Vous êtes sur la page 1sur 16

BAB 1

TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Neuroma akustik adalah tumor jinak yang tumbuh lambat pada saraf cranial VIII,
biasanya tumbuh dari sel schwan pada bagian ventribuler saraf ini. ( Brunner & Suddart
dkk, 2002, hal : 2060 ).
Neuroma akustikus adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan berkembangnya
tumor non kanker pada syaraf cranial ke delapan yang menghubungkan telinga dalam
dengan otak. (Nn:2011)
Akustik Neuroma adalah satu tumor kecil yang tumbuh dalam saraf vestibul, berdekatan
dengan saraf pendengaran. Saraf vestibul adalah bertanggungjawab untuk memberi
keseimbangan, dan saraf pendengaran adalah bertanggung jawab untuk pendengaran. Ia
juga di kenali sebagai "Tumor Telinga". (Nn : 2012)

B. Etiologi
1. Idiopatik
Neuroma Akustik dapat terjadi secara idiopatik (artinya masih belum di ketahui
secara pasti penyebabnya).
2. Neurofibromatosis (NF2)
Sebuah neuroma akustik disebabkan oleh perubahan atau tidak adanya kedua gen
supresor tumor di NF2 sel saraf. Setiap orang memiliki sepasang gen NF2 di setiap sel
tubuh mereka termasuk sel saraf mereka. Satu NF2 gen diwariskan dari sel telur ibu
dan NF2 satu gen diwariskan dari sel sperma dari ayah. NF2 gen bertanggung jawab
untuk membantu mencegah pembentukan tumor pada sel saraf. Khususnya gen NF2
membantu mencegah neuromas akustik. Hanya satu gen berubah dan berfungsi NF2
adalah diperlukan untuk mencegah pembentukan neuroma akustik. Jika kedua gen
NF2 menjadi berubah atau hilang di salah satu sarung mielin sel saraf vestibular
kemudian sebuah Neuroma akustik biasanya akan berkembang. Kebanyakan sepihak
neuromas akustik hasil ketika NF2 gen menjadi spontan berubah atau hilang.
Seseorang neuroma akustik dengan sepihak bahwa telah mengembangkan secara
spontan tidak pada peningkatan risiko untuk memiliki anak dengan neuroma akustik.
Beberapa akustik neuromas sepihak Hasil dari kondisi NF2 keturunan. Hal ini juga
kemungkinan bahwa beberapa neuromas akustik mungkin sepihak disebabkan oleh
perubahan dalam gen lainnya yang bertanggung jawab untuk mencegah pembentukan
tumor. (Hendra Kusdiantoro: 2011)

C. Prevalansi
Angka kejadian neuroma akustikus di Amerika yakni sekitar 13 kasus baru per
1.000.000 populasi per tahun, cenderung meningkat setiap tahunnya sekitar 6%,
dibandingkan terjadinya peningkatan insiden tumor otak secara keseluruhan yang
hanya meningkat 0,9% setiap tahunnya antara tahun 1985 sampai 1994. Hal ini karena
membaiknya sistem pelayanan kesehatan dan sarana diagnostik seperti CT-Scan
(Computerized Tomography scan) dan MRI (magnetic resonance imaging).

D. Manifestasi klinis
Gejala yang paling sering timbul pada pasien dengan neuroma akustik (Brunner &
Suddart.2002) adalah :
1. Titinus unilateral
2. Kehilangan pendengaran dengan atau tanpa vertigo
3. Gangguan keseimbangan
4. Tuli

D. Faktor presipatasi
Tumor tumbuh sangat lamabat yang mengenai saraf akustikus, s(Kolesteatoma ) dan
otak kecil.araf fasialis,dan kemudian mengenai anglus serebelopontin. Satu telinga
penderita semakin lama semakin tuli. Kaki dirasakan tidak stabil lagi, tetapi jarang
menderita serangan vertigo yang hebat. Pada kasus yang lanjut dirasakan gejala
peningkatan tekanan intra cranial. Misalkan sakit dan muntah-muntah. Meskipun tumor
bersifat jinak, schwannomas vestibular bisa tumbuh sampai mereka menyebabkan kelumpuhan,
masalah pernapasan (Kolesteatoma ) dan bahkan kematian. Tumor mulai dalam saluran lubang
jarum berukuran hanya di dalam telinga bagian dalam, tetapi mereka dapat memperluas untuk
melibatkan persimpangan batang otak

