Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Pembimbing Akademik :
Oleh:
NUR MIFTAKUR RAHMA
22020117220099
Pembimbing Akademik :
Oleh:
Elisya Kharuniawati
22020117220130
A. Latar Belakang
S
Hipertensi atau penyakit tekanan darah merupakan suatu gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh
darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan.1Pada suatu
penelitian, hipertensi menempati 87% kasus pada orang yang berumur 50 sampai
59 tahun. Hipertensi dengan peningkatan tekanan sistol tanpa disertai peningkatan
diastol atau hipertensi sistolik terisolasi (HST)lebih sering terjadi pada lansia.
Hipertensi beresiko lebih besar terjadi pada lansia dari pada orang dewasa karena
terjadi penurunan elastisitas pembuluh darah yang menyebabkan beberapa
komplikasi yaitu stroke, gagal jantung, penyakit jantung koroner, gagal ginjal,
kerusakan pada mata dan sebagainya.2
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada pasien
dengan diagnosa Hipertensi
b. Tujuan Khusus
1. Menjelaskan tentang konsep dan teori yang terkait dengan
diagnosa Hipertensi dan operasi pemasangan FESS hari pertama
2. Menjelaskan tentang hasil pengkajian pada klien dengan diagnosa
Hipertensi
3. Menjelaskan diagnosa keperawatan yang tepat pada pasien dengan
Hipertensi
4. Menjelaskan tentang rencana tindakan keperawatan pada pasien
dengan diagnosa medis Hipertensi
5. Menjelaskan tentang evaluasi dari tindakan keperawatan yang telah
diberikan pada pasien dengan diagnosa medis Hipertensi
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Sindrom koroner akut (SKA) yang biasanya dikenal dengan penyakit
jantung koroner merupakan suatu kegawatdaruratan pembuluh darah koroner
yang terdiri dari infark miokard akut dengan gambaran elektrokardiografi
(EKG) elevasi segmen ST (ST Elevation Myocard Infark/ STEMI), infark
miokard akut tanpa elevasi segmen ST (Non STEMI) dan unstable angina
pektoris (UAP).
NSTEMI adalah adanya ketidakseimbangan antara pemintaan dan suplai
oksigen ke miokardium terutama akibat penyempitan arteri koroner akan
menyebabkan iskemia miokardium lokal. Iskemia yang bersifat sementara
akan menyebabkan perubahan reversibel pada tingkat sel dan jaringan
(Sylvia, 2006). NSTEMI adalah kondisi ketika arteri koroner mengalami
sumbatan sementara oleh thrombus. Pada pasien NSTEMI bisa ditemukan
tanpa adanya kelainan, namun tetap ada perubahan halus pada hasil EKG
yaitu nampak ST depresi. Patofisiologi NSTEMI dan mekanisme trombusnya
memiliki kesamaan pada STEMI yaitu berupa gangguan plak berserat dan
mengekspos inti lipid ke lumen arteri yang menstimulasi agregasi trombosit
di permukaan endotel (Brajraktari & Henein, 2016).
B. Etiologi
b. Sering gelisah atau cemas sehingga wajah terlihat merah dan tegang
c. Tengkuk terasa pegal dan berat
d. Telinga berdengung
e. Susah tidur
f. Sesak napas
g. Mudah lelah
l. Hipertensi yang berat dapat membuat individu mimisan ( keluar darah dari
hidung).
F. Komplikasi
1. Otak
2. Jantung
Tekanan darah yang terlalu tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih berat
untuk memompa darah dan menyebabkan pembesaran otot jantung kiri sehingga
jantung mengalami gagal fungsi. Pembesaran pada otot jantung kiri disebabkan
kerja keras jantung untuk memompa darah.11Penyempitan arteri koroner pada
jantungterjadi karena adanya aterosklerosis (kekakuan arteri karena penimbunan
lemak atau plak pada dinding arteri koroner).12
3. Ginjal
Tekanan darah yang terlalu tinggi dan berlangsung lama dapat menyebabkan
kerusakan pembuluh darah dan saraf pada mata. Kelainan lain pada retina akibat
tekanan darah yang tinggi adalah iskemik optic neuropati atau kerusakan pada
saraf mata akibat aliran darah yang buruk, oklusi arteri dan vena retina akibat
penyumbatan aliran darah pada arteri dan vena retina. Hipertensi menyebabkan
pembuluh darah halus pada retina robek dan darah merembes ke jaringan
sekitarnya sehingga menimbulkan kebutaan. Penderita hypertensive retinopathy
pada awalnya tidak menunjukkan gejala, yang pada akhirnya dapat menjadi
kebutaan pada stadium akhir.13
3. Riwayat Keluarga
4. Jenis Kelamin
1. Konsumsi Natrium
Natrium berfungsi untuk mengatur volume darah, tekanan darah, kadar air
dan fungsi sel. Asupan garam yang berlebihan akan memicu tekanan darah tinggi
akibat adanya retensi cairan dan bertambahnya volume darah. Kecukupan natrium
yang dianjurkan dalam sehari adalah ±2400 mg. Saat lansia sensitif terhadap
kenaikan kadar natrium lebih tinggi sehingga cepat menyebabkan kenaikan
tekanan darah.6
2. Merokok
Zat kimia dalam tembakau dapat merusak lapisan dalam dinding arteri
sehingga arteri lebih rentan terhadap penumpukan plak. Nikotin dalam tembakau
dapat membuat jantung bekerja lebih keras karena terjadi penyempitan pembuluh
darah sementara. Keadaan ini dapat terjadi akibat stimulasi sistem saraf simpatis
dan pelepasan katekolamin selama kita menggunakan tembakau.
Karbonmonoksida dalam asap rokok akan menggantikan oksigen dalam darah,
akibatnya tekanan darah akan meningkat karena jantung dipaksa bekerja lebih
keras untuk memasok oksigen ke seluruh organ dan jaringan tubuh.15
3. Obesitas
5. Konsumsi Alkohol
6. Konsumsi Kafein
Kafein adalah suatu zat yang terdapat dalam kopi, teh, soft drink, dan
cokelat. Kafein yang terdapat dalam kopi dapat meningkatkan tekanan darah
akibat diblokirnya efek hormon adenosin. Hormon adenosin membuat pembuluh
darah tetap melebar. Kafein juga dapat merangsang kelenjar adrenal untuk
melepaskan lebih banyak kortisol dan adrenalin.15
7. Kurang Aktivitas
9. Stres
H. Penatalaksanaan
a. Pengobatan Nonfarmakologis
Rokok memberikan risiko yang jauh lebih besar dari pada kelebihan berat
badan. karena merokok dapat menyebabkan sel-sel darah menjadi menggumpal
dalam pembuluh darah dan akan melekat pada lapisan dalam pembuluh darah.
Selain itu merokok dapat menurunkan jumlah HDL (High Density Lipoprotein)
dalam tubuh. Mengurangi konsumsi alkohol kurang dari 3 kali perhari dapat
mengurangi tekanan darah. Mengurangi konsumsi kopi dan sumber kafein lainnya
kurang dari 2 cangkir dapat menurunkan tekanan darah.
Penerapan diet rendah kolesterol dan lemak terbatas yaitu dengan menghindari
konsumsi lemak hewan, margarin dan mentega, kelapa dan produk olahannya,
batasi konsumsi daging dan jeroan seperti hati, limpa, ginjal, mengkonsumsi susu
rendah lemak misal susu skim bukan susu full cream, mengkonsumsi kuning telur
tidak boleh lebih dari 3 kali dalam seminggu.
5. Mengelola Stres
b. Penanggulangan Farmakologis
1. Diuretik
3. Beta blocker
Fungsinya memperlambat laju kalsium yang melalui otot jantung dan yang
masuk ke dinding pembuluh darah.
5. Vasodilator
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. W
A. PENGKAJIAN
Nama pasien (Inisial) : Ny. W
No. RM : C683854
TTL/Usia : Semarang, 04/02/1958
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal masuk : 22 Maret 2018
Ruang rawat : Geriatri Kamar 6
√
Kesadaran : Composmentis Apatis Somnolen
Soporocoma
Kondisi umum : Baik Tampak sakit Sesak √ Pucat
Lemah Lainnya
Tekanan darah : 150/80 mmHg, Nadi : 90X/menit,
Pernafasan : 20 X/menit, Suhu : 37oC
Tinggi Badan/Panjang Badan : 154 cm Berat Badan : 50 Kg
Penyakit yang pernah diderita :tidak ada anggota keluarga yang memiliki
riwayat penyakit berat.
