Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Pada awal tahun 2006, The US Food Drugs Tantangan yang dihadapi adalah: harga vaksin yang
Administration (FDA) Amerika Serikat mengeluarkan mahal, pemahaman tentang penyakit rotavirus yang
ijin edar vaksin rotavirus baru (RotaTex), yang masih rendah, dan masalah keraguan penerimaan
diproduksi oleh Merck Vaccines, Whitehouse vaksin baru karena adanya riwayat risiko vaksinasi
Station, NJ, USA. Vaksin ini untuk sementara hanya sebelumnya (citra negatif). Untuk memasukkan
diedarkan di Amerika Serikat.4,10,11 Vaksin rotavirus vaksin rotavirus ke dalam program imunisasi nasional
baru lainnya ialah Rotarix yang diproduksi oleh perlu mempertimbangkan cost-effectiveness
GlaxoSmithKline (GSK) Biologicals, Rixensart, (efektivitas-biaya) program tersebut, harga vaksin
Belgium. Vaksin Rotarix telah diberi ijin edar di lebih saat ini masih sangat mahal.4,7,10
dari 30 negara, termasuk negara-negara Masyarakat Beberapa penelitian sebelumnya memberikan
Ekonomi Eropa.4,10,12 Vaksin ini diperkenalkan dalam kesimpulan yang sama bahwa vaksin rotavirus akan
program imunisasi nasional di Brazil dan Panama cost-effective apabila harganya bisa ditekan menjadi
pada bulan Maret 2006, yang kemudian disusul oleh lebih rendah dari harga yang ditetapkan oleh
Venezuela dan Meksiko. produsen saat ini. Di samping itu, tingkat cost-
Kedua vaksin baru tersebut (dari Merck dan effectiveness vaksinasi juga tergantung dari “biaya
GSK) adalah vaksin yang diberikan secara per oral medis” dan “non-medis”, baik biaya secara langsung
dan telah dilakukan uji klinis dibeberapa negara atau tidak langsung yang besarnya bervariasi antar
maju.10,11,12,13 Sebelum diedarkan, penelitian kedua negara.8,14-18 Misalnya, input data tersebut untuk
vaksin ini mengikutsertakan lebih dari 60 ribu bayi, Indonesia sangat berbeda dengan data yang
sehingga menjadi penelitian terbesar dalam sejarah digunakan dalam menghitung cost-effectiveness
tentang vaksiniasi di abad ke-21. Masing-masing vaksin di Vietnam.19 Dengan demikian, masalah
vaksin tersebut memiliki angka efikasi antara 85%- yang masih perlu dikaji ialah: apakah program
98% untuk mencegah terjadinya diare rotavirus berat, vaksinasi rotavirus cukup cost-effective sebagai
sehingga tidak memerlukan rawat inap serta dapat salah satu intervensi kesehatan masyarakat di
mencegah kejadian diare-umum yang perlu rawat Indonesia?
inap. Artikel ini akan menyajikan estimasi “beban
Masih terdapat dua pertanyaan fundamental penyakit” (burden of disease) rotavirus dan analisis
yang belum memperoleh jawaban secara jelas.4,7,8,10 dampak ekonomis diare rotavirus di Indonesia.
Pertama, apakah vaksin rotavirus memiliki efektivitas Dengan mengacu data efektivitas dan harga vaksin
yang sama antara negara-negara maju dan negara yang telah beredar di tingkat global, tulisan ini akan
sedang berkembang di Afrika dan Asia, seperti di mengkaji cost-effectiveness program imunisasi
Indonesia? Diduga efektivitas vaksin yang diberikan rotavirus secara nasional di Indonesia. Berapakah
secara oral di negara sedang berkembang lebih batas harga termahal vaksin rotavirus yang masih
rendah dibandingkan dengan negara-negara maju cost-effective di Indonesia? Perhitungan cost-
karena adanya beberapa faktor yang menurunkan effectiveness untuk program nasional akan
efikasi vaksin oral tersebut. Salah satu hipotesisnya didasarkan pada data empirik yang pernah
ialah karena lebih rendahnya daya serap usus dikumpulkan oleh penulis bersama-sama peneliti-
terhadap vaksin tersebut. Penyebab rendahnya daya peneliti lain20,21, termasuk dari para anggota “Asian
serap tersebut antara lain karena faktor antibodi Rotavirus Network”.22,23,24 Di samping data tersebut,
maternal, menyusui, interferensi dari kuman patogen data sekunder tentang demografi dan kesehatan
enterik yang lain, dan malnutrisi. Selain itu, jenis dasar yang berskala nasional diolah kembali
(strain) rotavirus yang beredar di negara sedang sehingga kajian ini semaksimal mungkin
berkembang mungkin berbeda dengan strain rotavirus menggunakan data empirik yang berasal dari
di negara sudah maju, karena distribusi strain Indonesia.25,26 Diharapkan melalui kajian ini dapat
rotavirus tidak sama antar negara, maka besar menjadi pertimbangan untuk menentukan kebijakan,
kemungkinannya beberapa jenis virus tersebut tidak apakah sudah saatnya vaksin diare rotavirus diadopsi
dapat diproteksi dari vaksin oleh Merck dan GSK sebagai program imunisasi nasional?
