Vous êtes sur la page 1sur 4

PERBANDINGAN JENIS KONSUMSI AIR MINUM DENGAN

KRISTALURIA PADA ANAK

Adrian Umboh, Valentine Umboh

Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Universitas Sam Ratulangi/


RSUP Prof. DR. R. D. Kandou. Manado
Email : umbohadrian@yahoo.com

ABSTRAK
Sumber air minum harus memenuhi syarat baik secara kimia, fisika, bakteriologi maupun
radioaktif. Salah satu parameter dalam persyaratan kualitas air adalah jumlah kandungan mineral
seperti ion kalsium dan magnesium. Konsumsi air kalsium tinggidapat terjadi peningkatan ekskresi
kalsium urin dan proses awal terjadinya batu ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
perbedaan ekskresi kalsium urin pada anak berdasarkan konsumsi air sumur, air kemasan dan air
PAM dan ada tidaknya kristaluria. Rancangan penelitian ini adalah observasional analitik dengan
pendekatan potong lintang. Penelitian ini dilakukan di tiga tempat, yaitu di Pulau Gangga, Manado
dan Bitung pada bulan April sampai dengan bulan November 2016. Ekskresi kalsium urin diukur
dengan menghitung rasio kalsium urin terhadap kreatinin urin. Dan diukur juga kadar kalsium
dalam air minum. Data dianalisa dengan uji Anova kemudian dilanjutkan dengan uji Fisher
bermakna dan regresi logistik. Hasil p<0,05 dianggap bermakna. Pada penelitian ini didapatkan
112 anak memenuhi kriteria inklusi, didapatkan rerata ekskresi kalsium urin dari keseluruhan
sampel adalah 0,143 mg/dl. Terdapat perbedaan yang sangat bermakna antara sampel yang
mengkonsumi air PAM dan air kemasan demikian pula dengan sampel 1
Jurnal KEDOKTERAN KLINIK (JKK), Volume 1 No 2 , Desember 2016 yang mengkonsumsi air
PAM dan air sumur dengan nilai p < 0,0001. Pada sampel yang mengkonsumsi air kemasan dan
air sumur tidak didapatkan perbedaan ekskresi kalsium urin yang bermakna p = 0,073. Dalam
penelitian ini juga didapatkan hubungan bermakna antara ekskresi kalsium urin terhadap kejadian
hiperkalsiuria. Hubungan ini memenuhi persamaan regresi logistik p= 1/1+e (-0,722+4,55x).
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kadar kalsium dari tiap air minum berbeda-beda dan
dapat menyebabkan perbedaan pada ekskresi kalsium urin serta berhubungan dengan kejadian
kristaluria. Kata kata kunci : Air, kristaluria, Batu ginjal

REVIEW

MEKANISME GINJAL

1. Filtrasi (Penyaringan)

Filtrasi merupakan perpindahan cairan dari glomelurus menuju ke ruang kapsula


bowman dengan menembus membran filtrasi. Membran filtrasi terdiri dari tiga lapisan,
yaitu sel endotelium glomelurus, membran basiler, dan epitel kapsula bowman. Tahap ini
adalah proses pertama dalam pembentukan urine. Darah dari arteriol masuk ke dalam
glomerulus dan kandungan air, glukosa, urea, garam, urea, asam amino, dll lolos ke
penyaringan dan menuju ke tubulus. Glomerulus adalah kapiler darah yang bergelung-
gelung di dalam kapsula bowman. Ukuran saringan pada glomerulus membuat protein
dan sel darah tidak bisa masuk ke tubulus. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium
yang berfungsi untuk memudahkan proses penyaringan.
Filtrasi menghasilkan urine primer/filtrat glomerulus yang masih mengandung zat-
zat yang masih bermanfaat seperti glukosa, garam, dan asam amino. Urin primer
mengandung zat yang hampir sama dengan cairan yang menembus kapiler menuju ke
ruang antar sel. Dalam keadaan normal, urin primer tidak mengandung eritrosit, tetapi
mengandung protein yang kadarnya kurang dari 0,03%. Kandungan elektrolit (senyawa
yang larutannya merupakan pengantar listrik) dan kristaloid (kristal halus yang terbentuk
dari protein) dari urin primer juga hampir sama dengan cairan jaringan. Kadar anion di
dalam urin primer termasuk ion Cl- dan ion HCO3-, lebih tinggi 5% daripada kadar anion
plasma, sedangkan kadar kationnya lebih rendah 5% daripada kation plasma. selain itu urin
primer mengandung glukosa, garam-garam, natrium, kalium, dan asam amino.