Pemenuhan Kebutuhan Pasien
Kebutuhan Cairan
- Minum : 1000 cc/hari Perasaan haus berlebih : Ya/Tidak
Mukosa mulut : Kering/Normal
- Turgor kulit : Kembali cepat/kembali lambat Edema : Ya/Tidak
CRT:<2 detik
Kebutuhan Eliminasi
- Frekuensi BAK : 4 X/hari Jumlah : 500 cc
- Frekuensi BAB : 1X/hari Warna : coklat Bau : Khas BAB
Konsistensi : lembek
Kebutuhan Persepsi/Sensori
- Penglihatan : Baik
- Pendengaran : Baik
- Penciuman : Pasien mengatakan merasa tidak nyaman karena tidak bisa
mencium aroma atau bau disekitarnya.
- Pengecapan : Baik
- Perabaan : Baik
Kebutuhan Komunikasi
- Berbicara : Lancar/Tidak, Jika tidak apa penyebabnya : ..........
Pembicaraan : Koheren/Inkoheren
- Disorientasi : Ya/Tidak, Jika Ya termasuk disorientasi : ........
- Menarik Diri : Ya/Tidak
- Apatis : Ya/Tidak
Kebutuhan Spiritual
- Kegiatan ibadah yang dilakukan sehari – hari : Selama mondok pasien
tidak pernah menjalankan ibadah sholat.
- Membutuhkan bantuan dalam menjalankan kegiatan ibadah : Ya/Tidak
Jika Ya dalam bentuk :............................
Kebutuhan Istirahat
- Lama tidur :7-8 jam/hari Frekuensi : 2-3X/hari
- Penggunaan obat tidur : Ya/Tidak. Jika Ya : Jenis ....... Dosis ........
Alergi : Ya/Tidak, Jika Ya jelaskan√ : ......................
Skrining Gizi
No Deskripsi Skor A Skor B Skor C
1 Perubahan Berat Badan
Bila pasien/keluarga tidak tahu, tanyakan: Tidak ada
Ada, lambat Ada, Cepat
- Perubahan ukuran pakaian √
- Apakah terlihat lebih kurus
2 Asupan makan dan perubahan dalam 2 Cukup Menurun NGT
minggu terakhir √
3 Gejala gastrointestinal minimal 1 gejala: Tidak ada
Ada Ringan Ada, Berat
mual/muntah/diare/anoreksi √
4 Faktor Pemberat (skor B misal : Infeksi,
DM, penyakit jantung kongestif, Skor C : Tidak ada Ada Ringan
Ada, Berat
Colitis Ulceratif, peritonitis, kanker, √
multiple trauma)
5 Penurunan kapasitas fungsional (gangguan Tidak ada
Ada Ringan Ada, Berat
menelan, mengunyah, dll) √
20 : Mandiri
12 – 19 : Ketergantungan ringan
9 – 11 : Ketergantungan sedang
5 – 8 : Ketergantungan berat
0 – 4 : Ketergantungan total
Keterangan :
Tingkatan Risiko Nilai MFS Tindakan
Tidak berisiko 0 – 24 Intervensi setiap shift
Risiko rendah 25 – 44 Intervensi setiap 4 jam
Risiko tinggi ≥ 45 Intervensi setiap 4 jam
C. PRIORITAS MASALAH
Dx. Kep Prioritas Pembenaran
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas HIGH Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang tidak paten akan mempengaruhi pola
b.d adanya jalan nafas buatan (operasi nafas sehingga akan mempengaruhi kebutuhan oksigen dan nutrisi pada otak
pemasangan FESS hari pertama) sehingga dapat mengganggu kinerja semua sistem dalah tubuh
Gangguan rasa nyaman b.d gejala MEDIUM Adanya gangguan rasa nyaman dapat menyebabkan pasien mengalami kecemasan,
terkait penyakit stres, gangguan dalam memenuhi kebutuhan dasar, tidak patuh pada perawatan yang
diinstruksikan sehingga akan mempengarui penyembuhan pasien, dapat
meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan lama perawatan.
Defisiensi pengetahuan b.d Kurang LOW Defisiensi pengetahuan yang tidak diatasi juga dapat menyebabkan perilaku
minat dalam belajar mengabaikan perawatan oleh pasien dan keluarga sehingga dapat merugikan pasien
dan tidak dapat meningkatkan derajat kesehatan pasien.
D. RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. W
Ruang Rawat : Geriatri Kamar 6
NO Dx Keperawatan Tujuan Kode Intervensi Keperawatan TTD
NIC
Tujuan Umum Tujuan Khusus
1 Ketidakefektifan Setelah dilakukan Setelah dilakukan tindakan 00032 1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan
bersihan jalan tindakan keperawatan keperawatan selama 2 x 24 ventilasi
nafas b.d adanya selama 2 x 24 jam jam diharapkan pola 2. Monitor TD, Suhu, RR
jalan nafas buatan diharapkan bersihan pernafasan dan fungsi indra 3. Monitor frekuensi dan irama
(operasi jalan nafas menjadi penciuman dapat maksimal pernapasan
pemasangan efektif dengan kriteria dengan kriteria hasil 4. Berikan pelembab udara kassa basah
FESS) hasil : NaCl lembab
1). Pasien mengatakan tidak
5. Bersihkan hidung
1. Tidak terlihat sisa mengalami kesulitan dalam
darah operasi bernafas.
pemasangan FESS
2). Pasien mengatakan
hari pertama
mampu mencium bau
2. Hidung tidak
mengeluarkan
lender secara terus
menerus
2 Gangguan rasa Setelah dilakukan Setelah dilakukan tindakan 00214 1. Nyatakan dengan jelas harapan
nyaman b.d gejala tindakan keperawatan keperawatan selama 1 x 24 terhadap pasien
terkait penyakit selama 1 x 24 jam jam diharapkan masalah 2. Jelaskan semua prosedur dan apa
diharapkan pasien pada indra penciuman pasien yang dirasakan selama prosedur
merasa nyaman dapat teratasi dengan kriteria 3. Dorong keluarga untuk menemani
selama perawatan hasil : pasien
untuk kesembuhannya 4. Identifikasi tingkat kecemasan
1. Pasien dapat mencium
dengan kriteria hasil : 5. Instruksikan pasien untuk
bau seperti biasa
menggunakan tehnik relaksasi nafas
1. Pasien mengatakan 2. Pasien dapat bernafas
dalam.
tidak mengalami dengan maksimal.
nyeri saat
mengunyah dan
saat hidung
ditekan.
2. Pasien mengatakan
lebih rileks dan
cemas berkurang
3 Defisiensi Setelah dilakukan Setelah dilakukan tindakan 1. Gambarkan tanda dan gejala yang
pengetahuan b.d tindakan keperawatan keperawatan selama 1 x 24 biasa muncul pada penyakit dengan
kurang minat selama 1 x 24 jam jam diharapkan terjadi cara yang tepat
dalam belajar diharapkan terjadi penurunan tekanan darah 2. Gambarkan proses penyakit dengan
peningkatan dengan kriteria hasil : cara yang tepat
pengetahuan pasien 3. Identifikasi kemungkinan penyebab,
1). Pasien dan keluarga
dan keluarga dengan dengan cara yang tepat.
dapat melakukan
kriteria hasil : 4. Diskusikan perubahan gaya hidup
penatalaksanaan untuk 00126
yang mungkin diperlukan untuk
1. Pasien dan mengurangi tanda gejala
mencegah komplikasi di masa yang
keluarga dapat hipertensi dengan tepat.
akan datang dan atau proses
melakukan 2). Pasien merasa nyaman
pengontrolan penyakit
perubahan gaya selama perawatan
5. Diskusikan pilihan terapi atau
hidup
3). Pasien dan keluarga dapat penanganan
2. Pasien dan
melakukan pemeriksaan 6. Instruksikan pasien untuk rutin
keluarga dapat
kesehatan ke puskesmas memeriksakan kesehatan ke pelayanan
dapat menjelaskan
kembali penjelasan secara rutin kesehatan primer.
tentang hipertensi
3. Pasien mampu
melakukan tehnik
relaksasi otot
progresfi secara
mandiri
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. W
Ruang Rawat : Geriatri Lantai Dasar Kamar 6 bed 6
Tanggal Nomor Diagnosa Catatan Tindakan Keperawatan Evaluasi Formatif (Dibuat untuk setiap diagnosa TTD
Keperawatan keperawatan)
Jam
O:
P : Lanjutkan intervensi
O:
P : Pertahankan intervensi
O:
A : Masalah Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d adanya jalan nafas buatan
(operasi pemasangan FESS hari kedua) teratasi.
