Vous êtes sur la page 1sur 17

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

“PSIKOSOSIAL ANAK-ANAK USIA 18 BULAN - 3 TAHUN”

Dosen Pembimbing :
Ns. Indah Mukharomah, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2
1. Jamaludin Arya Dela (7316042)
2. Deny Tridayanti
3.
4.

PROGAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG
2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala limpahan rahmat
yang dianugrahkan kepada kita sehingga dengan nikmat tersebut tugas ini dapat terselesaikan
tepat padawaktunya meskipun sangat sederhana.
Selanjutnya sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kehadirat junjungan kita Nabi
Agung Muhammad SAW. Kepada keluarga dan sahabat beliau sampai akhir nanti. Kami
menyadari bahwa tugas ini sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kami sangat
mengharap kritik dan saran guna kesempurnaan dari tugas kami ini. Semoga tugas ini dapat
bermanfaat
Allah SWT jualah tempat kita kembali dan yang dapat memberikan balasan yang
setimpal dan semoga kerja keras kita ini senantiasa diterima di sisi Allah SWT serta mendapat
syafa’at dari Nabi besar Muhammad SAW, Amin yarobbal alamin

Jombang, 10 Juni 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Manusia selalu mengalami perubahan sepanjang siklus kehidupan. Perubahan yang
terjadi meliputi dua yaitu, pertumbuhan yang diartikan sebagai perubahan yang bersifat
kuantitatif, bertambahnya ukuran dan struktur, dan perkembangan yang diartikan sebagai
perubahan kualitatif, progresif, koheren, dan teratur. Perubahan yang dialami manusia
merupakan integrasi dari berbagai perubahan struktur dan fungsi, karena itu perubahan ini
tergantung pada hal-hal yang dialami sebelumnya dan mempengaruhi hal-hal yang terjadi
sesudahnya (Somantri, 2006). Wong (2008) menyebutkan beberapa dasar teoritik untuk
perkembangan anak yaitu perkembangan kepribadian (diantaranya perkembangan
psikoseksual, perkembangan psikososial), perkembangan mental (diantaranya
perkembangan mental, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa), dan perkembangan
konsep diri. Namun, secara umum perkembangan pada anak mencakup perkembangan
motorik halus, perkembangan motorik kasar, perkembangan bahasa, dan perkembangan
perilaku atau adaptasi sosial (Hidayat, 2008). Depkes (2005) juga menyebutkan bahwa
aspek-aspek perkembangan yang dipantau adalah gerak kasar atau motorik kasar, gerak halus
atau motorik halus, kemampuan bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian (Depkes,
2005).
Perkembangan psikososial merupakan proses sepanjang hayat, apa yang dipelajari
dalam tahun-tahun pertama kehidupan akan membentuk perkembangan di masa yang akan
datang. Perkembangan psikososial yang lengkap sangat diperlukan, karena anak dengan
perkembangan psikososial yang lengkap akan memiliki personality yang baik, memiliki sifat-
sifat yang positif seperti percaya pada diri dan orang lain, autonomi, bersikap inisiatif, dapat
membina hubungan yang erat dengan orang lain, serta mencapai kesempurnaan ego.
Sebaliknya jika anak memiliki perkembangan psikososial yang kurang lengkap, anak akan
memiliki sifat-sifat yang negatif seperti tidak percaya pada diri sendiri dan orang lain, merasa
dirinya memalukan, merasa ragu-ragu, selalu merasa bersalah, rendah diri, mengasingkan diri
dari orang lain dan merasa dirinya tidak berguna (Potter & Perry, 2005). Hal ini didukung
oleh penelitian yang dilakukan pada 30 remaja berusia 12-18 tahun di panti asuhan yang
bertujuan untuk mengetahui harga diri remaja yang tinggal dipanti asuhan, sebanyak 56,7%
memiliki harga diri rendah, sedangkan sebanyak 43,3% memiliki harga diri tinggi (Jaftoran,
2010). Selain itu, penelitian Banunaek (1999) yang bertujuan untuk mengetahui apakah anak
yang tinggal dipanti asuhan mengalami sindrom deprivasi maternal aspek psikososial.
