Vous êtes sur la page 1sur 23

ASUHAN KEPERAWATAN dengan GANGGUAN DEPRESI pada

LANSIA

OLEH : KELOMPOK V

SHINTA EL KARYA GULO

DWI AYU RETNO

PSIK II - 4

Dosen Pengasuh : Ns. Rossety Sipayung, S. Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN (FIKes)

UNIVERSITAS SARI MUTIARA

INDONESIA

2013
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
kasihNya kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul ‘Asuhan
Keperawatan Lansia dengan Deprisi ’. Tugas ini merupakan salah satu syarat untuk
memenuhi mata kuliah Komunitas II di Universitas Sari Mutiara Medan.

Kami mengucapkan terimakasih pada ibu Rosetty Sipayung, S. Kep, Ns


selaku dosen pengasuh mata kuliah ini yang telah banyak memberikan arahan dan
masukan terhadap perbaikan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat berguna
bagi pembaca semuanya.

Demikianlah dari kami, akhir kata kami ucapkan terimakasih.

Medan, April 2013

Kelompok 5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun, hal tersebut membutuhkan upayapemeliharaan serta
peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia,berdaya
guna dan produktif.

Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun, hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan serta
peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya
guna, dan produktif.proses menua yang dialami oleh lansia menyebabkan mereka
mengalami berbagai perasan sedih,cemas,kesepian, dan mudah tersinggung dan
depresi. Jika lansia mengaklami gangguan tersebut maka kondisi tersebut dapat
menggangu kegiatan sehari-hari lansia.mencegah dan merawat lansia dengan masalah
tersebut adalah hal yang sangat penting dlamupaya mendorong lansia bahagia
sejahtera di dalamkeluarga serta masyarakat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut :

1. Apakah pengertian lansia dan batasan lansia ?


2. Apakah yang dimaksud dengan proses menua ?
3. Bagaimanakah teori-teori proses menua ?
4. Apakah pengertian depresi ?
5. Apakah faktor predisposisi dan pencetus ?
6. Apakah tanda dan gejala depresi serta ciri-ciri depresi ?
7. Bagaimanakah asuhan keperawatan lansia dengan depresi ?

C. Tujuan

1. Untuk menetahui pengertian lansia dan batasan usia.


2. Untuk mengetahui dan mengerti proses menua.
3. Untuk mengetahui teori – teori proses menua.
4. Untuk mengetahui apa itu depresi
5. Untuk mengetahui faktor predisposisi dan faktor pencetus depresi
6. Untuk mengetahui tanda dan gejala depresi.
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan lansia dengan depresi.

D. Manfaat

Penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai


lansia beserta bagian-bagian penting dan asuhan keperawatan lansia dengan depresi.
Dengan penyusunan makalah ini, juga diharapkan dapat menjadi acuan untuk lebih
mengetahui apa yang menjadi tujuan penyusunan makalah ini.
BAB II

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Tinjauan tentang Lansia

1. Pengertian lansia

Menurut organisasi kesehatan adalah usia pertengahan (midlle age) kelompok


usia45-70 tahun usia lanjut (elders) antara 60-70 tahun usia tua (old) antara 75-90thn
usia dangat tua(very old) diatas 90 tahun.

Menurut prof koesmoto setyonegoro lanjut usia adalah orang yg berumur 65


tahun keatas. Sebenarnya lanjut usia adalah suatu proses alami yang tidakapat
ditentukan oleh tuhan yang maha esa (wahyudi nugroho,2000)

2. Batasan-batasan Lansia

Batasan seseorang dikatakan Lanjut usia masih diperdebatkan oleh para ahli
karena banyak faktor fisik, psikis dan lingkungan yang saling mempengaruhi sebagai
indikator dalam pengelompokan usia lanjut. Proses peneuan berdasarkan teori
psikologis ditekankan pada perkembangan). World Health Organization (WHO)
mengelompokkan usia lanjut sebagai berikut :

1. Middle Aggge (45-59 tahun)


2. Erderly (60-74 tahun)
3. Old (75-90 tahun)
4. Very old (> 91 tahun)

Menurut Birren dan Renner dalam Johanna E.P (1991; 75) usia biologis dabat
diberi batasan sebagai suatu estimasi posisi seseorang dalam hubungannya dengan
potensi jangka hidupnya. Menurut Eisdoefer dan Wilkie dalam Johanna, EP (1993,
75) mengatakan bahwa usia biologis adalah proses genetik yang berhubungan waktu,
tetapi terlepas dari stres, trauma dan penyakit. Seseorang dikatakan muda secara
biologis apabila secara kronologis tua, tetapi organ-organ tubuhnya, seperti jantung,
ginjal, hati, saluran pencernaan, tetap berfungsi seperti waktu muda.

