Vous êtes sur la page 1sur 36

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN SKABIES

KELOMPOK III
Fathul
Ika Wahyu
Puput
Raudoh
Ryva
Winarni

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


ICHSAN MEDICAL CENTER BINTARO
2018

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestisasi dan sensitisasi
terhadap sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya. Sinonim dari penyakit ini
adalah kudis, the itch, gudig, budukan, dan gatal agogo.
Penyakit scabies ini merupakan penyakit menular oleh kutu tuma gatal sarcoptes
scabei tersebut, kutu tersebut memasuki kulit stratum korneum, membentuk kanalikuli
atau terowongan lurus atau berkelok sepanjang 0,6 sampai 1,2 centimeter.
Akibatnya, penyakit ini menimbulkan rasa gatal yang panas dan edema yang
disebabkan oleh garukan. Kutu betina dan jantan berbeda. Kutu betina panjangnya 0,3
sampai 0,4 milimeter dengan empat pasang kaki, dua pasang di depan dengan ujung
alat penghisap dan sisanya di belakang berupa alat tajam. Sedangkan, untuk kutu
jantan, memiliki ukuran setengah dari betinanya. Dia akan mati setelah kawin. Bila
kutu itu membuat terowongan dalam kulit, tak pernah membuat jalur yang bercabang.
Penanganan skabies yang terutama adalah menjaga kebersihan untuk membasmi
skabies seperti mandi dengan sabun, sering ganti pakaian, cuci pakaian secara terpisah,
menjemur alat-alat tidur, handuk tidak boleh dipakai bersama.
Berdasarkan penjelasan diatas maka kelompok tertarik untuk membahas Asuhan
Keperawatan Pada Klien Gangguan Kulit karena Parasit (Skabies)

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas Sistem
Integumen berkenaan dengan penyakit Kulit karena Parasit (Skabies)
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Menjelaskan gambaran tentang konsep penyakit scabies
2. Menjelaskan tentang pengkajian keperawatan pada klien dengan scabies
3. Menjelaskan tentang pembuatan diagnosa berdasarkan pengkajian
4. Menjelaskan tentang pembuatan rencana keperawatan berdasarkan teorii
keperawatan

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestisasi (bersifat
menular) dan sensitisasi terhadap Sarcoptes Scabiei varian hominis dan produknya.
Sinonim dari penyakit ini adalah kudis, the icth, gudig, budukan, dan gatal agogo.
(Handoko, 2007)
Scabies (the icth, gudig, budukan, dan gatal agogo) adalah penyakit kulit yang
disebabkan oleh infestisasi (bersifat menular) dan sensitisasi terhadap Sarcoptes
Scabiei Var. Hominis dan produknya. (Arief, M. Suproharta, Wahyu J.K Wlewik S.
2000)
Scabies adalah penyakit yang disebabkan zoonosis (suatu infeksi atau infestasi
yang dapat diidap oleh manusia dan hewan lain yang merupakan host normal atau
biasanya; sebuah penyakit manusia yang diperoleh dari sumber hewan) yang
menyerang kulit. Merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh seekor kutu
(kutu/mite) yang bernama Sarcoptes Scabiei, filum Arthopoda, kelas Arachnida, ordo
Ackraina, superfamily Sarcoptes. Pada manusia oleh Sarcoptes Scabiei Var. Hominis,
pada babi oleh Sarcoptes Scabiei Var. Suis, pada kambing oleh Sarcoptes Scabiei Var.
Caprae, pada biri-biri oleh Sarcoptes Scabiei Var. Ovis. (Sacharin, R.M, 2001)
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh investasi dan sensitisasi
(kepekaan) terhadap Sarcoptes scabiei var. huminis dan produknya (Adhi Djuanda.
2007: 119-120).
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) yang mudah
menular dari manusia ke manusia, dari hewan ke manusia atau sebaliknya.
Penyebabnya scabies adalah Sarcoptes scabiei (Isa Ma'rufi, Soedjajadi K, Hari B N,
2005,http: //journal.unair.ac.id, diakses tanggal 30 September 2008).
Scabies adalah penyakit zoonosis yang menyerang kulit, mudah menular dari
manusia ke manusia, dari hewan ke manusia atau sebaliknya, dapat mengenai semua
ras dan golongan di seluruh dunia yang disebabkan oleh tungau (kutu atau mite)
Sarcoptes scabiei (Buchart, 1997: Rosendal, 1997,http: //journal.unair.ac.id, diakses
tanggal 30 September 2008).

3
dari beberapa pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa scabies adalah
penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap tungau
(mite) Sarcoptes Scabiei Var. Hominis. Penyakit ini dikenal juga dengan nama the
itch, gudik, atau gatal agogo. Penyakit scabies ini merupakan penyakit menular oleh
kutu tuma gatal sarcoptes scabei tersebut, kutu tersebut memasuki kulit stratum
korneum, membentuk kanalikuli atau terowongan lurus atau berkelok sepanjang 0,6
sampai 1,2 centimeter.

2.2 Etiologi
Scabies dapat disebabkan oleh kutu atau kuman sercoptes scabei varian
hominis. Sarcoptes scabieiini termasuk filum Arthopoda, kelas Arachnida, ordo
Ackarina, superfamili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei var.
hominis. Kecuali itu terdapat S. scabiei yang lainnya pada kambing dan babi. Secara
morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung dan
bagian perutnya rata. Tungau ini translusen, berwarna putih kotor, dan tidak bermata.
Skabies ditularkan oleh kutu betina yang telah dibuahi, melalui kontak fisik
yang erat. Kutu dapat hidup di luar kulit hanya 2-3 hari dan pada suhu kamar 211̊ C
dengan kelembaban relatif 40-80%.
Kutu betina berukuran 0,4-0,3 mm. Kutu jantan membuahi kutu betina dan
kemudian mati. Kutu betina, setelah impregnasi, akan menggali lobang ke dalam
epidermis kemudian membentuk terowongan di dalam stratum korneum dan lucidum.
Kecepatan menggali terowongan 1-5 mm/hari. Dua hari setelah fertilisasi, skabies
betina mulai mengeluarkan yang berkulit telur yang kemudian berkembang melalui
stadium larva, nimpa, dan kemudian menjadi kutu dewasa dalam 10-14 hari. Lama
hidup kutu betina kira-kira 30 hari. Kemudian kutu mati diujung terowongan.
Terowongan lebih banyak terdapat di daerah yang berkulit tipis dan tidak banyak
mengandung folikel pilosebasea. Di dalam terowongan inilah Sarcoptes betina
bertelur dan dalam waktu singkat telur tersebut menetas menjadi hypopi yakni
sarcoptes muda. Akibat terowongan yang digali Sarcoptes betina dan hypopi yang
memakan sel-sel di lapisan kulit itu penderita mengalami rasa gatal.
Masa inkubasi skabies bervariasi, ada yang beberapa minggu bahkan berbulan-
bulan tanpa menunjukkan gejala. Mellanby menunjukkan sensitisasi dimulai 2-4

4
minggu setelah penyakit dimulai. Selama waktu itu kutu berada diatas kulit atau
sedang menggali terowongan tanpa menimbulkan gatal. Gejala gatal timbul setelah
penderita tersensitasi oleh ekskreta kutu.

