Vous êtes sur la page 1sur 11

MENARA Ilmu Vol. III No.

29, Juni 2012

BUDAYA ORGANISASI DAN LINGKUNGAN KERJA SERTA


PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKTIFITAS KERJA

Oleh
Willson Gustiawan
Politeknik Negeri Universitas Andalas Padang
http://willson.polinpdg.ac.id, wgustiawan@gmail.com

Abstrak

Produktifitas mendapat perhatian serius terutama bagi perusahaan yang bergerak dalam
industri manufaktur. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai
keterkaitan antara variabel bebas yaitu budaya organisasi (X1) dan lingkungan kerja (X2)
dengan variabel terikat yaitu produktivitas kerja karyawan (Y), baik secara parsial maupun
secara simultan. Budaya organisasi diukur dengan indikator yang dikemukakan oleh Luthans,
(1998) yaitu: Observed Behavior Regularities, Norms, Dominant Values, Philosply, Rules,
Organisational Climate. Sedangkan variabel lingkungan kerja diukur berdasarkan teori
Stoner dan Freeman (1989) dengan indikatorlingkungan fisik dan lingkungan sosial. Kedua
variabel tersebut diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan berdasarkan
pada teori Erick Berne (1998) dengan indikator-indikator prinsip efisiensi dan prinsip
efektivitas.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey dengan pendekatan korelasional dan
prediktif, yang bertujuan untuk hubungan dan pengaruh antara variabel bebas dan terikat.
Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak (simple random sampling) dari 778 orang
karyawan, dengan sampel yang dianggap resprentatif sebanyak 89 orang. Dan untuk
menyelesaikan permasalahan, dengan menganalisis dan menguji hubungan dan pengaruh
antara variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan model-model kausalistik melalui
analisis regresi dengan bantuan SPSS 14.0.
Berdasarkan perhitungan statistik, setelah dilakukan uji-uji yang diperlukan, secara simultan
budaya organisasi dan lingkungan kerja mampu berpengaruh positif dan signifikan serta
mampu memberikan kontribusi yang relatif kuat untuk perubahan yang linier terhadap
produktivitas kerja karyawan PT Argha Karya Prima Industri, dengan R-Square = 0,720.
Secara parsial budaya organisasi mampu berpengaruh positif dan signifikan serta
memberikan kontribusi yang kuat untuk perubahan yang linier terhadap produktivitas kerja
karyawan denganR-Square = 0,613. Secara parsial lingkungan kerja mampu berpengaruh
positif dan signifikan serta memberikan kontribusi yang kuat terhadap perubahan yang linier
terhadap produktivitas kerja dengan R-Square = 0,677.
Keywords: budaya organisasi, lingkungan kerja, produktifitas karyawan

Pendahuluan
Produktifitas mendapat perhatian serius terutama bagi perusahaan yang
bergerak dalam industri manufaktur. Kemajuan teknologi yang sangat pesat saat ini
harus diimbangi dengan kemampuan sumber daya manusia yang handalPeningkatan
produktifitas tidak dapat diandalkan kepada teknologi saja, tetapi harus
dikombinasikan dengan sumber daya manusia. Upaya peningkatan produktivitas itu
akan dapat mulai bersemi, apabila tingkat kesadaran itu ada dikalbu para karyawan dan
meyakinkan bahwa pekerjaan-pekerjaan tersebut akan dapat dilakukan dengan baik
dengan melalui partisipasi, dan prestasi kerja.