Usia psikologis adalah kapasitas individu untuk adaptif dalam hal ingatan,
belajar, intelegnsi, keterampilan, perasaan, motivasi dan emosi. Apabila hal ini masih
baik dan stabil dapat dikatakan secara psikologis ia masih dewasa.
Usia sosial menekankan peran dan kebiasaan seseorang dalam hubungannya
dengan orang lain dan menjalankan perannya dengan penuh tanggung jawab di
mayarakat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tua :

1. Herediter
2. Nutrisi
3. Status Kesehatan
4. Penglaman hidup
5. Lingkungan
6. Stres
7. Proses penuaan

Pengertian

Aging proses adalah suatu periode menarik diri yang tak terhindarkan dengan
karakteristik menurunnya interaksi antara lansia dengan orang lain di sekitarnya.
Individu diberi kesempatan untuk mempersiapkan dirinya menghadapi
“ketidamampuan” dan bahkan kematia (Cox, 1984).

Teori-teori Proses Penuan

1. Teori Biologi , Perubahahn biologi yang berasal dari dalam(intrinsik)/ Teori


Genetika

a) Teori jam biologi (Biological clock theory), Proses menua


dipengaruhi oleh faktor-faktor keturunan dari dalam. Umur
seseorang seolah-olah distel seperti jam.
b) Teori menua yang terprogram (program aging theory), sel tubuh
manusia hanya dapat membagi diri sebanyak 50 kali.
c) Teori Mutasi (somatic mutatie theory), setiap sel pada saatnya akan
mengalami mutasi.
d) The Error Theory, “Pemakaian dan rusak” kelebihan usaha dan stres
menyebabkan sel-sel tubuh lelah (terpakai).
e) Perubahan biologik yang berasalah dari luar/ekstrinsik (Teori Non
Genetika).

2. Teori radikal bebas, meningkatnya bahan-bahan radikal bebas sebagai akibat


pencemaran lingkungan akan menimbulkan perubahan pada kromosom pigmen dan
jaringan kolagen.
3. Teori imunlogi, perubahan jaringan getah bening akanmengakivbatkan
ketidakseimbangan sel T dan terjadi penurunan fungsi sel-sel kekebalan tubuh,
akibatnya usia lanjut mudah terkena infeksi.

4. Teori Psikologik

a) Maslow Hierareky Human Needs Theory

Teori Maslow mengungkapkan hirarki kebutuhan manusia yang meliputi 5 hal


(kebutuhan biologik, keamanan da kenyamanan , kasih sayang, harga diri, aktualisasi
diri dan aktualisasi diri.

b) Jung’s Theory of invidualsm

Teori individualism yang dikemukakan Carl Jung (1960) mengungkapkan


perkembangan personality dari anak-anak, remaja, dewasa muda, dewasa pertengahan
hingga dewasa tua (lansia) yang dipengaruhi baik dari internal maupun eksternal.

c) Course of Human Life Theory

Chorlotte Buhler juga merupakan penganut teori psikologik dengungkapkan


bawa teori perkembangan dasar manusia yang difokuskan pada identifikasi
pencapaian tujuan hidup seseorang dalam melalui fase-fase perkembangan.

d) Eight Stages of Life Theory

Teori “Eight Stages of Life” yang dikemukakan Erikson (1950) adalah suatu
teori perkembangan psikososial yang terbagi atas 8 tahap, yang mempunyai tugas dan
peran yang perlu diselesaikan dengan baik :

Tahap Masa bayi à timbul kepercayaan dasar (basic trust)


I
Tahap penguasaan diri (autonomi)
Tahap
II Tahap inisiatip

Tahap Timbulnya kemauan untuk berkarya (Industriousness)


III
Mencari identitas diri (Identy)
Tahap
IV Timbulnya keintiman (Intimacy)
Tahap Mencapai kedewasaan (generativity)
V
Memasuki usia lanjut akan mencapai kematangan kepribadian (ego
Tahap Integrity), dia merupakan orang yang memiliki integritas dalam
VI kepribadian sehingga mampu berbuat untuk kepentingan umum.
Kegagalan pada tahap ini akan menyebabkan cepat putus asa.
Tahap
VII

Tahap
VIII

Demikian juga dengan teori “Developmental Task” yang dikemukakan


Havighurst (1972) bahwa masing-masing individu melalui tahap-tahap
perkembangan secara spesifik dan terjadi variasi/perbedaan antara individu satu
dengan lainnya.