2.3 Klasifikasi
Terdapat beberapa bentuk skabies atipik yang jarang ditemukan dan sulit
dikenal, sehingga dapat menimbulkan kesalahan diagnosis. Beberapa bentuk tersebut
antara lain (Sungkar, S, 1995):
2.3.1 Skabies pada orang bersih (scabies of cultivated).
Bentuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan yang sedikit
jumlahnya sehingga sangat sukar ditemukan.
2.3.2 Skabies incognito.
Bentuk ini timbul pada scabies yang diobati dengan kortikosteroid
sehingga gejala dan tanda klinis membaik, tetapi tungau tetap ada dan penularan
masih bisa terjadi. Skabies incognito sering juga menunjukkan gejala klinis
yang tidak biasa, distribusi atipik, lesi luas dan mirip penyakit lain.
2.3.3 Skabies nodular
Pada bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan yang gatal.Nodus
biasanya terdapat didaerah tertutup, terutama pada genitalia laki-laki, inguinal
dan aksila.Nodus ini timbul sebagai reaksi hipersensetivitas terhadap tungau
scabies.Pada nodus yang berumur lebih dari satu bulan tungau jarang
ditemukan.Nodus mungkin dapat menetap selama beberapa bulan sampai satu
tahun meskipun telah diberi pengobatan anti scabies dan kortikosteroid.
2.3.4 Skabies yang ditularkan melalui hewan.
Di Amerika, sumber utama skabies adalah anjing. Kelainan ini berbeda
dengan skabies manusia yaitu tidak terdapat terowongan, tidak menyerang sela
jari dan genitalia eksterna.Lesi biasanya terdapat pada daerah dimana orang
sering kontak/memeluk binatang kesayangannya yaitu paha, perut, dada dan
lengan.Masa inkubasi lebih pendek dan transmisi lebih mudah.Kelainan ini
bersifat sementara (4 – 8 minggu) dan dapat sembuh sendiri karena S. scabiei
var. binatang tidak dapat melanjutkan siklus hidupnya pada manusia.
2.3.5 Skabies Norwegia.

5
Skabies Norwegia atau skabies krustosa ditandai oleh lesi yang luas
dengan krusta, skuama generalisata dan hyperkeratosis yang tebal. Tempat
predileksi biasanya kulit kepala yang berambut, telinga bokong, siku, lutut,
telapak tangan dan kaki yang dapat disertai distrofi kuku.Berbeda dengan
skabies biasa, rasa gatal pada penderita skabies Norwegia tidak menonjol tetapi
bentuk ini sangat menular karena jumlah tungau yang menginfestasi sangat
banyak (ribuan).Skabies Norwegia terjadi akibat defisiensi imunologik sehingga
sistem imun tubuh gagal membatasi proliferasi tungau dapat berkembangbiak
dengan mudah.
2.3.6 Skabies pada bayi dan anak.
Lesi scabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk seluruh
kepala, leher, telapak tangan, telapak kaki, dan sering terjadi infeksi sekunder
berupa impetigo, ektima sehingga terowongan jarang ditemukan.Pada bayi, lesi
di muka.(Harahap.M, 2000).
2.3.7 Skabies terbaring ditempat tidur (bed ridden).
Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal
ditempat tidur dapat menderita skabies yang lesinya terbatas.(Harahap.M,
2000).

2.4 Epidemiologi
Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi skabies. Banyak
faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara lain : sosial ekonomi yang
rendah, higiene yang buruk, hubungan seksual yang sifatnya promiskuitas, kesalahan
diagnosis, dan perkembangan demografik serta ekologik. Penyakit ini dapat
dimasukkan dalam Penyakit akibat Hubungan Seksual (P.H.S).

2.5 Manifestasi Klinis


Ada 4 tanda cardinal berikut:
1. Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas
tungau lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.
2. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam sebuah
keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam

6
sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang
berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut. Dikenal keadaan hiposensitisasi,
yang seluruh anggota keluarganya terkena. Walaupun mengalami infestasi tungau,
tetapi tidak memberikan gejala. Penderita ini bersifat sebagai pembawa (carier).
3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna
putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang
1cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi
sekunder ruam kulitnya menjadi polimorf (pustul, ekskoriosi dan lain-lain).
Tempat predileksi biasanya merupakan daerah dengan stratum korneum yang tipis,
yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat
ketiak bagian depan, aerola mammae (wanita) dan lipat glutea, umbilicus, bokong,
genitalia eksterna (pria), dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang
bagian telapak tangan dan telapak kaki bahkan seluruh permukaan kulit. Pada
remaja dan orang dewasa dapat timbul pada kulit kepala dan wajah.
4. Menemukan tungau, dengan membuat kerokan kulit pada daerah yang berwarna
kemerahan dan terasa gatal. Kerokan yang dilakukan agak dalam hingga kulit
mengeluarkan darah karena sarcoptes betina bermukim agak dalam dikulit. Dapat
ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.
Diagnosis dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda cardinal tersebut. Pada
pasien yang selalu menjaga higiene, lesi yang timbul hanya sedikit sehingga diagnosis
kadang kala sulit ditegakkan. Jika penyakit berlangsung lama, dapat timbul
likenifikasi, impetigo, dan furunkulsis.

2.6 Patofisologi
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya dari tungau scabies, akan tetapi
juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau bergandengan
sehingga terjadi kontak kulit yang kuat,menyebabkan lesi timbul pada pergelangan
tangan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap secret dan ekskret
tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu
kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemuannya papul, vesikel, dan urtika.

7
Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. Kelainan
kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari lokasi tumgau.

8
2.7 Pathway

Kontak langsung lingkungan yang padat kebersihan diri kurang

dan tidak langsung

penyebaran telur sarcoptes sanitasi buruk

pada orang yang sehat

keadaan lembab dan panas

reservoir sarcoptes

tempat yang baik untuk sarcoptes


bertelur pda stratum corneum

KURANGNYA
SCABIES tidak mengetahui penyakit PENGETAHUAN

Terbentuknya terowongan akumulasi sekret dan vesikel, dan ekskoriasi

9
ekskret S. scabies di kulit

reaksi peradangan

Peningkatan pembentukan histamin

Pengeluaran reseptor

Penderita mengalami gatal

GANGGUAN RASA
Melakukan garukan Sulit tidur NYAMAN

pada kulit

GANGGUAN
KERUSAKAN INTEGRITAS
CITRA TUBUH Papul pecah Kerusakan lapisan kulit KULIT

RESIKO INFEKSI Rusaknya pertahanan barier primer

Resiko masuknya patogen

10
2.8 Cara Penularan
1. Kontak langsung yaitu kontak kulit dengan kulit, misalnya berjabat tangan, tidur
bersama dan berhubungan seksual.
2. Kontak tak langsung yaitu melalui benda, misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal,
dan lain-lain.
Penularannya biasanya oleh Sarcoptes Scabiei betina yang sudah dibuahi atau
kadang-kadang berbentuk larva. Dikenal pula Sarcoptes scabiei var, animalis yang
kadang-kadang dapat menulari manusia, terutama pada mereka yang banyak
memelihara binatang peliharaan misalnya anjing.

2.9 Evaluasi Diagnostik


Cara menemukan tungau:
1. Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung dapat terlihat papul atau
vesiel. Congkel dengan jarum dan letakkan diatas kaca obyek, lalu tutup dengan
kaca penutup dan lhat dengan mikroskop cahaya
2. Dengan cara menyikat dengan siat dan ditampung diatas selembar kertas putih dan
dilihat dengan kaca pembesar.
3. Dengan membuat bipsi irisan, caranya ; jepit lesidengan 2 jari kemudian buat irisa
tipis dengan pisau dan periksa dengan miroskop cahaya.
4. Dengan biopsy eksisional dan diperiska dengan pewarnaan HE.