Hasilnya menunjukkan bahwa dari 61 anak yang tinggal dipanti asuhan sebanyak 67,2%
anak-anak mengalami sindrom deprivasi maternal.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah karakteristik perilaku anak-anak ?
2. Bagaimana pengkajian pada anak-anak ?
3. Apa saja diagnosa keperawatan pada anak-anak ?
4. Bagaimana tindakan pelaksanaan keperawatan pada anak-anak dan keluarga ?
5. Bagaimana strategi pelaksanaan pada keluarga ?
6. Bagaimana Evaluasi dan Dokumentasi?
1.3 TUJUAN UMUM
Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada anak-anak dengan masalah
psikososial
1.4 TUJUAN KHUSUS
1.Bagaiman karakteristik perilaku anak-anak ?
2. Bagaimana pengkajian pada anak-anak ?
3. Bagaimana diagnosa keperawatan pada anak-anak ?
4.Bagaimana tindakan pelaksanaan keperawatan pada anak-anak dan keluarga ?
5.Bagaimana strategi pelaksanaan pada keluarga ?
6. Bagaimana Evaluasi dan Dokumentasi?
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Karakteristik Perilaku Anak-anak


Masa anak-anak adalah masa perkembangan dari usia 2 tahun sampai dengan usia 6 tahun,
pada masa-masa ini perkembangan biologis dan fisik berjalan dengan sangat cepat dan pesat,
akan tetapi secara sosiologisnya anak-anak masih sangat terikat dengan lingkungannya terutama
keluarga. Oleh karena itu, pada masa anak-anak awal ini keluarga sangat berperan penting dalam
mempersiapkan anak untuk terjun ke lingkungan yang lebih luas, terutama lingkungan sekolah.
Adapun perkembangan psikososial yang terjadi pada masa ini meliputi beberapa hal yaitu :
a. Perkembangan Emosi
Selama awal masa kanak-kanak emosi sangat kuat. Saat ini merupakan saat ketidak seimbangan
karena anak-anak “keluar dari fokus” dalam arti bahwa ia mudah terbawa ledakan-ledakan,
emosional sehingga sulit dibimbing dan diarahkan. Hal ini tampak mencolok pada anak-anak
usia 2,5 sampai 3,5 tahundan 5,5 sampai 6,5 tahun, meskipun pada umumnya hal ini berlaku
pada hampir seluruh periode masa anak-anak awal. Jadi emosi yang meninggi pada masa kanak-
kanak awal itu ditandai dengan meledaknya amarah yang kuat, ketakutan yang hebat dan rasa iri
hati yang tinggi. Pada masa-masa ini anak-anak sulit untuk dibimbing dan diarahkan, mereka
cenderung akan marah, memberontak dan tersinggung jika diperingati, hal ini disebabkan anak-
anak keluar dari fokus mereka.Emosi yang tinggi kebanyakan disebabkan oleh masalah
psikologis. Biasanya para orang tua hanya memperbolehkan anak melakukan beberapa hal saja,
padahal sang anak merasa ia mampu melakukan lebih banyak lagi, sehingga pada akhrinya anak
pun akan menolak larangan orang tua dan anak cenderung akan memberontak. Anak pun akan
meledak amarahnya jika ia tidak bisa melakukan sesuatu yang dianggap dapat dilakukan dengan
mudah.

