Vous êtes sur la page 1sur 7

Nama asisten : Adimas Reggy

Tanggal Praktikum : 22 Maret 2018


Tanggal Pengumpulan : 2 April 2018

PRAKTIKUM ANALISIS VITAMIN C DAN ANTOSIANIN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Erlin Tri Widyastuti (240210160091)

Departemen Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran, Jatinangor


Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 40600 Telp. (022)
7798844, 779570 Fax. (022) 7795780 Email: erlin1705@yahoo.com

ABSTRAK
Kadar vitamin dan antosianin perlu diketahui agar bahan pangan yang
mengandung komponen tersebut mendapatkan perlakuan yang tepat. Tujuan dari
praktikum ini adalah untuk menentukan kadar vitamin C beberapa bahan pangan dan
kadar antosianin dari kulit manggis dan buah bit. Metode yang digunakan untuk
menganalisis kadar vitamin C adalah titrasi iodium dan metode analisis antosianin adalah
pH differensial spektrofotometri. Hasil analisis vitamin C pada jeruk nipis, tomat,
vitacimin, dan UC1000 menunjukkan kandungan vitamin C yang tidak sesuai dengan
literatur. Buah bit menghasilkan nilai absorbansi negatif, sedangkan kulit manggis positif.
Dari hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sampel vitamin C tidak sesuai dengan
literatur. Kemudian buah bit tidak mengandung antosianin, sedangkan kulit manggis
mengandung antosianin.

Kata kunci : Antosianin, Spektrofotometri, Vitamin C.