yang telah beredar di pasaran. Sampai saat ini belum
diketahui secara pasti, apakah dapat terjadi BAHAN DAN CARA PENELITIAN
perlindungan vaksin secara lintas strain Populasi dan Sampel Penelitian
rotavirus.4,7,8,10 Target populasi penelitian ini adalah anak-anak
Kedua, vaksinasi untuk diare rotavirus usia di bawah lima tahun yang menjadi tujuan
menghadapi beberapa tantangan yang serius di program imunisasi diare rotavirus secara nasional.
negara-negara maju dan sedang berkembang. Biaya perawatan diare rotavirus untuk setiap
penderita yang datang ke fasilitas pelayanan Beban Penyakit Menurut Angka Kesakitan dan
kesehatan diestimasi menggunakan data primer Kematian
yang kami kumpulkan dari sampel populasi di Angka kejadian diare rotavirus dalam model
Kabupaten Purworejo dan Kotamadia Yogyakarta. analisis ini diestimasi dari dua sumber data utama.
Kedua Daerah Tingkat II ini diharapkan dapat Data pertama adalah data proporsi diare rotavirus
mewakili data di tingkat Kabupaten dan Kotamadia menurut kelompok umur yang bersumber dari kedua
(rural dan urban) dengan penduduk masing-masing penelitian kami sebelumnya dan juga
774.285 dan 433.539 jiwa. Kabupaten Purworejo mempertimbangkan hasil laporan penelitian serupa
terdiri dari 16 kecamatan dan memiliki fasilitas yang bersumber dari 6 rumah sakit rujukan di
pelayanan kesehatan berupa 8 buah RS (3 buah Indonesia. Data kedua adalah angka proporsi
pemerintah dan 5 swasta), 25 buah puskesmas dan kejadian diare menurut kelompok umur yang diolah
64 pustu (puskesmas pembantu). Kotamadia kembali dari data sekunder hasil Survei Demografi
Yogyakarta memiliki 17 buah RS (3 buah pemerintah dan Kesehatan Indonesia (SDKI, 2002-2003).26 Dari
dan 14 swasta) dan berdekatan dengan berbagai kedua jenis data tersebut estimasi jumlah anak diare
rumah sakit lain di Daerah Istimewa Yogyakarta. rotavirus secara nasional diperoleh dengan cara
Biaya perawatan langsung dan tidak langsung untuk ekstrapolasi pada distribusi proyeksi penduduk anak
setiap penderita diare, khususnya rotavirus balita tahun 2007 di Indonesia.30
dikumpulkan dari sampel data di RSUD di Kotamadia Angka absolut penderita diare tersebut kemudian
Yogyakarta, RSUD Purworejo, RS swasta (PKU dibedakan atas dasar pelayanan kesehatan yang
Muhamadiyah) di Purworejo, dan 6 puskesmas di digunakan, yaitu apakah memperoleh rawat jalan
Kabupaten Purworejo. Metodologi pengumpulan data atau rawat inap (mondok)? Angka nasional untuk
menggunakan instrumen pengukuran yang anak-anak dengan diare yang mondok dan rawat
dibakukan oleh WHO dan secara lengkap dapat jalan diekstrapolasi atas dasar angka perkiraan
dibaca pada laporan proyek penelitian kami proporsi diare rotavirus menurut kelompok umur dari
sebelumnya.20,21 sampel di Purworejo dan Kotamadia Yogyakarta.