P :Hentikan intervensi
Gangguan rasa nyaman b.d gejala terkait S:
penyakit 1. Pasien mengatakan dapat mencium bau walau belum bisa mencium semua bau
2. Pasien mengatakan tidak mengalami nyeri saat mengunyah dan saat hidung
ditekan.
O:
1. Tidak terdapat nyeri tekan daerah tulang hidung
2. Pasien dapat bernafas dengan teratur
3. Pasien terlihat lebih rileks dan lebih nyaman karena dapat bernafas dan
mencium bau
4. Pasien mengatakan sudah merasa lebih sehat dan ingin segera pulang
A : MasalahGangguan rasa nyaman b.d gejala terkait penyakit teratasi
P :Hentikan intervensi.
P : Hentikan Intervensi
DAFTAR PUSTAKA
13. Demsa S. Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular (PTM).
Yogyakarta: Deepublish; 2016.
14. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Hipertensi The
Sillent Killer [Internet]. 2015 [cited 2017 March 27]. Available from :
http://www.pusdatin.kemkes.go.id/article/view/15080300001/hipertensi-
the-silent-killer.html
OlehNurMiftakurRahma
Oleh:
NUR MIFTAKUR RAHMA
22020117220099
A. IDENTITAS PASIEN
Umur : 72 Thn
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Suku : Jawa
Bahasa : Indonesia
B. DATA FOKUS
1. Data Subyektif
digerakan
Os.Humerus Sinistra
- S : Skala 4 dari 10
- T : Terus-menerus
2. Data obyektif
- Tampak terpasang fiksasi berupa 1 buah plate dan 8 buah screw pada
- TD 150/90 mmHg.
diajarkan.
yaitu 0,030.
S:
Mengajarkan tehnik non farmakologi - Pasien mengatakan bersedia mengikuti
dengan kombinasi tehnik relaksasi genggam tehnik mengatasi nyeri
jari dan kompres dingin. - Pasien mengatakan mampu melakukan
tehnik mengatasi nyeri
- Pasien mengatakan lebih rileks dan
nyeri mulai hilang
- Pasien mengatakan skala nyeri
berkurang menjadi skala 3 dari 10.
O:
- Pasien mampu memperagakan tehnik
relaksasi genggam jari
- Keluarga pasien tampak mengompres
dengan air biasa pada tangan pasien yang
mengalami memar dan bengkak
S:
- Pasien mengatakan lebih rileks dan
Mengevaluasi efektivitas analgesik, dan nyeri mulai hilang
terapi non farmakologi. - Pasien mengatakan skala nyeri
berkurang menjadi skala 2 dari 10.
O : Klien sudah tidak tampak meringis
dan mampu melakukan tehnik
nonfarmakologi dengan benar
G. PEMBAHASAN
struktur dari tulang humerus yang terbagi atas salah satunya fraktur collum
Humerus. Pada proksimal humeri terdapat caput humeri yang setengah bulat
dan dilapisi oleh tulang rawan. Caput humeri dipisahkan dengan struktur di
tuberculi minoris. Masalah fraktur dapat diatasi dengan fiksasi internal dan
diberikan untuk mengatasi nyeri pada pasien post operasi adalah dengan
musik.2
Tehnik yang dapat dilakukan yaitu dengan tehnik genggam jari yang
dapat berpengaruh dalam penurunan nyeri. Tehnik menggenggam jari sambil
menarik nafas dalam-dalam (relaksasi) dapat mengurangi dan menyembuhkan
ketegangan fisik dan emosi. Tehnik tersebut dapat menghangatkan titik-titik
keluar dan masuknya energi pada median (jalur atau jalan energi dalam tubuh)
yang terletak pada jari tangan sehingga mampu memberikan rangsangan
secara reflek pada saat genggaman. Rangsangan yang didapat mengalirkan
gelombang menuju otak kemudian dilanjutkan ke saraf pada organ tubuh yang
mengalami gangguan, sumbatan di jalur energi menjadi lancar.3
Kompres dingin dapat diberikan untuk mengurangi rasa nyeri dengan
menstimulasi permukaan kulit. Kompres dingin menimbulkan efek analgetik
dengan memperlambat kecepatan hantaran saraf dan menghambat impuls
saraf, menyebabkan mati rasa dan meningkatkan ambang nyeri.4
Daftar Pustaka
Oleh:
NUR MIFTAKUR RAHMA
22020117220099
H. IDENTITAS PASIEN
Nama pasien (Inisial) : Ny. W
No. RM : C683854
TTL/Usia : Semarang, 04/02/1958
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal masuk : 22 Maret 2018
Ruang rawat : Geriatri Kamar 6
I. DATA FOKUS
3. Data Subyektif
a. Pasien memiliki riwayat hipertensi selama 2 tahun terakhir
b. Pasien dan keluarga mengatakan jarang memeriksakan keadaan pasien
ke puskesmas
c. Keluarga mengabaikan keadaan pasien yang mengalami hipertensi
karena pasien tidak memiliki gejala saat tekanan darah naik.
d. Pasien juga mengatakan tidak mengetahui penyebab hipertensi dan cara
mengontrol tekanan darah agar normal.
4. Data obyektif
- TD 150/80 mmHg.
J. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNCUL
Masalah keperawatan yang muncul adalah defisiensi pengetahuan b.d Kurang
minat dalam belajar
K. INTERVENSI YANG DILAKUKAN
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan terjadi
peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga dengan kriteria hasil :
6. Pasien dan keluarga dapat melakukan perubahan gaya hidup
7. Pasien dan keluarga dapat melakukan penatalaksanaan untuk
mengurangi tanda gejala hipertensi dengan tepat.
8. Pasien dapat mengurangi atau mempertahankan TD di bawah 140/90
mmHg
9. Pasien merasa nyaman selama perawatan
Tindakan Keperawatan yang dilakukan :
7. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit dengan
cara yang tepat
8. Gambarkan proses penyakit dengan cara yang tepat
9. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat.
10. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk
mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses
pengontrolan penyakit
11. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
12. Instruksikan pasien untuk rutin memeriksakan kesehatan ke pelayanan
kesehatan primer.
L. PENELITIAN YANG MENUNJANG
Menurut hasil penelitian Ucik Indrawati yang berjudul Pengaruh Kombinasi
Tehnik Relaksasi Genggam Jari dan Tehnik Kompres Dingin Terhadap
Perubahan Persepsi Nyeri Pada Pasien Pasca Operasi Fraktur Di RSUD
Jombang, menemukan bahwa terdapat perbedaan perubahan persepsi nyeri
antarakelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan hasil p-value <0,05
yaitu 0,030.