F. Faktor Predisposisi
Dunia kedokteran belum mengetahui penyebab pasti seseorang dapat menderita
tumor tapi secara umum dipercaya bahwa proses terbentuknya tumor berkaitan dengan 3
faktor utama yaitu faktor genetik (keturunan), karsinogenik (onkogen), dan co-karsinogen
(co-onkogen). Tumor yang awalnya jinak jika tidak diobati secara benar, akan meradang
dan berubah menjadi tumor ganas alias kanker.

G. Pencegahan
a. Hindari suara-suara yang bising, jangan terlalu sering mendengarkan suara
bising(misalnya diskotik, konser musik, walkman, loudspeaker, telpon genggam).
b. Batasi pemakaian walkman, jangan mendengar dengan volume amat maksimal.
c. Gunakan pelindung telinga jika berada di tempat bising.
d. Makanlah makanan yang sehat dan rendah garam.
e. Minumlah vitamin yang berguna bagi saraf untuk melakukan perbaikan, seperti
ginkogiloba, vit A dan E.
f. pencegahan lewat gaya hidup yang sehat
g. Melakukan pemantauau.

H. Pengobatan
1. Medis
a. Farmakologi
Tindakan pengobatan untuk vertigo terdiri atas antihistamin, seperti meklizin (antivert),
yang menekan sistem vestibuler. Tranquilizer seperti diazepam (valium) dapat
digunakan pada kasus akut untuk membantu mengontrol vertigo, namun karena sifat
adiktifnya tidak digunakan sebagai pengobatan jangka panjang.
Antiemetik seperti supositoria prometazin (phenergan) tidak hanya mengurangi mual
dan muntah tapi juga vertigo karena efek antihistaminnya. Diuretik seperti Dyazide
atau hidroklortiazid kadang dapat membantu mengurangi gejala penyakit Meniere
dengan menurunkan tekanan dalam sistem endolimfe.
Pasien harus diingatkan untuk makan-makanan yang mengandung kalium, seperti
pisang, tomat, dan jeruk ketika menggunakan diuretik yang menyebabkan kehilangan
kalium.( Nn : 2011)
b. Bedah
Dekompresi sakus endolimfatikus atau pintasan secara teoritis akan menyeimbangkan
tekanan dalam ruangan endolimfe. Pirau atau drain dipasang di dalam sakus
endolimfatikus melalui insisi postaurikuler.
Obat ortotoksik, seperti streptomisisn atau gentamisisn, dapat diberikan kepada pasien
dengan injeksi sistemik atau infus ke telinga tengah dan dalam.
Prosedur labirinektomi dengan pendekatan transkanal dan transmastoid juga berhasil
sekitar 85% dalam menghilangkan vertigo, namun fungsi auditorius telinga dalam juga
hancur.
Pemotongan nervus nervus vestibularis memberikan jaminan tertinggi sekitar 98%
dalam menghilngkan serangan vertigo. Dapat dilakukan translabirin (melali mekanisme
pendengaran) atau dengan cara yang dapat mempertahankan pendengaran (suboksipital
atau fosa kranialis medial), bergantung pada derajat hilangnya pendengaran.
Pemotongan saraf sebenarnya mencegah otak menerima masukan dari kanalis
semisirkularis. (Nn : 2011)
2. Non farmakoligi
Ada banyak tanaman yang telah diteliti dan diketahui dapat digunakan sebagai
obat tumor dan kanker salah satunya, Sarang Semut yang dikenal sebagai herbal dengan
reaksi tercepat menumpas tumor dan kanker. Hanya dalam 1-2 bulan penggunaan,
umumnya, efek Sarang Semut sudah bisa dirasakan. Sarang Semut merupakan
tanaman asal Papua yang secara tradisional telah digunakan oleh penduduk asli Papua
untuk mengobati berbagai penyakit secara turun-temurun. Dan sekarang hasil penelitian
modern mendapati bahwa tanaman ini mengandung senyawa aktif penting seperti
flavonoid, tokoferol, fenolik dan kaya akan berbagai mineral yang berguna sebagai
antioksidan sehingga tepat digunakan sebagai obat tumor jinak maupun ganas (kanker).

