Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Abstract: Liver cirrhosis is often associated with impaired renal function. This
condition can be due to disturbances of hemodynamic and neurohormonal systems and
increased activity of the sympathetic nervous system. Approximately 20% of liver
cirrhosis patients with ascites with normal renal function, will have decrease of
glomerular filtration rate (GFR), after 1 year, and 39% after 5 years of disease journey,
so we need early diagnosis to prevent this condition.
Abstrak : Sirosis hepatis sering dihubungkan dengan kelainan fungsi ginjal. Kondisi ini
dapat merupakan akibat gangguan hemodinamik dan sistem neurohormonal serta
peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis. Sekitar 20% pasien sirosis hepatis disertai
asites dan fungsi ginjal normal memiliki GFR yang menurun setelah 1 tahun, dan
sekitar 39% setelah 5 tahun perjalanan penyakit, sehingga dibutuhkan diagnosis awal
untuk mencegah hal ini.
Aimed:. This study aimed to find out the correlation of the chirrosis severity and the
decrease of GFR values in liver cirrhosis subjects.
Tujuan : Studi ini bertujuan mencari korelasi keparahan sirosis dengan nilai laju filtrasi
glomerulus (LFG) pada paisen-pasien dengan sirosis hepatis.
Metode : Studi ini memiliki desain potong lintang. Dengan populasi 30 penderita
sirosis hepatis yang memiliki rekam medis di RSMH Palembang pada periode Februari
2018 sampai Maret 2018. Rekam medis ini termasuk usia, jenis kelamin, skor Child,
dan nilai LFG sesuai formula CKD-EPI. Hubungan derajat sirosis hepatis dan nilai
LFG dinilai menggunakan tes korelasi Spearman.
Result: The results showed that there was a positive, significant correlation
between Child’s score and GFR (r = 0.851, p = 0.000).
Hasil : Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan positif signifikan antara skor
Child dengan LFG (r = 0.851, p = 0.000).
Conclusion: There are significance strong correlation between the Child Pugh Class
Poluan, Kawengian, Sugeng: Hubungan derajat keparahan...
and GFR values in Liver cirrhocis patients.
Kesimpulan : Ada korelasi yang kuat antara skor Child dengan LFG pada pasien sirosis
hepatis.
Abstrak: Sirosis hati sering disertai gangguan fungsi ginjal. Hal tersebut dapat disebabkan
adanya gangguan sistem hemodinamik dan neurohormonal, serta peningkatan aktivitas sistem
498
saraf simpatis. Gangguan ini akan memicu penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG).
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan derajat keparahan sirosis hati dengan nilai
laju filtrasi glomerulus pada subyek sirosis hati. Penelitian ini menggunakan desain potong
lintang. Sampel peneltian ini berjumlah 30 rekam medik subyek sirosis hati yang tercatat di
BLU RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado periode Oktober 2013 sampai Oktober 2014. Data
rekam medik tersebut mencakup umur, jenis kelamin, nilai albumin, bilirubin, kreatinin, skor
Child, dan nilai LFG menggunakan formula CKD-EPI. Hubungan derajat keparahan Child
dengan LFG diuji dengan uji korelasi Spearman. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan
bahwa terdapat hubungan negatif dan tidak signifikan antara skor Child kelas B dengan LFG
(r = -0,231, p = 0,618), hubungan positif dan tidak signifikan antara skor Child kelas Cdengan
LFG (r = 0,188, p = 0,428), serta skor Child dengan LFG (r = 0,118, p = 0,533). Simpulan:
Tidak terdapat hubungan signifikan antara derajat keparahan sirosis hati (Skor Child) dengan
nilai LFG.
Kata kunci: sirosis hati, skor Child, LFG
Sirosis hati (SH) adalah sekelompok kerusakan sel hati dan sel tersebut
penyakit hati kronik yang mengakibatkan digantikan oleh jaringan parut sehingga
Poluan, Kawengian, Sugeng: Hubungan derajat keparahan...