Tahap perkembangan ini harus dilalui dengan baik sehingga individu akan
merasakan kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidup.

 Peran Perawat pada klien lansia sesuai Proses Penuaan.

Proses Perawatan Kesehatan bagi para Lansia merupakan tugas yang membutuhkan
suatu kondisi yang bersifat komprehnsif sehingga diperlukan suatu upaya penciptaan
suatu keterpaduan antara berbagai proses yang dapat terjadi pada lansia. Untuk
mencapai tujuan yang lebih maksimal, konsep dan strategi pelayanan kesehatan bagi
para lansia memegang peranan yang sangat penting dalam hal ini tidak lepas dari
peran perawat sebagai unsur pelaksana.

1. Perubahan- perubahan yang terjadi pada lansia


1. Perubahan Fisik

Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistem organ tubuh, diantaranya
sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan
tubuh, muskuloskeletal, gastrointestinal, genito urinaria, endokrin dan integumen.

 Sistem pernafasan pada lansia.

1) Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, sehingga volume udara inspirasi
berkurang, sehingga pernafasan cepat dan dangkal.
2) Penurunan aktivitas silia menyebabkan penurunan reaksi batuk sehingga
potensial terjadi penumpukan sekret.

3) Penurunan aktivitas paru ( mengembang & mengempisnya ) sehingga jumlah


udara pernafasan yang masuk keparu mengalami penurunan, kalau pada pernafasan
yang tenang kira kira 500 ml.

4) Alveoli semakin melebar dan jumlahnya berkurang ( luas permukaan normal


50m²), Ù menyebabkan terganggunya prose difusi.

5) Penurunan oksigen (O2) Arteri menjadi 75 mmHg menggangu prose oksigenasi


dari hemoglobin, sehingga O2 tidak terangkut semua kejaringan.

6) CO2 pada arteri tidak berganti sehingga komposisi O2 dalam arteri juga menurun
yang lama kelamaan menjadi racun pada tubuh sendiri.

7) Kemampuan batuk berkurang, sehingga pengeluaran sekret & corpus alium dari
saluran nafas berkurang sehingga potensial terjadinya obstruksi.

 Sistem persyarafan.

1) Cepatnya menurunkan hubungan persyarafan.

2) Lambat dalam merespon dan waktu untuk berfikir.

3) Mengecilnya syaraf panca indera.

4) Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya syaraf pencium


& perasa lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan
terhadap dingin.

 Perubahan panca indera yang terjadi pada lansia.

1. Penglihatan

1) Kornea lebih berbentuk skeris.

2) Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.

3) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa).


4) Meningkatnya ambang pengamatan sinar : daya adaptasi terhadap kegelapan
lebih lambat, susah melihat dalam cahaya gelap.

5) Hilangnya daya akomodasi.

6) Menurunnya lapang pandang & berkurangnya luas pandang.

7) Menurunnya daya membedakan warna biru atau warna hijau pada skala.

1. Pendengaran.

1) Presbiakusis (gangguan pada pendengaran) :

Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap


bunyi suara, antara lain nada nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti
kata kata, 50 % terjadi pada usia diatas umur 65 tahun.

2) Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis.

3) Terjadinya pengumpulan serumen, dapat mengeras karena meningkatnya kreatin.

1. Pengecap dan pembau.

1) Menurunnya kemampuan pengecap.

2) Menurunnya kemampuan membau sehingga mengakibatkan selera makan


berkurang.

1. Peraba.

1) Kemunduran dalam merasakan sakit.

2) Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas dan dingin.

 Perubahan cardiovaskuler pada usia lanjut.

1. Katub jantung menebal dan menjadi kaku.


2. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % pertahun sesudah
berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya.
3. Kehilangan elastisitas pembuluh darah.
Kurangnya efektifitasnya pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan
posisi dari tidur keduduk ( duduk ke berdiri ) bisa menyebabkan tekanan darah
menurun menjadi 65 mmHg ( mengakibatkan pusing mendadak ).

1. Tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah


perifer (normal ± 170/95 mmHg ).

 Sistem genito urinaria.

1. Ginjal, Mengecil dan nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun
sampai 50 %, penyaringan diglomerulo menurun sampai 50 %, fungsi tubulus
berkurang akibatnya kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis
urin menurun proteinuria ( biasanya + 1 ) ; BUN meningkat sampai 21 mg % ;
nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.
2. Vesika urinaria / kandung kemih, Otot otot menjadi lemah, kapasitasnya
menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekwensi BAK meningkat,
vesika urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga
meningkatnya retensi urin.
3. Pembesaran prostat ± 75 % dimulai oleh pria usia diatas 65 tahun.
4. Atropi vulva.
5. Vagina, Selaput menjadi kering, elastisotas jaringan menurun juga permukaan
menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya lebih alkali terhadap
perubahan warna.
6. Daya sexual, Frekwensi sexsual intercouse cendrung menurun tapi kapasitas
untuk melakukan dan menikmati berjalan terus.

 Sistem endokrin / metabolik pada lansia.

1. Produksi hampir semua hormon menurun.


2. Fungsi paratiroid dan sekesinya tak berubah.
3. Pituitary, Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya ada di
pembuluh darah dan berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH dan LH.
4. Menurunnya aktivitas tiriod Ù BMR turun dan menurunnya daya pertukaran
zat.
5. Menurunnya produksi aldosteron.
6. Menurunnya sekresi hormon bonads : progesteron, estrogen, testosteron.
7. Defisiensi hormonall dapat menyebabkan hipotirodism, depresi dari sumsum
tulang serta kurang mampu dalam mengatasi tekanan jiwa (stess).

 Perubahan sistem pencernaan pada usia lanjut.


1. Kehilangan gigi, Penyebab utama adanya periodontal disease yang biasa
terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang
buruk dan gizi yang buruk.
2. Indera pengecap menurun, Adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir,
atropi indera pengecap (± 80 %), hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap
dilidah terutama rasa manis, asin, asam & pahit.
3. Esofagus melebar.
4. Lambung, rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun ), asam lambung
menurun, waktu mengosongkan menurun.
5. Peristaltik lemah & biasanya timbul konstipasi.
6. Fungsi absorbsi melemah ( daya absorbsi terganggu ).
7. Liver ( hati ), Makin mengecil & menurunnya tempat penyimpanan,
berkurangnya aliran darah.

 Sistem muskuloskeletal.

1. Tulang kehilangan densikusnya Ù rapuh.


2. Resiko terjadi fraktur.
3. Kyphosis.
4. persendian besar & menjadi kaku.
5. Pada wanita lansia > resiko fraktur.
6. Pinggang, lutut & jari pergelangan tangan terbatas.
7. Pada diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek ( tinggi badan
berkurang ).

 Perubahan sistem kulit & karingan ikat.

1. Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak.


2. Kulit kering & kurang elastis karena menurunnya cairan dan hilangnya
jaringan adiposa
3. Kelenjar kelenjar keringat mulai tak bekerja dengan baik, sehingga tidak
begitu tahan terhadap panas dengan temperatur yang tinggi.
4. Kulit pucat dan terdapat bintik bintik hitam akibat menurunnya aliran darah
dan menurunnya sel sel yang meproduksi pigmen.
5. Menurunnya aliran darah dalam kulit juga menyebabkan penyembuhan luka
luka kurang baik.
6. Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh.
7. Pertumbuhan rambut berhenti, rambut menipis dan botak serta warna rambut
kelabu.
8. Pada wanita > 60 tahun rambut wajah meningkat kadang kadang menurun.
9. Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang menurun.
10. Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang
banyak rendahnya akitfitas otot.

 Perubahan sistem reproduksi dan kegiatan sexual.

1. Selaput lendir vagina menurun/kering.


2. Movarium dan uterus.
3. Atropi payudara.
4. Testis masih dapat memproduksi meskipun adanya penurunan secara
berangsur berangsur.
5. Dorongan sex menetap sampai usia diatas 70 tahun, asal kondisi kesehatan
baik.
6. Perubahan-perubahan mental/ psikologis

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :

1. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa.


