Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
LANSIA
OLEH : KELOMPOK V
PSIK II - 4
INDONESIA
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
kasihNya kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul ‘Asuhan
Keperawatan Lansia dengan Deprisi ’. Tugas ini merupakan salah satu syarat untuk
memenuhi mata kuliah Komunitas II di Universitas Sari Mutiara Medan.
Kelompok 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun, hal tersebut membutuhkan upayapemeliharaan serta
peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia,berdaya
guna dan produktif.
Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun, hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan serta
peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya
guna, dan produktif.proses menua yang dialami oleh lansia menyebabkan mereka
mengalami berbagai perasan sedih,cemas,kesepian, dan mudah tersinggung dan
depresi. Jika lansia mengaklami gangguan tersebut maka kondisi tersebut dapat
menggangu kegiatan sehari-hari lansia.mencegah dan merawat lansia dengan masalah
tersebut adalah hal yang sangat penting dlamupaya mendorong lansia bahagia
sejahtera di dalamkeluarga serta masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut :
C. Tujuan
D. Manfaat
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Pengertian lansia
2. Batasan-batasan Lansia
Batasan seseorang dikatakan Lanjut usia masih diperdebatkan oleh para ahli
karena banyak faktor fisik, psikis dan lingkungan yang saling mempengaruhi sebagai
indikator dalam pengelompokan usia lanjut. Proses peneuan berdasarkan teori
psikologis ditekankan pada perkembangan). World Health Organization (WHO)
mengelompokkan usia lanjut sebagai berikut :
Menurut Birren dan Renner dalam Johanna E.P (1991; 75) usia biologis dabat
diberi batasan sebagai suatu estimasi posisi seseorang dalam hubungannya dengan
potensi jangka hidupnya. Menurut Eisdoefer dan Wilkie dalam Johanna, EP (1993,
75) mengatakan bahwa usia biologis adalah proses genetik yang berhubungan waktu,
tetapi terlepas dari stres, trauma dan penyakit. Seseorang dikatakan muda secara
biologis apabila secara kronologis tua, tetapi organ-organ tubuhnya, seperti jantung,
ginjal, hati, saluran pencernaan, tetap berfungsi seperti waktu muda.
Usia psikologis adalah kapasitas individu untuk adaptif dalam hal ingatan,
belajar, intelegnsi, keterampilan, perasaan, motivasi dan emosi. Apabila hal ini masih
baik dan stabil dapat dikatakan secara psikologis ia masih dewasa.
Usia sosial menekankan peran dan kebiasaan seseorang dalam hubungannya
dengan orang lain dan menjalankan perannya dengan penuh tanggung jawab di
mayarakat.
1. Herediter
2. Nutrisi
3. Status Kesehatan
4. Penglaman hidup
5. Lingkungan
6. Stres
7. Proses penuaan
Pengertian
Aging proses adalah suatu periode menarik diri yang tak terhindarkan dengan
karakteristik menurunnya interaksi antara lansia dengan orang lain di sekitarnya.
Individu diberi kesempatan untuk mempersiapkan dirinya menghadapi
“ketidamampuan” dan bahkan kematia (Cox, 1984).
4. Teori Psikologik
Teori “Eight Stages of Life” yang dikemukakan Erikson (1950) adalah suatu
teori perkembangan psikososial yang terbagi atas 8 tahap, yang mempunyai tugas dan
peran yang perlu diselesaikan dengan baik :
Tahap
VIII
Tahap perkembangan ini harus dilalui dengan baik sehingga individu akan
merasakan kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidup.
Proses Perawatan Kesehatan bagi para Lansia merupakan tugas yang membutuhkan
suatu kondisi yang bersifat komprehnsif sehingga diperlukan suatu upaya penciptaan
suatu keterpaduan antara berbagai proses yang dapat terjadi pada lansia. Untuk
mencapai tujuan yang lebih maksimal, konsep dan strategi pelayanan kesehatan bagi
para lansia memegang peranan yang sangat penting dalam hal ini tidak lepas dari
peran perawat sebagai unsur pelaksana.
Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistem organ tubuh, diantaranya
sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan
tubuh, muskuloskeletal, gastrointestinal, genito urinaria, endokrin dan integumen.
1) Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, sehingga volume udara inspirasi
berkurang, sehingga pernafasan cepat dan dangkal.
