Vous êtes sur la page 1sur 29

HIDROSFER

Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Terstruktur

Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa

Dosen Pengampu:

Drs. Yudi Dirgantara, M.Pd

Rena Denya Agustina, M.Si

Disusun Oleh: Kelompok 10

Novia Rizkianty S (1152070051)

Nurul Zannah (1152070054)

Kelas/Semester: B/VI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan
salam kita curahkan kepada jungjungan kita semua yakni Nabi Muhammad SAW,
beserta keluarganya, sahabatnya, dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku
umatnya.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan peran dari pihak lain,
makalah ini tidak akan terwujud sesuai dengan harapan. Untuk itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan manfaat khususnya


bagi penulis dan umumnya bagi semua pihak yang telah membaca makalah ini.
Saya sadar dalam pembuatan makalah ini jauh dari kata sempurna dikarenakan
keterbatasan kemampuan yang dimiliki, oleh karena itu mohon kritik dan saran
yang sifatnya membangun dari pembaca.

Bandung, April 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
A. Pengertian Hidrosfer ............................................................................. 3
B. Asal Usul Air di Bumi .......................................................................... 3
C. Siklus Air (Siklus Hidrologi) ................................................................ 5
D. Jenis-Jenis Hujan ................................................................................ 11
E. Jenis Perairan ...................................................................................... 15
F. Distribusi Air di Muka Bumi .............................................................. 19
G. Cabang Ilmu yang Mempelajari Air ................................................... 21
BAB III ................................................................................................................. 22
PENUTUP ............................................................................................................. 22
A. Kesimpulan ............................................................................................. 22
B. Saran ....................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 23
LAMPIRAN .......................................................................................................... 25
TANYA JAWAB .................................................................................................. 25

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air adalah salah satu elemen di muka bumi ini yang sangat dibutuhkan oleh
kita. Menurut beberapa penelitian manusia dapat bertahan 3-5 tanpa air dan dapat
bertahan hingga 8 minggu tanpa makan dengan catatan tetap mengkonsumsi air.
Hal ini dikarenakan komposisi tubuh manusia yang 50-60% adalah air. Selain itu
semua kebutuhan kita pasti membutuhkan air dimulai dari hal sederhana seperti
makan, mencuci, untuk menumbuhkan tanaman atau ke ranah yang lebih besar
seperti pembangkit listrik, irigasi dan lain sebagainya. Kita menyadari bahwa
sangat pentingnya air bagi keberlangsungan makhluk hidup dikarenakan bukan
hanya manusia yang membutuhkan air tetapi tumbuhan dan hewan pun
membutuhkan air untuk keberlangsungan hidup mereka. Tetapi ketersediaan air di
setiap daerah berbeda, terdapat daerah yang sangat subur dan terdapat daerah yang
sangat tandus ataupun daerah yang sering hujan dan daerah yang jarang sekali
terjadi hujan. Ada pula keadaan yang terus berubah-ubah sehingga ketersediaan
air dalam suatu daerah tidak menentu. Hal ini dibahas dalam salah satu materi
pada matakuliah Ilmu Pengetahua dan Bumi dan Antariksa mengenai Hidrosfer.
Maka dari itu kami mengambil topik ini untuk mengetahui lebih dalam mengenai
air yang merupakan hal penting selain oksigen di muka bumi ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya kami
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa arti dari Hidrosfer?
2. Bagaimana asal usul air dibumi?
3. Bagaimana siklus dari Hidrosfer?
4. Apa saja jenis-jenis hujan?
5. Apa saja jenis perairan dibumi?
6. Bagaimana distribusi air di muka bumi?
7. Apa saja cabang ilmu yang mempelajari air?

1
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah:
1. Mengetahui arti dari Hidrosfer.
2. Mengetahui asal usul air.
3. Mengetahui siklus dari Hidrosfer.
4. Mengetahui jenis-jenis hujan.
5. Mengetahui jenis perairan dibumi.
6. Mengetahui distribusi air di muka bumi.
7. Mengetahui cabang ilmu mengenai air.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hidrosfer
Hidrosfer berasal dari kata hydro yang artinya air dan sphaira yang
artinya lapisan. Hidrosfer merupakan wilayah lapisan air yang berada di
permukaan bumi (Waluya, 2009). Keseluruhan sistem hidrosfer di
permukaan bumi mencapai 70% yang jumlahnya selalu tetap karena
mengalami siklus. Jadi, hidrosfer dapat diartikan juga sebagai keseluruhan
sistem lapisan air di permukaan bumi yang meliputi samudera, laut,
sungai, danau, air tanah, mata air, gletser, dan air yang terdapat di
atmosfer yang jumlahnya selalu tetap.