2.10 Komplikasi
Bila skabies tidak diobati selama beberapa minggu atau bulan, dapat timbul
dermatitis akibat garukan. Erupsi dapat berbentuk impetigo, ektima, selulitis, dan
furunkel. Infeksi bakteri pada bayi dan anak kecil yang diserang skabies dapat
menimbulkan komplikasi pada ginjal yaitu glomerulonefritis. Dermatitis iritan dapat
timbul karena penggunaan preparat antiskabies yang berlebihan, baik pada terapi
awal atau dari pemakaian yang terlalu sering. Salep sulfur, dengan konsentrasi 15%
dapat menyebabkan dermatitis bila digunakan terus menerus selama beberapa hari
pada kulit yang tipis. Benzilbenzoat juga dapat menyebabkan iritasi bila digunakan 2
kali sehari selama beberapa hari, terutama di sekitar genetalia pria. Gamma benzena

11
heksaklorida sudah diketahui menyebabkan dermatitis iritan bila digunakan secara
berlebihan.

2.11 Penatalaksanaan
Penanganan skabies yang terutama adalah menjaga kebersihan untuk
membasmi skabies seperti mandi dengan sabun, sering ganti pakaian, cuci pakaian
secara terpisah, menjemur alat-alat tidur, handuk tidak boleh dipakai bersama.
Syarat obat yang ideal adalah efektif terhadap semua stadium tungau, tidak
menimbulkan iritasi dan toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau mewarnai
pakaian, mudah diperoleh dan harganya murah.
Jenis obat topical :
1. Belerang endap (sulfur presipitatum) 4-20% dalam bentuk salep atau krim. Pada
bayi dan orang dewasa sulfur presipitatum 5% dalam minyak sangat aman dan
efektif. Kekurangannya adalah pemakaian tidak boleh kurang dari 3 hari karena
tidak efektif terhadap stadium telur, berbau, mengotori pakaian dan dapat
menimbulkan iritasi.
2. Emulsi benzyl-benzoat 20-25% efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap
malam selama 3 kali. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritasi, dan kadang-
kadang makin gatal setelah dipakai.
3. Gama benzena heksa klorida (gameksan) 1% dalam bentuk krim atau lotion,
termasuk obat pilihan arena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan,
dan jarang memberi iritasi. Obat ini tidak dianurkan pada anak dibawah umur 6
tahun dan wanta hamil karena toksi terhadap susunan saraf pusat. Pemberiannya
cup sekali dalam 8 jam. Jika masihada gejala, diulangi seminggu kemudian.
4. Krokamiton 10% dalam krim atau losio mempunyai dua efek sebagai antiskabies
dan antigatal. Harus dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra. Krim( eurax) hanya
efetif pada 50-60% pasien. Digunakan selama 2 malam berturut-turut dan
dbersihkan setelah 24 jam pemakaian terakhir.
5. Krim permetrin 5% merupakan obat yang paling efektif dan aman karena sangat
mematikan untuk parasit S.scabei dan memiliki toksisitas rendah pada manusia.
6. Pemberian antibiotika dapat digunakan jika ada infeksi sekunder, misalnya
bernanah di area yang terkena (sela-sela jari, alat kelamin) akibat garukan.

12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 PENGKAJIAN
I. IDENTITAS KLIEN
Mengkaji identitas anak dan orang tua seperti nama, alamat untuk
menentukan penyebab mengapa pasien terkena scabies karena apabila anak yang
terkena scabies tinggal di tempat yang endemik scabies dan daerah tersebut padat
penduduknya akan terjadi peningkatan resiko penularan scabies. Selain itu dikaji
juga usia anak karena semakin muda, system imunnya rendah sehingga mudah
sekali untuk masuknya S. scabiei dan S.scabiei senang dengan kulit yang tipis
seperti pada kulit anak. Perawat juga harus mengkaji jenis kelamin, anak laki-laki
banyak yang terkena scabies karena aktivitas anak laki-laki lebih banyak
dibanding anak perempuan dan hygiene anak laki-laki kurang sehingga mudah
terkena scabies.

II. RIWAYAT KEPERAWATAN


1. Pengkajian Umum
a. Keluahan Utama
Pada anak penderita scabies terdapat lesi dikulit di seluruh tubuh
terutama pada kulit yang tipis seperti kulit kepala, wajah, leher, telepak
tangan dan kaki. Anak juga merasakan gatal terutama pada malam hari
karena S.scabiei bekerja membuat terowongan pada malam hari dan
S.scabiei senang dengan suhu yang lembab dan panas.
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mulai merasakan gatal yang memanas dan kemudian menjadi
edema karena garukan akibat rasa gatal yang sangat hebat.
2) Riwayat Kesehatan Sebelumnya.
Pasien pernah masuk RS karena alergi
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Scabies merupakan penyakit menular, sehingga apabila ada anggota
keluarga yang terkena scabies akan menularkan ke anggota keluarga
yang lain.

2. Pemeriksaan Fisik
Basic Promoting Physiology of Health
Pengkajian 11 Pola Gordon

13
1) Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Apabila sakit, anak biasa membeli obat di toko obat terdekat atau
apabila tidak terjadi perubahan pasien memaksakan diri ke puskesmas atau
RS terdekat.
2) Pola Nutrisi dan Metabolik
Pada pasien scabies tidak ada gangguan dalam nutrisi metaboliknya.
3) Pola Eliminasi
Pada pasien scabies tidak terjadi gangguan terhadap pola
eliminasinya.
4) Pola Latihan / Aktivitas
Anak yang terkena scabies akan menjadi malas melakukan kegiatan
sehari-hari seperti mandi, makan, bermain, dll karena anak focus terhadap
rasa gatal dan nyeri yang dirasakan
5) Pola Istirahat Tidur
Pada pasien scabies terjadi gangguan pola tidur akibat gatal yang
hebat pada malam hari.
6) Pola Persepsi Kognitif
Pada pasien scabies tidak terjadi gangguan terhadap pola kognitif
perceptualnya
7) Pola Persepsi Diri
Pada anak yang terkena scabies akan menjadi kurang percaya diri
akibat gatal-gatal, kulit bintik-bintik dan mengelupas
8) Pola Koping dan Toleransi stress
Kehilangan atau perubahan yang terjadi pada penderita scabies
adalah anak malas untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Sehingga
masalah utama yang terjadi selama anak sakit, anak selalu merasa gatal,
dan pasien menjadi malas untuk bermain, bersosialisasi.
9) Pola Hubungan Peran
Pada anak yang terkena scabies membutuhkan dukungan dari orang
tua atau orang terdekat karena kebanyakan penderita scabies kepercayaan
dirinya kurang akibat dari adanya gatal-gatal, kulit bintik-bintik dan
mengelupas. Dukungan dari orang tua akan meningkatkan kepercayaan diri
anak dan anak dapat cepat sembuh.
10) Pola Reproduksi Seksual
Tidak terjadi gangguan
11) Pola Keyakinan
Intensitas beribadahnya menjadi berkurang dan tidak bisa maksimal
Pengkajian Persistem
- Keadaan Umum : Baik
- Tingkat kesadaran : Composmentis
- Tanda – tanda vital :
o TD : 110/90 mmHg
o N : 72 x/mnt
o RR : 20 x/mnt