dapat menentukan jumlah maksimal


PENDAHULUAN pangan yang di konsumsi.
Salah satu komponen bahan Terdapat beberapa metode untuk
pangan yang penting selain karbohidrat, menganalisis vitamin C, tetapi metode
protein, dan lemak yaitu vitamin dan yang banyak di gunakan adalah metode
pigmen antosianin. Vitamin diperlukan titrasi iodium. Metode ini menggunakan
oleh tubuh sebagai pengatur dan penjaga senyawa pereduksi iodium untuk
daya tahan tubuh. Vitamin yang sering mengoksidasi reduktor-reduktor yang
sekali ditemui adalah vitamin C. dapat dioksidasi secara kuantitatif pada
Vitamin C atau sering dikenal juga titik ekivalennya. Metode titrasi
dengan sebutan asam askorbat iodium paling banyak digunakan, karena
merupakan vitamin yang larut dalam air. murah, sederhana, dan tidak memerlukan
Vitamin C bekerja sebagai suatu peralatan laboratorium yang canggih.
koenzim dan pada keadaan tertentu Titrasi ini memakai Iodium sebagai
merupakan reduktor dan antioksidan oksidator yang mengoksidasi vitamin C
(Dewoto 2007). dan memakai amilum sebagai
Tubuh tidak dapat memproduksi indikatornya (Wijanarko, 2002).
vitamin, tetapi vitamin dapat diperoleh Antosianin termasuk golongan
dari bahan pangan seperti sayur dan buah. senyawa flavonoid, merupakan kelompok
Kadar vitamin dalam bahan pangan terbesar pigmen alami pada tumbuhan
seperti vitamin C perlu diketahui agar yang larut dalam ak yang bertanggung
mendapatkan pengolahan yang tepat. Hal jawab untuk memberikan warna pada
ini dikarenakan vitamin C merupakan bunga, buah dan sayuran. Antosianin
komponen yang mudah rusak. Selain itu, dapat juga bermanfaat bagi kesehatan
kadar vitamin C perlu di ketahui agar sebagai sumber antioksidan. Hal ini
disebabkan senyawa polifenolik ini
merupakan glikosida turunan polihidroksi Pertama sampel yang akan dianalisis
dan polimetoksi dari 2- dihancurkan kemudian dimasukkan ke
phenilbenzopirilium atau garam flavilium dalam labu ukur 100 ml. Sampel
(Suzery, dkk 2010) kemudian ditepatkan sampai tanda batas.
Kestabilan antosianin perlu diuji Kemudian sampel disaring. Sebanyak 10
karena tidak dalam semua kondisi ml filtrat diambil dan dimasukkan ke
antosianin dapat bertahan baik. dalam erlenmeyer. Kemudian ditambah-
Antosianin adalah pigmen berwarna kan 2 ml amilum 1% dan 20 ml akuades.
merah, ungu, dan biru yang terdapat pada Sampel kemudian dititrasi dengan I2 0.01
seluruh tumbuhan. Sebagian besar N. Kadar vitamin C dapat dihitung
antosianin berwarna kemerahan dalam menggunakan rumus :
larutan asam, tetapi menjadi ungu dan Vitamin C (mg/g) = Vol. I2 x 0,88 x FP
biru dengan meningkatnya PH yang
akhirnya rusak dalam larutan alkali kuat. Vitamin C (%) =
Analisis kadar antosianin dapat Vol.I2 x 0,88 x FP
𝑊 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000 (𝑚𝑔)
𝑥100%
dilakukan dengan metode pH Differential
Method (Giusti et a.l, 2001). Analisis Ekstraksi Kulit Manggis
kadar antosianin bertujuan untuk Mula-mula, kulit manggis dipotong
mengetahui kadar total antosianin karena dan di timbang sebanyak 25 gram. Setelah
selain berperan sebagai pewarna itu kulit manggis di grinder dan
makanan, antosianin juga dipercaya dimasukkan ke dalam toples. Kemudian
berperan dalam sistem biologis, termasuk ditambahkan alkohol 96% sebanyak 250
kemampuan sebagai pengikat radikal mL.
bebas (free radical scavenging), cardio Ekstraksi Buah Bit Merah
protective capacity dan kemampuan untuk Pertama-tama buah bit di potong dan
mengambat tahap inisiasi reaksi kimiawi ditimbang sebanyak 50 gram. Kemudian
yang menyebabkan karsinogenesis ( dimasukkan ke dalam toples. Sampel
Smith et al., 2000). Selain itu analisis ditambahkan alkohol dan asam sitrat
kadar antosianin dilakukan mengingat sebanyak 500ml. Setelah itu diinkubasi
struktur kimia antosianin cenderung selama 1 hari di tempat gelap, kemudian
kurang stabil dan mudah mengalami di saring. Hasil saringan di evaporasi
degradasi, stabilitas antosianin menggunakan rotary evaporator selama
diantaranya dipengaruhi oleh pH dan 40 menit pada suhu 40°C.
temperatur. Penetapan Kadar Antosianin
Tujuan dari di lakukannya praktikum Ekstrak buah bit dan kulit manggis di
ini adalah untuk menentukan kadar timbang sebanyak 3gr. Kemudian
vitamin C beberapa bahan pangan dan dimasukkan kedalam labu ukur 25 ml
kadar antosianin dari kulit manggis dan dengan cara dilarutkan dengan
buah bit. menggunakan larutan buffer pH 1 dan