B. Asal Usul Air di Bumi


Kaum sekuler percaya bahwa bumi yang terdiri dari materi
gumpalan yang dikondensasikan terlempar keluar dari nebula matahari
milyaran tahun yang lalu. Bumi ini awalnya berupa gumpalan cair panas
yang didinginkan karena proses kondensasi. Mereka berpendapat bahwa
sebagian besar air di bumi berasal dari dalam bumi yang dingin ini, tetapi
jumlahnya memang tidak cukup untuk mengisi lautan yang terdapat di
permukaan bumi saat ini. Teori yang pernah populer mengenai asal usul
air di bumi ini yaitu bahwa komet (yang pada dasarnya merupakan bola
salju besar dan kotor) bertabrakan dengan bumi sehingga memenuhi
permukaan bumi dengan air.
Peneliti dari University of Hawaii percaya mereka telah
menemukan asal-usul air Bumi. Selama bertahun-tahun, para ilmuwan
tidak yakin apakah air hadir ketika planet kita terbentuk atau apakah itu
dibawa oleh komet dan asteroid. Dengan menganalisis batuan dari Pulau
Baffin di Kanada, para peneliti mampu menghasilkan bukti yang paling
meyakinkan yang mendukung hipotesis asal usul air. Batual dari mantel
yang belum pernah terpengaruh oleh material dari kerak, di dalam batu

3
tersebut peneliti menemukan kristal-kristal kaca yang telah menjebak
tetesan kecil air di dalamnya. Air itu memiliki komposisi air yang sama
dengan air yang sekarang ada di planet bumi.
Air terbuat dari oksigen dan hidrogen, hidrogen sering ditemukan
dalam tiga bentuk, yang disebut dengan isotop yaitu : hidrogen normal,
deuterium, dan tritium. Air yang terbentuk oleh oksigen dan deuterium
disebut air berat.
Dengan mempelajari komposisi berbagai benda di Tata Surya, para
peneliti menemukan bahwa komet memiliki rasio air berat yang lebih
tinggi terhadap air normal. “Kita tidak dapat mengesampingkan
penambahan air ke permukaan bumi setelah pembentukannya (yaitu
melalui komet dan asteroid), tetapi data kami menunjukkan bahwa bumi
memiliki air sejak awal pembentukannya, sehinga sejumlah besar
penambahan air nantinya belum tentu diperlukan untuk membuat lautan di
bumi” Dr. Lydia Hallis, penulis utama dalam penelitian tersebut. Dr.
Hallis menjelaskan, “Batuan Baffin Island dikumpulkan kembali pada
tahun 1985, dan para ilmuan memliki banyak waktu untuk
menganalisisnya di tahun-tahun berikutnya, dan sekarang ditemukan
bahwa batu tersebut mengandung komponen dari mantel dalam bumi”.

Gambar 1 Gambar Batuan Baffin (jenis batuan basaltik) yang dipindai dengan mikroskop elektron

Sumber: Lydia J. Haliins

Mineral Olivin yang ditampilkan sebagai biji-bijian retak berwarna abu-


abu yang mengandung kaca yang didalamnya terdapat sejumlah kecil air yang

4
bersumber dari mantel bumi yang dalam (Institute for Astronomy University of
Hawaii, 2015).

C. Siklus Air (Siklus Hidrologi)


Salah satu sumber utama untuk kehidupan di bumi ini adalah air.
Telah diketahui bahwa hampir dari 70% dari bumi terdiri dari air. Total air
97% di dunia yaitu air laut dan sisanya 3% yang berupa air tawar.
Bagaimana keseimbangan air terjaga? Jawabannya ialah karena adanya
siklus hidrosfer yang menjaga keseimbangan air di bumi ini.
Siklus air merupakan peristiwa perpindahan air dari laut kemudian
ke atmosfer, kemudian ke tanah, kembali lagi ke laut dan pada akhirnya
menguap lagi ke atmosfer (Paul, 2014). Panas matahari menyebabkan air
di muka bumi ini menguap menjadi partikel uap air yang sangat kecil.
Kemudian uap air tersebut akan naik ke lapisan udara yang memiliki
temperatur dan tekanan yang lebih rendah yang kemudian terperangkap
oleh butiran debu dan terbentuklah awan kecil. Karena adanya angin,
awan-awan kecil akan bergabung membentuk awan yang berukuran lebih
besar dan terbentuklah butiran-butiran es yang yang semakin lama
semakin berat dan sampai pada suhu dan ketinggian tertentu air jatuh ke
bumi berupa titik-titik air yang disebut dengan hujan (Tjasyono, 2013).
Jadi, proses hidrologi ini sangat bergantung pada pemanasan sinar
matahari sehingga siklus air berjalan terus secara berulang.

Hujan yang jatuh ke bumi dan kemudian air meresap ke dalam


tanah (infiltrasi) kemudian air dalam tanah terkumpul dan keluar ke
permukaan tanah menjadi mata air yang mengalir ke sungai dan bermuara
di laut atau danau yang mana kejadian tersebut terus terulang. Air hujan
yang turun tidak berasa asin padahal 97% penguapan air beeasal dari laut.
Air hujan bersifat tawar, dimanapun asal penguapan airnya, air yang
menguap tidak mengandung bahan yang lain apapun itu hasilnya (Neil,
3004).