2. Kesehatan umum
3. Ttingkat pendidikan
4. Keturunan (herediter)
5. Lingkungan
6. Gangguan saraf panca indra, timbul kebutaan dan ketulian
7. Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan
8. Rangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan
famili
9. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri
dan perubahan konsep diri

Perubahan kepribadian yang drastis keadaan ini jarang terjadi lebih sering berupa
ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan mungkin oleh karena faktor
lain seperti penyakit-penyakit.

Kenangan (memory) ada dua; 1) kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai


berhari-hari yang lalu, mencakup beberapa perubahan, 2) Kenangan jangka pendek
atau seketika (0-10 menit), kenangan buruk.

Intelegentia Quation; 1) tidakberubah dengan informasi matematika dan perkataan


verbal, 2) berkurangnya penampilan,persepsi dan keterampilan psikomotorterjadi
perubahan pada daya membayangkan, karena tekanan-tekanan dari faktro waktu.

 Perubahan Spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegarsi dalam kehidupannya
(Maslow,1970). Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat
dalam berpikir dan bertindak dalam sehari-hari.

B. Tinjauan tentang Depresi

1. Pengertian Depresi

Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen
psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa -dan tidak bahagia, serta komponen
somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut
nadi sedikit menurun.

Depresi adalah suatu kesedihan atau perasaan duka yang berkepanjangan


dapat digunakan untuk menunjukan berbagai fenomena, tanda, gejala, sindrom,
keadaan emosional, reaksi penyakit/ klinik.(stuart dan sundeer,1998)

Depresi merupakan gangguan alam perasaan yang berat dan dimanifestasikan


dengan gangguan fungsi social dan fungsi fisik yang hebat, lama dan menetap pada
individu yang bersangkutan.

2. Faktor predisposisi dan faktor pencetus

 Faktor Predisposisi:

1. Faktor genetik dianggap mempengaruhi tranmisi gangguan afektif melalui


riwayat keluarga atau keturunan.
2. Teori agresi menyerang kedalam,menunjukan bahwa depresi terjadi karena
perasaan marah yang dtujukan kpd diri sendiri.
3. Teori kehilangan obyek merujuk kepada perpisahan traumatik individu
dengan benda atau yang sangat berarti.
4. Teori organisasi keprbdian menguraikan bagaimana konsep dri yang negatif
dan harga diri rnudah mempengaruhi sistem keyakinan dan penilaian
seseorang terhadap stressor.
5. Model kognitif menyatakan bahwa deprsi merupakan masalah kognitif yang
di dominasi oleh evaluasi negatif seseorang terhadap dari seseorang, dunia
seseorang dan masa depn seseorang.
6. Model ktidakberdayaan yang dipelajari menunjukan bahwa bukan semata-
mata trauma menyebabkan depresi tapi keyakinan bahwa seseorang tidak
mempnyai kendali terhadap hasil yang penting dalam kehidupannya oleh
karena itu ia mengulngi respon yang adaptif.
7. Model perilaku berkembang dari kerangka teori belajar sosial yang
mengasumsi penyebab depresi terletak pada kurangnya keinginan positif
dalam berinteraksi dengan lingkngan.
8. Model biologi menguraikan perubahan kimia dalam tubuh terjadi selma masa
depresi. Termasuk defisiensi ketokolamin, disfungsi endokrin,dan hiperskresi
kortisol

 Stresor Pencetus

1. Kehilangan keterikatan, yang nyata atau yang di bayangkan, termasuk


kehilangan cinta, seseorang, fungsi fisik, kedudukan,atau harga diri. karena
elemen aktual dan simbolik melibatkan konsep kehilangan maka persepsi
pasien merupakan hal yg sangat penting
2. Peristiwa besar dalam kehidupan sering dilaporkan sebagai pendahulu episode
depresi dan mempunyai dampak terhadap masalah-masalah yang dihadapi
sekarang dan kemampuan menyelesaikan masalah.
3. Peran dan ketegangan peran telah dilaporkan mempengaruhi perkembangan
depresi, trutama pada wanita.
4. Perubahan fisiologik diakibatkan oleh obat-obatan atau penyakit fisik dan
gangguan keseimbangan metabolik, dapat mencetuskan gangguan alam
perasaan. Diantra obat-obatan termasuk tersebut terdapat obat antihipertensi
dan penyalahgunaan zat yang menyebabkan kecanduan. Kebanyakan penyakit
kronik yg melemahkan tubuh juga sering disrtai dengan depresi. Depresi yg
terdapat pada usia lanjut biasnya bresfat kompleks karena untuk menegakan
diagnosis sering melibtkan evaluasi dari kerusakan otak orgnik dan depresi
klinik.