Angka ini kemudian diekstrapolasi pada proporsi
Model Analisis Secara Ringkas seluruh kejadian diare yang dibawa ke fasilitas
Model analisis dalam tulisan ini menggunakan pelayanan kesehatan. Perkiraan angka proporsi diare
prinsip-prinsip dasar model matematik yang yang dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan
direkomendasikan di dalam “protokol generik” (rumah sakit dan puskemas) diperoleh dari data
publikasi WHO untuk mengestimasi biaya perawatan sekunder SUSENAS, 2006 yang diolah kembali
diare rotavirus dan cost-effectiveness vaksinasi.6 untuk keperluan penelitian ini.25
Dalam model ini dua perspektif masuk dalam Di Indonesia, angka kematian karena diare
pertimbangan, yaitu perspektif perawatan kesehatan rotavirus belum pernah dilaporkan. Oleh karena itu,
serta waktu terjadinya outcome dan umur saat jumlah anak balita yang meninggal karena diare
vaksinasi. Perspektif perawatan kesehatan rotavirus harus diestimasi. Angka kematian fatal
mencakup biaya medis secara langsung dan biaya (case fatality rate) karena diare rotavirus digunakan
tak langsung yang dikeluarkan oleh penderita.27 untuk menghitung jumlah anak balita meninggal
Model untuk membandingkan antara biaya intervensi karena diare rotavirus, karena di Indonesia case
(vaksinasi rotavirus) dengan tanpa intervensi fatality rate tersebut belum pernah dilaporkan, maka
dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak digunakan angka serupa yang pernah digunakan
komputer yang ditulis khusus untuk analisis ini. Input pada penelitian di Vietnam.19 Informasi morbiditas
pokok dalam model analisis ini adalah informasi dan mortalitas karena diare rotavirus tersebut
angka kejadian diare rotavirus yang memerlukan kemudian digunakan untuk menghitung beban
rawat inap dan rawat jalan di fasilitas pelayanan penyakit dalam bentuk DALY.31 Angka ini sudah
kesehatan serta biaya yang diperlukan untuk menjadi ukuran baku dalam menyatukan beban
perawatan tersebut dan perkiraan efektivitas serta permasalahan dari morbiditas dan mortalitas untuk
biaya program vaksinasi.27,28 Di samping itu, model semua jenis penyakit sehingga memungkinkan
analisis juga mempertimbangkan waktu terjadinya untuk membandingkan beban penyakit karena
outcome penyakit (sakit atau meninggal), karena morbiditas dan mortalitas dalam satu ukuran yang
vaksin akan tidak efektif jika diberikan pada anak- relevan untuk semua kesakitan. Untuk memperoleh
anak yang pernah terinfeksi rotavirus.4,7,29 angka DALYs diperhitungkan distribusi umur
kesakitan akibat diare dan dengan angka diskonto Efektivitas dan Biaya Program Vaksinasi
3%. Laporan serupa untuk semua jenis diare telah Nasional
dipublikasikan sebelumnya, tetapi tidak sampai Efektivitas vaksinasi dihitung dengan cara
mengitung DALYs akibat penyakit rotavirus pada menggabungkan angka cakupan vaksinasi dengan
anak-anak.32 informasi efikasi vaksinasi (variabel yang fungsinya
tergantung pada umur saat vaksinasi). Kami
Biaya Perawatan Kesehatan melakukan simulasi untuk menyusun model sebagai
Beban ekonomis karena biaya perawatan diare pembanding data empirik menggunakan variabel
rotavirus yang diperlukan oleh sistim perawatan beban penyakit, cakupan dan efektivitas vaksin.
kesehatan diestimasi dengan cara Distribusi kesudahan penyakit (outcome) menurut
mengkombinasikan antara data kejadian menurut umur didasarkan pada hasil observasi penelitian
perawatan (meninggal, mondok, dan rawat jalan) kami di rumah sakit dan puskesmas yang menjadi
dengan informasi biaya perawatan menurut masing- sampel penelitian ini.20,21 Demikian juga kunjungan
masing jenis tersebut. Estimasi biaya yang penderita diare rotavirus menurut kelompok umur
dikeluarkan menurut jenis perawatan secara didasarkan pada hasil penelitian tersebut. Perkiraan
kangsung dan tidak langsung, baik ada kaitannya jumlah kejadian setiap kohort kelahiran per tahun
dengan perihal medis dan non-medis telah dilaporkan kemudian dianalisis menurut 8 kelompok umur, yaitu
dalam penelitian kami sebelumnya menggunakan umur: 0–2, 3–5, 6–8, 9–11, 12–23, 24–35, 36–47,
instrumen yang dibakukan oleh WHO.6 Biaya medis dan 48–59 bulan. Analisis selanjutnya
yang dikeluarkan oleh orangtua secara langsung memperhitungkan status vaksinasi yang diharapkan
(medical direct cost) untuk rawat inap (mondok) terjadi pada setiap kelompok umur. Angka kejadian
adalah gabungan antara biaya per unit mondok per tersebut dapat diperkirakan menurut angka status
orang (unit cost of a hospital bed day), kebutuhan vaksinasi DPT I dan II yang seharusnya diberikan
untuk diagnostik, dan pengeluaran untuk obat- pada usia 6 dan 10 minggu. Berdasarkan data
obatan. Demikian juga untuk mereka yang rawat LPKGM untuk vaksinasi DPT I dan II angka
jalan dihitung atas dasar gabungan biaya di atas cakupannya ialah 85% dan 80%. Oleh karena itu,
tetapi tanpa mengikutsertakan biaya per unit diharapkan bahwa cakupan vaksinasi rotavirus
mondok. memiliki kejadian 85% untuk pemberian pertama dan
Selain biaya terkait dengan pelayanan medis, 80% untuk pemberiaan kedua.33
perlu dihitung biaya-biaya yang dikeluarkan secara Angka efikasi vaksin pada penelitian ini
langsung dan tak langsung atas alasan non-medis. diestimasi berdasarkan efikasi vaksin rotavirus yang
Angka-angka pada penelitian kami sebelumnya diproduksi oleh The Glaxo Smith Kline (GSK) dan
diperoleh dari wawancara dengan orangtua anak- diteliti di Amerika Selatan.12 Angka efikasi vaksin
anak penderita diare rotavirus. Orangtua mereka rotavirus untuk mecegah anak diare rotavirus agar
diwawancarai untuk memperkirakan besar biaya tidak dirawat di rumah sakit 93%, efikasi untuk
langsung (direct-non-medical cost) dan biaya tak mencegah diare rotavirus berat sebanyak 86% dan
langsung non-medis (indirect-non-medical cost). kemampuan mencegah kejadian semua diare 70%.