b. Perkembangan Sosial
Dasar untuk sosialisasi pada anak-anak diletakkan dengan meningkatnya hubungan antara anak
dengan teman-teman sebayanya dari tahun ke tahun. Anak tidak hanya lebih bermain dengan
anak-anak lain tetapi juga lebih banyak bicara. Jika anak menyenangi hubungan dengan orang
lain meskipun hanya kadang-kadang saja, maka sikap terhadap kontak sosial mendatangkan lebih
baik daripada hubungan sosial yang sering tetapi sifat hubungannya kurang baik. Pada
pernyataan di atas dijelaskan bahwa perkembangan sosialisasi pada awal masa anak-anak awal
ditandai dengan meningkatnya intensitas hubungan dengan teman-teman sebayanya, dan
perkembangan ini meningkat dari tahun ke tahun. Pada fase ini juga anak-anak tidak hanya
senang bermain tetapi juga lebih banyak berbicara. Hubungan atau kontak sosial lebih baik dari
pada hubungan sosial yang kurang baik. Di sini bisa disimpulkan bahwasannya teman sebaya
juga berperan penting terhadap perkembangan sosial anak, karena lewat teman sebaya anak bisa
belajar dan mendapat informasi tentang dunia anak di luar keluarga. Pada masa ini anak. mulai
mengeal dunia di luar keluarga yaitu dengan bermain bersama teman sebaya. Anak-anak juga
akan mulai membandingkan antara dirinya dengan teman-teman sebayanya.
c. Perkembangan Permainan
Permainan adalah salah satu bentuk aktivitas sosial yang dominan pada awal masa anak-anak.
Sebab anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya diluar rumah bermain dengan teman-
temannya dibanding terlibat dalam aktivitas lain. Permainan bagi anak-anak adalah suatu bentuk
aktivitas yang menyenangkan yang dilakukan semata-mata untuk aktivitas itu sendiri, bukan
karena ingin memperoleh sesuatu yang dihasilkan dari aktivitas tersebut. Hal ini adalah karena
bagi anak-anak proses melakukan sesuatu lebih menarik dari pada hasil yang akan
didapatkannya. Jadi, permainan lebih mendominasi kehidupan anak-anak di masa ini, karena
anak-anak banyak menghabiskan waktunya untuk bermain yang mana bermain adalah hal yang
sangat menyenangkan dan menarik bagi anak-anak, bermain merupakan aktivitas yang sangat
penting bagi perkembangan di awal masa anak-anak.Jika ditarik garis besarnya, maka permainan
memiliki peran yang tidak kalah penting dalam perkembangan pada awal masa anak-anak,
permainan dapat berpengaruh terhadap perkembangan kognitif, perkembangan sosial dan juga
perkembangan emosional pada anak-anak. Berbagai macam permainan akan melatih anak-anak
dalam segala hal, termasuk dalam memecahkan masalah yang dihadapi anak-anak.Dalam hal
minat bermain anak-anak mengikuti suatu pola yang dipengaruhi oleh kematangan dalam bentuk
permainan tertentu dan oleh lingkungan dimana ia dibesarkan. Ada bermacam-macam variasi
dalam pola ini. Misalnya anak yang sangat cerdas lebih menyukai permainan sandiwara,
kegiatan-kegiatan kreatif dan buku-buku yang dapat memberikan informasi dari pada yang
bersifat hiburan.
d. Perkembangan Moral
Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengn aturan dan konvensi mengenai
apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain. Anak-anak
ketika dilahirkan tidak memiliki moral, tetapi dalam dirinya terdapat potensi moral yang siap
untuk dikembangkan.Perkembangan moral pada awal masa kanak-kanak masih dalam tingkat
yang rendah. Hal ini disebabkan karena perkembangan intelektual anak-anak belum mencapai
titik dimana ia dapat mempelajari atau menerapkan prinsip-prinsip abstrak tentang benar dan
salah. Awal masa anak-anak ditandai dengan apa yang oleh Piaget disebut “moralitas melalui
paksaan” Dalam tahap perkembangan moral ini anak-anak secara otomatis mengikuti peraturan-
peraturan tanpa berpikir atau menilai.14 Pada awal masa anak-anak perkembangan moral tidak
begitu pesat berkembang, hal ini disebabkan oleh pemikiran intelektual anak-anak belum bisa
mencapai pemahaman menganai prinsip-prinsip benar dan salah, pada masa ini anak-anak belum
bisa membedakan hal-hal yang benar untuk dilakukan dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan.