14
o S : 37,4 C

1) Sistem Integumen
Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang
berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-
rata panjang 1cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papul atau vesikel.
Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimorf (pustul,
ekskoriosi dan lain-lain). Tempat predileksi biasanya merupakan daerah
dengan stratum korneum yang tipis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan
tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, aerola
mammae (wanita) dan lipat glutea, umbilicus, bokong, genitalia eksterna
(pria), dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang bagian telapak
tangan dan telapak kaki bahkan seluruh permukaan kulit. Pada remaja dan
orang dewasa dapat timbul pada kulit kepala dan wajah.
Menemukan tungau, dengan membuat kerokan kulit pada daerah
yang berwarna kemerahan dan terasa gatal. Kerokan yang dilakukan agak
dalam hingga kulit mengeluarkan darah karena sarcoptes betina bermukim
agak dalam dikulit. Dapat ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau
ini.
- Kepala : Kadang ditemukan bula
- Dada : Kadang ditemukan bula
- Punggung : Kadang ditemukan bula dan luka
dekubitus
- Ekstremitas : Kadang ditemukan bula dan luka
dekubitus
2) Sistem Kardiovaskuler
Tidak terjadi gangguan
3) Sistem Pernapasan
Tidak terjadi gangguan
4) Sistem Penginderaan
Tidak terjadi gangguan
5) Sistem Pencernaan
Tidak terjadi gangguan
6) Sistem Perkemihan
Tidak terjadi gangguan
7) Sistem Muskuluskeletal
Tidak terjadi gangguan
8) Sistem Reproduksi
Tidak terjadi gangguan
9) Sistem Neurobehaviour
Tidak terjadi gangguan

15
DIAGNOSA KEPERAWATAN
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NS. Gangguan pola tidur (00198)
DIAGNOSIS : Domain 4 : Aktivitas/istirahat
(NANDA-I) Kelas 1 : Tidur/istirahat
DEFINITION: Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor
eksternal
DEFINING  Perubahan pola tidur normal
CHARACTER  Keluhan verbal merasa kurang istirahat
ISTICS  Kurang puas tidur
 Penurunan kemampuan fungsi
 Melaporkan sering terjaga
 Melaporkan tidak mengalami kesulitan jatuh tidur
RELATED  Suhu dan kelembapan lingkungan sekitar
FACTORS:  Perubahan pajanan terhadap lingkungan gelap
 Bising
 Pencahayaan
 Tidak familier dengan perabot tidur
DIAGNOSIS ASSESSMENT

Subjective data entry Objective data entry


Keluarga pasien mengatakan  Mata cekung
bahwa pasien tidak pernah bisa  Lingkar mata hitam
tidur dan merasakan gatal pada  Kurang bisa
malam hari berkonsentrasi

Client Ns. Diagnosis (Specify):


Diagnostic Gangguan pola tidur
Statement: Related to:
Rasa gatal pada malam hari

NS. Gangguan citra tubuh (00118)


DIAGNOSIS : Domain 6 : Persepsi/ kognisi
(NANDA-I) Kelas 3 : Citra tubuh
DEFINITION: Konfusi dalam gambaran mental fisik individu
DEFINING  Perilaku memantau tubuh individu
CHARACTERI  Respon nonverbal terhadap perubahan aktual pada tubuh
STICS (mis penampilan, struktur, fungsi)
 Verbalisasi persepsi yang mencerminkan perubahan
pandangan tentang tubuh individu dalam dalam
penampilan
 Perubahan dalam kemampuan memperkirakan
hubungan spasial tubuh terhadap lingkungan
 Secara sengaja menyembunyikan bagian tubuh
 Tidak melihat bagian tubuh
Obyektif

16
 Perubahan aktual pada fungsi
 Perubahan pada sruktur
 Secara tidak sengaja menonjolkan bagian tubuh
Subyektif
 Depersonalisasi kehilangan melalui kata ganti yang
netral
 Penekanan pada kekuatan yang tersisa
 Ketakutan terhadap reaksi orang lain
 Fokus pada penampilan di masa lalu
 Meningkatkan pencapaian
 Verbalisasi perubahan gaya hidup
 Fokus pada kehilangan
 Personalisasi bagian dengan menyebutkannya
RELATED  Biofisik  Cidera
FACTORS:  Kognitif  Perseptual
 Budaya  Psikososial
 Tahap  Spiritual
perkembangan  Pembedahan
 Penyakit  Trauma
 Terapi
penyakit
ASSESSMENT

Subjective data entry Objective data entry


Pasien mengatakan malu dengan  Merasa malu akan
luka pada daerah ekstremitas keadaan tubuhnya
 Tidak mau
memperlihatkan luka yang
di derita
DIAGNOSIS

Client Ns. Diagnosis (Specify):


Diagnostic Gangguan citra tubuh
Statement: Related to:
Perubahan dalam penampilan

NS. Kerusakan Integritas Kulit (00046)


DIAGNOSIS : Domain 11 : Keamanan/ Perlindungan
(NANDA-I) Kelas 2 : cedera fisik
DEFINITION: Perubahan / gangguan epidermis dan/ dermis
DEFINING  Kerusakan lapisan kulit
CHARACTER  Gangguan permukaan kulit
ISTICS  Invasi struktur tubuh
RELATED Eksternal Internal
FACTORS:  Zat kimia  Perubahan status cairan
 Usia yang ekstrem  Perubahan pigmentasi
 Kelembapan  Perubahan turgor
 Hipertermia  Faktor perkembangan

17
 Hipotermia  Kondisi ketidakseimbangan
 Faktor mekanik nutrisi (mis, obesitas
(mis, gaya gunting, emasiasi)
tekanan dan  Penurunan imunologis
pengekangan)  Penurunan sirkulasi
 Medikasi  Kondisi gangguan
 Lembab metabolik
 Imobilisasi fisik  Gangguan sensasi
 Radiasi  Tonjolan tulang
ASSESSMENT

Subjective data entry Objective data entry


Pasien mengatakan bahwa pasien  Adanya terowongan
mengalami kerusakan lapisan kulit tungau
 Vesikel
DIAGNOSIS

Client Ns. Diagnosis (Specify):


Diagnost Kerusakan integritas kulit
ic Related to:
Stateme Adanya pustul akibat kutu dalam kulit, garukan yang
nt: dilakukan pasien akibat rasa gatal

NS. Risiko infeksi (00004)


DIAGNOSIS : Domain 11 : Keamanan/ perlindungan
(NANDA-I) Kelas 1 : Infeksi
DEFINITION: Mengalami peningkatkan risiko terserang organisme
patogenik
DEFINING  Penyakit kronis  Pertahanan tubuh sekunder
CHARACTER  Imunitas didapat yang yang tidak adekuat (mis,
ISTICS tidak adekuat penurunan hemoglobin,
 Pertahanan tubuh leukopenia, supresi/
primer yang tidak penurunan respon inflamasi)
adekuat (mis,  Peningkatan pemajanan
integritas kulit tidak lingkungan terhadap
utuh, jaringan yang patogen
mengalami trauma,  Imunosupresi
penurunan kerja  Prosedur infasiv
siliaris, statis cairan  Pengetahuan yang tidak
tubuh, perubahan cukup untuk menghindari
sekresi pH, gangguan pemajanan patogen
peristalsis)  Malnutrisi
 Ketuban pecah lama/  Agen farmasis/ obat (mis,
memanjang imunosupresi)
 Trauma  Ketuban pecah dini
 Kerusakan jaringan

18
RELATED
FACTORS:
ASSESSMENT

Subjective data entry Objective data entry


 Suhu: 37,4 C
Pasien mengatakan bahwa di daerah  TD : 110/90 mmHg
luka pasien merasa panas dan nyeri  RR : 20 x/mnt