M. HASIL YANG DIDAPATKAN PADA PASIEN
Tanggal/Jam Implementasi Respon
Rabu, Mengidentifikasi kemungkinan penyebab, S :
20.40 WIB dengan cara yang tepat. 11. Pasien dan keluarga mengatakan
hanya mengetahui satu penyebab
peningkatan tekanan darah
12. Pasien mengatakan aktivitas dirumah
yaitu dagang bakso dan setiap malam
bergadang untuk membuat bakso
13. Pasien mengatakan selama dirawat
selalu merasa cemas dan ingin segera
Menggambarkan tanda dan gejala yang pulang
biasa muncul pada penyakit dengan cara O :
yang tepat 11. Pasien dan keluarga tampak antusias
menjelaskan yang sudah ditanyakan
oleh perawat
12. Pasien terlihat tegang selama
Menggambarkan proses penyakit dengan dilakukan pengkajian.
cara yang tepat
O:
1. Pasien dapat menjelaskan 5 dari 9
Mendiskusikan perubahan gaya hidup yang tanda gejala yang dijelaskan.
mungkin diperlukan untuk mencegah 2. Pasien dan keluarga tampak antusias
komplikasi di masa yang akan datang dan saat diberikan penjelasan dengan
atau proses pengontrolan penyakit memberikan beberapa pertanyaan
setelah dijelaskan
S :
1. Pasien dan keluarga mengatakan akan
membiasakan berolahraga setiap pagi
hari
2. Pasien dan keluarga mengatakan akan
mengurangi makanan yang akan
meningkatkan TD
3. Keluarga akan membantu pasien
dalam mengontrol TD tetap normal
O:
1. Pasien dan keluarga dapat
menjelaskan kembali semua
penjelasan yang telah dijelaskan oleh
perawat
2. Pasien dan keluarga tampak antusias
mengikuti instruksi yang dijelaskan
oleh perawat
S:
1. Pasien mengatakan bersedia
mengikuti tehnik untuk menurunkan
ketegangan dan tekanan darah tinggi
2. Pasien mengatakan mampu
melakukan tehnik untuk menurunkan
ketegangan dan tekanan darah tinggi
3. Pasien mengatakan lebih rileks
O:
1. Pasien mampu memperagakan tehnik
relaksasi otot progresif secara
mandiri
2. Keluarga pasien tampak antusias
memperhatikan perawat saat
mengajarkan tehnik.
3. Sebelum latihan TD 150/100 mmHg
4. Setelah latihan TD 140/100
S:
Pasien dan keluarga mengatakan setiap
satu bulan sekali akan memeriksakan
kesehatan ke Puskesmas
O : Keluarga tampak antusias dengan
instruksi yang diberikan oleh perawat
dengan menanyakan waktu kapan dapat
dilakukan pemeriksaan
N. PEMBAHASAN
Relaksasi otot progresif adalah memusatkan perhatian pada suatu
aktivitas otot, dengan mengidentifikasikan otot yang tegang kemudian
menurunkan ketegangan, kecemasan, stres dan kesulitan tidur dengan
melakukan tehnik relaksasi untuk mendapatkan perasaan tenang atau rileks.1
Keadaan rileks dapat menstimulasi tubuh untuk memproduksi molekul yang
disebut oksidanitrat (NO). Molekul ini bekerja pada tonus pembuluh darah
sehingga dapat mengurangi tekanan darah.2
Relaksasi otot progresif dapat meningkatkan relaksasi dengan
menurunkan aktivitas saraf simpatis dan meningkatkan aktivitas saraf
parasimpatis sehingga terjadi vasodilatasi diameter arteriol. Sistem saraf
parasimpatis melepaskan neurotransmitter asetilkolin untuk menghambat
aktivitas saraf simpatis dengan menurunkan kontraktilitas otot jantung,
vasodilatasi arteriol dan vena kemudian menurunkan tekanan darah.3
Relaksasi otot progresif dilakukan dengan cara meregangkan dan
merilekskan otot secara sadar. Pada saat otot berkontraksi suatu impuls saraf
tiba pada akson terminal, kemudian terjadi pelepasan asetilkolin dan
berdisfusi menyebrangi sinaps. Asetilkolin membuat sarkolema lebih
permeabel terhadap ion Na+, yang akan segera masuk kedalam sel. Sarkolema
mengalami depolarisasi, menjadi bermuatan positif di dalam dan bermuatan
negatif diluar. Depolarisasi menstimulasi pelepasan ion Ca2+ dan retikulum
sarkoplasma, ion Ca2+ akan terikat dengan kompleks troponin-tropomiosin
yang akan menyebabkannya bergeser menjauh dari filament aktin. Myosin
memecah ATP untuk melepaskan energi, jembatan pada myosin kemudian
melekat pada filament aktin dan menariknya menuju ketengah sarkomer, yang
akan menyebabkan sarkomer menjadi lebih pendek. Seluruh sarkomer pada
serabut otot akan memendek sehingga terjadi kontraksi pada seluruh serabut
otot. Pada saat sarkolema mengalami repolarisasi kembali, ion K+
meninggalkan sel, mengembalikan muatan positif diular sel dan muatan
negative didalam sel. Pompa ini kemudian akan mengembalikan ion Na+
keluar dan ion K+ ke dalam sel. Kolineterase dalam sarkolema akan
menonaktifkan asetilkolin. Kemudian impuls saraf akan memperpanjang
kontraksi (asetilkolin dilepas lebih banyak). Apabila sudah tidak ada impuls,
serabut otot akan relaksasi dan kembali kepanjang sebelumnya.4
Asetilkolin membantu mengantur memori di otak dan mempengaruhi
tindakan otot rangka dan otot polos di sistem saraf perifer. Neurotransmitter
asetilkolin yang dibebaskan oleh neuro ke dinding pembuluh darah akan
merangsang sel-sel sendotelium pada pembuluh darah tersebut untuk
mensintesis dan membebaskan NO. NO akan memberikan sinyal kepada sel-
sel otot polos disekitarnya untuk berelaksasi, sehingga pembuluh berdilatasi.5
DAFTAR PUSTAKA
Nama Nama
TINDAK LANJUT DARI PEMENUHAN KEBUTUHAN DAN
DOKUMENTASI PERUBAHAN DARI PERENCANAAN PEMULANGAN
SELAMA DIRAWAT INAP
Pembimbing Akademik :
Oleh :
22020117220099
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Email : Mithaksel@gmail.com
Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan saya yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pada Ny. J (70 tahun) di Ruang Mawar Panti Wredha Harapan Ibu
Ngaliyan Semarang” bebas dari plagiarisme dan bukan merupakan hasil karya
orang lain. Apabila kemudian hari ditemukan sebagian atau seluruh bagian dari
laporan ini terindikasi plagiarism, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan
peraturan akademik yang sudah ditetapkan UNDIP.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa unsur paksaan
dari siapapun.
Yang menyatakan,
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada lansia akan mengalami bebrapa penurunan fungsi yaitu terjadi perubahan
sel, sistem persarafan, sistem pendegaran, sistem penglihatan, sistem
kardiovaskular, sistem pengaturan suhu tubuh dan tulang lebih mudah kropos
akibat kalsium yang kurang dalam tubuh. Penurunan-penurunan tersebut akan
menyebabkan beberapa masalah pada kesehatan salah satu masalah yang rentan
terjadi pada lansia adalah resiko jatuh.1 Jatuh merupakan kejadian yang
mengakitakan individu mendadak terbaring atau terduduk dilantai atau tanah
dengan atau tanpa hilangnya kesadaran dengan atau tanpa luka.3 Resiko jatuh
merupakan peningkatan kerentanan untuk jatuh yang dapat menyebabkan bahaya
fisik terutama pada usia diatas 65 tahun dan memiliki riwayat jatuh.4
Pada kasus Ny.J , pasien pernah mengalami jatuh sekitar 3 bulan yang lalu,.