2. Reabsorpsi (Penyerapan Kembali)

Reabsorpsi terjadi di dalam tubulus kontortus proksimal dan dilakukan oleh sel-sel
epitelium di tubulus tersebut. Fungsinya adalah untuk menyerap kembali zat-zat di urine
primer yang masih bermanfaat bagi tubuh seperti glukosa, asam amino, ion-ion Na+, K+,
Ca, 2+, Cl-, HCO3-, dan HbO42-. Air akan diserap kembali melalui proses osmosis di
tubulus dan lengkung henle. Zat-zat yang masih berguna itu akan masuk ke pembuluh
darah yang mengelilingi tubulus. Hasil dari reabsorpsi adalah urine sekunder/filtrat
tubulus yang kadar ureanya lebih tinggi dari urine primer.

Urine sekunder masuk ke lengkung henle.Pada tahap ini terjadi osmosis air di lengkung
henle desenden sehingga volume urin sekunder berkurang dan menjadi pekat. Ketika
urine sekunder mencapai lengkung henle asenden, garam Na+ dipompa keluar dari
tubulus, sehingga urea menjadi lebih pekat.

3. Augmentasi (Pengumpulan)

Setelah melewati lengkung henle, urine sekunder akan memasuki tahap augmentasi yang
terjadi di tubulus kontortus distal. Disini akan terjadi pengeluaran zat sisa oleh darah
seperti H+, K+, NH3, dan kreatinin. Ion H+ dikeluarkan untuk menjaga pH darah. Proses
augmentasi menghasilkan urine sesungguhnya yang sedikit mengandung air.

Urine sesungguhnya mengandung urea, asam urine, amonia, sisa-sisa pembongkaran


protein, dan zat-zat yang berlebihan dalam darah seperti vitamin, obat-obatan, hormon,
serta garam mineral.

Kemudian urine sesungguhnya akan menuju tubulus kolektivus untuk dibawa menuju
pelvis yang kemudian menuju kandung kemih (vesika urinaria) melalui ureter. Urine
inilah yang akan keluar menuju tubuh melalui uretra.
PENTINGNYA AIR MINUM BAGI GINJAL
1. Membantu Proses Pencernaan
Manfaat air bagi kehidupan manusia yang tidak kalah penting dan terjadi setiap
hari ialah membantu memperlancar proses pencernaan. Mulai dari fungsinya yang
dapat mempermudah perjalanan makanan dari mulut sampai ke saluran
pencernaan yang lebih ujung hingga fungsinya sebagai pembawa enzim-enzim
pencernaan. Tanpa air, akan sangat sulit bagi makanan untuk menelusuri saluran
pencernaan. Tanpa air pula, enzim yang bertanggung jawab untuk memecah
komponen makanan tidak akan bekerja dengan baik. Air pun membantu proses
pengeluaran feses. Salah satu fungsi air yang paling penting pada proses
pencernaan lainnya adalah membantu ‘menyerahkan’ nutrisi di dalam makanan ke
dalam peredaran darah sehingga nantinya dapat dipakai oleh organ dan jaringan
tubuh untuk bertahan hidup.

2. Sebagai Sarana Pembuangan Zat Sisa Tubuh


Tidak kalah penting, manfaat air bagi manusia lainnya yang mutlak dibutuhkan
adalah membantu proses pembuangan zat sisa metabolisme tubuh yang sudah
tidak terpakai. Air merupakan 99% penyusun urin atau air kencing yang harus
dikeluarkan oleh tubuh setiap hari. Urin adalah air yang bercampur dengan zat-zat
sisa dalam tubuh yang harus dikeluarkan setiap harinya. Tanpa air yang cukup,
ginjal tidak akan mampu membuang zat sisa yang nantinya dapat menjadi racun
bagi tubuh manusia. Air pun merupakan salah komponen penyusun feses yang
penting. Bila kandungan air dalam feses tidak dalam jumlah yang memadai, maka
feses akan sulit dikeluarkan dari usus besar.
REVIEW JURNAL SISTEM EKSKRESI
PERBANDINGAN JENIS KONSUMSI AIR MINUM DENGAN
KRISTALURIA PADA ANAK

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2

DIFTA PUTRI SALSABILA


KANIA PUTRI
HERY PERMADI
DEVI YULMITASARI
IBRAHIM SAFRI
DWI RAHMAWATI

STIKES PRIMA INDONESIA


BEKASI UTARA

Vous aimerez peut-être aussi