Pada masa ini anak-anak hanya mengikuti peraturan yang telah ada, tanpa ia mengetahui guna
ataupun fungsi dan juga tanpa menilai apakah peraturan tersebut benar atau salah. bawah ini ada
beberapa teori mengenai perkembangan moral pada masa awal anak-anak:
1) Teori psikonalisa tentang perkembangan moral Pada teori psikoanalisa kepribadian manusia di
bagi menjadi tiga yaitu :
a) Id adalah struktur kepribadian yang terdiri atas aspek biologis yang irasional dan tidak
disadari.
b) Ego merupakan struktur kepribadian yang terdiri atas aspek psikologis yaitu, sub sistem ego
yang rasional dan disadari, namun tidak memiliki moralitas.
c) Super ego adalah struktur kepribadian yang terdiri atas aspek sosial yang berisikansistem nilai
dan moral, yang benar-benar memperhitungkan “benar” atau “salahnya” sesuatu.
Menurut teori ini manusia memiliki tiga struktur kepribadian yang berbeda-beda, yaitu ada
id yang merupakan kepribadian yang irasional dan tidak disadari, lalu ada kepribadian ego yaitu
kebalikan dari id, ego merupakan kepribadian rasional dan disadari tetapi tidak memiliki
moralitas, dan yang terakhir adalah super ego yang memiliki sistem nilai dan juga moral.Anak
akan mulai mengalami perkembangan kepribadian super ego pada usia 5 tahun, dan
perkembangan ini secara khas akan menjadi sempurna. Dan ketika super ego berkembang maka
suara hati telah terbentuk. Yang mana hal ini menunjukkan bahwa pada usia 5 tahun seorang
manusia telah menyelesaikan perkembangan moralnya.
2) Teori belajar-sosial tentang perkembangan moral
Teori ini menyatakan bahwa tingkah laku moral merupakan respon atas stimulus, proses-proses
penguatan, penghukuman, dan peniruan digunakan untuk menjelaskan perilaku moral anak-
anak.16 Pada intinya seorang anak akan melakukan perbuatan baik jika ia diberikan stimulus
yang baik seperti hadiah, dan sebaliknya seorang anak akan berperilaku yang tidak bermoral jika
ia diberi hukuman.
3) Teori kognitif piaget tentang perkembangan moral
Menurut piaget, perkembangan moral digambarkan melalui aturan permainan. Karena itu,
hakikat moralitas adalah kecenderungan untuk menerima dan menaati sistem peraturan. Jadi,
seorang anak akan berkembang moralnya melalui aturan-aturan permainan, karena pada
hakikatnya seorang anak sangat gemar bermain maka, ia secara otomatis akan lebih
menghormati ketentuan-ketentuan dalam suatu permainan.
4) Teori kohelberg tentang perkembangan moral
Menurut Kohlberg anak-anak memang berkembang melalui interaksi sosial, namun interaksi ini
memiliki corak khusus, dimana faktor pribadi yaitu aktivitas-aktivitas anak ikut berperan. Hal
penting lain dari toeri kohlberg adalah orientasinya yang mengungkapkan moral yang hanya ada
dalam pikiran dan yang dibedakan dengan tingkah laku moral dalam arti perbuatan nyata.
Semakintinggi tahap perkembangan moral seseorang, maka akan semakin terlibat moralitas yang
lebih mantap dan bertanggung jawab dari perbuatan-perbuatannya
2.2. Pengkajian
a. Tugas Perkembangan
- Mengenal dan mengakui namanya
- Sering menggunakkan kata “jangan/tidak/enggak”.