5
Gambar 2 Siklus Hidrologi

Sumber: http://www.ebiologi.net/2016/03/siklus-hidrologi-pengertian-proses.html

Adapun unsur-unsur yang mempengaruhi siklus hidrologi (Paul,


2014) yaitu:

1. Evaporasi
Siklus hidrologi dimulai dengan proses penguapan. Evaporasi
merupakan penguapan air dari permukaan air dan permukaan tanah.
Unsur utama pada proses evaporasi ini yaitu radiasi matahari dan air di
bumi. Dengan sinar matahari air laut, sungai, danau dll akan menguap
dan bercampur di atmosfer.

2. Transpirasi (penguapan dari tanaman): air yang terdapat dalam daun-


daun tanaman juga mengalami proses penguapan. Tanaman
melepaskan uap air sebanyak 5-10 kali sebanyak air yang dapat
ditahan. Adapun yang mempengaruhi tejadinya transpirasi ini yaitu
panas matahari, kecepatan angin, suhu, dan gradient tekanan udara.
Pada proses transpirasi jumlah air yang menguap lebih sedikit
dibandingkan dengan penguapan pada proses evaporasi.
3. Evapotranspirasi : merupakan gabungan antara evaporasi dan
tranpirasi yaitu penguapan air di seluruh permukaan bumi baik yang
terjadi di badan air maupun pada jaringan makhluk hidup.

6
4. Sublimasi: yaitu prose perubahan es di puncak gunung menjadi uap air
tanpa melalui fase cair.
5. Kondensasi : merupakan perubahan dari uap air menjadi es karena
suhu yang rendah dan terbentuklah awan,
6. Adveksi : proses ini hanya terjadi pada siklus sedang dan panjang.
Adveksi merupakan proses perpindahan awan dari atmosfer lautan ke
daratan karena adanya arus angin.
7. Presipitasi: pada proses ini terjadilah hujan akibat dari suhu udara yang
tinggi sehingga awan mencair dan menjadi titik-titik air atau hujan.
8. Run Off : merupakan proses pergerakan air dari tempat yang tinggi ke
tempat yang lebih rendah melalui saluran-saluran seperti sungai, danau
, muara, laut, hingga samudra.
9. Infiltrasi/perkolasi : secara tidak langsung proses ini mengontrol
jumlah air yang terdapat di dalam tanah. Hujan yang turun ke
permukaan bumi akan merembes ke dalam tanah melalui pori-pori dan
menjadi air tanah.
Adapun tafsir Al-qur’an yang menjelaskan siklus hidrologi yaitu
pada surah Ar-Ruum ayat 48 sebagai berikut:

Artinya : “Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu


menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut
yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu
kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu
turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, tiba-tiba
mereka menjadi gembira”
Berkenaan dengan ayat tersebut, menurut Tafsir Ibnu Katsir, Allah
menjelaskan bagaimana awan dapat menurunkan air hujan. Yaitu dari

7
penguapan air laut. Kemudian, uap tersebut Allah perbanyak hingga
memunculkan awan laksana tameng. Kemudian, Dia bentangkan
hingga memenuhi bagian ufuk, dan terkadang terlihat seperti awan
datang dari lautan membawa sesuatu yang berat (Syaikh, 2011).
Menurut Ahmad Musthofa Al-Maraghi, ayat dimaksudkan bahwa
Allah-lah yang mengirimkan angin, lalu angin itu dapat menimbulkan
awan, dan menyebar serta mengumpulkannya di salah satu arah di
langit, terkadang awan itu berjalan, dan terkadang berhenti dan
terkadangbergumpal-gumpal. Maka kamu dapat melihat air hujan
keluar dari celahcelahnya. Maka, apabila hujan itu menimpa sebagian
hamba-hamba-Nya, maka mereka bersukaria, karena hujan sangat
mereka perlukan di dalam kehidupan mereka (Al-Maraghi, 1993).
Begitu juga menurut Ali Ash-Shabuni, Allah menyebutkan hikmah
bertiupnya angin, yaitu menggerakkan awan dan keluarlah hujan
darinya. Abu Hayyan berkata: Ayat ini menengahi antara ayat-ayat;
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah bahwa Dia
mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira,” dan ayat,
“Allah, Dialah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan
awan.” Ayat ini untuk menghibur Nabi dan sebagai janji kemenangan
baginya dan ancaman bagi rang-orang kafir (Ash-Shabuni, 2011).

Jenis-jenis siklus hidrologi yaitu sebagai berikut (Asdak, 2011):

1. Siklus pendek

Gambar 3 Siklus Pendek

Sumber: https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hidrologi/jenis-siklus-air

8
Air laut menguap karena panas matahari, lalu terjadi kondensasi,
uap air membentuk awan dan selanjutnya terjadi hujan yang jatuhnya
ke laut lagi.
2. Siklus sedang

Gambar 4 Siklus Sedang

Sumber: https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hidrologi/jenis-siklus-air

Air laut menguap, lalu terjadi kondensasi, uap air yang menguap
terbawa oleh angin ke daratam dan membentuk awan di atas daratam,
dan selanjutnya hujan jatuh di daratan, selanjutnya kembali ke laut.
3. Siklus panjang

Gambar 5 Siklus Panjang

Sumber: https://brainly.co.id/tugas/2058894

Air laut menguap, lalu terjadi kondensasi, uap air terbawa angin,
kemudian membentuk awan di atas daratan hingga ke pegunungan
tinggi, lalu jatuh sebagai salju, terbentuk gletser, mengalir ke sungai,
dan akhinya air kembali ke laut.