Untuk direct-non-medical cost diestimasi atas dasar Dalam penelitian ini kami putuskan memakai angka
biaya yang dikeluarkan untuk keperluan transportasi efikasi 93% untuk mencegah diare rotavirus masuk
dan makan-minum menuju fasilitas pelayanan rumah sakit dan meninggal, serta 78% untuk
kesehatan secara bolak-balik selama anak mereka mencegah kunjungan rawat jalan bagi anak-anak
dirawat, sedangkan untuk indirect-non-medical cost yang terinfeksi rotavirus.
adalah diestimasi besar dari upah kerja orang tua Biaya vaksinasi mencakup biaya pelayanan,
mereka yang hilang karena tidak bekerja dan harus harga vaksin dan besarnya nilai sisa vaksin yang
merawat anak mereka. Untuk menetapkan jumlah terbuang (expected losses from waste) sekitar 10%.
balita yang terkena infeksi rotavirus digunakan data Dengan akan ditambahkannya vaksin rotavirus pada
dasar (denominator) jumlah balita berasal proyeksi program imunisasi DPT I dan II maka biaya
kohort jumlah anak yang lahir tahun 2007 di tambahan yang diperlukan relatif sedikit dibanding
Indonesia.30 Demikian juga rata-rata biaya langsung dengan pemberian vaksin rotavirus secara tersendiri.
untuk keperluan medis per anak didasarkan dari Kami belum memiliki perkiraan biaya tambahan
estimasi kejadian diare rotavirus selama 5 tahun tersebut secara akurat, namun berdasarkan publikasi
pertama setelah lahir. Semua nilai biaya dinyatakan lain diperkirakan biaya tambahan tersebut adalah
dalam nilai rupiah tahun 2007. sekitar Rp4750,00 per anak.19 Kami menggunakan
Tabel 1. Beban Penyakit Diare Rotavirus di Indonesia: Angka Estimasi Dengan dan
Tanpa Program Vaksinasi Nasional
Kejadian yang berkaitan dengan diare rotavirus per tahun
Kejadian Kejadian Kejadian Bisa dicegah
Variabel Kasus diare
tanpa per 1000 dengan dengan Penurunan %
vaksinasi anak vaksinasi vaksinasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Meninggal 13.805 10.651 2,5 2.503 8.148 76,5
Mondok 1.098.140 633.311 151 148.828 484.483 84,0
Rawat jalan 2.550.916 484.674 115 163.335 321.339 70,0
DALYs 478.000 367.830 86 86.440 281.390 83,0
Catatan:
Estimasi didasarkan pada 93% efektivitas vaksin Rotarix
Pada tahun 2007 kohort kelahiran 4,2 juta
DALYs, disability-adjusted life-years
Model determinastik secara epidemiologi Tabel 2. Estimasi Biaya Perawatan Diare Menurut
semacam ini dapat dipakai untuk lebih memahami Jenis Pengeluaran Per Anak Balita yang Mondok
dan Rawat Jalan di Purworejo dan Yogyakarta
bahwa vaksin rotavirus berperan besar dalam (dalam ribuan rupiah) tahun 2007
menurunkan angka rawat inap meskipun tidak dapat
Besar biaya perawatan diare
mencegah semua kejadian diare. Hal inilah yang dalam rupiah
menjadi landasan utama mengapa vaksinasi Jenis Biaya
(mean dan 95% Interval Kepercayaan)
rotavirus masih diperlukan di negara maju meskipun Mondok atau
Rawat Jalan
rawat inap
angka kematian diare sudah sangat rendah.4,7,8
Biaya 472,2 48,5
Dengan lain kata, vaksinasi diperlukan untuk langsung medis (448,40 – 494,95) (36,10 – 61.750)
mengurangi beban biaya mondok di rumah sakit
Biaya langsung 82,7 3,8
akibat diare rotavirus. Biaya mondok di negara maju non-medis (76.95 – 88.35) (2,85 – 3,81)
relatif mahal di banding dengan negara sedang Biaya tidak 82,65 12.4
berkembang, meskipun umumnya menjadi beban langsung (75,05 – 91.20) (8,55 – 16,15)
asuransi atau pemerintah. Oleh sebab itu, penting 637,45 64,6
atau tidaknya suatu ancaman penyakit tidak dapat Total (609,90 – 664,05) (50,35 – 78,85)
diputuskan hanya atas dasar pertimbangan angka Catatan: Rupiah Didasarkan Pada Nilai Konstan untuk
kematian saja. Ukuran DALY bisa menjawab Tahun 2007
permasalahan ini. Dalam analisis pada Tabel 1
pencegahan terhadap DALY konsisten dengan apa Dari data pengeluaran untuk masing-masing
yang diharapkan. Ukuran ini yang akan dipakai untuk kelompok (ada 6 kelompok atau 6 sel pada Tabel 2)
menilai “efektivitas biaya” dari program vaksinasi kemudian diekstrapolasikan pada jumlah absolut
rotavirus secara masal di Indonesia. kejadian diare untuk di setiap kelompok, sehingga
diperoleh estimasi biaya yang dikeluarkan untuk
Beban Biaya Setiap Anak Diare Rotavirus perawatan diare untuk semua anak di Indonesia
