Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PANGGUL
PENDAHULUAN
Prolaps organ panggul (POP) merupakan masalah kesehatan wanita yang umum
(kandung kemih, uterus dan rektum) dari posisi anatomis yang normal berupa
penonjolan ke vagina bahkan sampai keluar vagina (Giarenis., 2014). POP terjadi
disebabkan karena disfungsi dari otot dasar panggul, ligamentum dan fasia
endopelvis. Organ - organ panggul yang dapat terlibat meliputi uterus (uterine
prolapse) atau ujung vagina (apical vaginal prolapse), vagina anterior (cystocele),
atau vagina posterior (rectocele) (Lazarou, 2010). POP terjadi sekitar 30 – 50%
pada wanita usia diatas 50 tahun dan multipara (Tehrani., 2011; Filho., 2013).
wanita yang melaporkan adanya rasa penonjolan dari vagina (Giarenis., 2014).
Derajat POP yang berat ditemukan pada wanita dengan usia yang lebih tua, yaitu,
derajat I (28 – 32,3%), derajat II (35 – 65,5%), dan derajat III (2 – 6%)
(Tsikouras., 2009).
pada otot levator ani. Adanya trauma ini memberikan dampak klinis POP dua kali
dialami,keterbatasan kualitas hidup dan derajat prolaps. Pilihan terapi yang ada
kualitas hidup seseorang, selain itu dibutuhkan tenaga ahli yang profesional
dibidangnya. Subramanian dkk, 2005 meneliti biaya operasi untuk POP mencapai
sekitar 80.000 – 140.000 euro (Tehrani., 2011). Berdasarkan hal ini diperlukan
upaya pencegahan yang lebih dini, agar POP tidak terjadi dan dapat
Merencanakan dilakukan operasi sectio cesarea (SC) terutama pada ibu – ibu
yang memiliki resiko terjadinya POP, dengan menggunakan sistim skoring (UR-
sebelum hamil, usia anak pertama, indeks massa tubuh, suku, riwayat keluarga
dengan disfungsi organ panggul, berat bayi, tinggi ibu. Pengurangan berat badan
tetapi tidak secara objektif dengan pelvic organ prolapse quantification (POP-Q)
(Giarenis., 2014). Upaya menurunkan berat badan dan menjalani pola hidup sehat,
Latihan otot dasar panggul merupakan salah satu upaya pencegahan yang
latihannya adalah senam Kegel(Schorge., 2012; Filho., 2013). Tujuan latihan otot
dasar panggul ini adalah meningkatkan resistensi / kekuatan otot dasar panggul,
latihan ini sangat tergantung dari motivasi tiap individu dan dukungan dari tim
rehabilitasi. Latihan dasar otot panggul dapat memperbaiki derajat prolaps dan
90.000 wnita di Amerika dapat terhindar dari disfungsi otot dasar panggul dengan
angka prevalensinya 25% dengan keluhan utama berupa penonjolan vagina dan
rasa berat di vagina. Cochrane review tahun 2011 menyimpulkan adanya bukti
kuat sebesar 17% latihan otot dasar panggul memberikan hasil positif dalam
(HRT) untuk memperbaiki kekuatan ligamentum, otot dan mukosa vagina. Dari
efeknya (Giarenis., 2014). Kesemua upaya pencegahan POP memberikan hal yang
KAJIAN PUSTAKA
adalahturunnya organ pelvis (kandung kemih, uterus dan rektum) dari posisi
dinding vagina. (ACOG., 2007; Kuncharapu., 2010; Giarenis., 2014). POP terjadi
disebabkan karena disfungsi dari otot dasar panggul, ligamentum dan fascia. POP
menurut Bump, 1996 dibagi menjadi uterus (uterine prolapse) atau ujung vagina
Gambar 2.1 Organ panggul normal dan tipe prolaps organ panggul.