9
Dari siklus hidrologi akan menyebabkan terjadinya hujan, air hujan
yang turun ke bumi akan menebarkan kesegaran bagi segala sesuatu
yang ada di atas bumi. Adapun ayat Al-qur’an yang menjelaskan
manfaat dari siklus hidrologi yaitu surah An-Nahl ayat 10, sebagai
berikut:

Artinya: “Dialah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit


untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya
(menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya)
kamu menggembalakan ternakmu.”
Menurut Quraish Shihab, ayat ini adalah rincian argumentasi
keesaan Allah SWT sekaligus uraian tentang aneka nikmat-Nya. Disini
diuraikan tentang manfaat hujan yang menumbuhkan tumbuh-
tumbuhan yang merupakan bahan pangan dan kebutuhan manusia dan
binatang.Ayat di atas mengingatkan manusia- dengan tujuan agar
mereka mensyukuri Allah dan memanfaatkan dengan baik anugerah-
Nya (Shihab, 2008).
Menurut Ibnu Katsir, Allah menjadikannya air hujan yang
diminum tawar lagi cair, yang mudah bagimu meminumnya, dan Allah
tidak menjadikannya asin lagi pahit. Kemudian, Allah menumbuhkan
tumbuh-tumbuhan dari hujan itu untukmu, yang kamu semua
menggembalakan ternak-ternakmu di tempat itu, seperti apa yang
dikatakan oleh Ibnu Abbas, Ikrimah, Adh-Dhahhak, Qatadah, Ibnu
Zaid, dalam firman Allah: Fiihi tusiimuun (Ditempat itu kamu
menggembalakan ternakmu) artinya menggembalakan, dari lafadz itu
pula disebut Al-Ibilus Saaimah artinya, unta yang digembalakan
(Malik, 2007).
Sedangkan menurut Tafsir Jalalyn maksud dari ayat ini yaitu,
(Dialah Yang telah menurunkan air hujan itu dari langit untuk kalian,
sebagiannya menjadi minuman) untuk kalian minum (dan sebagiannya

10
menjadi tumbuh-tumbuhan) maksudnya oleh sebab air itu menjadi
suburlah tumbuh-tumbuhan (yang pada tempat tumbuhnya kalian
menggembalakan ternak kalian) kalian jadikan sebagai tempat
menggembalakan ternak.

D. Jenis-Jenis Hujan
Hujan dibedakan menjadi beberapa tipe pembagiannya berdasarkan
faktor yang menyebabkan terjadinya hujan tersebut :
1. Hujan Orografi

Gambar 6 Hujan Orografi

Sumber: http://www.guruips.com/2017/08/jenis-jenis-hujan-hujan-orografis.html

Hujan ini terjadi karena adanya penghalang topografi, udara


dipaksa naik kemudian mengembang dan mendingin terus mengembun
dan selanjutnya dapat jatuh sebagai hujan. Bagian lereng yang
menghadap angin hujannya akan lebih lebat dari pada bagian lereng
yang ada dibelakangnya. Curah hujannya berbeda menurut ketinggian,
biasanya curah hujan makin besar pada tempat-tempat yang lebih
tinggi sampai suatu ketinggian tertentu.
2. Hujan Konvektif

11
Gambar 7 Hujan Konvektif

Sumber : https://rebanas.com/gambar/images/viii-hujan-konvektifhujan-konvektif-gambar
Hujan ini merupakan hujan yang paling umum yang terjadi
didaerah tropis. Panas yang menyebabkan udara naik keatas kemudian
mengembang dan secara dinamika menjadi dingin dan berkondensasi
dan akan jatuh sebagai hujan. Proses ini khas untuk terjadinya badai
guntur yang terjadi di siang hari yang menghasilkan hujan lebat. Badai
guntur lebih sering terjadi di lautan dari pada di daratan
3. Hujan Frontal

Gambar 8 Hujan Frontal

http://www.guruips.com/2017/08/jenis-jenis-hujan-hujan-orografis.html

Hujan ini terjadi karena ada udara panas, awan yang terbentuk
biasanya tipe stratus dan biasanya terjadi hujan rintik-rintik dengan
intensitas kecil. Sedangkan pada front dingin awan yang terjadi adalah
biasanya tipe cumulus dan cumulunimbus dimana hujannya lebat dan

12
cuaca yang timbul sangat buruk. Hujan front ini tidak terjadi di
Indonesia karena di Indonesia tidak terjadi front.
4. Hujan Siklon Tropis

Gambar 9 Siklon Tropis

https://id.wikipedia.org/wiki/Siklon_tropis

Siklon tropis merupakan badai dengan kekuatan yang besar. Radius


rata-rata siklon tropis mencapai 150 hingga 200 km. Siklon tropis
terbentuk di atas lautan luas yang umumnya mempunyai suhu
permukaan air laut hangat, lebih dari 26.5 °C. Angin kencang yang
berputar di dekat pusatnya mempunyai kecepatan angin lebih dari 63
km/jam.
(Repository USU, 2014).
5. Hujan Salju

