapat dilakukan kolaborasi dengan bidang lain.
G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil laporan kasus, analisis catatan medis, dan kunjungan rumah dapat
ditarik kesimpulan bahwa diagnosis pasien yaitu CHF dengan Diabetes melitus tipe 2
dan hipertensi terkontrol pada laki-laki usia lanjut dengan kekhawatiran mengenai
penyakitnya dan efek samping dari banyaknya obat yang harus dikonsumsi
H. Saran
1. Bagi Pasien
- Selalu menjaga pola makan
- Olahraga rutin 30 menit sehari
- Pertahankan kontrol rutin ke Puskesmas agar gula darah dan tensi tetap
terkontrol
2. Bagi Puskesmas
Terus melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara menyeluruh
dengan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan paliatif.
12
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Definisi
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau kedua - duanya.
13
3. Klasifikasi
4. Diagnosis
Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah.
Pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa secara
enzimatik dengan bahan plasma darah vena. Pemantauan hasil pengobatan dapat
dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan glukosa darah kapiler dengan
glukometer. Diagnosis tidak dapat ditegakkan atas dasar adanya glukosuria.
Berbagai keluhan dapat ditemukan pada penyandang DM. Kecurigaan adanya
DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan seperti :
Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang
tidak dapat dijelaskan sebabnya.
Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada
pria, serta pruritus vulva pada wanita.
14
Tabel 2. Kriteria Diagnosis DM
Tabel 3. Kadar tes laboratorium darah untuk diagnosis diabetes dan prediabetes.
15
Pemeriksaan Penyaring dilakukan untuk menegakkan diagnosis Diabetes Melitus Tipe – 2
dan prediabetes pada kelompok risiko tinggi yang tidak menunjukkan gejala klasik DM
yaitu:
1. Kelompok dengan berat badan lebih (Indeks Massa Tubuh [IMT] ≥23 kg/m2) yang
disertai dengan satu atau lebih faktor risiko sebagai berikut :
a. Aktivitas fisik yang kurang.
b. First - degree relative DM (terdapat faktor keturunan DM dalam keluarga).
c. Kelompok ras/etnis tertentu.
d. Perempuan yang memiliki riwayat melahirkan bayi dengan BBL>4 kg atau
mempunyai riwayat diabetes melitus gestasional (DMG).
e. Hipertensi (≥140/90 mmHg atau sedang mendapat terapi untuk hipertensi).
f. HDL <35 mg/dL dan atau trigliserida >250 mg/dL.
g. Wanita dengan sindrom polikistik ovarium.
h. Riwayat prediabetes.
i. Obesitas berat, akantosis nigrikans.
j. Riwayat penyakit kardiovaskular.
Pada keadaan yang tidak memungkinkan dan tidak tersedia fasilitas pemeriksaan TTGO,
maka pemeriksaan penyaring dengan mengunakan pemeriksaan glukosa darah kapiler,
diperbolehkan untuk patokan diagnosis DM. Dalam hal ini harus diperhatikan adanya
perbedaan hasil pemeriksaan glukosa darah plasma vena dan glukosa darah kapiler.
Tabel 4. Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan
diagnosis DM (mg/dl).
16
5. Penatalaksanaan Diabetes melitus tipe 2
Berdasarkan PERKENI (2015) penatalaksanaan diabetes melitus tujuan
penatalaksanaan secara umum adalah meningkatkan kualitas hidup penyandang diabetes.
Tujuan penatalaksanaan meliputi :
a. Tujuan jangka pendek : menghilangkan keluhan DM, memperbaiki kualitas hidup,
dan mengurangi risiko komplikasi akut.
b. Tujuan jangka panjang : mencegah dan menghambat progresivitas penyulit
mikroangiopati dan makroangiopati.
c. Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan morta litas DM.
Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan pengendalian glukosa darah, tekanan
darah, berat badan, dan profil lipid, melalui pengelolaan pasien secara komprehensif.
Perilaku hidup sehat bagi penyandang Diabetes Melitus adalah memenuhi anjuran:
Mengikuti pola makan sehat.
Meningkatkan kegiatan jasmani dan latihan jasmani yang teratur
Menggunakan obat DM dan obat lainya pada keadaan khusus secara aman dan
teratur.
Melakukan Pemantauan Glukosa Darah Mandiri (PGDM) dan memanfaatkan hasil
pemantauan untuk menilai keberhasilan pengobatan.
Melakukan perawatan kaki secara berkala.
Memiliki kemampuan untuk mengenal dan menghadapi keadaan sakit akut dengan
tepat.
Mempunyai keterampilan mengatasi masalah yang sederhana, dan mau bergabung
dengan kelompok penyandang diabetes serta mengajak keluarga untuk mengerti
pengelolaan penyandang DM.
Mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
17
Penambah sensitivitas insulin: metformin, tiazolidindion (rosiglitazon dan
pioglitazon)
Penghambat glukoneogenesis: metformin
Penghambat glukosidase alfa (acarbose)
Insulin, jika terjadi:
Penurunan berat badan cepat
Hiperglikemia berat disertai ketosis
Ketoasidosis diabetic
Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
Hiperglikemia dengan asidosis laktat
Gagal dengan kombinasi OHO dosis hampir maksimal
Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, stroke)
Kehamilan dengan DM/diabetes melitus gestasional
18
Bagan 1. Algoritme pengelolaan DM tipe 2.
19
Tabel 6. Sasaran pengendalian DM.
20
DAFTAR PUSTAKA
21