Vous êtes sur la page 1sur 2

Delapan tahun lalu, seorang bocah mungil lahir dari buah cinta Rosidi dan Hamida.

Suami istri asal Banywangi,


Jawa Timur, itu senang menyambut kedatangan sang buah hati. Namun, mereka juga sedih lantaran tak
memiliki uang sedikit pun untuk membiayai kebutuhan hidup bayi mungil tersebut.

Kemudian, seorang kerabat mengenalkan Rosidi dan Hamida dengan pasangan suami istri yang bertempat
tinggal di Denpasar, Bali. Demi masa depan sang buah hati, Hamida pun mengikhlaskan pasangan itu,
Margaret dan suaminya yang berkewarganegaraan asing, untuk mengangkat bayi mungil itu sebagai anak.

Tak mudah bagi Hamida melepas bayi mungilnya. Apalagi, sang bayi masih berusia tiga hari.

Oleh Margaret, bayi itu diberi nama Angeline. Margaret dan suaminya membesarkan Angeline bersama dua
anak mereka, yaitu Kristin dan Ivone.

Angeline tumbuh menjadi gadis cantik di rumah Margaret di Jalan Sedap Malam, Denpasar. Rambutnya
panjang sebahu.

Namun, menurut Agus yang bekerja di rumah Margaret, majikannya itu kerap memarahi Angeline. Angeline
juga memiliki tugas khusus dari ibu angkatnya, yaitu memberi makan ayam-ayam sebelum berangkat ke
sekolah.

"Agus mengatakan ibu angkat Angeline seringkali memukul Angeline," kata aktivis perlindungan perempuan
dan anak di Bali, Siti Supura, Rabu (10/6/2015).

Agus juga mengaku mendengar Margaret memanggil Angeline pada 16 Mei 2015. Selang 10 menit kemudian,
Margaret berteriak menyebut-nyebut nama Angeline. Suaranya seperti meratapi sebuah penyesalan yang luar
biasa.

"Diduga kuat Angeline mati saat itu setelah disiksa dan dibunuh," ujarnya.

Sekira pukul 19.00 WIB, Margaret memanggil Agus. Ibu dua anak itu meminta Agus menguburkan Angeline di
belakang rumahnya, dekat kandang ayam.

Pengakuan Agus itu sesuai dengan hasil pencarian polisi. Kurang lebih tiga pekan setelah kejadian, atau Rabu
10 Juni, polisi menemukan sebuah gundukan tanah di belakang kandang ayam di rumah Margaret.

Setelah digali, polisi menemukan plastik dan selimut yang membungkus tubuh Angeline. Saat ditemukan,
jenazah dalam kondisi tertelungkup dengan memeluk sebuah boneka.

Sebuah kabar menyebutkan Angeline dibunuh lantaran ia mendapat warisan dari ayah angkatnya yang
meninggal beberapa waktu lalu. Bahkan, namanya tercantum dalam surat wasiat.

Namun polisi enggan mengomentari kabar tersebut. Yang jelas, Kapolda Bali Irjen Pol Ronny F Sompie
menduga kematian Angeline melibatkan orang-orang terdekatnya.

"Semua yang ada di rumah, orang yang berkaitan dengan Angeline harus kami dengar keterangannya," kata
Kapolda.

Hingga berita ini dimuat, Hamida sudah mendatangi ruang jenazah RSUP Sanglah untuk menemui putrinya. Ia
datang bersama saudaranya. Ia tak mampu menyembunyikan duka atas kematian gadis yang dilahirkan
delapan tahun silam.

Sementara ayah kandung Angeline sudah bercerai dari Hamida. Ia sudah menikah lagi dan tinggal di Banjar
Tembau, Jl Sanggalangit No 7. Sementara Hamida juga sudah menikah lagi dan tinggal di Jl Poh Gading 10 X
Jimbaran.

Vous aimerez peut-être aussi