DIAGNOSIS

Client Ns. Diagnosis (Specify):


Diagnostic Resiko Infeksi
Statement: Related to:
Jaringan kulit rusak dan prosedur invasif

NS. Nyeri akut (00132)


DIAGNOSI Domain 12 : Kenyamanan
S: Kelas I : Kenyamanan fisik
(NANDA-I)
DEFINITIO Pengalaman sensori dan emosional yang tidak
N: menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan
yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal
kerusakan sedemikian rupa.
DEFINING  Perubahan frekuensi pernafasan
CHARACT  Perubahan frekuensi jantung
ERISTICS  Laporan isyarat
 Mengekspreikan perilaku : mendesah dan menyeringai
 Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
RELATED  Agens cedera fisik
FACTORS:

19
ASSESSMENT
Subjective data entry Objective data entry
- Perilaku melindungi nyeri
- Wajah menyeringai
Pasien mengatakan nyeri pada T : 110/90 mmHg
daerah tempat-tempat luka N : 72 x/menit
S : 37,4 oC
RR : 20 x/menit
- Terdapat gangguan tidur
- Skla nyeri (5)
DIAGNOSIS

Client Ns. Diagnosis (Specify):


Diagnostic Nyeri akut
Statement: Related to:
Cidera biologi

NS. Ansietas (00146)


DIAGNOSIS Domain 9 : Koping /toleransi stres
:(NANDA-I) Kelas 2 : Respons koping
DEFINITIO Perasaan tidak nyaman atu kekawatiran yang samar disertai
: respon otonom
DEFINING  Gelisah
CHARACT  Khawatir
ERISTICS
RELATED  Ancaman pada status kesehatan
FACTORS:  Stres
ASSESSMENT

Subjective data entry Objective data entry


Keluarga pasien dan pasien - Gelisah
mengatakan sangat cemas - Ketakutan
dengan kondisi pasien - Gugup
- Bingung
- Khawatir
DIAGNOSIS

Client Ns. Diagnosis (Specify):


Diagnostic Ansietas (00146)
Statement
: Related to:
Perubahan status kesehatan

Tanggal No. Dx Diagnosa Keperawatan


1 Nyeri akut ybd cidera biologi dd Ds: Pasien mengatakan
nyeri pada daerah tempat-tempat luka Do : Perilaku
melindungi nyeri, Wajah menyeringai, T:110/90 mmHg,
N : 72 x/menit, S :37,4 oC, RR :20 x/menit, Terdapat
gangguan tidur, Skla nyeri (5)

20
Gangguan pola tidur ybd rasa gatal yang hebat khususnya
pada malam hari dd Ds: Keluarga pasien mengatakan
2 bahwa pasien tidak pernah bisa tidur dan merasakan gatal
pada malam hari Do : Mata cowong, Lingkar mata hitam,
Kurang bisa berkonsentrasi
Gangguan citra tubuh ybd perubahan dalam penampilan
dd Ds : Pasien mengatakan malu dengan luka pada daerah
3
ekstremitas Do : Merasa malu akan keadaan tubuhnya,
Tidak mau memperlihatkan luka yang di derita
Ansietas ybd perubahan status kesehatan dd Ds : Keluarga
pasien dan pasien mengatakan sangat cemas dengan
4
kondisi pasien Do : Gelisah, Ketakutan, Gugup, Bingung,
Khawatir
Kerusakan integritas kulit ybd adanya pustul akibat dari
adanya kutu di dalam kulit, garukan yg dilakukan pasien
5 akibat rasa gatal yang ditimbulkan dd Ds : Pasien
mengatakan bahwa pasien mengalami kerusakan lapisan
kulit Do : Adanya terowongan tungau, Vesikel
Resiko infeksi ybd jaringan kulit rusak dan prosedur
infasif dd Ds : Pasien mengatakan bahwa pasien
6
mengalami kerusakan lapisan kulit Do : Suhu: 37,4 C, TD
: 110/90 mmHg, RR : 20 x/mnt

21
3.2 INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx. Keperawatan 1 : Nyeri akut ybd cidera biologi dd Ds: Pasien mengatakan nyeri pada daerah tempat-tempat luka Do :
Perilaku melindungi nyeri, Wajah menyeringai, T:110/90 mmHg, N : 72 x/menit, S :37,4 oC, RR :20
x/menit, Terdapat gangguan tidur, Skla nyeri (5)
Definisi NANDA : Merasa kurang senang, lega, dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual, lingkungan, dan sosial
Definisi NIC : Pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan meningkat akibat adanya kerusakan
jaringan yang aktual atau potensial, digambarkan dalam istilah seperti kerusakan (International Association
for the Study of Pain); awitan yang tiba-tiba atau perlahan dari intensitas ringan sampai berat dengan akhir
yang dapat diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya kurang dari enam bulan.

NIC NOC
INTERVENSI AKTIFITAS OUTCOME INDIKATOR
Manajemen 1. Lakukan pengkajian yang komprehensif tentang nyeri, termasuk lokasi, Kontrol 160501Mendiskripsikan
Nyeri karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, atau beratnya Nyeri 1605 faktor penyebab
nyeri dan factor presipitasi 160502
Definisi : 2. Amati perlakuan non verbal yang menunjukkan ketidaknyamanan, Aksi
Mengurangi khususnya ketidakmampuan komunikasi efektif seseorang / Mengakui onset
nyeri atau 3. Pastikan pasien menerima analgesic yang tepat individu nyeri
menurunkan 4. Gunakan strategi komunikasi terapeutik yang dapat diterima tentang untuk 160510 Gunakan
nyeri ke level pengalaman nyeri dan merasa menerima respon pasien terhadap nyeri mengontrol catatan harian
kenyamanan 5. Pertimbangkan pengaruh budaya terhadap respon nyeri nyeri untuk
yang diterima 6. Identifikasi dampak pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup memonitor
oleh pasien (misal:tidur, selera, aktivitas, berfikir, mood, berhubungan, performa fauda setiap
bekerja, dan tanggungjawab peran) waktu
7. Evaluasi pasca mengalami nyeri termasuk riwayat individu dan keluarga 160503 Gunakan
mengalami nyeri kronik atau menimbulkan ketidakmampuan, sesuai ukuran
keperluan pencegahan

22
8. Evaluasi, bersama klien dan tim pelayanan kesehatan, keefektifan 160504 Gunakan
pengukuran kontrol pasca nyeri yang dapat digunakan ukuran
9. Bantu pasien dan keluarga untuk memperoleh dukungan pembesaran non
10. Gunakan metode pengkajian perkembangan yang tepat yang dapat analgetik
memantau perubahan nyeri yang akan membantu untuk mengidentifikasi 160505 Gunakan
factor presipitasi actual maupun potensial (misal: flowshett dan catatan analgetik
harian) sebagai
11. Identifikasi kebutuhan untuk mengkaji kenyamanan pasien dan rekomendasi
merencanakan monitoring tindakan 160511Laporkan
12. Beri informasi tentang nyeri, misal penyebab nyeri, berapa lama pengontrolan
berakhir, antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur nyeri
13. Control faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien
mengalami ketidaknyamanan (misal: temperature ruangan, cahaya,
kebisingan)
14. Kurangi atau hilangkan factor yang menjadi presipitasi atau
meningkatkan pengalaman nyeri (misal: ketakutan, kelemahan,
monoton, dan rendahnya pengetahuan)
15. Pertimbangkan penolakan pasien untuk berpartisipasi, kemampuan
berpartisipasi, preferensi, dukungan untuk metode lain yang signifikan,
dan kontraindikasi ketika strategi penurun nyeri dipilih
16. Pilih dan implementasikan berbagai pengukuran (misal:
farmakologi, nonfarmakologi, dan interpersonal) untuk memfasilitasi
penurun nyeri, sesuai keperluan
17. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri ketika memilih strategi
penurun nyeri
18. Anjurkan pasien untuk memantau nyerinya sendiri dan intervensi
segera
19. Ajarkan teknik penggunaan nonfarmakologi (misal: biofeedback,
TENS, hypnosis, relaksasi, imaginasi terbimbing, terapi musik, distraksi,
terapi bermain, terapi aktivitas, acupressure, terapi dingin/panas, dan
pijatan) sebelum, sesudah, dan jika mungkin selama mengalami nyeri;
sebelum terjadinya nyeri atau nyeri meningkat dan ketika mengukur

