Vous êtes sur la page 1sur 3

By Timur Abimanyu, SH.

MH

Inggris Negara Barat dengan Bank Syariah Terbanyak


Ditulis Oleh Bayhaque, LONDON.

Sebuah studi mencatat Inggris sebagai negara yang memiliki bank terbanyak bagi umat
muslim di antara negara Barat lainnya. Saat ini terdapat lima bank murni syariah di Inggris,
sementara 17 bank lainnya seperti Barclays, RBS, dan Lloyds Banking Group telah memiliki unit
usaha syariah.Aset perbankan syariah Inggris yang mencapai 18 miliar dolar AS (12 miliar
pounds) melebihi aset bank syariah seperti di Pakistan, Bangladesh, Turki, dan Mesir. Hal tersebut
pun didukung oleh 55 universitas dan lembaga pendidikan lainnya di Inggris yang memiliki
pendidikan keuangan syariah. Jumlah tersebut lebih banyak dibanding negara-negara
lainnya.Berdasarkan laporan International Financial Services London (IFSL), perkembangan
Inggris sebagai pusat keuangan Islam dalam beberapa tahun terakhir sangat didukung oleh
pemerintah. Dukungan pemerintah diantaranya adalah keleluasaan pajak bagi kredit rumah dan
membuat perdagangan sukuk menjadi lebih mudah.Direktur Ekonomi IFSL, Duncan McKenzie,
mengatakan dukungan kebijakan pemerintah Inggris akan keuangan Islam menempatkan
pelayanan syariah seperti layanan konvensional. "Perkembangan keuangan syariah di Inggris
menunjukkan negara ini satu-satunya negara Barat yang memegang teguh fitur keuangan Islam,"
kata McKenzie, sebagaimana dilansir dari telegraph.co.uk.Inggris menduduki peringkat delapan
dalam aset perbankan syariah di seluruh dunia. CEO UK Trade & Investment, Sir Andrew Cahn,
mengatakan meski ekonomi syariah tak berasal dari Inggris, tapi keuangan syariah telah
menemukan tempatnya di Inggris."Tak ada sektor yang kebal terhadap krisis keuangan global,
namun keuangan syariah telah menunjukkan daya tahan luar biasa," kata Cahn. Keuangan syariah
dapat bertahan dari krisis kredit dan resesi lebih baik dari bank lainnya karena adanya larangan
investasi di asset yang beresiko, seperti halnya sub-prime mortgages.

Terhadap perkembangan Bank Syariah di Indonesia, menimbulkan ketertarikan Negara


Singapur, Islamic Bank of Asia (IBA) sedang mencari peluang akuisisi di Malaysia dan Indonesia.
Hal itu dilakukan untuk meraih pasar ritel di kedua negara.Asia menjadi prioritas utama IBA
dalam melakukan ekspansi, walau juga melihat peluang ekspansi di Arab Saudi, Uni Emirat Arab
dan Kuwait. Bank-bank syariah mengalihkan perhatiannya ke konsumer ritel setelah pasar sukuk
mengalami perlambatan karena krisis ekonomi global. Meningkatnya permintaan akan investasi
yang beretika dan ketertarikan non-muslim akan keuangan syariah membuat bisnis ritel menjadi
pasar yang potensial.Chief Executive IBA, Vince Cook mengatakan bank yang berbasis di
Singapura ini mempertimbangkan berbagai pilihan untuk masuk ke pasar Malaysia dan Indonesia,
termasuk membeli saham bank-bank di negara-negara tersebut.“Singapura memiliki platform
bagus dalam bisnis lintas negara. Indonesia dan Malaysia dapat melengkapinya dengan
memberikan kami kesempatan membangun bisnis ritel di sana,” kata Cook, sebagaimana dilansir
gulf-daily.news.com.IBA sendiri telah melakukan survei ke sejumlah institusi, namun belum ada
yang menjadi target utama. IBA yang terbentuk pada 2007 memiliki modal 500 juta dolar AS. Saat
ini IBA fokus pada sektor komersial, pembiayaan korporasi, pasar modal dan layanan pengelolaan
kekayaan. Bank dengan asset terbesar di Asia Tenggara, Singapore’s DBS memiliki 50 persen
saham, sementara sisa saham lainnya dimiliki para investor negara-negara Teluk.DBS semakin
tertarik akan perbankan syariah, terutama saat perekonomian di dua pasar utama Singapura dan
Hong Kong mengalami perlambatan dan semakin terjerumus dalam ke jurang resesi. Singapura
sendiri memiliki ambisi menjadi pusat keuangan syariah dan secara agresif terus mempromosikan
konsep syariah.