(Woman’s Health Queensland., 2011)
Gambar 2.2 Tipe prolaps organ panggul sistokel dan rektokel (Woman’s Health
Queensland., 2011)
POP terjadi sekitar 30 – 50% pada wanita usia diatas 50 tahun dan
Women;s Health Initiavite study mendapatkan prevalensi POP 41,1% pada wanita
yang melaporkan adanya rasa penonjolan dari vagina (Giarenis., 2014). Derajat
POP yang berat ditemukan pada wanita dengan usia yang lebih tua, yaitu, derajat I
(28 – 32,3%), derajat II (35 – 65,5%), dan derajat III (2 – 6%) (Tsikouras., 2009).
genetik (riwayat keluarga, kulit putih). Penyebab tersering POP adalah persalinan
pervaginam, yang disebabkan adanya trauma pada otot levator ani. Adanya
trauma ini memberikan dampak klinis POP dua kali lipat (Giarenis., 2014) dan
2014).
usia lanjut. Lang dkk (2009) menemukan secara signifikan menurunnya serum
(Machin., 2011)
dibentuk oleh tulang sakrum, coccyx dan sepasang tulang panggul, yangmenyatu
memungkinkan beberapa gerakan. Pada saat wanita berdiri, spina iliaka anterior
superior (SIAS) dan tepi depansimfisis pubis berada pada bidang vertikal.
Gambar 2.4 Orientasi tulang-tulang panggul saat posisi berdiri (Barber, 2005).
Sebagai konsekuensi,pintu atas panggul miring ke arah anterior dan
ramus ischiopubis dan hiatus genitalis sejajardengan tanah. Pada posisi tegak,
Pada arah ini, tekanan di dalam abdomen dan panggul lebih mengarah ke tulang -
tulang panggul dan bukan ke otot-otot atau fasia endopelvic. Otot-otot skeletal
dasar panggul meliputi otot-otot levator ani, koksigeus, sfingter ani eksternus,
sfingter uretra, dan otot perineum dalam dan superfisial. Otot-ototdasar panggul,
organ panggul. Selain itu, otot-otot levator ani berperan juga padasaat buang air
sebuah penebalan berbetuk garis dari fasia yang menutupi obturator internusdari
spina ischiaka ke permukaan posterior dari ramus pubis superior ipsilateral. Otot
iniberakhir pada garis tengah sampai anococcygeal raphe. Celah antara otot-otot
levator ani
Sistem penyokong organ panggul terdiri dari fasia endopelvis, otot levator ani
Pada wanita normal dengan posisi berdiri, letak uretra, dua pertiga atas
vagina dan rektum berada dalam aksis horizontal, terutama saat adanya tekanan
pada dasar panggul seperti saat persalinan kala II, atau peningkatan tekanan intra-
tersebut dan berfungsi menarik rektum, vagina dan uretra ke anterior dan sebagai
penyokong utama organ panggul. Trauma terhadap otot levator ani merupakan
ikat dapat berupaligamentum dan fasia. DeLancey membagi dasar panggul atas 3
level yaitu:
apeks vagina dan serviks pada dinding panggul. Level I terdiri atas
enterokel.
Level III ini merupakan aksis vertikal bawah, yaitu vagina dan
lurus dengan bidang hiatus levator, segitiga urogenital dan anal ikut
sudah pasti meningkatkan kejadian POP dan faktor risiko yang berpotensi
menyebabkan POP.
Gejala yang timbul digambarkan dengan adanya rasa menonjol atau terasa berat
seketika didalam vagin, perasaan tertekan pada daerah panggul, serta keluhan lain
termasuk keluhan pada kandung kemih dan perut. Beberapa kasus POP
rektokel dan dispareunia serta vagina yang kering jika prolaps uterus pada wanita
Vagina
Saluran kencing
Inkontinensia urin
Sering kencing
Retensio urin
Saluran pencernaan
Seksual
Dispareunia
2012). Stadium beratnya prolaps uterus diukur dalam sentimeter dengan himen
sebagai titik pandang. Titik di proksimal himen diperhitungkan negatif (misal -3),
di distal himen diperhitungkan positif (misal +3), dan titik setinggi himen
POP-Q adalah hasil adaptasi dari sistem Baden dan Walker dengan
maksimal. Dipilihnya himen sebagai titik pandang karena pengukuran dari himen
sentimeter ke dalam vagina digambarkan dengan nilai negatif, atau jika prolaps
meluas ke luar cincin himen, digambarkan dengan bilangan positif (Schorge dkk.,
2012).
Gambar 2.8Skema POP-Q(Schorge., 2012).