I. Pemeriksaan penunjang
1. Tes gliserin :
Pasien diberikan minuman gliserin 1,2 ml/kg BB setelah diperiksa tes kalori dan
audiogram. Setelah dua jam diperiksa kembali dan dibandingkan.
2. Audiogram :
Tuli sensorineural, terutama nada rendah dan selanjutnya dapat ditemukan rekrutinen.
Kadang audiogram dehidrasi dilakukan di mana pasien diminta meminum zat penyebab
dehidrasi, seperti gliserol atau urea, yang secara teoritis dapat menurunkan jumlah
hidrops endolimfe.
3. Elektrokokleografi menunjukkan abnormalitas pada 60% pasien yang menderita
penyakit meniere.
4 Elektronistagmogram bisa normal atau menunjukkan penurunan respons vestibuler.
5. CT scan atau MRI Kepala
6. Elektroensefalografi
7. Stimulasi kalorik. (Nn : 2011)
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

Tanggal masuk :
Jam :
No Cm :

Identitas Pasien Penanggung jawab


Nama : Tn.A Nama : Tn. X
Umur : Umur :
Agama : Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Status : Status pernikahan :
Alamat : Alamat :
Hubungan :

1. Pengkajian
Tanggal : Nama Pengkaji : Ns. Q
Jam :
a. Alasan utama datang ke RS
Sudah 3 bulan yang lalu telinga sebelah kanan terasa ada benjolan dan pendengaran
berkurang serta telinga sebelah kanan terasa berdenging.
b. Keluhan utama
Sakit pada telinga kanan, merasakan nyeri dan tidak bisa mendengar apapun.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Sudah 3 bulan yang lalu telinga sebelah kanan terasa ada benjolan dan pendengaran
berkurang serta telinga sebelah kanan terasa berdenging. Hasil pemeriksaan fisik pada
Tn. A didapatkan TD : 170/140 mmHg, HR : 98 X/menit dan RR : 24 X/menit. Tn. A
mengatakan kepalanya pusing dan muter-muter serta nyeri terasa cekot-cekot pada
kepala dan telinga kanan. Keluarga Tn. A mengatakan sudah 3 hari terakhir ini Tn. A
jarang beraktivitas karena mengeluh pusing saat bangun dari tidur Tn. A juga
merasakan mual-mual sehingga sudah 3 hari porsi makannya berkurang. Saat
dilakukan pemeriksaan oleh Dokter, didapatkan benjolan pada telinga kanan bagian
dalam ± 4 cm. Diagnosa sementara adalah Neuroma Akustik ( tumor pada telinga ).
Dokter menyarankan kepada Tn. A untuk dilakukan pemeriksaan Rogent dan CT-
Scan untuk memastikan penyakit Tn. A dan menjelaskan kemungkinan untuk
pembedahan. Tn. A merasa khawatir karena Tn. A tidak pernah menyangka
penyakitnya separah itu dan kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang sedang
diderita.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Dari pihak keluarga tidak memiliki riwayat penyakit neuroma akustik.
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Sakit / nyeri : sedang
Status gizi : menurun
Sikap : gelisah
Personal hygiene : buruk
2. Data Sistemik
a. Sistem persepsi sensori
Pendengaran : menurun
Penglihatan :-
Pengecap / penghidu :-
Peraba :-
b. Sistem pernafasan
Frekwensi : 24 X / menit
Suara nafas : vesikuler
Lain-lain :-
c. Sistem kardiovaskuler
Tekanan darah : 170 / 140 mmHg
Denyut nadi : 98 X/menit , irama :-
Kekuatan : normal , akral :-
Pengisian Kapiler : normal , edema :-
Lain-lain :-
d. Sistem syaraf pusat
Kesadaran : kompos mentis , GCS :-
Bicara : nomal
Pupil :-
Orientasi waktu :- , Orientasi tempat :-
Orientasi orang :-
e. Sistem gastrointestinal
Nafsu makan : berkurang
Mulut dan tenggorokan :-
Kemampuan mengunyah :-
Kemampuan menelan :-
Perut :-
Colon dan rectum ;
BAB :-
Lain-lain :-
f. Sistem muskoloskeletal
Rentang gerak : terbatas
Keseimbangan dan cara jalan : tidak seimbang
Kemampuan memenuhi aktivitas : terbatas
sehari-hari
genggaman tangan :-
otot kaki :-
g. Sistem integumen
Warna kulit :-
Turgor :-
Memar :- , kemerahan :-
h. Sistem reproduksi
Infertile :- , masalah menstruasi : -
i. Sistem perkemihan
Vesica urinaria
BAK : normal
Warna : jernih