- Banyak bertanya tentang hal/benda yang asing baginya (api,air,ketinggian, warna dan bentuk
benda)
- Mulai melakukan kegiatan sendiri dan tidak mau diperintah misalnya minum sendiri, makan
sendiri, berpakaian sendiri
b. Perkembangan yang Normal ( Kemandirian )
- Bertindak semaunya sendiri dan tidak mau diperintah
- Mulai bergaul dengan orang lain tanpa diperintah
- Mulai bermain dan berkomunikasi dengan anak lain diluar keluarganya
- Menunjukkan rasa suka dan tidak suka
- Mengikuti kegiatan keagamaan yang diikuti keluarga.
c. Penyimpanan Perkembangan ( Ragu-ragu dan Malu )
- Tidak berani melakukan sesuatu/kegaiatan
- Merasa takut melakukan sesuatu
- Merasa terpaksa melakukan tindakkan
- Melakukan tindakkan dengan ragu-ragu
2.3 Diagnosa Keperawatan
a. Potensial ( Normal )
- Potensial mengembangkan kemandirian
b. Resiko ( Penyimpangan )
- Resiko pengambangan ragu-ragu dan malu
2.4TINDAKKAN KEPERAWATAN
1. Kanak – kanak
Tujuan
1. Mengembangkan rasa kemendarian dalam melakukan kegiatan sehari hari
2. Mengembangkandan memperlihatkan kelebihan diri diantara orang lain
Tindakkan keperawatan bagi kanak-kanak
Tugas perkembangan
Tindakkan keperawatan
Perkembangan yang normal : kemandirian
a. Latih anak untuk melakukan kegiatan secara mandiri
b. Puji keberhasilan yang dicapai anak
c. Tidak menggunakan kata yang memerintah tetapi memberikan alternatif untuk memilih
d. Hindari suasana yang membuatnya bbersikap negatif (memisahkan dengan orang tuanya,
mengambil mainannya, memerintah untuk melakukan sesuatu )
e. Ridak menakut nakuti dengan kata kata maupun perbuatan
f. Berikan mainan sesuai usianya (boneka, mobil mobilan, balon, bola, kertas gambar dan pensil
warna )
g. Saat anak mengamuk (tempertantrum) pastikan doia aman dari bahaya cedera kemudian
tinggalkan awasi dari jauh
h. Beritahu tindakan tindakan yang boleh dan tidak boleh dilakukan, yang baik dan buruk dengan
kalimat positif
Contoh :
Mau tidak permen ita diambil orang? Kalau begitu ita juga tidak boleh mengambil permen anto
Supaya cantik bila akan pergi ita harus memakai baju yang rapi
i. Libatkan anak dalam kegiata kegiatan keagamaan ( sholat berjamaah, berangkat kegereja
bersama, mengaji)
Penyimpangan perkembangan : ragu-ragu dan malu
a. Yakinkan anak bahwa ia mampu melakukan tugas yang diberikan
b. Berikan tugas yang sederhana dan mampu dilakukan sendiri (menyimpan mainan, mengambil
baju, mengambil minum, mengambil sepatu/sandal)
c. Berikan kepercayaan pada anak untuk melakukan tugas tertenttu (yang bisa dilakukannya)
d. Berikan pujian terhadap keberhasilannya
e. Jangan memberi pernyataan negatif terhadap perilaku anak ( ita memang biasa membuat
rumah berantakkan , anto kan anak cengeng, budi itu anak penakut)
Keluarga
Tujuan
1. Memahami perkembangan psikososial kanak-kanak yang normal dan menyimpang
2. Memahami cara menstimulai cara kemandirian anaknya
3. Mendemonstrasikan cara menstimulasi kemandirian anaknya
4. Merencanakan tindakan untuk msenstimulasi rasa kemandirian anaknya

2. Tindakan keperawatan untuk keluarga


Tugas perkembangan
Tindakan keperawatan
Perkembangan yang normal : kemandirian
a. Informasikan pada keluarga caara yang dapat dilakkukan untuk memfasilitasi perembangan