Gambar 10 Hujan Salju

Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/luar-negeri/2017/01/12/badai-salju-mulai-mereda-
390494

13
Hujan salju adalah air yang jatuh dari awan yang telah membeku
menjadi padat seperti hujan. Salju terbentuk dari kepingan es yang
sangat kecil.
6. Hujan es

Gambar 11 Hujan Es

Sumber: https://beritagar.id/artikel/sains-tekno/hujan-es-di-negara-tropis-biasa-
terjadi-saat-pancaroba
Hasil pengembunan yang berupa butiran-butiran es biasanya terjadi
karena uap air memasuki area diatas freezing (pembekuan) level. Hal
ini menyebabkan uap air membeku dan mengeras. Karena terlalu
keras, maka saat memasuki daerah yang lebih hangat es ini tidak
mencair seluruhnya.
7. Hujan Asam
Hujan sebenarnya secara alami bersifat asam dengan pH sedikit di
bawah 6, karena karbondioksida dengan uap air di udara membentuk
asam lemah yang bermanfaat untuk melarutkan mineral dalam tanah
yang dibutuhkan tumbuhan dan hewan). Namun polutan udara dapat
meningkatkan keasaman air hujan sehingga disebut hujan asam.
Hujan asam didefinisikan sebagai hujan dengan pH dibawah 5,6.
Polutan yang menyebabkan hujan asam adalah nitrogen oksida dan
sulfur oksida. Zat-zat ini di atmosfer akan bereaksi dengan uap air
untuk membentuk asam sulfat, asam nitrat, dan asam nitrit yang mudah
larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut
akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan. Secara

14
alami, hujan asam biasanya terjadi karena letusan gunung berapi. Tapi
seiring dengan kemajuan industri, hujan asam juga disebabkan oleh
meningkatnya polusi udara dari pabrik, mobil, dan kendaraan bermotor
yang menggunakan bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batu
bara. Pembangkit listrik yang menggunakan batu bara juga
penyumbang terjadinya hujan asam (Fajri, 2017).
Pembentukan hujan asam secara sederhana dapat dituliskan:
S(s) + O2 (g) →SO2(g)
2SO2(g) + O2(g) →2SO3(g)
SO3(g) + H 2O(l) → H 2SO4(aq)

E. Jenis Perairan
Air di bumi secara garis besar dapat digolongkan kedalam dua
jenis yaitu air permukaan dan air tanah. Air permukaan ini terdiri dari
perairan darat dan perairan laut. Mari kita bahas satu-persatu.
1. Air Permukaan
a. Perairan Darat
Perairan darat dalah semua bentuk air yang terdapat di
daratan. Wujud air dapat berupa benda cair, padat (es dan salju),
maupun uap. Sedangkan yang banyak dimanfaatkan oleh manusia
adalah yang berwujud cair yaitu berupa air, baik air permukaan, air
tanah, sungai, danau dan sebagian air rawa. Perairan darat ini
terdiri dari air tanah, sungai, danau dan rawa.
1) Sungai, adalah bagian dari muka bumi yang menjadi tempat air
mengalir karena tempatnya paling rendah bila dibandingkan
dengan daerah sekitarnya. Manfaat dari adanya air sungai ini
adalah untuk keperluan dalam kehidupan sehari-hari misalkan
irigasi, sumber tenaga, kebutuhan primer rumah tangga,
industri, transportasi dan lain-lain
2) Danau merupakan suatu cekungan di permukaan bumi yang
digenangi air dalam jumlah yang relatif banyak. Air pada danau
bersumber dari banyak sumber seperti sungai, air tanah atau

15
hujan. Manfaat dari adanya danau ini adalah sebagai irigasi, air
minum, pembangkit listrik, pengatur air untuk mencegah
banjir, sumber peresapan air tanah bagi daerah hilirnya dan
lain-lain.
3) Rawa adalah lahan genangan air secara alamiah yang terjadi
terus menerus atau musiman akibat drainase alamiah yang
terhambat. Rawa selalu digenangi air karena kekurangan
saluran atau letaknya yang rendah, baik yang bersifat
sementara maupun sepanjang waktu sehingga pelepasan air dan
lahan tersebut lambat. Genangan ini disebabkan oleh kondisi
pembuangan (drainase) yang buruk. Rawa bisa juga merupakan
suatu cekungan yang menampung luapan air dan sekitarnya.
Manfaat dan rawa yaitu sebagai tempat pemeliharaan ikan
tambak, misalnya bandeng dan udang atau bisa juga untuk
sawah pasang surut (Suyono, 1995) (Asdak, 2007).
b. Perairan laut
Seperti yang telah kita ketahui bahwa ¾ bagian dari bumi
adalah perairan dan 97% air terdapat di samudra. Tetapi ternyata
penyebaran air di samudra tidak merata dibagian belahan bumi
utara dan dibagian selatan. Di belahan bumi utara 60% terdiri dari
permukaan air dan 40% daratan, sedangkan dibelahan selatan 83%
terdiri dari permukaan air sedangkan 17% terdiri dari daratan.
Laut adalah sekumpulan air yang sangat luas di permukaan
bumi yang memisahkan atau menghubungkan suatu benua atau
pulau dengan yang lainnya. Bumi memiliki lima lautan luas atau
disebut juga samudra yaitu lautan Pasifik, Atlantik, Hindia,
Antartika, dan Artik. Manfaat dari laut sangat banyak sekali karena
laut merupakan sumber daya alam yang melimpah yang sampai
saat ini belum dapat dikelola dengan maksimal. Misalkan sebagai
sumber tenaga, kebutuhan pangan dan mineral dan masih banyak
lagi (Hutabarat, 2000).