larutan buffer pH 4,5 kemudian tepatkan
METODOLOGI dengan masing-masing buffer hingga 25
Alat dan Bahan ml. Setelah itu, inkubasi pada suku
Alat yang digunakan pada praktikum ruang dan usahakan terhindar dari panas
kali ini adalah alu, buret, erlenmeyer, dan cahaya. Untuk larutan dengan larutan
evaporator, gelas kimia, gelas ukur, kertas buffer pH 1 inkubasi selama 15 menit
saring, klem, kuvet, labu ukur, mortar, sementara untuk larutan dengan buffer pH
neraca analitik, pipet, spatula, 4,5 inkubasi selama 5 menit. Setelah di
spektrometer, dan statif. Bahan yang inkubasi masukkan sampel kedalam kuvet
digunakan pada praktikum ini adalah bit hingga tanda batas kemudian baca
merah, jeruk nipis, kulit manggis, tomat, absorbansi dengan menggunakan
UC1000 dan vitacimin. spektrofotometri. Larutan di
Analisis Kadar Vitamin C absorbansikan menggunakan panjang
gelombang 510 nm dan 700 nm. Sebelum
menghitung absorbansi sampel terlebih vitamin C pada masing-masing sampel
dahulu gunakan blanko hingga absorbansi uji.
yang dihasilkan 0 pada masing-masing Tabel 1. Analisis Vitamin C
panjang gelombang. Setelah itu hitung Vtit- Kadar Vitamin C
rasi
nilai A. Kel Sampel
(mL
FP persen mg/g
A = (A510 – A700) pH 1,0 – (A510-A700) pH )
(%) bahan
4,5 1B
Tomat
0.30
10
0.0264 2.64
Konsentrasi A (M) (%b/b) = 5B 0.30 0.0264 2.64
𝐴 × 𝐵𝑀 × 𝑓𝑝 × 1000 2B Jeruk 0.50 0.0439 4.40
10
6B Nipis 0.40 0.0351 3.32
𝜀×𝑏 3B UC 2.20 135.520 1355.2
700
Keterangan : 7B 1000 2.00 123.200 1232.0
A = Absorbansi 4B Vitaci- 6.30
10
26.680 533.80
ε = Absortivitas molar sianidin 3- 8B min 6.20 26.250 527.22
glukosida = 26.900 L/mol (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018)
b = tebal kuvet Berdasarkan tabel di atas, kandungan
BM = 448,8 gr/ml vitamin C pada produk vitacimin yaitu
Fp = faktor pengenceran 533,80 mg/g bahan dan 527,22 mg/g
bahan dengan rata-rata sebesar 530,510
HASIL DAN PEMBAHASAN mg/g bahan. Berdasarkan kandungan
Penentuan kadar vitamin C vitamin c yang tertera pada nutrition fact
Analisis kadar vitamin C dilakukan produk setiap keping vitacimin
dengan metode kimia yaitu dengan titrasi mengandung 500 mg vitamin C. Dapat
iodium. Konsentrasi Iodium yang disimpulkan bahwa kadar vitamin C yang
digunakan adalah 0,01 N agar sempat diuji melebihi kadar citamin C pada
terjadi perubahan, karena jika nutricion fact Vitacimin.
menggunakan konsentrasi 0,1 N larutan Kandungan vitamin C pada UC 1000
akan cepat berubah warna sehingga berdasarkan hasil pengamatan adalah
volume titrasi yang didapatkan kecil 1355.2 mg/g dan 1232,0 mg/g bahan.
sehingga tidak dapat dihitung. Indikator Menurut nutrition fact yang tertera pada
yang digunakan adalah amilum 1%, hal produk kandungan vitamin c dalam satu
ini bertujuan agar membentuk kompleks botol UC 1000 adalah 1000 mg. Dapat
iod amilum yang berwarna biru tua. disimpulkan bahwa kadar vitamin C yang
Meskipun konsentrasi I2 sangat kecil dan diuji melebihi kadar citamin C pada
molekul iod terikat kuat pada permukaan nutricion fact UC 1000 yaitu dengan
beta amilosa seperti amilum. Reaksi yang selisih terkecil sebesar 232,0 mg/g bahan.
terjadi ketika proses titrasi setelah amilum Hasil pengamatan kandungan
ditambahkan dan dititrasi dengan Iodium vitamin c pada vitacimin dan UC 1000
(I2) adalah sebagai berikut: berbeda sedikit dengan kandungan yang
C6H I2 => C6H606 + 2 I- + 2H+ tertera pada produk dapat disebabkan
Ketika akan mencapai titik akhir karena sampel yang digunakan dalam
titrasi, larutan akan berubah warna penetapan kadar vitamin c sebesar 2
menjadi biru tua tetapi terkadang warna gram. Selain itu dapat disebabkan karena
biru tersebut hilang lagi. Hal ini kurangnya ketelitian dalam melakukan
dikarenakan masih ada vitamin c yang titrasi sehingga hasil yang didapatkan
belum bereaksi seluruhnya dengan larutan sedikit berbeda.
iodium. Setelah beberapa saat, akan Kandungan vitamin c pada tomat
terbentuk warna biru yang tidak hilang berdasarkan tabel diatas yaitu keduanya
bila dibiarkan dalam 30 detik. Hal 2.64 mg/g bahan. Menurut Chairunnnisa
tersebut menunjukan bahwa vitamin c (2012) jumlah vitamin c pure tomat
yang ada dalam larutan sudah habis adalah 13,7 mg/100g bahan.
bereaksi dan telah tercapai titik akhir Perbedaan hasil ini disebabkan
titrasi. Berikut ini hasil analisis kadar karena hasil praktikum berdasarkan
jumlah semua bahan termasuk kulit dan