psikososial anaknya
b. Berikanlah aktivitas bermain yang menggali rasa ingin tahu anak seperti bermain tanah, pasir,
lilin, membuat mainan kertas, mencampur warna, menggunakan cat air, melihat
barang/binatang/tanaman/orang yang menarik perhatiannya dengan tetap menjaga keamananya
c. Berikan kebebasan pada anak unntuk melakuakan sesuatau yang diinginkan tetapi tetap
memberi batasan. Misalnya membolehkan anak memanjat dengan syarat ada yang
mendampingi/mengawasi atau mengajarkan cara agar tidak jatuh
d. Sampaikan aturan umum yang dapat di mengerti lhan seperti masuk rumah harus memberi
salam , bila akan pergi cium tangan dulu, sebelum dan sesudah makan cuci tangan
e. Gunakan kata-kata laranagan yang bersifat positif contoh : main hujan – hujanan
menyebabkan pilek, bila rambut dan bajunya berantakan ita tidak cantik
f. Berikan pilihan perilaku yang ingin dilakukan anak seperti mau mandi atau makan dulu
g. Latih anak mengerjakkan kegiatan yang dapat dilakukan sendiri : pakai baju, kaus kaki, makan
h. Diskusikan dengan keluarga cara apa yang akan digunakan keluarga untuk menstimulasi
perkembangan psikososial kanak-kanak
i. Latih keluarga melakukan metode tersebut dan mendampingi saat keluarga melakukan
stimulasi perkembangan anaknya
j. Bersama keluarga menyusun tindakan yang akan dilakukan dalam menstimulasi perkembangan
anaknya
Penyimpangan perkembangan : ragu- ragu dan malu
a. Motivasi dan membimbing anak agar mau bergerak dan bergaul (sesuai dengan keinginanya)
b. Dampingi anak saat bermain atau melakukan kegiatan
c. Ajak anak bermain dan berbicara dengan kaalimat pendek pendek (Ita mau bermain boneka
atau menggambar?. Adi akan bermain apa?)
d. Motivasi dan mendorong anak bermain dengan anak lain
e. Motivasi dan membimbing anak makan, minum, memakai baju, BAB, BAK sendi
f. Berikan pujian terhadap keberhasilan anak
2.5 Strategi Pelaksanaan pada Keluarga
1.SP 1
Keluarga : Menjelaskan perkembangan psikososial kanak-kanak yang normal dan menyimpang
dan cara menstimulasi perkembangan anak.
Orientasi
“Selamat pagi/siang/
sore bp/ibu.. saya In perawat dari puskesmas Meuraksa. Bagaimana perasaan ibu
hari ini ? Nama bp/ ibu siapa.? Biasa dipanggil apa….? Bagaimana kondisi kesehatan
si kecil? Siapa namanya ? Bagaimana kalau kita berbincang bincang tentang
perkembangan anak bp/ibu, usianya 2 tahun ya bu? Berapa lama ibu punya waktu?..
30 menit ?.… Dimana kita akan bicara? Diruangan ini saja? Baiklah..kita akan
berbincang – bincang kurang lebih selama 30 menit.
Kerja
" Bp/ibu..ini leaflet tentang perkembangan anak balita.... Mari kita lihat
perkembangan yang normal dan menyimpang...saya akan jelaskan satu per satu.
Anak usia 1,5 – 3 tahun kemampuan utamanya adalah mandiri artinya mampu
melakukan kegiatan sendiri. Anak akan tahu mana yang bisa dan boleh dilakukannya
serta merasa percaya diri bahwa dia mampu melakukannya sendiri. Jika B tidak mau
diatur dan ingin mengerjakannya sendiri adalah normal.Tugas kita adalah membantu
mencapai kemampuan seperti yang tertulis di leaflet
ini.” Lakukan permainan yang bersifat menggali rasa ingin tahunya selama kegiatan
tersebut aman bagi anak, misalnya main pasir, main lilin.