Dua titik yang berbeda diukur di anterior, apikal, dan posterior vagina
dan juga pada perineum. Titik pertama pada dinding anterior vagina (titik Aa)
adalah 3 cm di sebelah proksimal meatus uretra eksterna dan titik kedua (titik Ba)
adalah titik yang mewakili sebagian besar bagian dinding anterior vagina. Titik
pertama pada dinding posterior (titik Ap) adalah 3 cm di sebelah proksimal dari
himen posterior dan titik kedua (titik Bp) mewakili sebagian besar dinding
posterior vagina. Penurunan serviks (titik C) dan forniks posterior (titik D) diukur
dari himen. Jika telah dilakukan histerektomi total, hanya penurunan vaginal
cuffyang diukur. Pada perineum, dilakukan pengukuran titik tengah dari jarak
antara meatus uretra eksterna dengan himen posterior, yang diistilahkan dengan
hiatus genitalia (gh), dan diukur juga titik tengah dari jarak antara himen posterior
Panjang vagina (tvl) diukur dengan prolaps reduced dan hanya diukur pada
Tabel 2.3 Stadiumprolaps organ panggul (Chen, 2007; Schorge dkk., 2012).
Stadium 0 Tidak terlihat adanya prolaps. Titik Aa, Ap, Ba, Bp semuanya -
3cm dan titik C antara panjang vagina secara keseluruhan (TVL)
dan (TVL -2) cm
Stadium I Bagian yang paling distal dari prolaps > 1cm di atas himen
Stadium II Bagian yang paling distal dari prolaps ≤ 1cm di bagian
proksimal atau distal terhadap himen
Stadium III Bagian yang paling distal dari prolaps >1cm di bagian bawah
himen, namun tidak lebih dari 2cm dibandingkan dengan
panjang vagina secara keseluruhan
Stadium IV Eversi vagina komplit sampai dengan hampir komplit. Bagian
yang paling distal dari prolaps mengalami protrusi sampai
(TVL -2) cm
pencegahan POP. Dengan skrining yang akurat maka pencegahan dapat dilakukan
lebih dini dan tepat. Konsensus metode skrining sampai saat ini belum ada yang
baku menurut WHO (WHO., 1989). Metode yang disarankan dari WHO meliputi
Apakah anda merasa ada yang membebani ? 3. Apakah anda merasa tidak nyaman
BAB ? 4. Apakah anda perlu memanipulasi BAB atau BAK ? Adapun metode
lain yaitu: oleh Tehrani dkk (2011) dengan Pelvic Organ Prolapse Simple
pupolasi umum dengan pertanyaan skrining yang memberikan nilai valid tinggi
validitas tinggi berkaitan sensasi adanya sesuatu yang keluar dari vagina. Dengan
otot dasar panggul meningkat seturut dengan bertambahnya usia harapan hidup
pada wanita. Upaya pencegahan terjadinya POP menjadi hal yang terbaik karena
biaya rekonstruksi menurut beberapa penelitian sangat mahal dan tidak menutup
kemungkinan akan berulang kejadian POP, serta memerlukan tenaga ahli yang
profesional.
pervaginam yang menciderai otot dasar panggul serta trauma neuropatik melalui
2007; Lee., 2009; Braekken., 2010; Freeman., 2013; Giarenis., 2014; Rortveit.,
2014). Sebuah Family Planning Study tahun 1997, dengan mengikuti perjalanan
17.000 wanita selama 17 tahun, didapatkan wanita yang melahirkan satu anak
memiliki risiko empat kali menderita POP, wanita dengan dua anak risiko menjadi
delapan kali dan tiga anak menjadi sepuluh kali menderita POP, sehingga upaya
pencegahan dengan merencanakan sectio cesarean menjadi salah satu upaya yang
2013).
BMI > 25 memiliki risiko dua kali terjadinya POP karena menyebabkan
memiliki risiko 2,5 kali menderita POP serta wanita dengan obese IMT > 30
kg/m2 memiliki risiko 2,56 kali menderita POP (Jelovsek., 2007; Greer., 2008).
Angka ini sama dengan risiko peningkatan tindakan operasi POP. Upaya
pencegahan POP yang semuanya bertujuan mengurangi tekanan pada otot dasar
panggul (Braekken., 2010). Upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan
latihan otot dasar panggul dengan senam Kegel dan menggunakan hormone
Latihan otot dasar panggul merupakan salah satu upaya pencegahan yang
latihannya adalah senam Kegel, yang diperkenalkan pertama kali oleh Arnold
Kegel tahun 1948. (Schorge., 2012; Filho., 2013). Tujuan latihan otot dasar
atau mengurangi kebutuhan akan tindakan operasi (Hagen S., 2011). Keberhasilan
latihan ini sangat tergantung dari motivasi tiap individu dan dukungan dari tim
rehabilitasi.
wanita prolaps stadium I – III dengan latihan otot dasar panggul one-to-one
Penilaian kemajuan latihan otot dasar panggul ini dinilai melalui ultrasonografi
levator ani dan meningkatnya resting position rektum dan kandung kemih.