biji yang ikut dianalisis, sedangkan evaporasi menggunakan rotary
kandungan per 100 gram bahan evaporator selama 40 menit dengan suhu
berdasarkan bagian yang dapat dimakan 40°C. Evaporasi dilakukan untuk
saja, sehingga menimbulkan perbedaan memisahkan alhokol dengan ekstrak buah
hasil. Selain itu, perbedaan kadar vitamin bit. Penggunaan suhu dalam proses
C pada tomat dipengaruhi oleh suhu ekstraksi akan mempengaruhi rata-rata
penyimpanan, karena asam askorbat ini total konsentrasi antosianin yang didapat.
rentan rusak pada suhu tinggi, selain itu Suhu tinggi menyebabkan pertambahan
tingkat kematangan buah, semakin pertumbukan partikel. Semakin tinggi
matang kandungan vitamin C makin suhu yang digunakan semakin banyak
banyak, dan komponen buah yang diuji, partikel bubuk sampel yang saling
untuk praktikum kali ini komponen dari bertumbukan sehingga menyebabkan
bahan termasuk bagian yang dimakan pecahnya sel vakuola yang berisi
yaitu biji dan kulit ikut dihancurkan untuk antosianin.
diuji sehingga hasilnya kurang akurat dan Pengukuran total konsentrasi
menimbulkan perbedaan hasil dengan antosianin dilakukan dengan
literatur, sedangkan untuk 100 gram menggunakan metode pH differensial
bahan sebagai perbandingan, hanya spektrofotometri Metode pH diferensial
berdasarkan bagian buah yang dapat spektrofotometri merupakan perhitungan
dimakan saja, sehingga menimbulkan melalui perbedaan absorbansi sinar
perbedaan data. tampak pada pH yang berbeda, yaitu pada
Kandungan vitamin C pada jeruk pH 1,0 dan pH 4,5. Pada pH 1,0
nipis berdasarkan tabel hasil pengamatan antosianin berbentuk kation flavilium
di atas yaitu, 4,40 mg/g bahan dan 3,32 yang berwarna merah muda, sedangkan
mg/g bahan dengan rata-rata sebesar 3,86 pada pH 4,5 antosianin berbentuk basa
mg/g bahan. Menurut Mahmud dkk quinoidal yang berwarna ungu muda.
(2008) kadar vitamin c per 100 gram (Giusti dan Worlstad, 2001).
BDD adalah 19,7 mg. Jeruk nipis yang Perubahan warna pada antosianin
dianalisis kadar vitamin C nya termasuk dalam tingkatan pH tertentu disebabkan
bagian kulit dan bijinya. Sedangkan untuk sifat antosianin yang memiliki tingkat
kandungan jeruk nipis per 100 gram kestabilan yang berbeda. Struktur
bahan berdasarkan bagian yang dapat antosianin lebih stabil pada pH berkisar 1
dimakan saja. Sehingga menimbulkan dan 3, sedangkan pada pH >4 struktur
perbedaan hasil data dengan literatur. antosianin tidak stabil. Hal ini disebabkan
dalam keadaan asam struktur dominan
Penentuan kadar antosianin. antosianin berada dalam bentuk kation
Antosianin memiliki sifat fungsional flavilium terprotonisasi dan kekurangan
yang memiliki stabilitas lebih besar dalam elektron. Penelitian mengenai kandungan
kondisi asam, sedangkan dalam larutan antosianin menunjukkan bahwa
netral dan basa antosianin tidak stabil. antosianin yang paling banyak ditemukan
Oleh karena itu ekstraksi antosianin akan di alam adalah sianindin3-glukosida
lebih baik dilakukan pada kondisi asam. (Bridgers et al., 2010).
Beberapa jenis pengasaman yang Sampel diukur pada panjang
digunakan pada ekstraksi antosianin gelombang 510 dan 700 nm, karena
adalah HCl dan asam sitrat (Hidayat et al., dalam pengukuran absorbansi pH 1,0
2006). praktikum kali ini menggunakan pada panjang gelombang 510 nm
asam sitrat 20% untuk mengekstraksi bit memberikan absorbansi yang lebih tinggi
merah dan alkohol 95% untuk dibanding pada panjang gelombang 545
mengekstraksi kulit manggis. nm. Menurut Tensiska dkk pada panjang
Mengekstrak buat bit dilakukan gelombang 510 nm adalah panjang
dengan penambahan asam sitrat kemudian gelombang maksimum untuk sianidin-3-
di inkubasi selama 1 hari di tempat gelap glikosida sedangkan panjang gelombang
dan di saring. Hasil saringan tersebut di 700 nm untuk mengoreksi endapan yang
masih terdapat dalam sampel. Jika sampel Berdasarkan hasil pengamatan, pada
benar-benar jernih maka absorbansi pada ekstrak buah bit hasil absorbansi
700 nm adalah 0. Tetapi, pada penelitian antosianinnya bernilai negatif. Hal ini
ini nilai absorbansi pada panjang dapat disebabkan karena pada buah bit
gelombang 700 nm tidak memberikan pigmen yang dominan adalah betalain,
nilai 0, hal ini disebabkan masih adanya bukan antosianin sehingga kadar
partikel-partikel kecil dalam sampel antosianin tidak terdeteksi. Menurut
Berdasarkan praktikum di dapatkan Jastrebova, et al. (2003), pigmen yang