23
penurunan nyeri
20. Kolaborasi dengan pasien, orang terdekat dan tim pelayanan
kesehatan untuk memilih dan mengimplementasikan penurun nyeri
nonfarmakologi, sesuai keperluan
21. Beri penurun nyeri yang optimal dengan resep analgesic
22. Implementasikan penggunaan patient-controlled analgesia (PCA),
jika perlu
23. Gunakan pengukuran control nyeri sebelum nyeri meningkat
24. Beri obat sebelum melakukan aktivitas untuk meningkatkan
partisipasi, tapi evaluasi bahaya dari sedasi
25. Pastikan tindakan sebelum pemberian analgesia dan/atau strategi
nonfarmakologi sebelum nyeri
26. Verifikasi tingkat ketidaknyamanan dengan pasien, catat perubahan
pada rekam medik, dan informasikan kepada tim pelayanan kesehatan
lain, bekerja dengan pasien
27. Evaluasi keefektifan pengukuran kontrol nyeri yang dilakukan
dengan pengkajian terus-menerus terhadap pengalaman nyeri
28. Modifikasi pengukuran kontrol nyeri pada respon pasien
29. Dorong istirahat yang adekuat/tidur untuk memfasilitasi penurunan
nyeri
30. Anjurkan pasien untuk mendiskusikan pengalaman nyeri, sesuai
keperluan
31. Laporkan ke dokter jika pengukuran tidak berhasil atau jika keluhan
yang dirasakan berubah secara signifikan dari pengalaman nyeri yang
lalu
32. Informasikan kepada tim pelayanan kesehatan yang lain/anggota
keluarga bahwa strategi nonfarmarmakologi yang digunakan oleh pasien
dianjurkan sebagai pendekatan untuk manajemen nyeri
33. Gunakan pendekatan multidisiplin untuk manejmen nyeri , jika
diperlukan
34. Pertimbangkan rujukan bagi pasien, keluarga, orang terdekat lain
untuk dukungan kelompok dan sumber lain, sesuai keperluan

24
35. Beri informasi yang akurat untuk mendukung pengetahuan keluarga
dan respon untuk pengalaman nyeri
36. Melibatkan keluarga dalam modalitas penurun nyeri, jika mungkin
37. Pantau kepuasan pasien dengan manajemen nyeri pada rentang
spesifik

Dx. Keperawatan 2 : Gangguan pola tidur ybd rasa gatal yang hebat khususnya pada malam hari dd Ds: Keluarga pasien
mengatakan bahwa pasien tidak pernah bisa tidur dan merasakan gatal pada malam hari Do : Mata cowong,
Lingkar mata hitam, Kurang bisa berkonsentrasi
Definisi NANDA : Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal
Definisi NIC : Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal
NIC NOC
INTERVENSI AKTIFITAS OUTCOME INDIKATOR
Memperbaiki 1. Menentukan tidur/ pola aktivitas pasien Tidur 000401 Jumlah jam
Kenyamanan 2. Memperkirakan waktu tidur pasien/ rotasi bangun dalam rencana 0004 tidur
Tidur keperawatan 000402 Observasi
3. Jelaskan pentingnya dari keadekuatan tidur selama kehamilan, sakit, stress Ketegangan jumlah jam
Definisi: psikologi, dll periode alami tidur
Memfasilitasi 4. Menentukan efek dari pengobatan pasien dalam pola tidur dari 000404 Kualitas
ketetapan tidur/ 5. Awasi/ rekam pola tidur pasien dan lamanya waktu tidur pasien (jam) kesadaran tidur
rotasi bangun 6. Awasi pola tidur pasien, dan catat kejadian fisik selama tidur (apnea waktu selama tubuh 000405 Efektifitas
tidur, obstruksi jalan nafas, dan frekuensi urin) dan/atau (kekawatiran atau mengalami tidur
ansietas) lingkungan sekitar yang mengganggu tidur pemulihan 000407 Rutinitas
7. Instruksikan pada pasien untuk memonitor pola tidur tidur
8. Monitor pengikutsertaan adanya kelelahan aktifitas selama bangun untuk 000418 Kesiapan

25
mencegah kebanyakan tidur konsistensi
9. Atur lingkungan (smisalnya; cahaya, suara, suhu, kasur, dan tempat tidur) tidur di
untuk mempromosikan tidur malam hari
10. Anjrkan pasien untuk membuat rutinitas waktu tidur untuk memfasilitasi 000419
perubahan dari bangun menjadi tidur Kenyamana
11. Bantu untuk menghilangkan stress situasi sebelum waktu tidur n tempat
12. Monitor masukan makanan dan minuman waktu tidur yang mengganggu tidur
tidur 000406 Gangguan
13. Anjurkan/implementasikan tindakan yang nyaman seperti masase, tidur
perubahan posis, dan sentuhan efektif 000425 Nyeri
14. Anjurkan meningkatkan jumlah waktu tidur, jika dibutuhkan
15. Berikan tidur sebentar selama hari, jika diindikasikan, temukan syarat dari
tidur
16. Aktivitas keperawatan kelompok untuk meminimalisir waktu bangun,
izinkan siklus tidur lebih dari 90 menit
17. Atur waktu pemberian obat untuk mensuport tidur pasien/siklus tidur
18. Intruksikan kepada pasien dan faktor lain yang signifikan (misalnya; fisik,
psikologi, gaya hidup, perubahan frekuensi kerja, perubahan zona waktu
yang cepat, terlalu banyak waktu bekerja, dan faktor lingkungan yang
lainnya) yang mempelopori gangguan pola tidur
19. Identifikasi obat apa yang diambil/digunakan pasien
20. Anjurkan menggunakan obat tidur yang tidak mengganggu REM dalam
menindihkan tidur
21. Atur stimulasi lingkungan untuk membuat siklus siang-malam yang normal
22. Diskusikan dengan pasien dan keluarga teknik meningkatkan tidur
23. Memberikan pamflet dengan informasi tentang teknik meningkatkan tidur

26
Dx. Keperawatan 3 : Gangguan citra tubuh ybd perubahan dalam penampilan dd Ds : Pasien mengatakan malu dengan luka
pada daerah ekstremitas Do : Merasa malu akan keadaan tubuhnya, Tidak mau memperlihatkan luka yang
di derita
Definisi NANDA : Konfusi dalam gambaran mental fisik individu
Definisi NIC : Konfusi pada gambaran mental dan fisik diri seseorang