semenjak kejadian tersebut pasien mengalami penurunan aktivitas, sering
mengeluh nyeri pada selangkangan hingga lutut, dan sekarang tidak bisa berjalan
dan menggunakan kursi roda untuk membantu beraktivitas. Pasien kadang-kadang
mengalami pusing dan memiliki IMT 26.8 yang berarti gemuk. Hal-hal tersebut
dapat meningkatkan resiko terjadi jatuh pada Ny.J.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat memberikan asuhan keperawatan geriatri yang tepat untuk Ny. J
dengan resiko jatuh
2. Tujuan Khusus
a. Dapat mengkaji kebutuhan dan gangguan yang dialami pasien baik
secara fisik maupun psikologi
b. Dapat menegakkan diagnosa keperawatan geriatric yang tepat pada
pasien
c. Dapat memberikan intervensi sesuai dengan diagnosa keperawatan
pada pasien
d. Dapat mengevaluasi tindakan yang diberikan berdasarkan respon
pasien
e. Dapat mendokumentasi setiap asuhan keperawatan geriatri yang
diberikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Lansia
a. Definisi
Secara umum lansia merupakan manusia lanjut usia dengan usia mulai 65
tahun keatas (Setianto,2004).Menurut Pudjiastuti (2003), lansia merupakan suatu
proses kehidupan yang mengalami penurunan kemampuan tubuh secara alami
untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. Dan menurut Hawari (2001), lansia
merupakan kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap
kondisi stres fisiologis seperti contoh penurunan daya kemampuan dalam hidup
serta peningkatan kepekaan secara individual.1
b. Karakteristik Lansia
b. Faktor risiko
Faktor risiko penyebab resiko jatuh yaitu :4
a. Dewasa
1. Menggunakan alat bantu berjalan missal walker, tongkat dan kursi roda
2. Memiliki riwayat jatuh
3. Mengalami penurunan kekuatan otot pada ekstremitas bawah
4. Tinggal sendiri
5. Usia lebih dari 65 tahun
b. Lingkungan
1. Pencahayaan yang kurang
2. Menggunakan restrein
3. Ruang baru
4. Kondisi permukaan yang tidak datar
5. Kurang material antislip dalam kamar mandi
6. Lantai basah
c. Agen farmaseutikal
1. Konsumsi alcohol
2. Sedang mengalami anemia
3. Sedang mengalami radang sendi
4. Sedang mengalami diare
5. Sedang mengalami gangguan keseimbangan
6. Sedang mengantuk
7. Memiliki penyakit vascular
8. Penurunan kekuatan otot pada ekstremitas bawah
c. Komplikasi
Akibat yang dapat terjadi setelah jatuh yaitu cidera, gangguan psikologis
akibat adanya gangguan pada otak dan terjadi kerusakan hati. Selain itu
komplikasi yang dapat terjadi yaitu :3
Nyeri akut merupakan perasaan tidak enak atau nyaman yang terjadi karena
terangsangnya jalur nyeri oleh stimulus yang menyebabkan kerusakan jaringan.6
b. Mekanisme Nyeri
Mekanisme nyeri yang dikenal yaitu yaitu teori gerbang. Serabut aferen baik
besar atau kecil berinteraksi melalui mekanisme buka dan tutup gerbang dalam
tanduk dorsal korda spinalis dan nucleus trigeminus. Cabang pada serabut aferen
bekerja pada interneuron khusu, sel-sel gerbang spinal mengontrol masukan ke sel
transmisi akibat dari inhibisi pra-sinaps. Sel ini merupakan neuron sensons
tingkatan kedua yang bertanggung jawab untuk mengalirkan sensoris ke pusat-
pusat saraf tinggi tempat berinteraksinya komponen diskriminatif sensoris dengan
factor-faktor afektif, yang menyebabkan persepsi pengalaman nyeri dan
menyebabkan aktivitas motorik. Gerbang tanduk dorsal juda dapat dipengaruhi
oleh kendali sentral desendens.6
1. Mengalami anoreksia
2. Menunjukan ekspresi waha saat nyeri seperti meringis, tampak kacau,
gerakan mata berpencar)
3. Fokus pada diri sendiri terutama pada nyeri hebat
4. Tidak mampu meneruskan aktivitas
5. Mengeluh nyeri dengan menggunakan skala nyeri ( Skala wong Baker,
skala analog visual, skala numeric)
6. Mengalami kesulitan tidur
d. Penilaian Skala Nyeri
Ada beberapa skala yang dapat digunakan untuk menilai nyeri yaitu :7
1) Skaladeskriptif
2) Skala Numerik
3) Skala VAS
4) Wong baker
D. Kerusakan Memori
a. Definisi
I. PENGKAJIAN
A. Data Umum
1. Nama Lansia : Ny. J
2. Usia : 70 Tahun
3. Agama : Islam
4. Suku : Jawa
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Nama Wisma : Mawar
7. Pendidikan : SD
8. Riwayat Pekerjaan : Wiraswasta
9. Status Perkawinan : Belum menikah
10. Pengasuh Wisma : Bu Kani
B. Alasan Berada di Panti
Ny. J berkata “Saya tinggal dipanti sudah setahun lebih mbak, saya
kesini atas permintaan sendiri karena saya tidak punya rumah dan
saudara. Saya ke sini diantar oleh pak RT dan ponakan saya. Sebelum
tinggal dip anti saya tinggal di kontrakan bu Ratmi, tetapi karena
beliau sudah meninggal saya sudah tidak memiliki tempat tinggal
makanya saya minta diatarkan ke sini”.
C. Dimensi Biofisik
1. Riwayat Penyakit (Dalam 6 bulan terakhir)
Ny. J berkata,”Kira-kira 1,5 tahun yang lalu saya pernah
mengalami penyakit gula mbak, tapi sekarang gula darah saya
sudah normal. Saya tidak pernah dirawat dirumah sakit, dulu
kalau gula darah saya tinggi saya dikasih obat oleh petugas
puskesmas”.
2. Riwayat Penyakit Keluarga
Ny. J berkata, “Bapak ibu saya meninggal karena memang sudah
tua mbak. Bapak ibu saya ndak punya penyakit parah”
Genogram :
Keterangan:
= Laki-laki = Menikah
= Meninggal = Klien
b. Berpakaian
Ny. J berkata, “Saya bisa pakai baju sendiri mbak”
c. Makan dan Minum
Ny. J berkata, “Makan juga bisa sendiri.”
d. Toileting
Ny. J berkata, “Saya kalau pipis biasanya diember yang saya
simpan dibawah tempat tidur saya mbak. Kalau mau BAB ke
kamar mandi pakai kursi roda, tapi dibantu sama bu Rini
mindah ke kursi rodanya”.
e. Personal Higiene
Ny. J berkata, “Kalau mandi saya bisa sendiri, keramas 2 kali
seminggu tapi saya jarang gosok gigi mbak”.
f. Mandi
Ny. J berkata, “Mandi biasanya 2 kali sehari mbak, pagi dan
sore hari.”
K. Dimensi Psikologi
1. Status Kognitif (SPMSQ (short portable mental state
quetionnaire))
Pertanyaan Jawaban
Benar Salah
1. Tanggal berapa hari ini? √
2. Hari apa sekarang ini? √
3. Apa nama tempat ini? √
4. Berapa nomor telepon anda? √
5. Berapa usia anda? √
6. Kapan anda dilahirkan? √
7. Siapa presiden indonesia sekarang? √
8. Siapa presiden sebelumnya? √
9. Siapa nama ibu anda? √
10. 5+6 adalah? √
Jumlah jawaban salah 4, Ny. J mengalami gangguan intelektual
ringan
2. Perubahan Yang Timbul Terkait Status Kognitif
- Ny. J salah menyebutkan tanggal
- Ny. J salah menyebutkan hari dan tahun
- Ny.J tidak dapat menyebutkan tahun lahir
- Ny. J tidak dapat menyebutkan nomor telepon
3. Dampak Yang Timbul Terkait Status Kognitif
Dampak yang timbul akibat status kognitif yang buruk adalah tidak
mampu mengingat kejadian jangka panjang dan pendek. Misalnya
Ny. J lupa nama-nama saudaranya dan masih lupa nama mahasiswa
walaupun sudah diingatkan beberapa kali.
4. Status Depresi
The Geriatric Depresion Scale
PERTANYAAN JAWABAN JAWABAN
Ny. P
1. Apakah pada dasarnya anda puas Tidak Ya
dengan kehidupan anda?
2. Sudahkah anda meninggalkan Ya Tidak
aktivitas yang anda minati?
3. Apakah anda merasa bahwa hidup Ya Tidak
anda kosong?
4. Apakah anda merasa bosan? Ya Tidak
5. Apakah anda mempunyai semangat Tidak Ya
setiap waktu ?
6. Apakah anda takut sesuatu akan Ya Tidak
terjadi pada anda ?
7. Apakah anda merasa bahagia setiap Tidak Ya
waktu ?
8. Apakah anda merasa jenuh ? Ya Tidak
9. Apakah anda lebih suka tinggal di Ya Tidak
rumah pada malam hari, daripada
pergi melakukan sesuatu yang baru ?
10. Apakah anda merasa bahwa anda Ya Tidak
lebih banyak mengalami masalah
dengan ingatan anda daripada yang
lainnya ?
11. Apakah anda berfikir sangat Tidak Ya
menyenangkan hidup sekarang ini ?
12. Apakah anda merasa tidak berguna Ya Tidak
saat ini ?