16
2. Air Tanah
Air tanah (ground water) adalah massa air yang ada di bawah
permukaan tanah, sumber dari air tanah ini adalah curah hujan. Pada
saat curah hujan mencapai permukaan tanah, seluruh atau sebagian
curah hujan tersebut akan diserap oleh tanah. Bagian yang tidak
terserap tanah akan mengalir di permukaan hingga terbentuk parit-parit
dan mengalir ke sungai hingga ke danau dan berakhir di laut (S
Sosrodarsono, 1987).
Media peresapan air tanah oleh curah hujan adalah sebagai berikut:
a. Pori-pori tanah. Tanah yang gembur atau berstruktur lemah akan
meresapkan air lebih banyak daripada tanah yang pejal.
b. Retakan-retakan lapisan tanah akibat kekeringan yang pada musim
hujan sangat basah dan becek, seperti tanah liat dan lumpur.
c. Rongga-rongga yang dibuat binatang (cacing dan rayap).
d. Rongga-rongga akibat robohnya tumbuh-tumbuhan yang berakar
besar.
e. Rongga-rongga akibat pencairan berbagai kristal yang membeku
pada musim dingin (Kartasapoetra, 2000).

Sebelum air menyerap kedalam tanah pada dasarnya ditahan


terlebih dahulu oleh butiran tanah sehingga tanah menjadi lembab. Air di
dalam tanah ditahan oleh gaya absorbsi permukaan butir-butir tanah dan
tegangan antara molekul air, makin jauh air dari permukaan maka makin
lemah gaya absorbsinya. Pada jarak tertentu, air hanya ditahan oleh
tegangan antara butir-butir tanah yang dinamakan air kapiler. Jika air
bertambah, kemudian akan mengalir ke bawah akibat gaya gravitasi dan
air itu selanjutnya dinamakan air gravitasi (Kartasapoetra, 2000).

Gaya yang menahan pergerakan air supaya tidak terloloskan disebut


kapasitas menahan air. Banyaknya air dalam tanah pada suatu keadaan
tertentu disebut tetapan kelembaban tanah dan digunakan untuk

17
menentukan sifat menahan air dari tanah. Air yang dapat bergerak dalam
tanah adalah air kapiler dan air gravitasi (Kartasapoetra, 2000).
Melihat cara bergeraknya, air kapiler berasal dari air tanah yang naik
ke ruang-ruang antara butir-butir karena kapilaritas. Tinggi kenaikan air
kapiler tergantung pada besar butiran tanah. Semakin kecil butiran tanah,
semakin tinggi kenaikan air kapiler. Sebaliknya semakin besar butiran
tanah, semakin rendah kenaikan air kapiler. Air gravitasi bergerak dalam
ruang tanah karena pengaruh gravitasi dan air akan bergerak ke bawah.
Lapisan tanah yang dapat dengan mudah menyerap air disebut dengan
permeable sedangkan lapisan tanah yang sulit menyerap tanah atau kedap
air disebut impermeable (Kartasapoetra, 2000).
Volume air tanah diberbagai tempat tidaklah sama hal ini tergantung
pada jenis lapisan tanahnya. Lapisan tanah berdasarkan kemampuan
menyimpan dan meloloskan air dibedakan menjadi empat jenis yaitu:
a. Aquifer, yaitu lapisan yang dapat menyimpan dan mengalirkan air
dalam jumlah besar. Lapisan batuan bersifat permeable, seperti pasir,
kerikil, dan batu pasir yang retak-retak.
b. Aquiclude, yaitu lapisan yang dapat menyimpan tetapi tidak dapat
mengalirkan air dalam jumlah yang berarti, seperti lempung, tuf halus,
dan silt
c. Aquifuge, yaitu yang tidak menyimpan dan mengalirkan air,
contohnya batuan granit dan batuan yang kompak
d. Aquitard, yaitu lapisan atau formasi batuan yang dapat menyimpan air,
tetapi hanya dapat meloloskan air dalam jumlah yang terbatas
(Kartasapoetra, 2000).
Berdasarkan jenisnya, air tanah dapat dikelompokkan ke dalam tujuh
bagian yaitu sebagai berikut:
a. Meteoric Water (vadose water). Air tanah ini berasal dari air hujan
b. Connate Water (air tanah tubir). Air tanah yang terperangkap dalam
rongga-rongga batuan endapan sejak pengendapan itu terjadi, termasuk
juga air yang terperangkap pada rongga-rongga batuan beku lelehan