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 175


MENARA Ilmu Vol. III No.29, Juni 2012

Karyawan bekerja dengan produktif atau tidak tergantung pada banyaknya


faktor yang mempengaruhi. Pemahaman terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
produktivitas ini sangat penting, karena fungsi personalia kemudian dapat memilih
faktor-faktor peningkatan produktivitas yang sesuai dengan situasi tertentu.William
Exton (1997) berpendapat bahwa, produktivitas individu karyawan dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain : kepemimpinan, motivasi, kepuasan kerja, kompensasi,
budaya organisasi, lingkungan kerja dan aspek-aspek ekonomis, teknis serta
keprilakuan lainnya.
Budaya organisasi diyakini merupakan faktor penentu utama terhadap
kesuksesan produktivitas organisasi (Kotler dan Heskett:1992). Tinggi rendahnya
produktivitas kerja dapat juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan kerja
disekitarnya.Ketidaknyamanan saat bekerja merupakan kondisi yang sangat tidak baik
bagi tenaga kerja dalam beraktivitas.
Acuan referensi yang di uraikan diatas, akan dikaitkan pada fenomena yang
terjadi pada PT. Argha karya Prima Industri adalah perusahaan yang bergerak dibidang
produksi dan distribusi kemasan fleksibel berupa biaxially oriented poly propylene
(CPP) film dari poly acrylonitrile film dengan lokasi pabrik di Citeureup, Bogor.
Produksi komersial perusahaan dimulai tahun 1982.
Melalui pengamatan yang dilakukan peneliti, selintas dapat diamati bahwa
program budaya organisasi dan lingkungan kerja dapat meningkatkan produktivitas
karyawan. Akan tetapi, Apakah secara nyata kedua variabel tersebut mampu
memberikan pengaruh yang positif, relatif kuat dan signifikan, hal ini belum dapat
dipastikan.
Dengan demikian, pada kesempatan ini suatu hal yang menarik untuk diteliti
adalah, apakah dengan adanya kebijakan budaya organisasi dan lingkungan kerja, yang
akan segera direalisasikan perusahaan kepada para karyawannya sudah dapat dijadikan
faktor penentu dalam upaya penciptaan peningkatan produktivitas karyawan.
Kerangka Teori
Budaya organisasi diyakini merupakan faktor penentu utama terhadap
kesuksesan kinerja organisasi (Kotler dan Heskett 1997, Hofstede 1995, Wilhelm
1997, Martin 1996, Mondy dan Noe 1996). Keberhasilan suatu perusahaan untuk
mengimplementasikan aspek-aspek atau nilai-nilai (values) budaya perusahaannya
dapat mendorong perusahaan tersebut tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan
(Lako dan Irmawati 1997, Lako 2001).Budaya organisasi merupakan suatu sistem
nilai, kepercayaan, dan kebiasaan dalam suatu organisasi yang saling berinteraksi
dengan struktur formalnya untuk menghasilkan norma-norma perilaku organisasi.
Dalam penelitian ini parameter faktor budaya organisasi didasarkan pada teori
yang dikemukakan oleh Luthans(1998) dengan indikator-indikator : Observed
Behavior Regularities, Norms, Dominant Values, Philosply, Rules, Organisational
Climate. Observed Behavior Regularities, yaitu apabila para partisipan perusahaan
saling berinteraksi satu sama lain, maka mereka akan menggunakan bahasa,
terminology dan ritual-ritual yang sama yang berhubungan dengan rasa hormat dan
cara bertindak.Norms adalah Standar-standar prilaku yang ada, mencakup pedoman
tentang berapa banyak pekerjaan yang harus dilaksanakan dan perbuatan-perbuatan
apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan.Dominant Values, ada sejumlah Value
utama yang perusahaan anjurkan dan harapkan kepada anggota perusahaan untuk
menyumbangkannya, misalnya kualitas produk yang tinggi, absensi yang
tinggi.Philosophi, ada sejumlah kebijakan yang menyatakan keyakinan perusahaan