13. Apakah anda merasa penuh Tidak Ya
berenergi saat ini ?
14. Apakah anda saat ini sudah tidak ada Ya Tidak
harapan lagi ?
15. Apakah anda berfikir banyak orang Ya Tidak
lain lebih baik daripada anda ?
Skor GDS (Geriatric Depression Scale) = 0
Dari hasil pengkajian didapatkan skor depresi klien adalah 0, hal
ini menunjukkan bahwa Ny. Jtidak menandakan depresi.
5. Perubahan Yang Timbul Terkait Status Depresi
Ny. J berkata, “Saya disini nyaman sekali mbak, disini saya
banyak teman dan tidak pernah kesepian. Saya bisa tidur dan
makan gratis walaupun saya tidak memiliki keluarga kandung
yang perduli tapi saya tetap bahagia mbak yang penting saya bisa
hidup”
6. Dampak Yang Timbul Terkait Status Depresi
Ny. J selama di panti tidak pernah merasa kesepian atau sedih atau
depresi karena pasien memiliki teman panti yang dekat dengan
beliau yang bisa menjadi tempat cerita beliau. Ny.J tidak pernah
melakukan hal-hal kekerasan pada teman-teman pantinya.
7. Keadaan Emosi
a. Anxietas
Ny. Jtidak tampak cemas karena beliau nyaman di panti dan
pasrah dengan kondisi kakinya yang sakit.
b. Perubahan Perilaku
Semenjak Ny. J jatuh, beliau sudah jarang sholat namun tetap
melaksanakan puasa ramadhan 30 hari penuh. Ny. J salah satu
penghuni panti yang ceria dan sabar.
c. Mood
Ny. J berkata, “Saya kadang sedih dan nangis mbak kalau
kucing yang biasa main ke panti diusir sama penghuni lain
bahkan dipukul”
L. Dimensi Fisik
1. Luas Wisma
Bu Kani berkata, “Luas panti sekitar kurang lebih 3783 m2, Luas
bangunan 2.303 m2 dan luas ruang Mawar 5x15 cm2”.
2. Keadaan Lingkungan Di Dalam Wisma
a. Penerangan
Bu Kani berkata, “Penerangan disetiap ruangan bisa 5 sampai
6 lampu yang masing-masing lampu sekitar 20 watt. Setiap
kamar memiliki jendela sehingga sinar matahari dapat
masuk”.
b. Kebersihan Dan Kerapian
Bu Kani, “Ruangan dibersihkan satu kali sehari oleh Pak
Wahyu. Pak Wahyu bertanggung jawab membersihkan kamar
mandi, nyapu, ngepel dan nyuci. Tetapi untuk membersihkan
jendela adalah tanggung jawab setiap mbah-mbahnya.
Barang-barang pribadi milik mbahnya juga ditata sendiri oleh
mbahnya. Setiap pintu juga disediakan tempat sampah dan
dibuang dan dibakar disamping bangunan panti”.
Hasil observasi tempat tidur Ny. J didapatkan tempat tidur
bersih dan rapi. Meja tampak bersih dan barang-barang dalam
lemari ditata dengan baik dan bersih. Rambut Ny. J juga disisir
rapid an baju tampak bersih.
c. Pemisahan Ruangan Antara Pria Dan Wanita
Hasil observasi diruangan mawar dan anggrek merupakan
ruangan untuk penghuni perempuan tetapi ada satu penghuni
lansia laki-laki dan ditempatkan terpisah dibelakang.
d. Sirkulasi Udara
Hasil observasi didapatkan bahwa setiap kamar memiliki
jendela masing-masing dan ventilasi udara yang dibuka pada
pagi dan siang hari.
e. Keamanan
Hasil observasi didapatkan lantai di Panti Wreda Harapan Ibu
menggunakan keramik, tidak terdapat pegangan pada tempat
tidur dan ruangan lain kecuali di dekat kamar mandi.
Bu Kani berkata, “Di panti ini tidak memliki alarm tanda
bahaya, sehingga apabila ada bahaya petugas penjaga panti
memberi tahu kepada para lansia dengan memberi
pengumuman. Begitu pula saat lansia membutuhkan bantuan
yaitu memanggil lansia lain untuk membantu atau memanggil
penjaga panti”.
f. Sumber Air Minum
1) Sumber air yang digunakan
Bu Kani berkata,“Sumber air yang digunakan yaitu air
dari sumur bor sehingga mencukupi kebutuhan sehari-
hari lansia”.
2) Kualitas sumber air
Bu Kani berkata, “ Air yang didapatkan dari sumur bor
cukup bagus karena diambil langsung dari tanah dan
ditampung disebuah tendon sehingga jarang sekali
mengalami kekurangan air”.
3) Pengelolaan air minum
Bu Kani berkata, “Air minum yang dikonsumsi oleh lansia
direbus terlebih dahulu”.
4) Jarak sumber air dengan septic tank
Bu Kani berkata, “Jarak antara septic tank >10 cm dari
sumber air”.
g. Ruang Berkumpul Bersama
Bu Kani berkata, “ Tempat utama yang biasa menjadi tempat
berkumpul yaitu di aula. Selain tempat berkumpul, aula juga
menjadi tempat untuk senam, bernyanyi, untuk kegiatan-
kegiatan bersama mahasiswa seperti TAK atau tempat untuk
menyambut tamu”.
Hasil observasi juga didapatkan fasilitas dalam aula terdapat
televise, kursi, pengeras suara, vcd, kipas angin dan kamar
mandi.
3. Keadaan Lingkungan Di Luar Wisma
a. Pemanfaatan Halaman
Bu Kani berkata, “ Dulu halaman panti luas tetapi semenjak
ada proyek pembuatan jalan jadi halaman panti jadi sempit.
Biasanya halaman dipakai untuk berjemuk mbahnya atau
senam. Halaman yang dekat dapur digunakan untuk lahan
bercocok tanam mbahnya”.
b. Pembuangan Air Limbah
Bu Kani berkata, “ Berhubung dibelakang panti ada sungai
jadi pembuangan air limbah di alirkan langsung ke sungai”.
c. Pembuangan Sampah
1) Jenis pembuangan sampah
Berdasarkan hasil observasi penis pembuangan sampah
dibedakan antara limbah organik dan anorganik
2) Pengelolaan sampah
Bu Kani berkata, “Disamping panti terdapat tempat
pembuangan sampah dan sampah langsung dibakar”.
3) Jarak tempat pembuangan sampah
Hasil observasi didapatkan setiap pintu keluar panti
disediakan bak sampah kecil untuk membuang sampah.
d. Sanitasi
Hasil observasi didapatkan sanitasi cukup baik karena
pembuangan air limbah langsung di alirkan ke sungai sehingga
baunya tidak mencemari lingkungan panti disekita panti juga
terdapat banyak pohon sehingga lingkungan lebih sejuk.
e. Sumber Pencemaran
Hasil observasi didapatkan lokasi panti berdekatan dengan
lokasi pembangunan jalan tol sehingga tercemar oleh debu.
M. Dimensi Sosial
1. Hubungan Lansia Dengan Lansia Didalam Wisma
Ny. J berkata, “Saya disini hapal semua nama mbahnya mbak,
saya juga punya teman baik di ruangan mawar ini namanya mbah
Lestari karena sering bantu saya, teman saya cerita. Saya juga
tidak pernah bertengkar dengan penghuni panti lainnya”.
2. Hubungan Antar Lansia Diluar Wisma
Ny. J berkata, “Dulu sebelum saya jatuh dan masih bisa jalan saya
sering ke warung belanja mbak sambil ngobrol sama penjualnya
tetapi setelah saya jatuh tidak bisa jalan saya tidak pernah keluar
panti lagi”.
3. Hubungan Lansia Dengan Anggota Keluarga
Ny. J berkata, “Saya sudah lama tidak berkomunikasi dengan
keluarga saya mbak, saudara saya sudah meninggal semua tinggal
ponakan-ponakan saya. Mereka juga jarang hubungi saya”.
4. Hubungan Lansia Dengan Pengasuh Wisma
Ny. J berkata, “Pengasuh pantinya baik-baik dan sabar-sabar
mbak. Saya sering dibantu naik kursi roda saya juga sering bantu
mereka masak dulu waktu masih sehat”.