18
sewaktu magma tersembur ke permukaan. Asalnya mungkin dari air
laut atau air darat.
c. Fossil Water (air fosil). Air yang terperangkap dalam rongga-rongga
batuan dan tetap tinggal di dalam batuan tersebut sejak penimbunan itu
terjadi. Kadang-kadang istilah ini disamakan dengan Connate water
d. Juvenil Water (air magma). Air yang berasal dari dalam bumi
(magma). Air ini bukan dari atmosfer atau air permukaan.
e. Pelliculkar water (air pelikular/ari). Air yang tersimpan dalam tanah
karena tarikan molekul-molekul tanah
f. Phreatis Water (air freatis). Air tanah yang berada pada lapisan kulit
bumi yang poreus (sarang). Lapisan air tersebut berada di atas lapisan
yang tidak tembus air (pejal/kedap) atau di antara dua lapisan yang
tidak tembus air.
g. Artesian Water (air artesis). Air artesis ini dinamakan juga air tekanan
(pressure water). Air tersebut berada di antara dua lapisan batuan yang
kedap (tidak tembus) air sehingga dapat menyebabkan air tersebut
dalam keadaan tertekan (Kartasapoetra, 2000).
Meskipun jumlah air tidak pernah berkurang tetapi jumlah air
tanah dalam suatu daerah tertentu dapat berkurang, hal ini dapat
dikarenakan tidak adanya pepohonan di permukaan, permukaan tanah
yang ditembok oleh semen, aspal dan lain-lain sehingga air hujan tidak
memiliki kesempatan untuk menyerap kedalam tanah.

F. Distribusi Air di Muka Bumi


Berdasarkan hasil pengamatan ternyata hampir tiga perempat
bagian dari bumi kita adalah air yang berarti hanya seperempatnya saja
yang berupa daratan. Jika dijumlahkan, total dari semua air di muka bumi
ini termasuk cairan, gas dan es sekitar 336 juta mil kubik atau sekitar 1,4
miliar 𝑘𝑚3 dan 97,2 % air terdapat di samudra. Distribusi air di muka
bumi dapat kita bagi kedalam beberapa jenis bentang perairan yakni
sebagai berikut (Alan Strahler, 2003):

19
Tabel 1 Distribusi Perairan

No Jenis Bentang Perairan Persentase


1 Perairan Laut (Air Asin) 97,20%
Perairan Darat (air tawar) sekitar 2,80%
2
terdiri atas
a. Lembaran es dan gletser 2,15%
b. Air tanah 0,62%
c. Danau air tawar 0,009%
d. Danau air asin (danau garam) 0,008%

Adapun tafsir Al-qur’an yang menjelaskan kadar air di muka bumi


yaitu pada surah Az-Zukhruuf ayat 11, sebagai berikut:

Artinya : ” Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang
diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti
itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).”
Menurut Quraish Shihab, penegasan ayat di atas bahwa Allah
menurunkan hujan secara bertahap dan dengan kadar tertentu,
mengisyaratkan bahwa turunnya hujan bukanlah secara otomatis tanpa
pengaturan Allah SWT. Tetapi Dia yang mengatur turunnya dan dengan
kadar yang ditetapkan-Nya. Ini melalui hukum-hukum alam yang
ditetapkan-Nya, dan juga atas dasar doa dan shalat istisqa’ yang diajarkan
oleh Nabi Muhammad saw (Shihab, 2008).
Sayyid Quthb mengemukakan bahwa yang dimaksud dalam
firman-Nya, “Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran;”
yakni semuanya sesuai dengan ketetapan dan pengaturan yang ada. Tidak
dalam jumlah yang berlebih dan tidak dalam jumlah yang sangat minim

20
hingga menimbulkan kekeringan atau membuatnya menjadi tidak
bermanfaat sama sekali (Qutb, 2001).
Al-Qurthubi mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan “suatu
ukuran” adalah kadar normal. Karena bila air di turunkan secara
berlebihan, maka itu akan membahayakan kehidupan manusia
(menimbulkan banjir). Hal ini sebagaimana dengan firman-Nya (Syaikh
Imam Al-Qurthubi, 2007). Allah telah sesuaikan kadar air yang diturunkan
ke bumi dengan kebutuhan makhluk hidup di bumi.

G. Cabang Ilmu yang Mempelajari Air


Pada ilmu pengetahuan yang sudah sangat maju ini terdapat
beberapa cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai air,
diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Oceanografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
air laut atau laut secara umum.
2. Glasiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang es, gletser dan
hal-hal lain yang berkaitan dengan es
3. Hidrologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang air
di permukaan bumi maupun dibawah tanah
4. Limnologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
danau.
5. Potamologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang air
yang mengalir di permukaan, baik yang melalui saluran ataupun
tidak.
6. Geohidrologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
keberadaan persebaran, dan gerakan air dibawah tanah (Pamono,
2003).