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 176


MENARA Ilmu Vol. III No.29, Juni 2012

tentang bagaimana para karyawan dan atau para pelanggan diperlukan.Rules, ada
sejumlah pedoman pasti yang berhubungan dengan kemajuan atau cara berhubungan
yang baik dalam perusahaan.Organisational Climate, cara para anggota perusahaan
berinteraksi, dan cara para anggota perusahaan memperlakukan dirinya menghadapi
pihak pelanggan dan pihak luar lainnya.
Sedangkan variabel lingkungan kerja diukur berdasarkan teori Stoner dan
Freeman (1989) indikator-indikatornya adalah sebagai berikut : lingkungan fisik dan
lingkungan sosial.Setiap kantor mempunyai persyaratan lingkungan fisik yang harus
pula diperhatikan dan diatur sebaik-baiknya oleh setiap manajer perkantoran yang
modern. Kondisi fisik pekerjaan pada penelitian ini adalah:Suhu dan kelembaban
udara; penerangan/cahaya; kebisingan; warna dinding dan lantai; kesehatan dan
keamanan kerja; keselamatan kerja. Lingkungan kerja ini dikenal juga sebagai
lingkungan fisiologi dan mempengaruhi kerja produktivitasnya, disamping pengaruh
dari faktor ukuran jasmaniah, faktor neurologik serta faktor otot.
Lingkungan sosial pekerjaan dapat dilihat dari lingkungan kerja terdekat yang
meliputi tindakan dan sikap rekan maupun pimpinan serta “iklim” yang mereka
ciptakan. Kebanyakan orang menginginkan persahabatan dari rekan sekerja yang
sesuai dengan nilai dan norma rekan kerjanya. Pimpinan suatu perusahaan sangat
mempengaruhi motivasi dan prestasi kerja pegawai dengan suri tauladan dan instruksi,
melalui imbalan dan sanksi yang berkisar dari pujian dan promosi sampai dengan
kritik, penurunan pangkat dan pemecatan.Kultur organisasi, norma, nilai dan
keyakinan bersama anggotanya dapat menurunkan atau meningkatkan prestasi kerja
individu. Pegawai yang kepribadian tidak cocok dengan kultur oganisasi tidak akan
sama besar motivasinya. Di samping itu jenis kultur tertentu mungkin lebih berhasil
memotivasi pegawai dari pada kultur lainnya.
Kedua variabel tersebut diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja
karyawan berdasarkan pada teori Erick Berne (1998) dengan indikator-indikator
prinsip efisiensi dan prinsip efektivitas. Teori Erick Berne menjelaskan bahwa upaya
peningkatan produktivitas kerja mutlak didasarkan pada berbagai postulat dasar
sebagai landasan berfikir dan bertindak, yakni: (a) prinsip efisiensi, Secara sederhana
efisiensi berarti sesuatu yang produktif selalu menghindari pemborosan (inefisiensi)
antara lain:Inefisiensi akibat tindakan manusia (prilaku disfungsional) dan Inefisiensi
akibat penggunaan sumberdaya (sarana dan prasarana), (b) prinsip efektivitas,
Pencapaian produktivitas dapat dilihat dari pencapaian prinsip efektivitas yang
meliputi: Tercapainya tujuan organisasi; efektifnya prosedur dan peraturan serta visi
dan misi; kesuksesan strategi organisasi.
Dalam usaha memberikan alur pikir penelitian, dipaparkan kerangka pemikiran
penelitian yang dilakukan, dimana tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah ingin
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi budaya organisasi dan lingkungan kerja
selanjutnya melihat pengaruh dari faktor-faktor yang berpengaruh besar terhadap
variable-variabel diatas terhadap produktivitas kerja karyawan PT Argha Karya Prima
Industri.
Kerangka pemikiran tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 177


MENARA Ilmu Vol. III No.29, Juni 2012

Budaya Organisasi
Luthans (1998)

Observed
BehaviorRegulaties
Norma

Dominant Value Produktivi-tas kerja


Erick Berne (1998)
Aspek Philosofi

Rules

Organisatio-nal
Climate

Prinsip Efisiensi

Lingkungan Kerja, Prinsip Efektivitas


Stoner Freeman (1989)

Lingkungan Fisik

Lingkungan Sosial

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian


Metode Penelitian
Penelitian menggunakan pendekatan Explanatory analysis. Artinya setiap
variabel yang diketengahkan pada hipotesis akan diamati melalui pengujian hubungan
kausal antara variabel independent terhadap variabel dependent.Penelitian ini
dilakukan di lingkungan PT Argha Karya Prima.Pemilihan Lokasi tersebut sebagai
obyek penelitian didasarkan pada alasan karena di lingkungan perusahaan terdapat
fenomena mengenai masalah budaya organisasi dan lingkungan kerja untuk
meningkatkan produktivitaskerja karyawan.
Populasi pada penelitiian ini adalah karyawan sebanyak 778orang yang
terdistribusi pada karyawan tetap.Mengingat bahwa semua karyawan adalah karyawan
tetap (homogen), maka pengambilan sampel dapat dilakukan secara acak (simpel
random sampling) dengan demikian dari 778 orang karyawan, sampel yang dapat
dianggap representatif adalah sebanyak 89 orang (Slovin : 2001).
Pengumpulan data primer dilakukan dengan teknik kuesioner/angket,
wawancara dan observasi, sedangkan data sekunder diperoleh dari literatur, jurnal, dan
data tertulis lainnya.
Dalam pengolahan data pertama-tama dilakukan uji validitas dan reliabilitas
instrumen-instrumen penelitian, hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa data yang
dipakai adalah data yang baik. Untuk validitas, menurut Setiaji, (2004) menyatakan
bahwa biasanya syarat minimum untuk dianggap valid adalah r = 0,30. Uji reliabilitas
dilakukan dengan teknik cronbach.Kuesioner dinyatakan reliabel jika nilai
reliabilitasnya lebih besar dari nilai kritis (0,60) dan α = 0,01.Selanjutnya dilakukan