2) Penurunan aktivitas silia menyebabkan penurunan reaksi batuk sehingga
potensial terjadi penumpukan sekret.
6) CO2 pada arteri tidak berganti sehingga komposisi O2 dalam arteri juga menurun
yang lama kelamaan menjadi racun pada tubuh sendiri.
7) Kemampuan batuk berkurang, sehingga pengeluaran sekret & corpus alium dari
saluran nafas berkurang sehingga potensial terjadinya obstruksi.
Sistem persyarafan.
1. Penglihatan
7) Menurunnya daya membedakan warna biru atau warna hijau pada skala.
1. Pendengaran.
1. Peraba.
1. Ginjal, Mengecil dan nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun
sampai 50 %, penyaringan diglomerulo menurun sampai 50 %, fungsi tubulus
berkurang akibatnya kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis
urin menurun proteinuria ( biasanya + 1 ) ; BUN meningkat sampai 21 mg % ;
nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.
2. Vesika urinaria / kandung kemih, Otot otot menjadi lemah, kapasitasnya
menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekwensi BAK meningkat,
vesika urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga
meningkatnya retensi urin.
3. Pembesaran prostat ± 75 % dimulai oleh pria usia diatas 65 tahun.
4. Atropi vulva.
5. Vagina, Selaput menjadi kering, elastisotas jaringan menurun juga permukaan
menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya lebih alkali terhadap
perubahan warna.
6. Daya sexual, Frekwensi sexsual intercouse cendrung menurun tapi kapasitas
untuk melakukan dan menikmati berjalan terus.
Sistem muskuloskeletal.
Perubahan kepribadian yang drastis keadaan ini jarang terjadi lebih sering berupa
ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan mungkin oleh karena faktor
lain seperti penyakit-penyakit.
Perubahan Spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegarsi dalam kehidupannya
(Maslow,1970). Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat
dalam berpikir dan bertindak dalam sehari-hari.
1. Pengertian Depresi
Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen
psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa -dan tidak bahagia, serta komponen
somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut
nadi sedikit menurun.
Faktor Predisposisi:
Stresor Pencetus
Frank J.Bruno dalam Bukunya Mengatasi Depresi (1997) mengemukan bahwa ada
beberapa tanda dan gejala depresi, yakni:
1. Secara umum tidak pernah merasa senang dalam hidup ini. Tantangan yang
ada, proyek, hobi, atau rekreasi tidak memberikan kesenangan.
2. Distorsi dalam perilaku makan. Orang yang mengalami depresi tingkat sedang
cenderung untuk makan secara berlebihan, namun berbeda jika kondisinya
telah parah seseorang cenderung akan kehilangan gairah makan.
3. Gangguan tidur. Tergantung pada tiap orang dan berbagai macam faktor
penentu, sebagian orang mengalami depresi sulit tidur. Tetapi dilain pihak
banyak orang mengalami depresi justru terlalu banyak tidur.
4. Gangguan dalam aktivitas normal seseorang. Seseorang yang mengalami
depresi mungkin akan mencoba melakukan lebih dari kemampuannya dalam
setiap usaha untuk mengkomunikasikan idenya. Ya,kan? saya tidak
mengalami depresi?.dilain pihak, seseorang lainnya yang mengalami depresi
mungkin akan gampang letih dan lemah.
5. Kurang energi. Orang yang mengalami depresi cenderung untuk mengatakan
atau merasa,saya selalu merasah lelah atau saya capai. Ada anggapan bahwa
gejala itu disebabkan oleh faktor-faktor emosional, bukan faktor biologis.
6. Keyakinan bahwa seseorang mempunyai hidup yang tidak berguna, tidak
efektif. orang itu tidak mempunyai rasa percaya diri. Pemikiran seperti, saya
menyia-nyiakan hidup saya, atau saya tidak bisa mencapai banyak kemajuan,
seringkali terjadi.
7. Kapasitas menurun untuk bisa berpikir dengan jernih dan untuk memecahkan
masalah secara efektif. Orang yang mengalami depresi merasa kesulitan untuk
menfokuskan perhatiannya pada sebuah masalah untuk jangka waktu tertentu.
Keluhan umum yang sering terjadi adalah, saya tidak bisa berkonsentrasi..