3. Tanda Dan Gejala Depresi

Frank J.Bruno dalam Bukunya Mengatasi Depresi (1997) mengemukan bahwa ada
beberapa tanda dan gejala depresi, yakni:

1. Secara umum tidak pernah merasa senang dalam hidup ini. Tantangan yang
ada, proyek, hobi, atau rekreasi tidak memberikan kesenangan.
2. Distorsi dalam perilaku makan. Orang yang mengalami depresi tingkat sedang
cenderung untuk makan secara berlebihan, namun berbeda jika kondisinya
telah parah seseorang cenderung akan kehilangan gairah makan.
3. Gangguan tidur. Tergantung pada tiap orang dan berbagai macam faktor
penentu, sebagian orang mengalami depresi sulit tidur. Tetapi dilain pihak
banyak orang mengalami depresi justru terlalu banyak tidur.
4. Gangguan dalam aktivitas normal seseorang. Seseorang yang mengalami
depresi mungkin akan mencoba melakukan lebih dari kemampuannya dalam
setiap usaha untuk mengkomunikasikan idenya. Ya,kan? saya tidak
mengalami depresi?.dilain pihak, seseorang lainnya yang mengalami depresi
mungkin akan gampang letih dan lemah.
5. Kurang energi. Orang yang mengalami depresi cenderung untuk mengatakan
atau merasa,saya selalu merasah lelah atau saya capai. Ada anggapan bahwa
gejala itu disebabkan oleh faktor-faktor emosional, bukan faktor biologis.
6. Keyakinan bahwa seseorang mempunyai hidup yang tidak berguna, tidak
efektif. orang itu tidak mempunyai rasa percaya diri. Pemikiran seperti, saya
menyia-nyiakan hidup saya, atau saya tidak bisa mencapai banyak kemajuan,
seringkali terjadi.
7. Kapasitas menurun untuk bisa berpikir dengan jernih dan untuk memecahkan
masalah secara efektif. Orang yang mengalami depresi merasa kesulitan untuk
menfokuskan perhatiannya pada sebuah masalah untuk jangka waktu tertentu.
Keluhan umum yang sering terjadi adalah, saya tidak bisa berkonsentrasi..
8. Perilaku merusak diri tidak langsung. contohnya: penyalahgunaan
alkohol/narkoba, nikotin, dan obat-obat lainnya. makan berlebihan, terutama
kalau seseorang mempunyai masalah kesehatan seperti misalnya menjadi
gemuk, diabetes, hypoglycemia, atau diabetes, bisa juga diidentifikasi sebagai
salah satu jenis perilaku merusak diri sendiri secara tidak langsung.
9. Mempunyai pemikiran ingin bunuh diri. (tentu saja, bunuh diri yang
sebenarnya, merupakan perilaku merusak diri sendiri secara langsung. Frank
menambahkan bahwa tidak ada aturan yang pasti untuk setiap orang. tetapi
merupakan konvensi untuk menyatakan bahwa kalau lima atau lebih dari
tanda-tanda atau gejala itu ada dan selalu terjadi, maka sangat mungkin
seseorang mengalami depresi. Lain halnya jika seseorang mnegalami gejala
pada nomor 9, yakni punya keinginan untuk bunuh diri, maka Frank
menganjurkan seseorang untuk segera mencari bantuan profesional secepat
mungkin.

4. Ciri-Ciri Depresi

Ciri-ciri tiga macam depresi (Tumlahaye,1998).

Patah semangat
Kehilangan semangat (ringan) Putus asa (berat)
(serius)
™ Ragu-ragu ™ Kritik diri sendiri ™ Penolakan diri sendiri
Mental
™ Kemurkaan ™ Kemarahan ™ Kepahitan

™ Kasihan diri sendiri ™ Kasihan diriKasihan diri sendiri


sendiri
™ Kehilangan nafsu makan
™ Kelesuan
™ Pengungsian diri
™ Tidak dapat tidur
Fisik ™ Kecemasan
™ Kepasifan
™ Penampilan yang tidak
™ Menangis
teratur
™ Tiada harapan
™ Ketidakpatuhan
™ Keadaan yang™ Skizophegenia
™ Kesedihan
sulit
emosional
™ Keadaan tertinggal
™ Mudah tersinggung
™ Penderita kesepian
™ Kemarahan akan sabda-
™ Ragu-ragu akan tuhan
sabda tuhan
™ Menolak akan™ Acuh tak acuh akan
™ Tidak senang akan tuhan
tuhan nasehat
™ Tidak berterima kasih dan
Spiritual ™ Mengeluh™ Tidak percaya terhadap
tidak percaya
terhadap tuhan tuhan