hasil sebagai berikut : mempengaruhi warna merah pada umbi
Tabel 2. Hasil pengamatan kadar bit adalah pigmen betalain yang
antosianin merupakan kombinasi dari pigmen ungu
Kadar betasianin dan pigmen kuning betaxantin.
K Sam Antosia Warna merah buah bit segar disebabkan
pH A510 A700
el pel nin oleh pigmen betasianin yang mengandung
(mol/L) nitrogen. Pigmen ungu betasianin dan
1 1,0 0,600 0,004 pigmen kuning betaxantin beragam dan
-2,4525
A 4,5 0,771 0,028 dapat berubah karena kondisi lingkungan.
2 1,0 0,630 0,020 Tingkat warna merah menunjukkan
-2,2189
A 4,5 0,789 0,025 bahwa kandungan betaxantinnya sedikit,
3 1,0 0,588 0,012 warna kuning menunjukkan tidak terdapat
-3,1365 betasianin, dan warna putih menunjukkan
A Ekstr 4,5 0,784 0,012
4 ak 1,0 0,572 0,011 tidak terdapatnya kedua pigmen tersebut
Bit -3,0365 (Rubatzky, 1998). Rata-rata absorbansi
A 4,5 0,785 0,042
Mera buah bit adalah -3,387 mol/L.
5 1,0 0,570 0,065
h+ -4,1710 Berdasarkan hasil absorbansi kulit
A 4,5 0,785 0,030
Asa manggis, dapat dilihat bahwa rata-rata
6 m 1,0 0,563 0,054
-4,3378 hasil absorbansi menunjukkan nilai
A sitrat 4,5 0,801 0,032
positif. Hal ini dikarenakan kulit manggis
7 20 % 1,0 0,554 0,040
-4,3545 memang mengandung pigmen antosianin.
A 4,5 0,792 0,017
Rata-rata kadar antosianin yang di
8 1,0 0,574 0,012 dapatkan adalah 0.282 mol/L dengan
-3,3201
A 4,5 0,776 0,015 kandungan antosianin tertinggi yaitu
9 1,0 0,558 0,020 1,0344 mol/L pada sampel 2B dan
-3,4535
A 4,5 0,772 0,034 terendah yaitu 0,01001 mol/L pada
1 1,0 0,245 0,124 sampel 4B.
0,0270
B 4,5 0,185 0,091 Menurut Supiyanti dkk. (2010),
2 1,0 0,230 0,110 Rata-rata kandungan antosianin total
0,0620
B 4,5 0,175 0,117 dalam kulit buah manggis adalah 59,3 mg
3 Ekstr 1,0 0,224 0,108 dalam 100 gram kulit buah manggis.
ak 0,0060
B 4,5 0,218 0,108 Warna ungu yang dihasilkan oleh pigmen
4 Kulit 1,0 0,221 0,126 antosianin seperti cyaniding-3-
0,0010
B Man 4,5 0,190 0,096 sophoroside dan cyaniding-3-glucoside.
ggis Senyawa tersebut berperan penting pada
5 1,0 0,221 0,117
+ 0,0160 pewarnaan kulit manggis (Qosim, 2007).
B Alko 4,5 0,199 0,104
6 hol 1,0 0,222 0,173 0,0280
B 95% 4,5 0,106 0,085 KESIMPULAN
1,0 0,212 0,101
Berdasarkan analisis vitamin C yang
7
0,0230 telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
B 4,5 0,173 0,085
bahwa sampel vitamin C memiliki
8 1,0 0,256 0,138
0,0280 kandungan yang tidak sesuai dengan
B 4,5 0,181 0,091 literatur atau nutrition fact yang tertera.
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018 Perbedaan ini dapat disebabkan karena
proses titrasi yang terlalu lambat, bahan
yang digunakan tidak cukup segar serta Mahmud, Mien K dan Nils Aria. 2008.
faktor pengencer yang berbeda-beda Tabel Komposisi Pangan Indonesia.
sehingga menyebabkan perbedaan hasil PT. Elex Media Computindo: Jakarta
dengan literature yang ada.
Berdasarkan analisis kadar Qosim, W.A. 2007. Kulit Buah Manggis
antosianin yang telah dilakukan, maka Sebagai Antioksidan. Lembaga
dapat disimpulkan bahwa pada bit merah Pengabdian Masyarakat (LPM)
tidak terdapat pigmen antosianin, Universitas Padjadjaran. Bandung.
sedangkan pada kulit manggis terdapat
pigmen antosianin. Rubatzky,Vincent E., (1998), Sayuran
Dunia 2, Penerbit ITB, Bandung.
DAFTAR PUSTAKA
Smith M, K. Marley, D. Seigler, K.
Singletary & B. Meline. 2000.
Chairunnisa, Ririn. 2012. Pengaruh Bioactive properties of wild
Jumlah Pasta Tomat Terhadap blueberry fruits. Journal of Food
Penurunan Kadar Gula Darah Pada Science. 65. 352– 356
Mencit Diabetes. Jurnal Teknologi
Industri Pangan. Supiyanti, W., Wulansari, E.D., dan
Kusmita L. 2010. Uji Aktivitas
Bridgers, E. N., Chinn, M. S., Truong, V. Antioksidan dan Penentuan
D. 2010. Extraction of anthocyanins Kandungan Antosianin Total Kulit
from industrial purple-fleshed Buah Manggis (Garcinia
sweetpotatoes and enzymatic mangostana L). Tradisional, 15 (2),
hydrolysis of residues for fermentable 64-70. Semarang.
sugars. Journal Industrial Crops and
Products. 613-620. Suzery Meiny, Lestari Sri, Cahyono
Bambang. 2010. Penentuan Total
Dewoto HR. 2007. Vitamin dan Mineral Antosianin dari Kelopak Bunga
dalam Farmakologi dan Terapi . Rosela (Hibiscus Sabdariffa L)
Departemen Farmakologi dan dengan Metode Maserasi Dan
terapeutik Fakultas Kedokteran Sokshletasi. Jumal Sains &
Universitas Indonesia. Percetakan Matematika (JSM) Volume l8 Nomor
Gaya Baru, Jakarta 1.