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 178


MENARA Ilmu Vol. III No.29, Juni 2012

transformasi data hal ini dilakukan untuk mengkonfersi skala kuesioner yang semula
berskala ordinal menjadi intervalmelalui MSI atau Methode Of Successive Interval
(Harun Al Rasyid, 1998). Pengolahan data selanjutnya adalah pengujian dengan
asumsi ”BLUE”(Best Linier unbiased Estimator), hal ini untuk mengguji kelayakan
model yang dihasilkan. Pengujian yang dilakukan adalah multikolinearitas,
heteroskedastis, linearitas, dan normalitas.
Permodelan-permodelan prediksi yang digunakan untuk menjawab
permasalahan-permasalahan dan membuktikan hipotesis yang diajukan, dimana
variabel yang diteliti masing-masing diberi notasi sebagai berikut
Y =Produktivitas kerja karyawan, sebagai variabeldependen
X1 =Budaya organisasi, sebagai variabel independen
X2 =Lingkungan kerja, sebagai variabelindependen
Secara umum, model populasi dari regresi linier berganda untuk menguji
fenomena kuantitatif digunakan permodelan sebagai berikut :
Yˆ = a + b1 X 1 + b2 X 2 + ...... + e
Model persamaan tersebut melalui metode Ordinary Least Squere atau OLS.
Untuk mengetahui kesesuaian atau ketepatan hubungan antar variabel dalam
persamaan regresi, maka secara umum digunakan pendugaan koefisien determinasi
(R²). Dalam upaya menganalisis masalah yang diketengahkan dan menguji hipotesis
yang diajukan, pada umumnya akan dianalisis melalui pendekatan-pendekatan
Kualitatif Naratif dan Analitis. Namun, untuk menganalisis dan menguji hubungan dan
pengaruh antara independent variable terhadap dependent variable.Kemudian untuk
mengamati masing-masing signifikansi model, akan dilakukan melalui penduga uji t,
dan F hitung.
Untuk memberikan kejelasan mengenai arah dan besarnya pengaruh antara
variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini, maka diberikan batasan konsep
sebagai berikut :
Budaya organisasi, (X1) : Variabel budaya organisasi pada penelitian ini
mengacu pada pendapat yang dikemukakan oleh Luthans (1998)bahwa budaya
perusahaan memiliki karakteristik sebagai berikut: Observed Behavior Regularities,
Norms, Dominant Values, Philosply, Rules, Organisational Climate.
Lingkungan kerja, (X2) : Variabel lingkungan kerja pada penelitian ini
mengacu pada pendapat yang dikemukakan olehStoner dan Freeman (1989) Faktor ini
terdiri dari dua kategori, yaitu lingkungan sosial pekerjaan (lingkungan kerja terdekat
dan tindakan perusahaan sebagai keseluruhan) serta kondisi fisik pekerjaan.
Produktivitas kerja,(Y): Menurut teori Erick Berne (1998), yang
mengemukakan pendapatnya, bahwa upaya peningkatan produktivitas kerja mutlak
perlu didasarkan pada berbagai postulat dasar sebagai landasan berfikir dan bertindak,
yakni: prinsip efisiensi dan prinsip efektivitas.
Hipotesis yang diajukan adalah
 Secara simultan budaya organisasi dan lingkungan kerja terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja
karyawan PT Argha Karya Prima Industri.
 Secara parsial budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap produktivitas kerja karyawan PT Argha Karya Prima Industri.
 Secara parsial lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap produktivitas kerja karyawan PT Argha Karya Prima Industri.