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN DEPRESI

A. Pengkajian

1. Identitas diri klien


2. Struktur keluarga : Genoogram
3. Riwayat Keluarga
4. Riwayat Penyakit Klien

Kaji ulang riwayat klien dan pemeriksaan fisik untuk adanya tanda dan
gejala karakteristik yang berkaitan dengan gangguan tertentu yang didiagnosis.
1. Kaji adanya depresi.
2. Singkirkan kemungkinan adanya depresi dengan scrining yang tepat, seperti
geriatric depresion scale.
3. Ajukan pertanyaan-pertanyaan pengkajian keperawatan
4. Wawancarai klien, pemberi asuhan atau keluarga.

 Lakukan observasi langsung terhadap :

Perilaku.

 Bagaimana kemampuan klien mengurus diri sendiri dan melakukan aktivitas


hidup sehari-hari?
 Apakah klien menunjukkan perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial?
 Apakah klien sering mengluyur danmondar¬mandir?
 Apakah ia menunjukkan sundown sindrom atau perseveration phenomena?

Afek

 Apakah kilen menunjukkan ansietas?


 Labilitas emosi?
 Depresi atauapatis?
 lritabilitas?
 Curiga?
 Tidak berdaya?
 Frustasi?

Respon kognitif

 Bagaimana tingakat orientasi klien?


 Apakah klien mengalamikehilangan ingatan tentang hal¬hal yang baru saja
atau yang sudah lamaterjadi?
 Sulit mengatasi masalah, mengorganisasikan atau mengabstrakan?
 Kurang mampu membuat penilaian?
 Terbukti mengalami afasia, agnosia, atau,apraksia?

Luangkan waktu bersama pemberi asuhan atau keluarga


1. Identifikasi pemberian asuhan primer dan tentukan berapa lama ia sudah
menjadi pemberi asuhan dikeluarga tersebut.
2. ldentifikasi sistem pendukung yang ada bagi pemberi asuhan dan anggota
keluarga yang lain.
3. Identifikasi pengetahuan dasar tentang perawatan klien dan sumber daya
komunitas (catat hal-hal yang perlu diajarkan).
4. Identifikasi sistem pendukung spiritual bagi keluarga.
5. Identilikasi kekhawatiran tertentu tentang klien dan kekhawatiran
pemberiasuhan tentang dirinya sendiri.

Klasifikasi Data

o Data Subyektif

1. Lansia Tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas berbicara.


2. Sering mengemukakan keluhan somatic seperti ; nyeri abdomen dan dada,
anoreksia, sakit punggung,pusing.
3. Merasa dirinya sudah tidak berguna lagi, tidak berarti, tidak ada tujuan hidup,
merasa putus asa dan cenderung bunuh diri.
4. Pasien mudah tersinggung dan ketidakmampuan untuk konsentrasi.

o Data Obyektif

1. Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung dan bila duduk
dengan sikap yang merosot.
2. Ekspresi wajah murung, gaya jalan yang lambat dengan langkah yang diseret.
3. Kadang-kadang dapat terjadi stupor.
4. Pasien tampak malas, lelah, tidak ada nafsu makan, sukar tidur dan sering
menangis.
5. Proses berpikir terlambat, seolah-olah pikirannya kosong, konsentrasi
terganggu, tidak mempunyai minat, tidak dapat berpikir, tidak mempunyai
daya khayal.

Pada pasien psikosa depresif terdapat perasaan bersalah yang mendalam, tidak
masuk akal (irasional), waham dosa, depersonalisasi dan halusinasi. Kadang-kadang
pasien suka menunjukkan sikap bermusuhan (hostility), mudah tersinggung (irritable)
dan tidak suka diganggu. Pada pasien depresi juga mengalami kebersihan diri kurang
dan keterbelakangan psikomotor.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Resti mencederai diri berhubungan dengan depresi.


2. Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping
maladaptif.