21
22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hidrosfer merupakan wilayah lapisan air yang berada di permukaan bumi.
Terdapat banyak pendapat yang menyatakan asal usul dari bumi diantaranya yang
paling mendekati dan banyak dipercaya oleh para ilmuwan adalah teori yang
menyatakan bahwa air berasalah dari mantel bmi karena beberapa alasana yang
dapat dipertanggung jawabkan. Kandungan air di muka bumi tidak berubah yang
berarti jumlah airnya tetap hal ini dikarenakan air mengalami siklus yang disebut
dengan siklus Hidrosfer. Jenis-jenis hujan yang terjadi di bumi diantaranya yaitu
hujan Orografi, hujan Siklon Tropis, hujan es, hujan salju dan lain sebaginya.
Perairan dibumi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu perairan dara dna
perairan laut. Meskipun jumlah air dimuka bumi tidak berubah tetapi distribusi air
dan komposisi air di bumi senantiasa berubah ini dikarena berbagai faktor
misalkan perubahan cuaca, musim maupun struktur tanahnya yang berubah.
Cabang ilmu pengetahuan yang membahasa mengenai air sangat banyak sekali
contohnya cabang ilmu Hidrologi ini yang mempelajari mengenai air di
permukaan bumi maupun dibawah tanah

B. Saran
Pembahasan mengenai hidrosfer ini mengandung banyak istilah-istilah baru
yang terdengar mirip. Sehingga harus lebih diperhatikan kembali dalam
memahami dan mengingatnya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Syaikh Imam Al-Qurthubi. (2007). Jakarta: Pustaka Azzam.

(2014). Dipetik April 21, 2018, dari Repository USU:


http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/19244/Chapter%20
II?sequence=4

Alan Strahler, A. (2003). Introducing Physical Geography Third Edition. New


Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Al-Maraghi, A. M. (1993). Tafsir Al-Maraghi. Semarang: Toha Putra.

Asdak, C. (2011). Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta:


Gadjah Mada University Press.

Ash-Shabuni, S. M. (2011). Shafawut Tafsir. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Fajri, N. (2017). Dipetik April 21, 2018, dari elib.unikom:


http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/572/jbptunikompp-gdl-nurryfajri-
28559-9-unikom_n-i.pdf

Institute for Astronomy University of Hawaii. (2015, November Thursday). UH


Research Shed New Light on the Origins of Earth's Water.

Malik, A. (2007). Tafsir Al-Azhar. Singapore: Kejaya Print Pte. Ltd.

Neil, C. (3004). Biologi. Jakarta: Erlangga.

Pamono, H. (2003). Geomorfologi Dasar. Yogyakarta: UNY Press.

Paul, A. (2014). The Importance of Hydrological Cycle on Earth. Bhatter College


Journal of Multidiciplinary Studies, 113, Vol. IV.

Qutb, S. (2001). Tafsir Fi Zhalil Qur'an . Jakarta: Gema Press.

23
Shihab, M. (2008). Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur'an.
Jakarta: Lentera Hati.

Syaikh, A. b. (2011). Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Pustaka Imam Syafi'i.

Tjasyono, B. (2013). Ilmu Kebumian dan Antariksa. Bandung: Rosda Karya.

Waluya, B. (2009). Geografi Siklus Hidrologi. Jakarta: Tim redaksi Jakarta.

24
LAMPIRAN

TANYA JAWAB

Penanya : Rifki Alfiansyah


1. Mengenai hujan ikan yang pernah terjadi di suatu negara, bagaimanakah proses
terjadinya hujan tersebut?
Jawab :
Salah satu penjelasan ilmiah paling masuk akal adalah bahwa angin kuat
misalnya tornado yang berkemungkinan membawa sekumpulan ikan atau katak
dari sebuah perairan kemudian menjatuhkan mereka di tempat lain. Tetapi hal ini
masih menjadi suatu kajian ulang dikarenakan kebanyakan ikan yang dibawa oleh
angin tersebut masih dalam keadaan hidup padahal tornado memiliki kecepatan
yang sangat tinggi saat berputar dan kecil kemungkinan ikan ikan tersebut hidup.

Penanya : BapakYudi Dirgantara


1. Bagaimana proses terjadinya hujan asam?
Jawab :
Hujan secara alami bersifat asam hal ini disebabkan oleh karbondioksida
di udara yang larut dalam air hujan sebagai asam lemah. Hujan asam ini
diakibatkan oleh adanya belerang yang merupakan pengotor dalam bahan bakar
fosil seperti bensin. Selain itu nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen
akan membentuk sulfur dioksida. Zat tersebut kemudian membentuk asam sulfat
dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersamaan dengan air hujan.
Jenis jenis air hujan yang asam dapat meningkatkan kadar keasaman tanah dan air
permukaan, ini berbahaya bagi kehidupan ikan dan juga tanaman. Pembentukan
hujan asam secara sederhana dapat dituliskan:
S(s) + O2 (g) →SO2(g)
2SO2(g) + O2(g) →2SO3(g)
SO3(g) + H 2O(l) → H 2SO4(aq)

25

Vous aimerez peut-être aussi