Untuk melakukan estimasi cost-effectiveness setiap tahunnya. Angka estimasi biaya tersebut
program vaksinasi rotavirus secara nasional digunakan untuk mengetahui jumlah uang yang
diperlukan data tentang biaya yang dikeluarkan dikeluarkan secara total untuk semua diare per
secara langsung dan tidak langsung (medis dan non- tahun. Perlu dicatat bahwa hampir tiga perempat
medis) terkait dengan pemondokan atau rawat jalan 74% estimasi biaya yang dikeluarkan di rumah sakit
setiap anak yang diare-rotavirus.6,27 Penelitian kami tergolong pengeluaran medis secara langsung,
sebelumnya dapat digunakan untuk estimasi sedangkan untuk pengeluaran medis langsung bagi
besarnya biaya pengobatan tersebut.20 Seperti penderita rawat jalan lebih dari 80%-nya. Penemuan
tampak pada Tabel 2 biaya langsung pengobatan ini menunjukkan bahwa biaya tidak langsung, baik
lebih tinggi dibanding biaya tidak langsung non- medis dan non-medis terhadap perawatan anak
medis dan biaya tidak langsung. Biaya rawat inap dengan diare cukup besar (sekitar 20%) sehingga
hampir 10 kali lipatnya dibandingkan biaya rawat jalan beban masyarakat karena penyakit diare tidak dapat
(Rp637.450,00 versus Rp64.600,00). Perlu dicatat diabaikan dalam analisis cost-effectiveness.
bahwa biaya kunjungan ke rumah sakit swasta lebih
tinggi dibandingkan rumah sakit pemerintah.
Beban Biaya Diare Rotavirus dan Dampak langsung, Rp67,3 milyar biaya medis tidak langsung,
Vaksinasi dan Rp70,4 biaya tidak langsung setiap tahunnya.
Pada Tabel 3 disajikan estimasi beban biaya Apabila tanpa vaksinasi, pemerintah dan masyarakat
yang dikeluarkan akibat diare rotavirus untuk masing- akan kehilangan biaya untuk penanganan diare rotavirus
masing jenis biaya (medis dan nonmedis) dan setiap lebih ½ triliun, atau hampir 127 juta per anak per tahun.
jenis perawatan (mondok atau rawat jalan) dalam Namun demikian, untuk melakukan program vaksinasi
milyar rupiah beserta nilai 95% Interval rotavirus secara masal memerlukan biaya yang cukup
Kepercayaannya (IK). Beban penyakit setara dengan besar. Oleh karena itu, estimasi biaya vaksinasi dan
beban ekonomis dan angkanya diperkirakan sebesar perkiraan biaya yang bisa diselamatkan sebagai
Rp390,4 milyar untuk biaya medis secara langsung, dampak vaksinasi program perlu dihitung secara
Rp67,3 milyar biaya medis tidak langsung, dan cermat.
Rp70,4 biaya tidak langsung setiap tahunnya.
Dampak diare rotavirus dalam bentuk biaya Efektivitas Pembiayaan Program Vaksinasi
perawatan dapat dibedakan menjadi dua perspektif, Efektivitas program vaksinasi dapat dikaji dari
yaitu perspektif sistim kesehatan dan sosial rasio uang yang bisa diselamatkan karena dampak
(memasukkan kerugian keluarga karena hilangnya vaksin rotavirus dan biaya pembelian vaksin serta
produktivitas kerja). Hasil ekstrapolasi estimasi data distribusinya secara nasional. Estimasi biaya yang
diare beban ekonomi yang berhubungan dengan dapat diselamatkan sebagai dampak program
rotavirus dari perspektif fasilitas kesehatan adalah vaksinasi nasional adalah merupakan perkalian
terhitung $41.093 atau Rp390,4 milyar/tahun (atau jumlah kasus diare-rotavirus (apakah mondok, rawat
$9,78 sekitar Rp92,9 juta/anak/tahun). Untuk total biaya jalan, dan pengeluaran langsung atau tidak langsung
rawat inap di RS angkanya ialah Rp410,238.500/tahun serta biaya medis atau non-medis) dengan estimasi
atau US $43,183 (atau Rp637.450/anak/tahun). Untuk biaya yang hilang karena menderita diare
biaya rawat jalan adalah 31,3 milyar. Dengan demikian, (ekstrapolasi antara Tabel 1 dan 3). Pada Tabel 4
biaya rawat inap lebih dari 13 kali biaya rawat jalan adalah hasil perhitungan biaya yang bisa
sehingga dengan vaksinasi rotavirus dampak diselamatkan dari program vaksinasi rotavirus secara
penurunan kemungkinannya mondok di rumah sakit masal. Perlu dicatat bahwa selain faktor jumlah anak
saja sudah akan sangat signifikan. Beban penyakit untuk mengestimasi besar dampak vaksinasi adalah
setara dengan beban ekonomis yang diperkirakan faktor utilisasi vaksin menurut umur, yang dalam hal
sebesar Rp390,4 milyar untuk biaya medis secara ini diasumsikan sesuai dengan umur vaksinasi DPT.