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 179


MENARA Ilmu Vol. III No.29, Juni 2012

Hasil dan Pembahasan


Sebelum dilakukan pengolahan data dilakukan beberapa uji yang diperlukan.
Uji validitas dilakukan dengan melihat korelasi antar skor masing-masing item
pernyataan dengan skor total.Berdasarkan perhitungan korelasiantar skor masing-
masing item pernyataan yaitu dari 13 butir pernyataan variabel budaya perusahaan, 11
pertanyaan lingkungan perusahaan dan 11 pernyataan produktifitasdengan skor total,
hasilnya adalah valid, karena nilai r yang diperoleh melebihi syarat minimumr =
0,300 (Masrum dalam Sugiyono, 001).
Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukurannya dapat diandalkan dan konsisten. Koefisien Alpha masing-masing
adalah 0,776, 0,790 dan 0,791, kesemuanya lebih besar dari 0,6. Berdasarkan angka-
angka reliabilitas cronbach alpha tersebut tampak bahwa seluruh pernyataan yang ada
membentuk ukuran yang reliabel yaitu dari lingkungan kerja, kompetensi dan
produktivitas kerja karyawan dari masing-masing dimensi.
Pengujian terhadap asumsi multikolinearitas dapat dilakukan pula melalui
koefisien korelasi (Rho) dari X1, dan X2 yang relatiflemah.Nilai korelasi antara
variabel budaya organisasiterhadap lingkungan kerja atau sebaliknya yaitu sebesar
0,256 atau 27% ≤ 40%. Hal tersebut menunjukkan tidak terjadi kendala
multikolinearitas
Untuk menentukan ada atau tidaknya heteroskedasitas dalam penelitian ini di
lakukan dengan cara metode korelasi Spearman test yaitu apabila, t hitung > t
signifikan atau 12,014> 0,000 untuk α = 0,01 , dan melihat grafik scatterplot antara
nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya (Ghozali, 2005).Berdasarkan
grafik scatterplot antara SRESIDdan ZPRED di mana sumbu Y adalah Y yang telah
diprediksi dan X adalah residual (Y prediski dengan Y sesungguhnya) yang
memperlihatkan titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola
tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.
Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedasitas pada model regresi.
Uji normalitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan analisis grafik
dan uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Tampilan grafik histogram memberikan pola
distribusi yang normal karena menyebar secara merata baik ke kiri maupun ke
kanan.Dari kedua grafik di atas dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi
asumsi normalitas. Hasil uji normalitas terlihat bahwa semua variabel berdistribusi
normal, hal ini dapat dilihat dari signifikansi Kolmogorov-Smirnov test sebesar 0,194
dan 0,236 serta 0,274 yaitu lebih besar dari α =0,01.
Uji linearitas digunakan untuk memastikan apakah hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat bersifat linear atau tidak. Hubungan antara variabel X
dan Y dikatakan linear bilamana laju perubahan dalam Y (produktivitas kerja) yang
berhubungan dengan perubahan satu satuan X (budaya organisasidanlingkungan kerja)
adalah konstan untuk satu jangkauan nilai-nilai. Grafik normal plot memperlihatkan
bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, dan penyebarannya mengikuti arah
garis diagonal. Dari kedua grafik di atas dapat disimpulkan bahwa model regresi
memenuhi asumsi Linearitas.
Koefisien X1 dan X2 terhadap Y
Hasil pengolahan data dengan program SPSS 14.0 membuktikan, bahwa
ternyata sinergi variabel budaya organisasidanlingkungan kerjasecara simultan mampu
memberikan kontribusi yang kuat, positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja.

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 180


MENARA Ilmu Vol. III No.29, Juni 2012

Hal tersebut dapat dilihat pada hasil olah data Anova X1 dan X2 terhadap Yberikut ini
:
Tabel 1Anova Model 1 Sub-Struktural 1
ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1790,800 2 895,400 393,873 ,000a
Residual 55,245 86 ,642
Total 1846,045 88
a. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja, Budaya Organisasi
b. Dependent Variable: Produktivitas Kerja

Tabel 2Coeffisien Model 1 Sub-Struktural 1


Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 16,036 1,362 12,014 ,000
Budaya Organisasi ,420 ,071 ,462 9,760 ,005
Lingkungan Kerja ,516 ,079 ,537 11,931 ,000
a. Dependent Variable: Produktivitas Kerja

Model Prediksi : Y = 16,036 + 0,420X1 + 0,516X2 + e


Memperhatikan tampilan pada tabel 1 dan 2 di atas, maka dapat dijelaskan
sebagai temuan pada penelitian adalah, bahwa secara langsung dan simultan (jamak)
budaya organisasidanlingkungan kerja berpengaruhpositif terhadap produktivitas
kerjaPT Argha Karya Prima Industri. Perhatikan temuan koefisiean penduga
(Unstandardized Coefficiens Beta), dimana variabel budaya organisasimenghasilkan
coeffisien (+0,420) dan signifikansi untuk probability sig 0,005 atau signifikan untuk α
= 0,01 dan variabel lingkungan kerja (+ 0,516) dan signifikansi untuk probality sig
0,000 atau signifikansi α = 0,01. Melalui penduga ini dapat digambarkan,
bahwalingkungan kerja memberikan indikasi pengaruh yang relatif lebih tinggi dari
padabudaya organisasi. Pengaruh simultan tersebut, diprediksikanuntuk penduga
Constanta adalah positif sebesar 16.036 dengan probability sig (0,000) untuk α = 0,01.
Artinya secara simultan kedua variabel prediktor tersebut memberikan dampak
fluktuatif yang linier terhadapproduktivitas kerja karyawan dengan tingkat signifikansi
yang sangat baik.
Lebih lanjut dapat dijelaskan, bahwa secara simultan kedua variabel
tersebutmampu memprediksi hubungan/korelasi yang sangat erat (R = 0,849atau 85%)
terhadap produktivitas kerja karyawan serta positif dan signifikanuntuk α = 0,01
(perhatikan probability sig 0,000) dan mampu memberikan kontribusi yang relatif kuat
untuk perubahan yang linier terhadap produktivitas kerja karyawan, perhatikan R-
Square pada tampilan tabel 3 (R-Square = 0,720dengan estimasi residual yang
explaned Residual atau sebesar 2,801).Kondisi ini juga mampu menjelaskan bahwa
budaya organisasidan lingkungan kerja secara jamak memberikan kontribusi sebesar
72%, dan sisanya atau sebesar 28% adalah estimasi residual yang Un explaned