27
NIC NOC
INTERVENSI AKTIFITAS OUTCOME INDIKATOR
Memperbaiki 1. Monitor pernyataan pasien tentang harga diri Gambaran 12000 Gambaran
Harga Diri 2. Tentukan tempat kendali koping pasien (locus of control) Tubuh dari dalam
3. Tentukan rasa percaya diri pasien berdasarkan pendapatnya sendiri 1200 mengenai
Definisi: 4. Dorong pasien untuk mengidentifikasi kekuatan diri sendiri
Bantu pasien 5. Dorong kontak mata dalam komunikal dengan orang lain Persipsi 12003 Diskripsikan
untuk 6. Berikan penguatan personal terhadap identitas pasien tentang efektifitas
meningkatkan 7. Sediakan latihan yang dapat meningkatkan otonomi pasien yang sesuai penampilan fungsi tubuh
menghakimi diri 8. Bantu pasien mengidentifikasi respon positif dari orang lain. diri dan 12002 Sesuaikan
dari 9. Menahan diri dari kritik negatif fungsi tubuh antara realita
penghargaan diri 10. Menahan diri dari sindiran tubuh, ideal
sendiri 11. Sampaikan kepercayaan pada kemampuan pasien untuk mengatasi situasi diri, dan
12. Bantu menetapkan/ membuat tujuan yang realistis untuk pencapaian harga penampilan
diri yang tinggi diri
13. Bantu pasien untuk menerima bantuan orang lain jika membutuhkan 12009 Penyesuaian
14. Bantu pasien memeriksa kembali persepsi negatif terhadap dirinya diri untuk
15. Dorong peningkatan tanggung jawab pada diri sendiri yang sesuai merubah
16. Bantu pasien untuk mengidentifikasi dampak dari mengungkapkan perasaan status
harga diri dalam kelompok kecil kesehatan
17. Selidiki prestasi kesuksesan sebelumnya
18. Explorasi pertimbangan rasa bersalah atau kritik diri
19. Dorong pasien untuk mengevaluasi perilakunya
20. Dorong pasien untuk menerima kekalahan / tantangan
21. Hargai keberhasilan program pasien sesuai tujuan
22. Fasilitasi lingkungan dan aktivitas yang dapat meningkatkan harga diri
23. Bantu pasien mengidentifikasi secara signifikan hal-hal yang mempengaruhi
harga diri pasien, seperti ;kultur, agama, ras, jenis kelamin dan usia
24. Anjurkankan orang tua untuk memberikan perhatian dan dorongan untuk
perkembangan konsep diri yang positif pada anak
25. Anjurkan orang tua untuk menetapkan harapan dan menentukan batas

28
dengan anaknya
26. Ajari orang tua untuk mengenali pemenuhan kebutuhan terhadap anaknya
27. Monitor frekuensi verbalisasi negatif diri
28. Monitor kekurangan tindak lanjut dalam mencapai tujuan
29. Monitor tingkat harga diri setiap waktu sesuai kebutuhan

Dx. Keperawatan 4 : Ansietas ybd perubahan status kesehatan dd Ds : Keluarga pasien dan pasien mengatakan sangat cemas
dengan kondisi pasien Do : Gelisah, Ketakutan, Gugup, Bingung, Khawatir
Definisi NANDA : Perasaan tidak nyaman atu kekawatiran yang samar disertai respon otonom
Definisi NIC : Suatu keresahan, perasaan ketidaknyamanan yang tidak mudah atau dread yang disertai dengan respons
autonomis; sumbernya sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu; perasaan khawatir yang
disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Ini merupakan tanda bahaya yang memperingatkan bahaya
yang akan terjadi dan memampukan individu untuk membuat pengukuran untu mengatasi ancaman.

NIC NOC
INTERVENSI AKTIFITAS OUTCOME INDIKATOR
Reduksi Cemas 1. Gunakan pendekatan yang tenang dan pasti. Control - 140201
Definisi : 2. Tahap yang diharapkan untuk tingkahlaku pasien jelas Cemas Diri
Meminimalkan 3. Jelaskan semua prosedur,termasuk sensasi/perasaan yang ingin/akan 1402 Monitor
kekwatiran, dialami selama prosedur. intensitas
cemas 4. Mengerti/mencari tau perspektif pasien terhadap situasi yang penuh Aksi seseorang dari
berlebih/panic, tekanan. untuk kecemasan
perasaan kuat 5. Menyediakan informasi yang actual tentang diagnosa, perawatan dan menghilangkan 140202
bahwa bahaya prognosis. atau
akan datang, 6. Tinggal dengan pasien untuk mempromosikan rasa takut yang aman dan mengurangi Hilangkan
atau perasaan dapat ditekan. ketakutan, penyebab
tidak nyaman 7. Mendorong pasien untuk tinggal bersama anak-anak yang sesuai /bila ketegangan, nyeri

29
s/d sumber yang diperlukan. kegelisahan, 140203
tidak jelas dari 8. Sediakan benda-benda yang melambangkan keamanan. dari kondisi
antisipasi 9. Berikan pijatan punggung dan leher. yang tidak Kurangi
terhadap 10. Dorong pasien untuk beraktifitas nonkompetitif. diketahui pengaruh
bahaya. 11. Jauhkan alat-alat/perlengkapan terapi dari penglihatan. sumbernya lingkungan
12. Dengarkan dengan teliti/baik. ketika
13. Desak tingkah laku pasien. cemas
14. Ciptakan suasana yang mendukung rasa aman/percaya. 140204
15. Dorong pengungkapan perasaan,persepsi dan ketakutan.
16. Kenali/identifikasi saat tingkat kecemasan berubah. Dapatkan
17. Sediakan alat untuk pengalihan untuk menurunkan tekanan. informasi
18. Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang menimbulkan untuk
kecemasan. mengurangi
19. Kontrol stimulant,yang sesuai dengan kebutuhan pasien. kecemasan
20. dukung mekanisme pertahanan yang layak. 140205
21. Dampingi pasien untuk menjelasan gambaran yang realistis terhadap
peristiwa yang akan terjadi. Rencanakan
22. Ketahui kemampuan pasien untuk mengambil/membuat keputusan. strategi
23. Tunjukkan pada pasien pengunaan relaksasi koping
24. Bila diperlukan,berikan obat untuk menekan kecemasan untuk
tekanan
situasi
140206

Gunakan
strategi
koping yang
efektif
140217

Kontrol
respon

30
kecemasan

Dx. Keperawatan 5 : Kerusakan integritas kulit ybd adanya pustul akibat dari adanya kutu di dalam kulit, garukan yg dilakukan
pasien akibat rasa gatal yang ditimbulkan dd Ds : Pasien mengatakan bahwa pasien mengalami kerusakan
lapisan kulit Do : Adanya terowongan tungau, Vesikel
Definisi NANDA : Perubahan / gangguan epidermis dan/ dermis
Definisi NIC : Suatu kondisi seorang individu yang mengalami perubahan dermis dan/atau epidermis
NIC NOC
INTERVENSI AKTIFITAS OUTCOME INDIKATOR
Perawatan 1. Hindari penggunaan bentuk dari tempat tidur yang kasar Pengendalian 070301 Ruam
Kulit: 2. Bersihkan dengan sabun antibakteri, sesuai indikasi Infeksi 070301 Vesikel
Pengobatan 3. Bajukan pasien dengan baju yang tidak membatasi pergerakan pasien 0703 tanpa kusta
Topikal 4. Taburi kulit dengan obat bubuk, sesuai indikasi 070305 Drainase
5. Pindahkan plester dan reruntuhan yang adhesif Pengendalian purulen
Definisi: 6. Berikan sandaran pada area yang udema (seperti: bantal dibawah lengan infeksi dan 070307 Demam
Aplikasi bahan dan kantong dukungan), sesuai indikasi gejala yang 070301 Kesetabilan
topikal atau 7. Berikan pelumas untuk melembabkan bibir dan mukosa oral, seperti yang menyertainya temperatur
manipulasi dari dibutuhkan 070331 Letargi
perlengkapan 8. Anjurkan menggunakan gosokan belakang/gosokan leher, sesuai indikasi 070332 Kehilangan
untuk 9. Ganti sarung kateter, sesuai indikasi nafsu makan
mempromosikan 10. Gunakan popok dengan longgar, sesuai indikasi
integritas kulit 11. Masase/pijat diarea sekitar yang terkena
dan 12. Tutupi tangan dengan sarung tangan, sesuai indikasi
meminimalisasi 13. Sediakan toilet yang bersih, sesuai kebutuhan
kerusakan kulit. 14. Ulangi dari pemberian area lokal yang panas
15. Ulangi dari penggunaan sabun alkalin di kulit
16. Rendam di bak mandi yang koloid, sesuai indikasi
17. Jaga kebersihan sekitar tempat tidur dan bebas daari kekusutan
18. Anjurkan pasien untuk melakukan mobilisasi setiap 2 jam sekali, perhatikan