Memberikan kebebasan pada anak untuk melakukan aktivitas yang diinginkan anak
dengan tetap memberi sedikit batasan – batasan, misalnya diizinkan naik tangga
tetapi dijelaskan agar tidak jatuh dan dijaga.Melarang dengan kata - kata yang bersifat
positif (Tangganya licin nanti kalau naik A bisa jatuh, Masih ingat...waktu kemarin
hujan – hujanan A batuk dan pilek)
Memberikan pilihan perilaku yang ingin dilakukan anak : pakai baju beritahu
langkah-langkahnya dan beri pujian kalau berhasil” Apakah B sudah sama
kemampuannya seperti yang tertulis di leaflet itu” Sebagian besar sudah ? bagus itu..
bp/ibu tinggal membantu supaya kemampuan lain bisa tercapai. Anak yang tidak bisa
mencapai kemampuan itu akan merasa selalu ragu – ragu atau malu sehingga dia
akan bergantung terus pada orang lain dan nanti setelah besar anak akan merasa
minder
”.
Terminasi
”Nah bp/ibu... kita sudah diskusi tentang perkembangan kanak-kanak yang normal
dan menyimpang, bagaimana perasaan ibu sekarang? Adakah manfaatnya?” ”A pakah
ibu masih ingat bagaimana cara merawat B supaya ia berkembang lebih baik lagi?.....
betul sekali ...bagus ibu sudah mengingat dengan baik. Kalau begitu ibu dapat
mencoba beberapa cara yang belum ibu lakukan selama ini...dan pada pertemuan
berikutnya ceritakan pada saya... Saya bisa kesini lagi minggu depan bu.... Adakah
yang ingin ibu ketahui lagi kita bisa diskusikan minggu depan?..Kalau begitu minggu
depan kita akan mempraktekkan cara-cara yang telah kita diskusikan kepada anak
ibu. Baiklah..... Saya permisi dulu bu..Sampai jumpa.

2. SP 2
Keluarga : Mendemonstrasikan serta melatih keluarga untuk menstimulasi
kemandirian kanak-kanak
Orientasi
”Selamat pagi/siang/sore. Bagaimana Bu, apakah sudah dicoba cara yang kita
bicarakan minggu lalu.Bagaimana hasilnya? Baiklah hari ini kita akan mencoba cara
menstimulasi kemandirian anak ibu B. Bisakah saya bertemu dengan B? Dimana kita
akan bicara pak/bu?...diteras ini saja? Baiklah ....kita akan bicara selama kurang lebih
30 menit ya..
Kerja
”Selamat pagi B... sedang main apa? Mobil apa ini ? ambulan? Mobil ambulan
dipakai untuk apa ya?...Wah pinter sekali.. ambulan untuk membawa orang sakit?
Kalau ini apa? Kereta api? Yang paling depan ini apa? Keretanya mau berhenti
dimana? Di rumah B? Bisa nggak? Rumah B harus ada relnya kalau nggak keretanya
nggak bisa jalan..karena roda kereta nggak sama dengan roda mobil..lihat
nih..bedanya roda kereta dan mobil....sama nggak? Nih ibu/kakak kasih tau...Kereta
itu kalau berhenti di stasiun...supaya bisa diisi lagi bensinnya karena kereta juga pake
bensin. Nah.....B kakak mau ngobrol dengan ibu/bapak dulu ya..B main lagi aja..
“ Tadi bp/ibu sudah melihat bagaimana cara menstimulasi kemandirian anak bp/ibu
dengan main bersama, bukan hanya menyuruh bermain….sekarang bp/ibu coba
melakukannya….bagus sekali pak/bu… Pertahankan cara bp/ibu mengasuh B semoga
perkembangannya akan bagus.