2. Analisa Data
Nama klien : Tn. A No. register : 1234
Umur : Dx. Medis : Neuroma Akustik
Ruang : Alamat :

Tanggal Data Fokus Problem Etiologi


/ Jam
DS : Tn. A mengatakan Nyeri Peningkatan tekanan
kepalanya pusing dan muter- intra kranial
muter serta nyeri terasa cekot-
cekot pada kepala dan telinga
kanan.

DO : Saat dilakukan
pemeriksaan oleh Dokter,
didapatkan benjolan pada
telinga kanan bagian dalam ± 4
cm TD: 170/140

DS : Tn. A mengeluh pusing Gangguan perfusi Hipertensi


saat bangun tidur. jaringan

DO: TD : 170/140 mmHg

DS : Tuan.A mengeluh tidak Perubahan Gangguan


bisa mendengar apapun. Sudah persepsi-sensori pendengaran
3 bulan yang lalu telinga
sebelah kanan terasa ada
benjolan dan pendengaran
berkurang serta telingan
sebelah kanan terasa
berdenging.
DS : Keluarga Tn. A Intoleransi Nyeri
mengatakan sudah 3 hari aktivitas
terakhir ini Tn. A jarang
beraktivitas karena mengeluh
pusing saat bangun dari tidur.

DO: -

DS: Tn. A juga merasakan Nutrisi kurang dari Intake inadekuat


mual-mual sehingga sudah 3 kebutuhan tubuh
hari porsi makannya
berkurang.

DO: -

DS : Tn. A mengatakan Resiko cedera Gangguan


kepalanya pusing dan muter- keseimbangan
muter.

DO: -

DS: Tn. A merasa khawatir Ansietas Tindakan


karena Tn. A tidak pernah pembedahan
menyangka penyakitnya
separah itu. Dokter
menyarankan kepada Tn. A
untuk dilakukan pemeriksaan
Rongent dan CT-Scan untuk
memastikan penyakit Tn. A
dan menjelaskan kemungkinan
untuk pembedahan.

DO: -

DS: Tn. A tidak pernah Kurang Kurang informasi


menyangka penyakitnya pengetahuan
separah itu dan kurangnya
pengetahuan tentang penyakit
yang sedang diderita.

DO: -

3. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intra cranial.
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan hipertensi.
3. Perubahan persepsi - sensori berhubungan dengan gangguan pendengaran.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri.
5. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake inadekuat.
6. Ansietas berhubungan dengan tindakan pembedahan.
7. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.