31
untuk jadwal yang spesifik
19. Gunakan alat di tempat tidur untuk melindungi pasien
20. Gunakan perlindungan tumit, sesuai indikasi
21. Gunakan bedak kering untuk menjaga kesehatan kulit
22. Layani inisiatif untuk konsultasi dari terapi perawatan enterostomal, sesuai
kebutuhan
23. Aplikasikan penggunaan pakaian yang bersih, sesuai kebutuhan
24. Aplikasikan penggunaan obat topikal pada area yang terkena, sesuai
indikasi
25. Aplikasikan penggunaan obat antiinflamasi topikal pada area yang terkena,
sesuai indikasi
26. Aplikasikan penggunaan emulsi pada area yang terkena
27. Aplikasikan penggunaan obat anti agen tungau pada area yang terkena,
sesuai indikasi
28. Aplikasikan penggunaan obat antidebris pada area yang terkena, sesuai
indikasi
29. Oleskan atau semprotkan kutil kulit dengan nitrogen cair, sesuai indikasi
30. Periksa keseharian kulit untuk mengetahui resiko dari kerusakan kulit
31. Dokumentasikan derajat dari kerusakan kulit
32. Tambahkan pelembab untuk lingkungan dengan alat pelembab udara

Dx. Keperawatan 6 : Resiko infeksi ybd jaringan kulit rusak dan prosedur infasif dd Ds : Pasien mengatakan bahwa pasien
mengalami kerusakan lapisan kulit Do : Suhu: 37,4 C, TD : 110/90 mmHg, RR : 20 x/mnt
Definisi NANDA : Mengalami peningkatkan risiko terserang organisme patogenik
Definisi NIC : Suatu kondisi individu yang mengalami kerusakan resiko terserang organisme patogeni
NIC NOC
INTERVENSI AKTIFITAS OUTCOME INDIKATOR

32
Perlindungan 1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Terhadap 2. Monitor luka terhadap infeksi
Infeksi 3. Monitor hitung granulosit, sel darah putih dan hasil lain
4. Ikuti pencegahan netropenik, secara tepat
Definisi: 5. Batasi jumlah pengunjung
Mencegah dan 6. Saring semua pengunjung terhadap adanya penyakit menular
mendeteksi 7. Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko
infeksi pada 8. Pertahankan teknik isolasi, secara tepat
pasien yang 9. Berikan perawatan kulit secara tepat pada area yang edema
berisiko infeksi. 10. Inspkesi kulit dan membran mukosa terhadap adanya kemerahan, hangat
yang ekstrim, atau drainage
11. Inspeksi kondisi luka/ insisi bedah
12. Lakukan kultur
13. Tingkatkan intake nutrisi yang adekuat
14. Anjurkan pasien minum
15. Anjurkan istirahat
16. Monitor terhadap tingkat energi/ malaise
17. Anjurkan untuk meningkatkan mobilitas dan exercises, secara tepat
18. Anjurkan untuk napas dalam dan batuk efekti, secara tepat
19. Berikan agents imunisasi, secara tepat
20. Beri instruksi pada pasien untuk untuk minum antibiotika yang diberikan
21. Ajarkan pada pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala infeksi dan
kapan harus melaporkannya pada pemberi layanan kesehatan
22. Ajarkan pasien dan keluarga bagaimana menghindari infeksi
23. Kurangi buah-buahan segar, sayuran dan lada, dalam makanan pasien
dengan netropenia
24. Buang bunga dan tanaman segar dari ruangan pasien
25. Berikan ruangan privat
26. Pastikan keamanan air dengan melakukan hiperklorinasi dan hiperheating,
secara tepat
27. Laporkan kemungkinan adanya infeksi kepada petugas kontrol infeksi
28. Laporkan kultur positif kepada petugas kontrol infeksi

33
34
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Scabies adalah penyakit yang disebabkan zoonosis (suatu infeksi atau
infestasi yang dapat diidap oleh manusia dan hewan lain yang merupakan host
normal atau biasanya; sebuah penyakit manusia yang diperoleh dari sumber
hewan) yang menyerang kulit. Merupakan penyakit menular yang disebabkan
oleh seekor kutu (kutu/mite) yang bernama Sarcoptes Scabiei, filum Arthopoda,
kelas Arachnida, ordo Ackraina, superfamily Sarcoptes.
Skabies ditularkan oleh kutu betina yang telah dibuahi, melalui kontak
fisik yang erat.
Masa inkubasi skabies bervariasi, ada yang beberapa minggu bahkan
berbulan-bulan tanpa menunjukkan gejala. Mellanby menunjukkan sensitisasi
dimulai 2-4 minggu setelah penyakit dimulai. Selama waktu itu kutu berada
diatas kulit atau sedang menggali terowongan tanpa menimbulkan gatal. Gejala
gatal timbul setelah penderita tersensitasi oleh ekskreta kutu.Diduga epidemic
scabies setiap siklus 30 tahun.
Tanda gejala scabies antara lain. pruritus nokturna, Penyakit ini
menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam sebuah keluarga
biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi, adanya terowongan
(kunikulus) Menemukan tungau, dengan membuat kerokan kulit pada daerah
yang berwarna kemerahan dan terasa gatal. Diagnosis dibuat dengan
menemukan 2 dari 4 tanda cardinal tersebut.
Scabies dapat menular melalui Kontak langsung yaitu kontak kulit dengan
kulit, misalnya berjabat tangan, tidur bersama dan berhubungan seksual.Kontak
tak langsung yaitu melalui benda, misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal, dan
lain-lain.
4.2 Saran
Makalah ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pembaca dan
diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang
scabies dan dapat menerapkan asuhan keperawatan tentang scabies kepada
masyarakat terutama bagi para nakes.

35
DAFTAR PUSTAKA

Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis

Dochterman Joanne Mc Closkey C. 2000. Nursing Intervention Classification (NIC).


USA Mosby
Graham robin dan tony burns. 2002. Lecture Notes Dermatologi. Surabaya: Erlangga

Greenberg, (2005), Teks Atlas Kedokteran Kegawatdaruratan, Penerbit Erlangga hal


408.

Heather, T. Herdman. 2010. Diagnosis Keperawatan: Devinisi dan


klasifikasi 2009-2011. Jakarta EGC
Moorheat, Sue, DKK. 2004 Nursing out Comes Classification (NIC). USA
Mosby

36

Vous aimerez peut-être aussi