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 181


MENARA Ilmu Vol. III No.29, Juni 2012

Residual adalah dipengaruhi oleh variabel lain di luar model, namun dapat di
identifikasi variabel lain diluar model adalahkepemimpinan, motivasi dan kompensasi.
Tabel 3Summary Model 1-Sub-Struktural 1
b
Model Summary

Change Statistics
Adjusted Std. Error ofR Square
Model R R Square R Squarethe Estimate Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 ,849a ,720 ,719 2,80149 ,720 393,873 2 86 ,000
a.Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja, Budaya Organisasi
b.Dependent Variable: Produktivitas Kerja

Lebih lanjut, dari hasil pengolahan data tersebut telah berhasil dijawab
permasalahan hipotesis yaitu ada pengaruh budaya organisasidanlingkungan kerja
terhadap produktivitas kerja karyawan.Jadi kedua variabel yang diteliti yaitu variabel
budaya organisasi dan lingkungan kerjasecara bersama-sama mempengaruhi
produktivitas kerja karyawan. Dari koefisien regresi yang positif untuk masing-masing
variabel independen terhadap produktivitas kerja karyawan, dapat disimpulkan bahwa
semakin baik budaya organisasi dan lingkungan kerjamaka pelaksanaan produktivitas
kerja Karyawan PT Argha Karya Prima Industri akan semakin baik.
Koefisien X1 terhadap Y
Tabel 4Coeffisien Model 2 Sub-Struktural 2
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 8,967 1,019 7,858 ,000
Budaya Organisasi ,609 ,019 ,684 5,956 ,000
a. Dependent Variable: Produktivitas Kerja

Model Prediksi Y = 8,967 + 0,609X1 + e


Memperhatikan tampilan pada tabel 4 di atas, maka dapat dijelaskan sebagai
temuan pada penelitian adalah, bahwa secara langsung dan parsial (sendiri) budaya
organisasi berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja karyawan. Perhatikan
temuan koefisiean penduga(Undtandarized Coefficiens Beta), dimana variabel budaya
organisasi menghasilkan koefisien (+0,609) dan signifikansi untuk probability sig
0,000 atau signifikan untuk α = 0,01. Melalui penduga ini dapat digambarkan, bahwa
budaya organisasi memberikan indikasi pengaruh yang positif. Pengaruh parsial
tersebut, diprediksikan untuk penduga Constanta adalah positif sebesar 8,967 dengan
probability sig (0,000) untuk α = 0,01. Artinya secara parsial variabel prediktor
tersebut memberikan dampak fluktuatif yang linier terhadapproduktivitas kerja
karyawan dengan tingkat signifikansi yang sangat baik.
Lebih lanjut dapat dijelaskan, bahwa secara parsial variabel budaya organisasi
tersebut mampu memprediksi produktivitas kerja karyawan yangpositif dan signifikan
untuk α = 0,01 (perhatikan probability sig 0,000) namun memberikan kontribusi yang
kuatuntuk perubahan yang linier terhadap produktivitas kerja karyawan, perhatikan R-
Square pada tampilan tabel 4.2.5 (R-Square = 0,613dengan estimasi residual yang
explaned Residual atau sebesar 3,813). Kondisi ini juga mampu menjelaskan bahwa
ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 182
MENARA Ilmu Vol. III No.29, Juni 2012

budaya organisasi secara parsial memberikan kontribusiyang relatif kuat sebesar 62%
terhadap produktivitas kerja karyawan PT Argha Karya Prima Industri.
Tabel 5Summary Model 2-Sub-Struktural 2
b
Model Summary

Change Statistics
Adjusted Std. Error ofR Square
Model R R Square R Squarethe Estimate Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 ,783a ,613 ,612 3,81395 ,613 99,405 1 87 ,000
a.Predictors: (Constant), Budaya Organisasi
b.Dependent Variable: Produktivitas Kerja