Tabel 3. Estimasi Beban Pembiayaan Akibat Diare Rotavirus untuk Penderita Diare di Indonesia
Menurut Jenis Biaya dan Tempat Perawatan di Indonesia
Biaya dalam Miliar Rupiah (Nilai 95 % Interval Kepercayaan)
Biaya
Biaya per Anak
Rawat Inap Rawat Jalan Total
(juta Rupiah)
303,8 18,2 390,4 92,91
Biaya langsung medis
(288,77-337,82) (3,10-22,91) (36,80-36,80) (87,59 – 98,23)
53,2 1,7 67,.3 16,055
Biaya langsung non-medis
(49,58-56,73) (1,.35-19,10) (62,34-72,24) (14,82 – 17,195)
53,3 5,9 70,4 16,72
Biaya tidak langsung
(48.17-58,44) (4,07-7,76) (63,56-77,13) (15,105 –18,335)
410,2 31,3 531,7 126,623
Total
(392,68-427,80) (24,39-38.00) (504,40-558,94) (120,08-140,233)
Catatan: Rupiah didasarkan Pada Nilai Konstan untuk Tahun 2007
Tabel 4. Keuntungan Ekonomis Vaksin Diare Rotavirus Menurut Biaya dan Jenis Perawatan
yang Bisa Dihemat Pasca Vaksinasi Rotavirus di Indonesia
Biaya, dalam Uang Rupiah Nilai Konstan tahun 2007 (Mean dan 95% Interval Kepercayaan)
Biaya menurut pengeluaran Rawat Inap Rawat Jalan Total biaya pengeluaran Biaya per anak per tahun
(Milyar Rupiah) (Milyar Rupiah) (Milyar Rupiah) (Juta Rupiah)
Medis langsung 232,4 12,1 281,5 67,07
(220,90-243,87) (8,96-15,19) (265,42-297,66) (63,18-70,87)
Non-medis langsung 40,7 1,1 48,5 11,6
(37,93-43,40) (0,89-1,32) (44,95-52,10) (10,74-12,45)
40,8 3,9 55,6 12,1
Tidak langsung
(36,86-44,71) (2.,70-5,16) (45,84-55,62) (10,93-13.21)
313,8 20,7 383,4 91,3
Total biaya pengeluaran
(300,40-327,27) (16,17-25,22) (363,77-403,10) (86,64-95,95)
Keuntungan ekonomis karena program vaksinasi yang paling minimal. Artinya, harga vaksin melebihi
adalah lebih dari Rp383 milyar (Tabel 4). Keuntungan nilai tersebut tidak akan memberikan keuntungan
ini terutama karena dari keberhasilan mencegah anak- dampak vaksinasi (biaya akan melebihi keuntungan
anak diare untuk tidak mondok di rumah sakit. Lebih ekonomis). Pada gambar tersebut disajikan rata-rata
dari Rp313 milyar berasal dari penyelamatan mondok keuntungan dalam milyar rupiah baik dari perspektif
tersebut. Namun demikian kontribusi beban di luar sistim kesehatan dan keuntungan ekonomi secara
sistim kesehatan (biaya non-medis langsung dan tak total.
langsung) mencapai lebih dari Rp110 milyar. Dengan
demikian vaksinasi rotavirus dapat meringankan beban Incremental Cost-Effectiveness Ratios (CERs)
masyarakat dan keluarga sekita sepertiga keuntungan Atas dasar angka-angka tersebut di atas,
sistim kesehatan (pemerintah). efektivitas biaya vaksinasi dapat dihitung.
Untuk dapat menghitung titik potong efektivitas Pengukuran utama efektivitas biaya dalam studi ini
pembiayaan program vaksinasi rotavirus maka perlu adalah incremental cost-effectiveness ratios (CERs)
dilakukan simulasi kaitan harga vaksin dan total biaya yang digambarkan sebagai kenaikan biaya per DALY
program vaksinasi nasional yang dibutuhkan. sebagaimana disarankan oleh Rheingans.27 Studi
Gambar 1 menunjukkan hubungan antara kami juga mempertimbangkan standar dari laporan
peningkatan harga vaksin dalam ribuan rupiah dan pembangunan World Bank 1993: Investing in Health,
besarnya biaya vaksinasi (harga vaksin dan biaya yang menyatakan bahwa intervensi dengan CER
penyelenggaraan program vaksinasi). Misalnya, <US$200/DALY sangat cost-effective di negara-
apabila vaksin dengan harga $1/vaksin atau negara berkembang.34 Dapat dikatakan pula bahwa
Rp9.500,00 (dengan asumsi cakupan imunisasi intervensi masih cost-effective apabila kenaikan
85%, perkiraan kehilangan 10% dengan kohort biaya per DALY kurang dari GDP per kapita.6,19 GDP
kelahiran tahunan 4,2 juta anak) maka perkiraan Indonesia diperkirakan US $1000 pada tahun 2007.