Sudah seharusnyalah Pemerintah Indonesia didalam Kebijakan Dasar Maupun Kebijakan


Pemberlakuannya, meberi suport dan membangun bangunan hukum tentang sistim ekonimi syariah
dan perbankan syariah, mengingat perkembangan perekonomian syariah sangat berkembang pesat
baik di asia tenggara maupun di dunia Barat terutama di Negara Inggris, kenapa Pemerintah
Indonesia tidak mengpergunakan peluang-peluang manis ini untuk menaggulangi krisis ekonomi
globat sekarang ini, yang sudah barang tentu dibantu dengan dengan perekonomian mikro di
Indonesia yaitu dengan membangun dan memberdayakan koperasi syariah.

Satu kekurangan lagi bagi Pemerintah Indonesia mengenai Pengaturan Sukuk yang sudah
tertinggal dengan negara singapur, sedangkan Indonesia masih berbenah diri, mari kita lihat uraian
dibawah ini : misalnya di Singapura telah menerbitkan Sukuk. Bank sentral Singapura, Monetary
Authority of Singapore (MAS) telah melengkapi fasilitas penerbitan sukuk. Pengatur fasilitas
sukuk ini adalah Standard Chartered Bank (Stanchart) dan Islamic Bank of Asia, sementara
penasihat hukumnya adalah Allen & Gledhill. Managing Director MAS, Heng Swee Keat
mengatakan, sukuk memiliki posisi sama dengan Singapore Government Securities (SGS). MAS
berkomitmen menerbitkan sukuk tersebut untuk memenuhi kebutuhan lembaga keuangan di
Singapura yang memiliki rencana atau telah melakukan aktivitas syariah. Selain itu, sukuk juga
dapat memperkuat kemampuan lembaga keuangan untuk memenuhi modal dan likuiditas.Anggota
komisi kelompok manajemen Stanchart, V Shankar memberikan ucapan selamat kepada MAS
sebagai bank sentral pertama di wilayah minoritas Muslim yang menerbitkan sukuk. ''Saya
berharap ini bisa menjadi titik terpenting untuk mempromosikan keuangan syariah di Singapura,''
kata Shankar.MAS juga menyatakan dampak langsungnya dapat membuat bank-bank di Singapura
masuk dalam pasar antarbank dan menawarkan pembiayaan Ijara Wa Igtina. Adanya perubahan
tersebut membuat lembaga keuangan dapat menawarkan instrumen lebih luas dalam pengelolaan
likuiditas dan penyesuaian antara aset dan liabilitas.
Deutsche Bank Luncurkan Al Mi'yar FRANKFURT - Deutsche Bank meluncurkan
platform syariah bernama Al Mi'yar untuk memfasilitasi sekuritas syariah. Deutsche Bank bekerja
sama dengan Luxembourg Financial Group AG yang berperan sebagai manajer investasi.Head of
Structuring for the Middle East and North Africa Deutsche Bank, Geert Bossuyt mengatakan, Al
Mi'yar akan menjadi sebuah revolusi dalam penerbitan sekuritas sesuai syariah. Platform Al Mi'yar
telah sesuai dengan standar terbaru Accounting and Auditing Organization of Islamic Finance
Institutions (AAOIFI). ''Deutsche Bank bangga kembali menjadi yang terdepan dalam inovasi
keuangan Islam,'' kata Bossuyt, sebagaimana dilansir dari menareport.com.Sejauh ini Deustche
Bank telah membuktikan dirinya bisa mengadaptasi segala jenis produk investasi dan strategi
sesuai syariah. Al Mi'yar akan memudahkan investor Islam dalam melakukan investasi dengan
memberikan eksposur pada kelas-kelas aset berbeda.Berbeda dengan platform syariah lainnya, Al
Mi'yar memaksimalkan efisiensi dan memberikan perlindungan bagi para investor selain
meningkatkan likuiditas dan return. CEO Luxembourg Financial Group AG, Johan Groothaert
mengatakan, Al Mi'yar menetapkan standar baru karena memberikan perlindungan lebih baik pada
nasabah
Berdasarkan fakta-fakta tersebut, segera membangun perekonomian syariah agar para
investor asing tidak ragu-ragu menanamkan modalnya di Indonesia yang khususnya pada
perekonomian syariah di Indonesia dan Bank Syariah............akan dapat bersaing dengan Bank
Konvensional yang telah lama berkiprah di bidang Perbankan.

Ilustratir By : Timur ABimanyu, SH.MH.


http://www.yahoo.com
http://www.google.com
http://www.MNS.com

Vous aimerez peut-être aussi