Berdasarkan uraian diatas dapat di jelaskan bahwa budaya organisasi mampu


memberikan kontribusi yang relatif kuat terhadap produktivitas kerja PT Argha Karya
Prima Industri, beprediksi positif dan signifikan.
Lebih lanjut dapat dilihat secara parsial pengaruh lingkungan kerja terhadap
produktivitas kerja karyawan, apakah lingkungan kerja mampu mempengaruhi
produktivitas kerja karyawan PT Argha Karya Prima Industri. Perhatikan temuan hasil
oleh data SPSS berikut ini :
Koefisien X2 terhadap Y
Tabel 6Coeffisien Model 3 Sub-Struktural 3
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 11,342 1,879 10,714 ,000
Lingkungan Kerja ,758 ,041 ,794 8,705 ,000
a. Dependent Variable: Produktivitas Kerja

Model Predikasi Y = 11,342 + 0,758X2 + e


Memperhatikan tampilan pada tabel 6 di atas, maka dapat dijelaskan sebagai
temuan pada penelitian adalah, bahwa secara langsung dan parsial (sendiri) lingkungan
kerja berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja karyawan. Perhatikan temuan
koefisiean penduga (Undtandarized Coefficiens Beta), dimana variabel penelitian
menghasilkan coeffisien (0,758) dan signifikan untuk untuk probability sig 0,000 atau
signifikan untuk α = (0,01). Melalui penduga ini dapat digambarkan, bahwa
lingkungan kerja memberikan indikasi prediksi yang positif. Pengaruh parsial tersebut,
diprediksikan untuk penduga Constanta adalah nehatif sebesar 11,342dengan
probability sig (0,000) signifikan untuk α = (0,01). Artinya secara parsial variabel
prediktor lingkungan kerja berdampak positif dan signifikan terhadap produktivitas
kerja karyawan.
Lebih lanjut dapat dijelaskan, bahwa secara parsial variabel lingkungan kerja
terhadap produktivitas kerja karyawan beprediksipositif dan signifikan untuk α =
(0,01) (perhatikan probability sig 0,000) namun memberikan kontribusi yang kuat
terhadap perubahan yang linier terhadap produktivitas kerja karyawan, perhatikan R-
Square pada tampilan tabel 7 (R-Square = 0,677 dengan estimasi residual yang
explaned Residual atau sebesar 3,571). Kondisi ini juga mampu menjelaskan bahwa

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 183


MENARA Ilmu Vol. III No.29, Juni 2012

lingkungan kerja secara parsial memberikan kontribusiyang kuat sebesar68% terhadap


produktivitas kerja Karyawan PT Argha Karya Prima Industri.
Tabel 7Summary Model 3-Sub-Struktural 3
b
Model Summary

Change Statistics
Adjusted Std. Error ofR Square
Model R R Square R Squarethe Estimate Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 ,823a ,677 ,675 3,57126 ,677 160,731 1 87 ,000
a.Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja
b.Dependent Variable: Produktivitas Kerja

Berdasarkan tabel diatas dapat di jelaskan bahwa lingkungan kerja mampu


memberikan kontribusi yang kuat terhadap produktivitas kerja Karyawan PT Argha
Karya Prima Industri dan beprediksi positif dan signifikan.

Simpulan dan Saran


Dari hasil analisis dan pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan, sebagai
berikut :
Secara simultan budaya organisasi dan lingkungan kerjamampu berpengaruh
positif dan signifikanuntuk α = 0,01 dan mampu memberikan kontribusi yang relatif
kuat untuk perubahan yang linier terhadap produktivitas kerja karyawan PT Argha
Karya Prima Industri, denganR-Square = 0,720 danestimasi residual yang explaned
Residual atau sebesar 2,801.Kondisi ini juga mampu menjelaskan bahwa budaya
organisasi dan lingkungan kerja secara jamak memberikan kontribusi sebesar 72%, dan
sisanya atau sebesar 28% adalah estimasi residual yang Un explaned Residual adalah
dipengaruhi oleh variabel lain di luar model sepertikepemimpinan, motivasi dan
kompensasi.
Secara parsial budaya organisasi mampu berpengaruh positif dan signifikan
untuk α = 0,01dan memberikan kontribusi yang kuatuntuk perubahan yang linier
terhadap produktivitas kerja karyawan, denganR-Square = 0,613 danestimasi residual
yang explaned Residual atau sebesar 3,813. Kondisi ini juga mampu menjelaskan
bahwa budya organisasi secara parsial memberikan kontribusiyang relatif kuat sebesar
62% terhadap produktivitas kerja karyawan PT Argha Karya Prima Industri.
Secara parsial lingkungan kerja mampu berpengaruh positif dan signifikan
untuk α = (0,01)dan memberikan kontribusi yang kuat terhadap perubahan yang linier
terhadap produktivitas kerja karyawan, dengan R-Square = 0,677danestimasi residual
yang explaned Residual atau sebesar 3,571. Kondisi ini juga mampu menjelaskan
bahwa lingkungan kerja secara parsial memberikan kontribusiyang kuat sebesar 68%
terhadap produktivitas kerja Karyawan PT Argha Karya Prima Industri.
Memperhatikan pengaruh budaya organisasi dan lingkungan kerja terhadap
produktivitas kerja karyawan PT Argha Karya Prima Industri, maka dapat
diinformasikan bahwa memang benar tingginya atau rendahnya produktivitas kerja
karyawan saat ini memang di akibatkan oleh budaya organisasi dan lingkungan kerja,
dimana faktor lingkungan kerja lebih dominan dibandingkan dengan faktor budaya
organisasi, karena itu disarankan kepada manajemen untuk lebih menanamkan lagi
budaya-budaya organisasi seperti (norms) yang diterapkan diperusahaan agar
karyawan memiliki kesetiaan atau loyalitas kepada perusahaan sehingga kinerja