4. Intervensi Keperawatan
Nama klien : No. register : 1234
Umur : 70 th Dx. Medis : Neuroma Akustik
Ruang :
Alamat :

Jam Diagnosa Tujuan dan Rencana Tindakan Tt


/ Keperawata Kriteria Hasil d
Tan n Intervensi Rasional
ggal
1. Nyeri Setelah dilakukan 1. Teliti keluhan 1. Nyeri merupakan
berhubunga proses nyeri, catat pengalaman subyektif
n dengan keperawatan intensitasnya ( dan harus dijelaskan oleh
peningkatan selama 3X24 jam dengan skala 0-10 pasien. Identifikasi
tekanan maka nyeri akan ), karakteristiknya karakteristik nyeri dan
intra hilang/berkurang, ( misal : berat, faktor yang berhubungan
cranial. dengan kriteria berdenyut, merupakan suatu hal
hasil: konstan ), yang amat penting untuk
lokasinya, memilih intervensi yang
- melaporkan lamanya, faktor tepat.
nyeri berkurang / yang
terkontrol. memperburuk
- menunjukkan / atau meredakan. 2. Pengenalan segera
menggunakan 2. Instruksikan meningkatkan intervensi
perilaku untuk pasien untuk dini dan dapat
mengurangi melaporkan nyeri menurunkan beratnya
kekambuhan. dengan segera serangan.
jika nyeri itu
muncul.
3. Menurunkan
3. Ajarkan stimulasi yang berlebihan
untuk beristirahat yang dapat mengurangi
dalam ruangan sakit kepala.
yang tenang.
4. Meningkatkan rasa
4. Berikan nyaman dengan
kompres dingin menurunkan vasodilatasi.
pada kepala.
5. Penanganan pertama
5. Berikan obat dari sakit kepala secara
sesuai dengan umum hanya kadang-
indikasi ( kadang bermanfaat pada
analgesic seperti sakit kepala karena
asetaminofen, gangguan vascular.
ponstan, dan
sebagainya ).

2. Intolerans Setelah dilakukan 1. Kaji kesiapan 1. Stabilitas fisiologis


i aktivitas proses untuk pada istirahat penting
berhubunga keperawatan meningkatkan untuk menunjukkan
n dengan selama 3X24 jam aktivitas contoh : tingkat aktivitas
nyeri. maka terjadi penurunan individual.
peningkatan kelemahan /
aktivitas, dengan kelelahan, TD 2. Seperti jadwal
kriteria hasil : stabil / frekwensi meningkatkan toleransi
nadi, peningkatan terhadap kemajuan
- perhatian pada aktivitas dan mencegah
Mendemonstras aktivitas dan kelemahan.
ikan terjadi perawatan diri.
peningkatan 3. Penurunan TD,
toleransi aktivitas. 2. Dorong takikardi, disritmia, dan
pasien untuk takipnea adalah indikatif
berpartisipasi dari kerusakan toleransi
dalam memilih jantung terhadapa
periode aktivitas. aktivitas.

3. Pantau 4. Meningkatkan
frekwensi / irama proses penyembuhan dan
jantung, TD dan kemampuan koping
frekendi emosional
pernapasan 5. Biasanya diberikan
sebelum / sesudah untuk control nyeri
aktivitas dan adekuat dan
selama memperbaiki
diperlukan. kenyamanan pasien dan
4. Rencanakan meningkatkan
perawatan dengan penyembuhan.
periode istirahat /
tidur tanpa
gangguan.
5. Berikan obat
sesuai indikasi,
contoh :
asetaminofen.

3. Nutrisi Setelah dilakukan 1. Buat tujuan 1. Malnutrisi adalah


kurang dari proses berat badan kondisi gangguan minat
kebutuhan keperawatan minimum dan yang menyebabkan
tubuh selama 3X24 jam kebutuhan nutrisidepresi, agitasi dan
berhubunga maka nafsu harian mempengaruhi fungsi
n dengan makan kognitif / pengambilan
intake meningkat, 2. Berikan makan keputusan. Perbaikan
inadekuat. dengan kriteria sedikit tapi status nutrisi
hasil : dengan pemberian meningkatkan
yang sering. kemampuan dan kerja
- Mual hilang psikologis.
3. Izinkan pada
- Nafsu makan pasien untuk 2. Lebih efektif karena
meningkat memilih menu meningkatkan kerja dari
harian sendiri. gaster.
- BB normal
4. Berikan menu 3. Meningkatkan
- Tidak terjadi yang lebih
malnutrisi stimulasi untuk
bervariasi pada melakukan intake
pasien. makanan yang lebih
5. Rujuk pada adekuat.
ahli gizi. 4. Dengan menu yang
bervariasi akan
merangsang intake
makanan pasien sehingga
meningkatkan asupan
gizi dalam tubuh.