terjadi penurunan jumlah jaringan hati Gangguan fungsi ginjal yang terjadi
normal. Peningkatan jaringan parut tersebut pada pasien sirosis hati dapat disebabkan
menimbulkan distorsi struktur hati yang adanya gangguan hemodinamik, terutama
normal, sehingga terjadi gangguan aliran vasodilatasi perifer, yang akan diikuti
darah melalui hati dan terjadi gangguan aktivasi hormon vasokonstriksi, sistem
fungsi hati.1-3 SH secara klinis dibagi neurohormonal seperti renin-aldosteron,
menjadi sirosis hati kompensata yang vasopresin, endotelin dan peningkatan
berarti belum adanya gejala klinis yang aktivitas sistem saraf simpatis. Gangguan
nyata dan sirosis hati dekompensata yang ini akan memicu retensi air dan natrium di
ditandai gejala-gejala tanda klinis yang ginjal, dan penurunan laju filtrasi
jelas.2,3 glomerulus (LFG) ginjal.5-7
World Health Organization (WHO) Penilaian fungsi ginjal dapat dilakukan
pada tahun 2004 melaporkan bahwa sirosis dengan cara pengukuran LFG dan
hati merupakan penyebab kematian ke-18 penghitungan LFG. Pengukuran LFG
di dunia dengan prevalensi 1,3%.3 Insidens secara langsung dengan substansi eksogen
di Amerika diperkirakan terdapat 360 per atau endogen pada pelaksanaannya sulit
100.000 penduduk, dengan penyebab dan tidak praktis sehingga saat ini di klinik
sebagian besar akibat penyakit hati digunakan penghitungan estimasi laju
alkoholik dan infeksi virus kronik. Di filtrasi glomerulus (eLFG) yang terdiri dari
Indonesia data prevalensi sirosis hati belum formula Cockcroft-Gault (eLFGCG),
ada. Rumah sakit Dr. Sardjito Yogyakarta formula Modification of Diet in Renal
melaporkan bahwa pada tahun 2004, Disease (eLFGMDRD) dan formula Chronic
jumlah pasien sirosis hati berkisar 4,1% Kidney Disease-Epidemiology (eLFGCKD-
8
dari total pasien yang dirawat di bagian EPI). Menurut Chronic Kidney Disease
Penyakit Dalam.3 Epidemiology Collaboration, formula
Prognosis SH dipengaruhi berbagai eLFGCKD-EPI memiliki akurasi sedikit lebih
faktor, seperti etiologi, beratnya kerusakan baik dari formula eLFGMDRD dalam
hati, komplikasi dan penyakit lain yang penentuan nilai eLFG.9,10
menyertai.4 Klasifikasi Child merupakan Gangguan fungsi ginjal pada pasien
salah satu parameter untuk menilai derajat dengan sirosis, terutama berkaitan dengan
keparahan pasien sirosis hepatis, dimana gangguan fungsi peredaran darah, dimana
variabelnya meliputi konsentrasi bilirubin, terjadi penurunan tahanan pada pembuluh
albumin, ada tidaknya ascites dan darah sistemik akibat vasodilatasi arteri
ensefalopati, serta status nutrisi. Klasifikasi primer yang meningkatkan produksi atau
ini terdiri dari Child kelas A,B dan C.3,4 aktivitas dari faktor vasodilator, terutama
Pasien dengan sirosis hati dalam nitrat oksida, karbon monoksida,
perjalanan penyakitnya, sering mengalami endogenous-cannabinoids yang terutama
gangguan ginjal, dimana pada stadium awal terdapat pada sirkulasi splanknikus.11 Pada
gangguan fungsi ginjal ini bersifat tahap awal sirosis, dengan tingkat
reversibel, yaitu dapat membaik dengan hipertensi portal moderat, terjadi
intervensi medis.Stadium ekstrim dari peningkatan curah jantung yang
gangguan fungsi ginjal ini adalah sindrom mengkompensasi untuk penurunan
hepatorenal (SHR) yang umumnya bersifat resistensi pembuluh darah sistemik, yang
ireversibel. SHR adalah gangguan fungsi memungkinkan tekanan arteri dan volume
ginjal sekunder pada penyakit hati tingkat darah arteri efektif untuk tetap dalam batas
berat baik akut maupun kronik yang normal. Pada sirosis stadium lanjut terjadi
bersifat fungsional dan progresif. Sekitar penurunan resistensi pembuluh darah yang
20% pasien sirosis hati dengan asites nyata, dan tambahan peningkatan curah
disertai fungsi ginjal yang normal, akan jantung tidak bisa mengkompensasi, yang
mengalami SHR setelah 1 tahun, dan 39% mengarah pada arteri underfilling.