”Tadi sudah kita diskusikan bersama cara Bp/ibu memfasilitasi pekembangan anak
bp/ibu. Dari semua tindakan ini mana yang akan bp/ibu pilih untuk mengembangkan
kemandirian B?...Dapatkah bp/ibu membuat jadwal kegiatannya? Bagus kalau
begitu....
Terminasi”
Bagaimana perasaan Bp/bu.. setelah kita berbicara tentang cara merawat B ? Bagus
sekali. Coba ambil kembali leafletnya. Nah cara-cara ini Bp/ibu lakukan lagi. Jika ada
masalah atau ada yang mau ditanyakan datang saja ke Puskesmas temui saya. Nanti
setelah ulang tahun B ke 3 saya akan datang lagi untuk menjelaskan cara merawat
anak usia 5 – 6 tahun. Sampai jumpa”
2.6 Evaluasi dan Dokumentasi
a.Evaluasi kemampuan anak dan keluarga (terlampir)
b. Evaluasi kemampuan perawat (terlampir)
PENILAIAN KEMAMPUAN ANAK DAN KELUARGA DALAM PERKEMBANGAN
PSIKOSOSIAL KANAK - KANAK (18 bula – 3 tahun)
Nama anak/KK : .................../........................ Petunjuk pengisian:
1.Berilah tanda (✓) jika pasien dan keluarga mampu melakukan kemampuan di bawah ini.
2.Tuliskan tanggal setiap dilakukan supervisi
3. Bila perilaku dibawah tidak ditemukan maka tuliskan NA (Not Appropriate )

PENUTUP
Menurut urutan waktu, masa kanak-kanak adalah masa perkembangan dari usia 2 hingga 6
tahun. Perkembangan biologis pada masa-masa ini berjalan pesat, tetapi secara sosiologis ia
masih sangat terikat oleh lingkungan dan keluarganya. Oleh karena itu, keluarga sangat berperan
penting untuk mempersiapkan anak untuk bisa beradaptasi ke dalam lingkungan yang lebih luas
terutama lingkungan sekolah. Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan
perkembangan berikutnya, dengan meningkatnya pertumbuhan tubuh baik berat badan maupun
tinggi badan serta kekuatannya, memungkinkan anak untuk lebih aktif dan berkembang
keterampilan fisiknya, dan juga berkembangnya eksplorasi terhadap lingkungan tanpa bantuan
orang tuanya. Perkembangan kognitif, anak dalam hal ini otaknya mulai mengembangkan
kemampuan untuk berfikir, belajar dan mengingat. Masa anak-anak adalah masa perkembangan
dari usia 2 tahun sampai dengan usia 6 tahun, pada masa-masa ini perkembangan biologis dan
fisik berjalan dengan sangat cepat dan pesat, akan tetapi secara sosiologisnya anak-anak masih
sangat terikat dengan lingkungannya terutama keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

1. Keliat, B. A. 2006. Modul IC-CMHN. Jakarta : Fakultas ilmu keperawatan


2. Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional. 2008.
3. Depkes. Pedoman Pelaksanaan : Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Anak. 2005.
4. Somantri, T. Sutjihati. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama. 2006.
5. Wong, Donna L. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. Edisi: 6. Jakarta: EGC. 2008.
6. Jaftoran, Elisabet Agnes. Hubungan Pola Asuh Pengasuh Panti dengan Harga Diri Remaja di
Panti Asuhan Muhammadiyah Tanah Abang. Skripsi. Universitas Indonesia. 2010.
7. Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: Rosda Karya, 2005.
8. Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, Edisi V, Jakarta: Erlangga, 1996.
9. F.J. Monks, dkk. Psikologi Perkembangan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2002.
10 W. Santrock, dkk, Perkembangan Anak, Jakarta: Salemba Humanika, 2011.
11. Kartini Kartono, Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan), Bandung: Mandar Maju,
2007.
12. Syamsu Yusuf L.N, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2006.

Vous aimerez peut-être aussi