Latihan dasar otot panggul dapat memperbaiki derajat prolaps dan mengurangi
di Amerika dapat terhindar dari disfungsi otot dasar panggul dengan angka
prevalensinya 25% dengan keluhan utama berupa penonjolan vagina dan rasa
bukti kuat sebesar 17% latihan otot dasar panggul memberikan hasil positif dalam
Latihan otot dasar panggul pertama kali dikembangkan tahun 1948 oleh
Dr. Arnold Kegel untuk perbedaan kekuatan kontraksi otot dasar panggul sesudah
panggul. Latihan tersebut berupa latihan otot dasar panggul otot levator ani yang
bekerja dibawah kontrol yang selanjutnya dikenal sebagai Kegel exercise. Latihan
ini berhubungan dengan berbagai perubahan yang terjadi pada kekuatan otot dasar
untuk menutup uretra sehingga dapat mencegah pengeluaran urin di luar kontrol.
Keistimewaan latihan ini adalah sangat mudah, tidak memerlukan ruang yang
luas, dapat dilakukan dalam berbagai posisi, saat perjalanan, bekerja atau istirahat
Cara melakukan senam Kegel mudah dan dapat dilakukan dalam berbagai
posisi baik terlentang, duduk atau berdiri dan di tempat manapun. Apabila
dilakukan dengan posisi berdiri maka berdirilah dengan tegap, tulang punggung
lurus dan jaga bahu tidak lunglai. Jika melakukan dengan posisi terlentang,
berbaringlah dalam posisi yang rileks, letakkan tangan dilantai, pastikan pikiran
dalam keadaan santai. Cara melakukan senamnya persis saat menahan air seni dan
menahan buang angin pada waktu bersamaan. Fokuskan pikiran pada area vagina
dan anus lalu rapatkan/jepit, tahan selama 5 detik lalu lepaskan sambil membuang
nafas. Lakukan hal tersebut berulang – ulang dengan frekuensi lama menahan
semakin ditingkatkan hingga 10 detik. Awali dengan frekuensi latihan kecil, yaitu
dua kali seminggu dengan tiga kali tiap harinya, sebanyak 3 set dengan 8 – 12x
kontraksi setiap seri. Semakin rutin melakukan senam Kegel, maka semakin cepat
untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Teknik biofeedback dapat merubah suatu
kejadian kedalam bentuk signal visual ataupun auditori kemudian signal ini
diberikan pada pasien yang sudah menopause dengan keluhan gejala menopause.
Disisi lain menurut Ismail Sl dkk (2010) penggunaan HRT dapat diberikan
sebagai upaya pencegahan POP, karena POP erat hubungannya dengan atrofi
2. Kanker endometrium
4. Hipertensi
6. Riwayat stroke
8. Hiperlipidemia herediter
Terapi sulih hormon memerlukan perhatian terhadap beberapa hal berikut (Smith.,
2010) :
2. Migrain
3. Varises
4. DM
5. Obesitas
7. Mioma
12. Epilepsi
Prinsip dasar pemberian terapi sulih hormon adalah (Baziad A., 2008) :
kanker endometrium.
2. Untuk wanita yang sudah tidak memiliki uterus, cukup hanya dengan
diberikan kontinu.
6. Jenis estrogen yang digunakan adalah jenis alamiah (Estradiol, Estron dan
progeterogen alamiah.
dengan androgen, atau diberikan terapi sulih hormon yang salah satu
Cara pemberian HRT dapat dilakukan berbagai cara, yaitu (Baziad., 2008):
pemberian ini bersamaan saat makan atau perut tidak kosong. Makan akan
pemberian oral adalah estrigen dapat memicu sintesis HDL di hati dan
gastrointestinal.
daerah bokong atas dengan kondisi kulit bersih, kering dan tidak ada luka.
Untuk jel, dapat dioleskan pada bagian perut, paha atas, tangan dan
Dosis pemberian yang dianjurkan adalah 300 mcg (2 kali semprot) per
hari.Satu kali semprot pada setiap lubang hidung. Digunakan pada waktu
hasil, maka dosis dapat dinaikkan menjadi 450 mcg (3 kali semprot) ayau
estriol atau cincin vagina. Dapat dijumpai kadar estradiol yang tinggi
dalam serum karena estrogen tersebut diserap sangat cepat oleh mukosa
progesteron.
f. Pemberian sublingual.
g. Pemberian intramuskular.