8. Perilaku merusak diri tidak langsung. contohnya: penyalahgunaan
alkohol/narkoba, nikotin, dan obat-obat lainnya. makan berlebihan, terutama
kalau seseorang mempunyai masalah kesehatan seperti misalnya menjadi
gemuk, diabetes, hypoglycemia, atau diabetes, bisa juga diidentifikasi sebagai
salah satu jenis perilaku merusak diri sendiri secara tidak langsung.
9. Mempunyai pemikiran ingin bunuh diri. (tentu saja, bunuh diri yang
sebenarnya, merupakan perilaku merusak diri sendiri secara langsung. Frank
menambahkan bahwa tidak ada aturan yang pasti untuk setiap orang. tetapi
merupakan konvensi untuk menyatakan bahwa kalau lima atau lebih dari
tanda-tanda atau gejala itu ada dan selalu terjadi, maka sangat mungkin
seseorang mengalami depresi. Lain halnya jika seseorang mnegalami gejala
pada nomor 9, yakni punya keinginan untuk bunuh diri, maka Frank
menganjurkan seseorang untuk segera mencari bantuan profesional secepat
mungkin.
4. Ciri-Ciri Depresi
Patah semangat
Kehilangan semangat (ringan) Putus asa (berat)
(serius)
™ Ragu-ragu ™ Kritik diri sendiri ™ Penolakan diri sendiri
Mental
™ Kemurkaan ™ Kemarahan ™ Kepahitan
BAB III
A. Pengkajian
Kaji ulang riwayat klien dan pemeriksaan fisik untuk adanya tanda dan
gejala karakteristik yang berkaitan dengan gangguan tertentu yang didiagnosis.
1. Kaji adanya depresi.
2. Singkirkan kemungkinan adanya depresi dengan scrining yang tepat, seperti
geriatric depresion scale.
3. Ajukan pertanyaan-pertanyaan pengkajian keperawatan
4. Wawancarai klien, pemberi asuhan atau keluarga.
Perilaku.
Afek
Respon kognitif
Klasifikasi Data
o Data Subyektif
o Data Obyektif
1. Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung dan bila duduk
dengan sikap yang merosot.
2. Ekspresi wajah murung, gaya jalan yang lambat dengan langkah yang diseret.
3. Kadang-kadang dapat terjadi stupor.
4. Pasien tampak malas, lelah, tidak ada nafsu makan, sukar tidur dan sering
menangis.
5. Proses berpikir terlambat, seolah-olah pikirannya kosong, konsentrasi
terganggu, tidak mempunyai minat, tidak dapat berpikir, tidak mempunyai
daya khayal.
Pada pasien psikosa depresif terdapat perasaan bersalah yang mendalam, tidak
masuk akal (irasional), waham dosa, depersonalisasi dan halusinasi. Kadang-kadang
pasien suka menunjukkan sikap bermusuhan (hostility), mudah tersinggung (irritable)
dan tidak suka diganggu. Pada pasien depresi juga mengalami kebersihan diri kurang
dan keterbelakangan psikomotor.
B. Diagnosa Keperawatan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1X24 jam lansia tidak
mencederai diri.
Kriteria Hasil:
Intervensi :
2. Lakukan interaksi dengan pasien sesering mungkin dengan sikap empati dan
Dengarkan pemyataan pasien dengan sikap sabar empati dan lebih banyak
memakai bahasa non verbal. Misalnya: memberikan sentuhan, anggukan.
Rasional : Dengan sikap sabar dan empati lansia akan merasa lebih diperhatikan dan
berguna.
3. Pantau dengan seksama resiko bunuh diri/melukai diri sendiri. Jauhkan dan
simpan alat-alat yang dapat digunakan olch pasien untuk mencederai
dirinya/orang lain, ditempat yang aman dan terkunci.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1X24 jam lansia merasa
tidak stres dan depresi.
Kriteria Hasil :
Tindakan:
Tindakan:
Tindakan:
1. Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping
minum obat).
1. Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis,
cara, waktu).
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aging proses adalah suatu periode menarik diri yang tak terhindarkan dengan
karakteristik menurunnya interaksi antara lansia dengan orang lain di sekitarnya.
Individu diberi kesempatan untuk mempersiapkan dirinya menghadapi
“ketidamampuan” dan bahkan kematia (Cox, 1984).
B. Saran