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 184


MENARA Ilmu Vol. III No.29, Juni 2012

karyawan meningkat. Karena budaya organisasi yang kuat dapat mempengaruhi


persepsi seorang karyawan ke dalam tindakannya, ini berarti budaya organisasi dapat
mengarahkan bagaimana tingkah laku karyawan dalam menjalankan tugasnya sehari-
hari dan dapat menumbuhkan motivasi kerjanya,sebaliknya budaya organisasi yang
lemah menunjukkan adanya penurunan produktivitas.
Selain budaya organisasi, pihak perusahaan diharapkan lebih memperhatikan
lagi faktor lingkungan kerja yang ada, baik dari lingkungan fisik maupun lingkungan
sosialnya. Dengan lingkungan kerja yang kondusif akan membuat karyawan merasa
lebih nyaman dalam bekerja karena lingkungan kerja yang menyenangkan dapat
menjadi kunci pendorong bagi seorang karyawan untuk menghasilkan produktivitas
puncak.

Referensi
Al Rasyid. Harun. 1998. Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala.
Bandung: Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran
Algifari. 1997. Analisis Regresi. Teori. Kasus dan Solusi. Edisi pertama. BPFE
Universitas Gajah Mada. Yogyakarta
Erick Berne. 1998. Managing Human Resources: Productivity, Quality of Work Life,
Profit(Singapore: McGraw-Hill international Editors).
Kotler dan Heskett. 1992. Corporate Culture and Performance, Maxwell Macmillan.
New York
Kotler dan Heskett. 1997. Coorporate Culture and Performance. Free Press. New
York.
Lako dan Irmawati. 1997. “Peran Budaya perusahaan Yang Kuat, Adaptif dan
Transformational Dalam Membangun Sustainable Bankink”. Bank &
Manajemen. No. 36. Edisi Mei-Juni. 32-39
Lako dan Irmawati. 2001. Sistem Manajemen Kinerja (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama).
Lako. 2001. Budaya Organsasi dan Kesuksesan Kinerja Ekonomi. Kajian Bisnis
STIE Widya Wiwaha. No. 27. September-Desember. 55-56.
Lind. 2002. Korelasi Dan Analisis Regresi Berganda. Nur Cahaya
Luthans. 1998. Organization Behavior. McGraw-Hill, Inc., New York.
Martin. 1996. Managing Organizational Behavior. (New York: John Willey & Sons)
Mondy dan Noe. 1996. Human Resource Management. Sixth Edition. Prentice Hall.
Englewood Cliffs, New Jersey.
Setiaji. 2004. Statistika terapan untuk penelitian.Alfabeta. Bandung.
Sharplin. 1985. Strategy Management. McGraw-Hill. New York.
Singarimbun. 1998. Metode Penelitian Survei. Jakarta LP3ES.
Slovin. 2001. Sampling: A Quick Reliable Guide to Practical Statistics. New Yoek:
Simon and Schuster
Stoner dan Freeman. 1989. Behavior In Organization: Understanding and Managing
the Human Side of Work (Englewood Cliff: Prentice-Hall).
Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung
Umar. Husein. 1998. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Cetakan
Ketiga. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Wilhelm. 1997. Changing Corporate Culture or Corporate Behavior? How to
Change our Company. Academy of Management Excekutive.

ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 185

Vous aimerez peut-être aussi