C. Rencana Tindakan Keperawatan


 DX I : Mencederai diri berhubungan dengan depresi.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1X24 jam lansia tidak
mencederai diri.

Kriteria Hasil:

1. Lansia dapat mengungkapkan perasaanya.


2. Lansia tampak lebih bahagia.
3. Lansia sudah bisa tersenyum ikhlas.

Intervensi :

1. Bina hubungan saling percaya dengan lansia.

Rasional : hubungan saling percaya dapat mempermudah dalam mencari data-data


tentang lansia.

2. Lakukan interaksi dengan pasien sesering mungkin dengan sikap empati dan
Dengarkan pemyataan pasien dengan sikap sabar empati dan lebih banyak
memakai bahasa non verbal. Misalnya: memberikan sentuhan, anggukan.

Rasional : Dengan sikap sabar dan empati lansia akan merasa lebih diperhatikan dan
berguna.

3. Pantau dengan seksama resiko bunuh diri/melukai diri sendiri. Jauhkan dan
simpan alat-alat yang dapat digunakan olch pasien untuk mencederai
dirinya/orang lain, ditempat yang aman dan terkunci.

Rasional : Meminimalkan terjadinya perilaku mencederai diri

 DX 2 : Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping


maladaptif

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1X24 jam lansia merasa
tidak stres dan depresi.

Kriteria Hasil :

1. Klien dapat meningkatkan harga diri


2. Klien dapat menggunakan dukungan sosial
3. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat
Intervensi :

1. Klien dapat meningkatkan harga diri

Tindakan:

1. Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya.

Rasional : Membangun motivasi pada lansia

1. Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu.

Rasional :Individu lebih percaya diri

1. Bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misal: hubungan antar


sesama, keyakinan, hal-hal untuk diselesaikan).

Rasional : Menumbuhkan semangat hidup lansia

2. Klien dapat menggunakan dukungan sosial

Tindakan:

1. Kaji dan manfaatkan sumber-sumber ekstemal individu (orang-orang terdekat,


tim pelayanan kesehatan, kelompok pendukung, agama yang dianut).

Rasional : Lansia tidak merasa sendiri

1. Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu, aktivitas


keagamaan, kepercayaan agama).

Rasional : Meningkatkan nilai spiritual lansia

1. Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal : konseling pemuka agama).

Rasional : Untuk menangani klien secara cepat dan tepat

3. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat

Tindakan:
1. Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping
minum obat).

Rasional : Untuk memberi pemahaman kepada lansia tentang obat

1. Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis,
cara, waktu).

Rasional : Prinsip 5 benar dapat memaksimalkan fungsi obat secara efektif

1. Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan.

Rasional : Menambah pengetahuan lansia tentang efek – efek samping obat.

1. Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar.

Rasional : Lansia merasa dirinya lebih berharga


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut organisasi kesehatan adalah usia pertengahan (midlle age) kelompok


usia45-70 tahun usia lanjut (elders) antara 60-70 tahun usia tua (old) antara 75-90thn
usia dangat tua(very old) diatas 90 tahun.

Menurut prof koesmoto setyonegoro lanjut usia adalah orang yg berumur 65


tahun keatas.World Health Organization (WHO) mengelompokkan usia lanjut
sebagai berikut :

1. Middle Aggge (45-59 tahun)


2. Erderly (60-74 tahun)
3. Old (75-90 tahun)
4. Very old (> 91 tahun)

Faktor-faktor yang mempengaruhi tua adalah herediter, nutrisi, status kesehatan,


pengalaman hidup, lingkungan, stres.

Aging proses adalah suatu periode menarik diri yang tak terhindarkan dengan
karakteristik menurunnya interaksi antara lansia dengan orang lain di sekitarnya.
Individu diberi kesempatan untuk mempersiapkan dirinya menghadapi
“ketidamampuan” dan bahkan kematia (Cox, 1984).

B. Saran

Asuhan keperawatan pada lansia haruslah diakukan secara profesional dan


komprehensip, yaitu dengan memandang pada aspek boi-psiko-sosial-spiritual pada
lansia. Aspek psikologis pada lansia merupakan aspek yang tak kala penting dari
aspek yang lain, olehnya itu pelaksanaan asuhan keperawataan lansia dengan
gangguan psikososial harus dilakukan dengan sebaik-baiknya demi terciptanya lansia
yang sehat jasmani dan rohani.

Vous aimerez peut-être aussi