Tabel 2.4 Jenis sediaan estrogen alamiah yang dianjurkan untuk HRT (Baziad.,
2008).
Tabel 2.5 Jenis sediaan progesteron yang dianjurkan untuk HRT (Baziad., 2008)
Efek samping terapi sulih hormon (Baziad A., 2008., Smith., 2010) :
1. Nyeri payudara, disebabkan dosis estrogen yang terlalu tinggi atau dosis
progesteron yang terlalu tinggi (jarang). Turunkan dosis estrogen dahulu,
apabila masih nyeri turunkan progesteron, apabila masih nyeri hentikan
pemberian. Berikan kalsium dan vitamin D3.
2. Peningkatan berat badan, bersifat sementara, apabila mengganggu dosis
progesteron dapat diturunkan dan melakukan olahraga.
3. Keputihan dan sakit kepala, disebabkan dosis estrogen yang terlalu tinggi,
menurunkan dosis, atau dosis estrogen tetap, tetapi dosis progesteron
dinaikkan.
4. Perdarahan. Keluhan tersering yang menyebabkan pasien tidak mau atau
memberhentikan penggunaannya. Pemberian sekuensial selalu terjadi
withdrawal bleeding (70 – 90%) merupakan hal normal, terkait dengan
progesteronnya. dengan menaikkan dosis progesteron perdarahan dapat
dicegah.
5. Penggunaan estrogen sistemik lebih dari 5 tahun dapat meningkatkan
risiko kanker payudara, sehingga evaluasi harus terus dilakukan.
RINGKASAN
Prolaps organ panggul (POP) adalah turunnya organ – organ yang mengisi
daerah panggul yaitu: uterus, kandung kemih dan rektum, dari posisi anatomis
yang normal masuk ke vagina atau sebagian sekitar 2% sampai menonjol keluar
45% pada wanita usia diatas 50 tahun atau dengan status pascamenopause.
Prolpas organ panggul dapat dibagi menurut tipenya, yaitu: prolaps uterus, prolaps
dinding anterior vagina yaitu kandung kemih (sistokel) dan prolaps dinding
yang terdiri dari fasia endopelvis, otot levator ani (puborektalis, pubokoksigeus
genetik (riwayat keluarga, kulit putih). Kendati demikian faktor utama penyebab
POP sampai saat ini disebabkan persalinan pervaginam dimana terjadi trauma
pada otot – otot dasar panggul (muscle trauma) berupa peregangan maksimal dan
penekanan keberadaan bayi dan cedera pada persyarafan (neuropathy injury) baik
POP, ini dikarenakan biaya operasi POP sangat besar, memerlukan tenaga yang
profesional serta rekurensi POP cukup besar sekitar 13% pasien akan kembali
perencanaan sectio cesarea pada pasien yang memiliki indikasi, mengurangi berat
badan dengan menjalani pola hidup sehat karena dengan berat badan ideal maka
akan mengurangi tekanan dan trauma pada otot dasar panggul, melakukan secara
teratur senam Kegel untuk memperkuat otot dasar panggul dan pemberian terapi
akan memperkuat ligament, otot dan mukosa vagina. Ada beberapa bentuk
penggunanya.
DAFTAR PUSTAKA
124-133.
Borello-France DF, Handa VL,Brown MB, et al; for the Pelvic FloorDisorders
Ther.2007;87:399–407.
Brækken IH, Majida M, Ellström Engh M, et al. Can pelvic floor muscle training
1714.
urinary incontinence and pelvic organ prolapse. Neurourol Urogyn 23: 119-126.
Filho Silva et al. Pelvic floor: prolapse and urinary incontinence. Fisioter Pesq.
2013;20(1):90-96.
Freeman R. Can we prevent childbirth-related pelvic floor dysfunction?. BJOG
2013;120:137–140.
Greer W.J, Richter H.E, Bartolucci A.A, et al. Obesity and pelvic floor disorders:
2011.
Jelovsek J.E, Maher C, Barber M. D. Pelvic organ prolapse. Lancet 2007; 369:
1027–38.
2014.
Lee J. The menopause: effects on the pelvic floor, symptoms and treatment
floor dysfunction. Tidsskr Nor Legeforen nr. 19, 2014; 134: 1848 – 52.