5. Untuk memberikan
asupan nutrisi yang lebih
tepat.

4. Ansietas Setelah dilakukan 1. Kaji status 1. Derajat ansietas


berhubunga proses mental dan akan dipengaruhi
n dengan keperawatan tingkat ansietas bagaimana informasi
tindakan selama 3X24 jam dari pasien / tersebut diterima oleh
pembedaha maka ansietas keluarga. Catat individual.
n. akan berkurang, adanya tanda-
dengan kriteria tanda verbal atau 2. Meningkatkan
pemahaman, mengurangi
hasil : non verbal. rasa takut karena
ketidaktahuan dan dapt
- Tampak rileks 2. Berikan membantu menurunkan
penjelasan ansietas.
- Melaporkan tentang hubungan
ansietas antara penyakit 3. Penting untuk
berkurang sampai dan gejalanya. menciptakan
pada tingkat dapat kepercayaan karena
diatasi. 3. Jawab setiap penyakit yang diderita
pertanyaan mungkin menakutkan,
dengan penuh ketulusan dan informasi
perhatian dan yang akurat dapat
berikan informasi memberikan keyakinan
tentang prognose pada pasien dan juga
penyakit. keluarga.

4. Dapat meringankan
4. Jelaskan dan ansietas terutama ketika
persiapkan untuk pemeriksaan melibatkan
tindakan prosedur otak.
pembedahan sebel
um dilakukan.

5. Berikan
kesempatan 5. Mengungkapkan
pasien untuk rasa takut secara terbuka
mengungkapkan dimana rasa takut dapat
isi pikiran dan ditujukan.
perasaan
takutnya.

5. Kurang Setelah dilakukan 1. Evaluasi 1. Memungkinkan


pengetahua proses kemampuan dan untuk penyampaian
n keperawatan kesiapan untuk bahan yang didasarkan
berhubunga selama 3X24 jam belajar dari pasien atas kebutuhan secara
n dengan maka pasien akan juga keluarganya. individual. Catatan :
kurang tahu tentang pasien mungkin tidak
informasi. penyakitnya, mampu menerima
dengan kriteria informasi baik secara
hasil : emosi maupun secar
mental.
-
Mengungkapka 2. Libatkan 2. Dapat memudahkan
n pemahaman semua orang beban terhadap
tentang kondisi / terdekat dalam penanganan penyakit
proses penyakit pendidikan dan
dan pengobatan. perencanaan 3. Memberikan
perawatan pasien kesempatan bagi pasien
- Berpartisipasi di rumah. untuk mendiskusikan
dalam proses keingintahuannya.
belajar. 3. Berikan
lingkungan 4. Informasi akan
terbuka untuk lebih dimengerti pasien
berdikusi. dan menurunnya rentang
Gunakan perhatian pasien dapat
keterampilan menurunkan kemampuan
komunikasi yang untuk menerima /
terapeutik, memproses dan
memberikan mengingat / menyimpan
perhatian. informasi yang diberikan.

4. Berikan 5. Meningkatkan
informasi dalam keamanan pasien dan
bentuk-bentuk meningkatkan sifat
dan segmen yang kooperatif pasien
singkat dan terhadap pengobatan.
sederhana.

