Vous êtes sur la page 1sur 4

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

PERCOBAAN INGENHOUSZ

Disusun Oleh : kelompok 3

Anggota :

Angelina Marlina F (7)

Antasya Lunaristri M (9)

Frisca Debora S (15)

Vania Tinting S (36)

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 CIMAHI


JALAN KPAD SRIWIJAYA IX NO. 45 A CIMAHI
TAHUN AJARAN 2017-2018
Alat dan Bahan

Alat :
Gelas kimia
Corong kaca
Tabung reaksi
Termometer
kawat

Bahan :
Tumbuhan hydrilla
Air panas dan biasa
Es batu
Larutan NaHCO3

Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memasukkan 3 potongan tanaman Hydrilla verticillata ke dalam corong. Diusahakan
agar tanaman tidak keluar dari corong
3. Menutup bagian corong dengan tabung reaksi
4. Menyangkutkan 3 kawat penyangga di sisi-sisi gelas kimia kea rah dalam gelas kimia
untuk menjaga keseimbangan dari corong yang telah diisi tanaman hydrilla
5. Memasukkan gelas kimia ke dalam baskom yang berisi air, diikuti dengan
memasukkan corong yang di dalamnya berisi tanaman hydrilla ke dalam gelas kimia
tersebut. Lalu, tutup bagian tabung corong dengan tabung reaksi, diusahakan tidak
terbentuk ruang udara
6. Mengulangi langkah 1 sampai 3 untuk 4 gelas kimia lainnya.
7. Gelas kimia A dan B diisi dengan air biasa, gelas kimia C diisi dengan air hangat,
gelas kimia D diberikan dengan es, dan gelas kimia E dimasukkan 5gr NaHCO3
8. Meletakkan gelas kimia A, C, D, dan E di tempat terang dan meletakkan gelas kimia
B di tempat teduh
9. Mengukur suhu awal masing-masing gelas kimia
10. Mengamati selama 5 menit dan mencatat banyaknya gelembung udara yang terdapat
dalam tabung reaksi
Tabel pengamatan

No Perlakuan Waktu Suhu Gelembung udara


1 Cahaya langsung 5 menit 25 ᵒC +++
2 Tempat teduh 5 menit 24 ᵒC +
3 Cahaya langsung + air 5 menit 40 ᵒC ++
hangat
4 Cahaya langsung + es 5 menit 10 ᵒC +
batu
5 Cahaya langsung + 5 gr 5 menit 24,75 ᵒC ++++
NaHCO3

Keterangan:
- = Bila tak ada gelembung
+ = Sedikit gelembung
++ = Sedang
+++ = Banyak
++++ = Banyak sekali

Pembahasan
Pada perlakuan pertama dengan kondisi normal (tempat terkena cahaya matahari
langsung), proses fotosintesis berjalan cepat karena pada air telah terdapat sejumlah
CO2 terlarut dan mendapat energi yang banyak untuk melakukan proses fotosintesis tersebut.
Jumlah gelembung yang dihasilkan juga cukup banyak.
Pada perlakuan kedua yang diletakkan di tempat dengan intensitas cahaya rendah /
gelap, proses fotosintesisnya ternyata lambat (dari sedikitnya gelembung yang dihasilkan).
Hal ini terjadi karena walaupun di dalam air terdapat CO2 terlarut tetapi energi yang tersedia
(cahaya) untuk melakuan proses fotosintesis oleh hydrilla sangat sedikit. Sehingga, walaupun
ada bahan baku, tetapi bila energi untuk mengolah tidak ada/sedikit maka tidak akan
terbentuk hasilnya/hanya sedikit terbentuk.
Pada perlakuan ketiga, air hangat bersuhu 40ᵒC dimasukkan kedalam gelas kimia dan
ditempatkan di tempat terang, proses fotosintesisnya tidak berjalan dengan cepat karena
dipengaruhi dengan suhu yang cukup tinggi, sehingga jumlah gelembung udara yang
dihasilkan sedang. Suhu yang sangat tinggi juga akan membuat tanaman mati dan proses
fotosintesis tidak akan berjalan.
Pada perlakuan keempat, air diberikan es batu hingga suhunya turun menjadi 10ᵒC
dan deletakkan di tempat terang. Pada suhu yang rendah proses fotosintesis berjalan dengan
lambat sehingga gelembung yang dihasilkan juga akan sedikit.
Pada perlakuan kelima diberi larutan NaHCO3. Penambahan larutan
NaHCO3 dimaksudkan untuk menambah kandungan CO2 yang terdapat dalam air, dengan
persamaan reaksi sebagai berikut :
NaHCO3 + H2O → NaOH + CO2 + H2O
Fungsi larutan NaHCO3 disini sebagai katalis dalam reaksi fotosintesis.
Gelas kimia yang diberi larutan NaHCO3 membuat jumlah CO2 terlarutnya menjadi tinggi, di
samping itu gelas kimia tersebut juga diletakkan di tempat yang terang (banyak energi untuk
berfotosintesis). Oleh karena itu proses fotosintesisnya menjadi sangat cepat, karena
disamping bahan baku tersedia banyak, energi untuk mengolahnya juga banyak, sehingga
terbentuk banyak gelembung.

Vous aimerez peut-être aussi