biaya pemberian vaksinasi rotavirus di Indonesia Dari hasil simulasi, apabila harga vaksin untuk
adalah Rp37,0 miliar rupiah ($3,990 juta dollar USA). satu anak adalah $5, maka CER berkisar $91,8/
Biaya program vaksinasi nasional akan DALY, atau masih sangat cost-effective. Namun,
meningkat sejalan dengan kenaikan harga vaksin. apabila harga vaksin sudah melewati $12,7 maka
Jika harga vaksin dinaikkan menjadi Rp47.500/ vaksin tersebut tidak cost-effective (> US$ 200).
vaksinasi per anak (atau menjadi $5/vaksinasi) maka Namun dari perkiraan ini dan kenyataan harga vaksin
akan terjadi kenaikan biaya vaksinasi menjadi masih di atas $63 per dosis atau $189 per anak
hampir Rp190 milyar ($19,95 juta). Oleh karena itu, maka program imunisasi rotavirus secara nasional
pada grafik 1 disajikan mean keuntungan ekonomis belum cost-effective. Apalagi bila dipertimbangkan
dari program vaksinasi (garis lurus sejajar), baik dari bahwa harga tersebut merupakan harga di negara
perspektif sistim kesehatan atau ditambah dengan produsen, yang jika diimpor secara langsung ke
perspektif keluarga dan masyarakat (total benefit). Indonesia, harga di pasaran di sini akan menjadi lebih
Pada saat harga vaksin sekitar Rp95.000,00 mahal dari angka-angka tersebut.
(sekitar US$ 10), maka terjadi titik potong benefit
Gambar 1. Vaksin Rotavirus: Biaya Medis dan Sosial di Indonesia, 2007 (Mean Milyar Rupiah)
Gambar 2. Vaksin Rotavirus: Biaya Medis dan Sosial (95% Interval Kepercayaan atau IK) di Indonesia 2007
semuanya bersumber dari negara-negara maju. Untuk 9. Parez N. Rotavirus gastroenteritis: Why to back
itu, direkomendasikan agar dilakukan kajian-kanjian up the development of new vaccines? Comp
tentang efektivitas vaksin rotavirus untuk anak-anak Immunol Microbiol Infect Dis, 2008; 31:253-69.
di Indonesia. 10. Lepage P, Vergison A. Prevention of childhood
rotavirus disease through the use of R o t a r i x
UCAPAN TERIMA KASIH and RotaTeq vaccines. Expert Opin Biol Ther,
Ucapan terima kasih kepada Prof. dr. Soeparyati 2007; 7:1881-92.
Soenarto, SpAK, Ph.D. Bagian Ilmu Kesehatan Anak, 11. Ruiz-Palacios GM, Pérez-Schael I, Velázquez
FK-UGM yang berkontribusi pada penelitian kami RF, et al. Safety and Efficacy of an Attenuated
sebelumnya sehingga sumber data untuk penulisan Vaccine against Severe Rotavirus
ini cukup lengkap. Kepada dr. Soewarto Kosen, Gastroenteritis. N Engl J Med, 2006;354:11-22.
Badan Litbang Depkes, Jakarta yang telah 12. Vesikari T, Matson DO, Dennehy P, et al. Safety
memberikan bantuan dalam menghitung DALY dalam and efficacy of a pentavalent human–bovine
tulisan ini dan Agung Nugroho, MPH, Rosyid (WC3) reassortant rotavirus vaccine. N Engl J
Budiman, S.Kom, Althaf Setiawan, S.Si, Dra Antini Med, 2006; 354:23-33.
dan Akto Adhi Kuntoro yang membantu menyiapkan 13. Orenstein EW, Fang ZY, Xu J, et al. The
data-data dan proses penulisan ini diucapkan banyak epidemiology and burden of rotavirus in China:
terima kasih. Dua penelitan sebelumnya yang a review of the literature from 1983 to 2005.
menjadi input analisis ini dibiayai oleh PATH, Seatle Vaccine, 2007; 25:406-13.
Washington, USA dengan kontrak nomor GAV. 1142- 14. Zomer TP, van Duynhoven YTHP, Mangen MJJ,
01-07234-LPS. et al. Assessing the introduction of universal
rotavirus vaccination in the Netherlands.
KEPUSTAKAAN Vaccine, 2008; 26:3757-64.
1. Bishop RF, Davidson GP, Holmes IH, et al. 15. Melliez H, Levybruhl D, Boelle PY, et al. Cost
Detection of a new virus by electron microscopy and cost-effectiveness of childhood vaccination
of fæcal extracts from children with acute against rotavirus in France. Vaccine, 2008;
gastroenteritis. The Lancet, 1974; 303:149-51. 26:706-15.