5. Kaji kembali
pemberian obat /
pengobatan.
Anjurkan untuk
menghindari
pemakaian obat-
obat bebas tanpa
persetujuan dari
dokter.
E. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan

Nama klien : Tn. A No. register : 1234


Umur : 70 th Dx. Medis : Neuroma Akustik
Ruang :
Alamat :

No Jam Implementasi Ttd Evaluasi ( S,O,A,P ) Ttd


dx /
Tan
ggal
1 1. Menteliti keluhan nyeri, S : Pasien melaporkan nyeri
mencatat intensitasnya ( dengan terkontrol.
skala 0-10 ), karakteristiknya ( O: Menunjukkan / menggunakan
perilaku untuk mengurangi
misal : berat, berdenyut, konstan
kekambuhan, ekspresi wajah
), lokasinya, lamanya, faktor yang rileks.
memperburuk atau meredakan. A: Masalah sudah teratasi.
2. Menginstruksikan pasien P : Lanjutkan intervensi
untuk melaporkan nyeri dengan
segera jika nyeri itu muncul.
3. Mengajarkan untuk
beristirahat dalam ruangan yang
tenang.
4. Membeerikan kompres dingin
pada kepala.
5. Memberikan obat sesuai
dengan indikasi ( analgesic seperti
asetaminofen, ponstan.
2 1. Mengkajiaji kesiapan untuk S : Pasien mendemonstrasikan
meningkatkan aktivitas contoh : terjadi peningkatan toleransi
penurunan kelemahan / kelelahan, aktivitas.
O : Pasien melakukan berbagai
TD stabil / frekwensi nadi,
aktivitas.
peningkatan perhatian pada A: Masalah sudah teratasi.
aktivitas dan perawatan diri. P : Lanjutkan intervensi.
2. Mendorongorong pasien
untuk berpartisipasi dalam
memilih periode aktivitas.

3. Memanantau frekwensi /
irama jantung, TD dan frekendi
pernapasan sebelum / sesudah
aktivitas dan selama diperlukan.

4. Merencanakan perawatan
dengan periode istirahat / tidur
tanpa gangguan.

5. Memberikan obat sesuai


indikasi, contoh : asetaminofen.
3 1. Membuat tujuan berat badan S : Pasien mengatakan mual
minimum dan kebutuhan nutrisi hilang, nafsu makan
harian meningkat.
O: Berat badan normal, tidak
2. Memberikan makan sedikit terjadi malnutrisi.
tapi dengan pemberian yang A: Masalah sudah teratasi.
P : Lanjutkan Intervensi.
sering.

3. Mengizinkan pada pasien


untuk memilih menu harian
sendiri.

4. Memberikan menu yang lebih


bervariasi pada pasien.

5. Merujuk pada ahli gizi


4 1. Mengkaji status mental dan S : Pasien melaporkan ansietas
tingkat ansietas dari pasien / berkurang.
keluarga. Catat adanya tanda- O: Pasien tampak rileks.
A: Masalah sudah teratasi.
tanda verbal atau non verbal.
P : Lanjutkan intervensi.
2. Memberikan penjelasan
tentang hubungan antara penyakit
dan gejalanya.

3. Menjawab setiap pertanyaan


dengan penuh perhatian dan
berikan informasi tentang
prognose penyakit.

4. Menjelaskan dan persiapkan


untuk tindakan prosedur
pembedahan sebelum dilakukan.

5. Memberikan kesempatan
pasien untuk mengungkapkan isi
pikiran dan perasaan takutnya.
5 1. Mengevaluasi kemampuan S : Pasien mengungkapkan
dan kesiapan untuk belajar dari pemahaman tentang kondisi /
pasien juga keluarganya. proses penyakit dan pengobatan.
O: Pasien berpartisipasi dalam
2. Melibatkan semua orang proses belajar.
terdekat dalam pendidikan dan A: Masalah sudah teratasi.
P : Hentikan intervensi.
perencanaan perawatan pasien di
rumah.

3. Memberikan lingkungan
terbuka untuk berdikusi. Gunakan
keterampilan komunikasi yang
terapeutik, memberikan perhatian.

4. Memberikan informasi dalam


bentuk-bentuk dan segmen yang
singkat dan sederhana.

5. Mengkaji kembali pemberian


obat / pengobatan. Anjurkan
untuk menghindari pemakaian
obat-obat bebas tanpa persetujuan
dari dokter
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : ECG

Doenges, Marillyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: Jakarta : EGC

www.problemo.blogspot.com

Vous aimerez peut-être aussi