setelah 5 tahun perjalanan penyakit.2,5,6 Gangguan ginjal sering terjadi pada sirosis
500
yang telah lanjut dengan asites dan Tabel 1. Karakteristik Sampel Penelitian
edema.2,5,11 Pada sirosis tingkat lanjut,
Variabel N Min Maks Rerata SD
tekanan arteri harus dijaga melalui sistem Umur 30 27 77 54,13 12,182
vasokonstriktor termasuk renin- Albumin 30 1,7 4,4 2,741 0,6616
angiotensin, sistem saraf simpatik, dan (gr/dL}
hipersekresi hormon antidiuretik non Bilirubin 30 0,2 33,9 5,01 7,0642
osmotik.2,5 Mekanisme kompensasi ini (mg/dL)
Kreatinin 30 0,4 3,2 1,237 0,7025
membantu ginjal mempertahankan volume (mg/dL)
darah arteri efektif dan tekanan arterial eLFG CKD- 30 15 119 71,73 33,001
relatif normal tetapi memiliki efek penting EPI
pada fungsi ginjal, terutama natrium dan N = jumlah sampel, min = nilai terendah, maks =
retensi air zat terlarut bebas, yang mungkin nilai tertinggi, SD = standar deviasi
akhirnya menyebabkan asites dan edema
pada gangguan ginjal dengan menyebabkan Berdasarkan umur, terlihat bahwa
vasokonstriksi intrarenal dan hipoperfusi. umur rata-rata subyek sirosis hati yaitu
Gangguan ini akan menyebabkan 54,13 tahun, standar deviasi 12,182 dengan
penurunan laju filtrasi glomerulus.2,5-7,11 umur subyek termuda yaitu 27 tahun dan
tertua 77 tahun.
METODE PENELITIAN Berdasarkan nilai albumin, terlihat
Penelitian ini menggunakan jenis bahwa rata-rata nilai albumin subyek
penelitian analitik retrospektif dengan sirosis hati yaitu 2,741 gr/dL, standar
pendekatan potong lintang, teknik deviasi 0,6616 dengan nilai albumin
pengambilan sampel yang digunakan yaitu terendah yaitu 1,7 gr/dL, dan nilai albumin
secara consecutive sampling. Penelitian ini tertinggi yaitu 4,4 gr/dL.
dilaksanakan di RSUP Prof. Dr. R. D. Berdasarkan nilai bilirubin, terlihat
Kandou Manado selama 2 (dua) bulan, bahwa rata-rata nilai bilirubin subyek
mulai November 2014 – Desember 2014. sirosis hati yaitu 5,01, standar deviasi
Populasi penelitian ialah rekam medik 7,0642 dengan nilai bilirubin terendah yaitu
subyek sirosis hati yang dirawat di RSUP 0,2 mg/dL, dan nilai bilirubin tertinggi
Prof. Dr. R.D. Kandou Manado periode yaitu 33,9 mg/dL.
Oktober 2013 - Oktober 2014. Sampel Berdasarkan nilai kreatinin, terlihat
berjumlah 30 rekam medik subyek sirosis bahwa rata-rata nilai kreatinin subyek
hati. Teknik analisis data dengan sirosis hati yaitu 1,237, standar deviasi
menggunakan analisis univariat dalam 0,7025 dengan nilai kreatinin terendah
menilai karakteristik sampel penelitian yaitu 0,4 mg/dL, dan nilai kreatinin
serta analisis bivariat menggunakan uji tertinggi yaitu 3,2 mg/dL.
korelasi spearman dengan tingkat Berdasarkan nilai eLFG CKD-EPI,
kemaknaan p = <0,05. Penelitian ini terlihat bahwa rata-rata eLFG subyek
menggunakan data rekam medik yang sirosis hati yaitu 71,73, standar deviasi
mencakupumur, jenis kelamin, nilai 33,001 dengan eLFG terendah yaitu 15 dan
albumin, bilirubin, kreatinin, skor child, eLFG tertinggi yaitu 119.
dan nilai LFG menggunakan formula CKD-
EPI. Pengolahan data dan analisis data Tabel 2. Distribusi frekuensi subyek sirosis
hati menurut jenis kelamin
menggunakan software program komputer
untuk uji korelasi Spearman.
Jenis Kelamin n %
Laki-laki 16 53,3
HASIL PENELITIAN Perempuan 15 46,7
Tabel 1 memperlihatkan karakteristik
Total 30 100
sampel penelitian berdasarkan umur, nilai
n = jumlah sampel, % = persentase
albumin, bilirubin, kreatinin, dan eLFG
CKD-EPI.
Poluan, Kawengian, Sugeng: Hubungan derajat keparahan...
504