2. Soenarto Y, Sebodo T, Ridho R, et al. Acute 16. Ho AM, Nelson EA, Walker DG. Rotavirus
diarrhea and rotavirus infection in newborn vaccination for Hong Kong children: an economic
babies and children in Yogyakarta, Indonesia, evaluation from the Hong Kong Government
from June 1978 to June 1979. J Clin Microbiol, perspective. Arch Dis Child, 2008; 93:52-8.
1981; 14:123-9. 17. Widdowson MA, Meltzer MI, Zhang X, et al.
3. Kosek M, Bern C, Guererrant RL. The global Cost-effectiveness and potential impact of
burden of diarrhoeal disease, as estimated from rotavirus vaccination in the United States.
study published between 1992-2000. Bull World Pediatrics, 2007; 119:684-97.
Health Organ, 2003; 81:197-204. 18. Newall AT, Beutels P, Macartney K, et al. The
4. Glass RI, Parashar UD, Bresee JS, et al. cost-effectiveness of rotavirus vaccination in
Rotavirus vaccines: current prospects and future Australia. Vaccine, 2007; 25:8851-60.
challenges. Lancet, 2006; 368:323-32. 19. Fischer TK, Anh DD, Antil L, et al. Health care
5. Parashar UD, Hummelman EG, Bresee JS, et costs of diarrheal disease and estimates of the
al. Global illness and deaths caused by rotavirus cost-effectiveness of rotavirus vaccination in
disease in children. Emerg Infect Dis, 2003; Vietnam. J Infect Dis, 2005;192:1720-6.
9:565-72. 20. Wilopo SA, Kilgore P, Kosen S, et al.
6. WHO. Guidelines for estimating economic Surveillance to estimate disease burden, cost
burden of diarrhoeal diseases with focus on of child care utilization, cost-benefit and cost-
assessing the costs of rotavirus diarrhoeal. effectiveness evaluations of i m m u n i z a t i o n
WHO, Geneva, 2005. programs for rotavirus diarrhea in Indonesia:
7. Dennehy PH. Rotavirus vaccines: an overview. expanded surveillance. Yogyakarta, 2008.
Clin Microbiol Rev, 2008; 21:198-208. 21. Wilopo SA, Soenarto Y, Bresee Y, et al.
8. Grimwood K, Buttery JP. Clinical update: Surveillance to determine the disease burden
rotavirus gastroenteritis and its prevention. and the epidemiology of rotavirus in Indonesia.
Lancet, 2007; 370:302-4. 2005.
22. Bresee J, Fang ZY, Wang B, et al. First report 29. Glass RI, Bresee J, Jiang B, et al. Rotavirus
from the Asian Rotavirus SurveillanceNetwork. and rotavirus vaccines. Adv Exp Med Biol, 2006;
Emerg Infect Dis, 2004; 10:988-95. 582:45-54.
23. Nelson EAS, Bresee JS, Parashar UD, et al. 30. BPS, Bappenas, UNFPA. Proyeksi Penduduk
Rotavirus epidemiology: The Asian Rotavirus Indonesia (Indonesia Population Projection).
Surveillance Network. Vaccine, 2008;26:3192-6. BPS, Jakarta, 2005.
24. Soenarto Y. Epidemiology of Rotavirus in 31. Murray CJ, Lopez A. Global mortality, disability,
Indonesia. National Rotavirus Seminar. and the contribution of risk factors: Global
Yogyakarta, 2008. Burden of Disease Study. Lancet, 1997;
25. Central Bureau Statistics. National Household 349:1436–42.
Survey from the National Social Economic 32. Kosen S, . Beban penyakit dan umur harapan
Survey (Susenas): 2005. Health Modul. CBS, hidup produktif, perkiraan nasional dan perkiraan
Jakarta, 2006. tujuh kawasan di Indonesia. Indonesia Health
26. Central Bureau Statistics (CBS), National Research and Development, Jakarta, 2004: 63.
Family Planning Coordinating Board (NFPCB), 33. Wilopo SA. Estimasi Pengaruh Vaksin DPT
Ministry of Health (MOH), et al. Indonesia Pada Kematian Anak: Analisis diskriptif data
Demographic Health Survey 2002-2003. survailan demografi dan kesehatan di Kabupaten
Calverton, Maryland, USA, 2003. Purworejo. Berkala Kesehatan Masyarakat.
27. Rheingans R. Costing Rotavirus Diarrhea and Yogyakarta, 2008.
Estimating Cost-Effectiveness of Vaccination. 34. World Bank. World Development Report 1993:
Paper Presented at the Annual Asia Rotavirus Investing in Health. Washington, DC, 1993.
Surveillance Network Meeting. Bangkok, 2003.
28. Khan K, editor. Designing and conducting cost-
effectiveness analyses. Jossey-Bass, John
Wiley and Sons, Inc., San Francisco, 2002:356.