Giusti, M.Monica and Ronald E. Tensiska., Sukarminah, Een., dan Natalia,


Wrolstad, 2001, Characteristic and Dita., 2006, Ekstraksi Pewarna Alami
Measurement of Anthocyanins by dari Buah Arben (Rubus idaeus
UV-Visible Spectroscopy, Current (Linn.)) dan Aplikasrnya pada Sistem
Protocols in Food Analytical Pangan. Universitas Padjajaran;
Chemistry, John Wiley & Sons, Inc., Bandung.
F1.2.1- F1.2.13.
Wijarnako,simon bambang.2002. Analisa
Hidayat, N., Padaga, M.C., dan Suhartini, Hasil Pertanian . Universitas
S. 2006. Mikrobiologi Industri. Brawijaya. Malang.
ANDI Yoyyakarta, Yogyakarta.
Yulia, Dinda. 2015. Penentuan Total
Jastrebova, J., Withoft, C., Grahn, A., Konsentrasi Antosianin Dari Ubi
Svenson, U., and Jagerstad, M. 2003. Jalar Ungu (Ipomoea Batatas L.)
HPLC Determination of Folates in dengan Metode Ph Diferensial
Raw and Processed Beetroots. Food Spektrofotometri. Fakultas
Chem. 80:579-588. Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Riau

Vous aimerez peut-être aussi