5. Kegiatan Organisasi Sosial
Ny. J berkata, “Kalau ada kegiatan panti seperti senam saya ikut
nonton saja mbak, tapi kalau ada kegiatan kerajinan atau nyanyi
saya sering ikut buat hiburan”.
6. Pengkajian fokus kesepian (dengan menggunakan UCLA
Loneliness Scale)
Q. Pengkajian Nyeri
1) Pada ekstremitas atas kiri:
- P :Pasien berkata,“Tangan saya sakit kalau digerakan mbak.”
- Q :Pasien berkata,“Rasanya kayak kesemutan.”
- R :Pasien berkata,“Sakitnya di area otot lengan kiri atas mbak.”
- S : Pasien berkata,“sakitnya ringan, kalau dalam rentang nilai 2
dari 10 mbak”
- T:Pasien berkata,“ Nyerinya kadang hilang sendiri kadang sakit
lagi terutama kalau digerakin mbak”
2) Pada ekstremitas bawah kiri:
- P :Pasien berkata,“Kaki kiri saya sakit kalau digerakan mbak.”
- Q :Pasien berkata,“Rasanya kayak kesemutan.”
- R :Pasien berkata,“Sakitnya di area selangkangan kiri sampai
lutut mbak.”
- S : Pasien berkata,“sakitnya sedang, kalau dalam rentang nilai 4
dari 10 mbak”
- T:Pasien berkata,“ Nyerinya kadang hilang sendiri kadang sakit
lagi terutama kalau digerakin mbak”
I. ANALISA DATA
Tanggal Data Fokus Diagnosa Keperawatan
Selasa, 3 DS : Risiko jatuh (00155) b.d
April2018 1. Ny. J berkata, “Saya sudah ndak kuat berdiri mbak, rasanya sakit dan gemetaran riwayat jatuh
mbak jadi kalau kemana-mana pakai kursi roda. Kalau menggerakan kaki yang sakit
ke pinggir tempat tidur masih bisa tapi pelan-pelan”.
2. Ny. J berkata, “Kaki saya sebelah kiri sakit mbak gara-gara jatuh dari kamar mandi
3 bulan yang lalu”
3. Ny. J berkata “Kepala saya sekarang pusing mbak, dari kening sampai daerah
pelipis. Tapi kadang hilang sendiri kadang pusing”.
DO:
1. Total skor pengkajian keseimbangan pasien yaitu 11 (resiko jatuh tinggi)
2. Skor pengkajian Morse fall pasien yaitu 55 yaitu mengalami resiko jatuh tinggi
3. Pasien tidak mampu berdiri karena nyeri otot pada daerah selangkangan sinistra lateral
hingga lutut.
4. Pasien mampu mengerakkan kaki kiri tetapi secara perlahan karena nyeri dan tidak
mampu berdiri.
5. Pasien mampu menginjakan kaki ke tanah tetapi tidak bisa untuk berdiri karena
tremor.
6. Rentang gerak sendi kedua lutut fleksi kurang dari 1200
7. Skala kekuatan otot
Kanan Kiri
Atas 5 4
Bawah 5 4
Selasa, 3 DS : Nyeri akut (00132) b.d agen
April 2018 Pada ekstremitas atas kiri: cidera fisik
- P :Pasien berkata,“Tangan saya sakit kalau digerakan mbak.”
- Q :Pasien berkata,“Rasanya kayak kesemutan.”
- R :Pasien berkata,“Sakitnya di area otot lengan kiri atas mbak.”
- S : Pasien berkata,“sakitnya ringan, kalau dalam rentang nilai 2 dari 10 mbak”
- T:Pasien berkata,“ Nyerinya kadang hilang sendiri kadang sakit lagi terutama kalau
digerakin mbak”
Pada ekstremitas bawah kiri:
- P :Pasien berkata,“Kaki kiri saya sakit kalau digerakan mbak.”
- Q :Pasien berkata,“Rasanya kayak kesemutan.”
- R :Pasien berkata,“Sakitnya di area selangkangan kiri sampai lutut mbak.”
- S : Pasien berkata,“sakitnya sedang, kalau dalam rentang nilai 4 dari 10 mbak”
- T:Pasien berkata,“ Nyerinya kadang hilang sendiri kadang sakit lagi terutama kalau
digerakin mbak”
DO :
1. Pasien tidak mampu berdiri karena nyeri otot pada daerah selangkangan sinistra lateral
hingga lutut.
2. Pasien mampu mengerakkan kaki kiri tetapi secara perlahan karena nyeri dan tidak
mampu berdiri.
3. Pasien tampak meringis saat digerakan kaki dan tangannya
Selasa, DS: Ny. J mengatakan lupa nama-nama saudaranya dan masih lupa nama mahasiswa Kerusakan Memori (00131)
3April walaupun sudah diingatkan beberapa kali. b.d lanjut usia
2018 DO :
1. Hasil pengkajian kognitif SPMSQ pasien menjawab salah sebanyak 4 yaitu mengalami
gangguan intelektual ringan
2. Ny. J salah menyebutkan tanggal
3. Ny. J salah menyebutkan hari dan tahun
4. Ny.J tidak dapat menyebutkan tahun lahir
5. Ny. J tidak dapat menyebutkan nomor telepon
II. PRIORITAS MASALAH
Dx. Keperawatan Prioritas Pembenaran
Risiko jatuh (00155) b.d riwayat High Urgensi:
jatuh Ny. J memiliki riwayat jatuh 3 bulan yang lalu yang mengakibatkan
ektremitas atas dan bawah bagian sinistra pasien tegang dan nyeri saat
digerakan. Pasien juga kadang-kadang mengalami pusing yang dapat
mengganggu keseimbangan pasien. Berdasarkan hasil pengkajian jatuh
didapatkan nilai pasien mengalami resiko jatuh tinggi.
Dampak:
Jika resiko jatuh tidak dapat dicegah akan berakibat gangguan yang lebih
fatal pada musculoskeletal seperti terjadi fratur terbuka atau tertutup,
terjadi perdarahan dll.
Keefektifan intervensi:
Intervensi yang dapat diterapkan yaitu menjaga posisi pasien tetap aman
selama ditempat tidur, menginstruksi pasien untuk meminta bantuan saat
ingin berpindah tempat, membantu pasien saat ke kamar mandi tetap
melatih otot dan tulang yang mengalami penurunan kekuatan otot.
Nyeri akut (00132) b.d agen Medium Urgensi:
cidera fisik Pasien merasa nyeri pada tangan dan kaki kiri karena jatuh dari kamar
mandi sekitar 3 bulan yang lalu. Sejak jatuh hingga sekarang pasien masih
merasa nyeri ketika digerakan dengan skala 2 pada tangan kiri dan skala 4
pada kaki kiri.
Dampak:
Akibat nyeri pada otot dan tulang pasien mengalami penurunan rentang
gerak dan penurunan aktivitas akibat mengurangi efek nyeri yang
dirasakan ketika digerakkan, kekakuan pada sendi dan penurunan perfusi
pada jaringan yang berada pada sendi.
Keefektifan intervensi:
Intervensi dapat diterapkan pada pasien yaitu dengan kompres hangat dan
relaksasi nafas dalam karena dapat melancarkan peredaran daran serta
mengurangi ketegangan otot.
Kerusakan Memori (00131) b.d Low Urgensi :
lanjut usia Penurunan daya ingat pasien diakibatkan karena faktor usia pasien yang
menginjak lansia. Hasil pengkajian SPMSQ pada Ny.J menunjukan bahwa
pasien mengalami gangguan kognitif ringan karena menjawab 4
pertanyaan yang salah serta tidak bisa mengingatk kejadian-kejadian
lampau yang membahagiakan.
Dampak :
Penurunan daya ingat yang tidak diatasi akan berakibat depresi, demensia,
stress dan kecemasan pada pasien.
Keefektifan intervensi :
Intervensi yang tepat dapat menurunkan risiko terjadinya komplikasi yang
lebih lanjut yaitu dengan melakukan terapi otot dan terapi kognitif lain
seperti bermain, melakukan kerajinan dan melakukan hobi yang disukai
pasien.
III. RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Kode Intervensi
Keperawatan Umum Khusus NIC
1. Risiko jatuh Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan tindakan 6490 Fall Prevention
(00155) b.d keperawatan selama 5 hari keperawatan selama 15 menit x 5 1. Identifikasi perilaku dan faktor yang
riwayat jatuh diharapkan terdapat penurunan hari diharapkan tidak terjadi mempengaruhi risiko jatuh
risiko jatuh dengan kriteria hasil insiden jatuh pada pasien dengan 2. Sarankan perubahan dalam gaya berjalan
: kriteria hasil : kepada pasien
1. Hasil pengkajian 1. Kekuatan otot ekstremitas 3. Dorong pasien menggunakan tongkat atau alat
keseimbangan pasien dari atas dan bawah bagian kiri bantu jalan
resiko jatuh tinggi menjadi dari 4 menjadi 5 4. Kunci roda dari kursi roda, tempat tiidur, atau
resiko sedang 2. Nyeri otot pada brankar selama transfer pasien
2. Hasil pengkajian Morse fall ekstremitas atas kiri 5. Buat program latihan rutin fisik yang meliputi
pasien dari resiko jatuh berkurang dari 2 menjadi berjalan dan latihan stretching
tinggi menjadi resiko jatuh 1 6. Gunakan tehnik yang tepat untuk mentransfer
sedang 3. Pasien mampu melakukan pasien ke dan dari kursi roda, tempat tidur,
latihan stretching secara tepat toilet dan sebagainya.
dan teratur 7. Tempatkan barang-barang yang sering
4. Nyeri otot pada daerah dibutuhkan di dekat pasien agar mudah
selangkangan sinistra lateral dijangkau.
hingga lutut berkurang dari 4
menjadi 3
5. Rentang gerak sendi lutut
meningkat minimal 1200
6. Tremor saat berdiri berkurang
7. Mampu melakukan transfer
dengan mandiri dan aman
2. Nyeri Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan 1400 Pain management
akut(00132) keperawatan selama 5 hari tindakankeperawatan selama 15 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
b.d agen diharapkan terdapat penurunan menit x 5 hari diharapkan nyeri termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
cidera fisik nyeri dengan kriteria hasil : pada ototberkurang dengan frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
1) Nyeri berkurang pada kriteria hasil : 2. Observasi reaksi nonverbal dari
ekstremitas kiri atas dari 1.Pasien mampu melakukan ketidaknyamanan
skala 2 menjadi 1. latihan stretching dan 3. Ajarkan tehnik non farmakologi dengan latihan
2) Pasien melapor nyeri relaksasi nafas dalam saat Stretching untuk mengurangi nyeri
berkurang merasa nyeri secara mandiri 4. Evaluasi keefektifan control nyeri
3) Nyeri pada ekstremitas dan teratur 5. Tingkatkan istirahat
bawah bagian kiri berkurang 2. Pasien terlihat nyaman dan 6. Lakukan pengkajian dampak nyeri terhadap
dari skala 4 menjadi skala 3. rileks kualitas hidup klien (mengganggu tidur,
4) Pasien mampu berdiri ii. aktivitas, pekerjaan, hubungan dengan orang
minimal 10 detik lain)
5) Pasien mampu mengerakkan
kaki kiri tanpa keluhan nyeri
sedang
3. Kerusakan Setelah dilakukanKaji tanda-tanda
tindakan yang
Setelah
dapat memicu
dilakukan
stres tindakan 4760
Memori keperawatan selama 5 hari keperawatan selama 10 menit x 5 Memory Training
(00131) b.d diharapkan kerusakan memori hari diharapkan daya ingat pasien 1. Bantu pasien menceritakan tentang
lanjut usia dapat berkurang dengan kriteria meningkat dengan kriteria hasil : pengalaman masa lalu pasien
hasil : 1. Pasien mampu menyebut 2. Lakukan teknik untuk meningkatkan daya ingat
1. Pasien mampu mengingat tanggal, hari dan tahun dengan dengan gambar visual, permainan memori
dan menceritakan kejadian benar dengan permainan ular tangga dan membuat
beberapa hari yang lalu 2. Pasien mampu mengingat dan daftar kegiatan
berdasarkan daftar kegiatan menyebutkan tahun lahirnya 3. Sediakan untuk pelatihan orientasi waktu
yang telah dibuat. 3. Pasien mampu menyelesaikan dengan memberikan kalender
2. Pasien mampu mengingat permainan teka teki silang dengan 4. Identifikasi dan perbaiki kesalahan pasien
dan menyebutkan nama orang- benar dalam orientasi
orang yang baru dikenal 4. Pasien disiplin dalam 5. Pantau perubahan dalam memori dengan
3. Hasil pengkajian SPMSQ melingkari hari pada kalender pelatihan
pasien tidak mengalami agar pasien mengetahui orientasi
gangguan kognitif waktu
IV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan
Waktu Implementasi Evaluasi formatif
Keperawatan Umum Khusus
2 April Risiko jatuh Setelah dilakukan Setelah dilakukan 1. Mengidentifikasi perilaku dan S:
2018 (00155) b.d tindakan tindakan faktor yang mempengaruhi 1. Ny. J berkata “Kaki kiri saya
10.30 riwayat jatuh keperawatan selama keperawatan selama risiko jatuh sakit mbak kalau digerakin,
WIB 5 hari diharapkan 15 menit x 5 hari 2. Menyarankan perubahan makanya saya tidak berani jalan
terdapat penurunan diharapkan tidak dalam gaya berjalan kepada karena sakit dan kaki saya
risiko jatuh dengan terjadi insiden jatuh pasien gemetar kalau berdiri”
kriteria hasil : pada pasien dengan 3. Mendorong pasien 2. Ny. J berkata “Saya takut pakai
1. Hasil kriteria hasil : menggunakan tongkat atau alat tongkat mbak, takut jatuh dan
pengkajian 1. Kekuatan otot bantu jalan sakitnya malah nambak”
keseimbangan ekstremitas atas 4. Mengunci roda dari kursi roda, 3. Ny. J berkata “saya akan
pasien dari dan bawah tempat tiidur, atau brankar mencoba melakukan latihan
resiko jatuh bagian kiri dari selama transfer pasien merenggangkan otot setiap hari
tinggi menjadi 4 menjadi 5 5. Membuat program latihan karena saya mau sembuh mbak,
resiko sedang 2. Nyeri otot rutin fisik yang meliputi mau bisa jalan lagi”.
2. Hasil pada berjalan dan latihan stretching 4. Ny. J berkata “Alhamdulillah
pengkajian ekstremitas 6. Menggunakan tehnik yang saya masih bisa mengambil
Morse fall atas kiri tepat untuk mentransfer pasien barang-barang yang saya
pasien dari berkurang ke dan dari kursi roda, tempat butuhkan di lemari saya mbak,
resiko jatuh dari 2 tidur, toilet dan sebagainya. paling yang sering saya maintain
tinggi menjadi menjadi 1 7. Menempatkan barang-barang tolong ya ambilkan kursi roda
resiko jatuh 3. Pasien mampu yang sering dibutuhkan di yang dibelakang”
sedang melakukan dekat pasien agar mudah O :
latihan dijangkau. 1. Hasil pengkajian keseimbangan
stretching juga didapatkan skor masih 11
secara tepat dan (resiko jatuh tinggi)
teratur 2. Hasil pengkajian morse fall juga
4. Nyeri otot pada didapatkan skor masih lebih dari
daerah 51 (resiko jatuh tinggi)
selangkangan 3. Kekuatan otot ekstremitas atas
sinistra lateral meningkat menjadi 5
hingga lutut 4. Kekuatan otot ekstremitas bawah
berkurang dari kiri 4
4 menjadi 3 5. Skala nyeri otot pada
5. Rentang gerak ekstremitas atas krrimasih
sendi lutut skala 2 dari 10
meningkat 6. Skala nyeri otot pada
minimal 1200 ekstremitas bawah kiri masih
6. Tremor saat skala 4 dari 10
berdiri 7. Pasien mampu melakukan
berkurang latihan stretching secara pasif
7. Mampu namun tidak maksimal karena
melakukan pasien kesakitan
transfer dengan 9. Tidak terdapat peningkatan
mandiri dan rentang gerak sendi lutut
aman 10. Pasien terlihat masih tremor saat
berdiri
11. Pasien terlihat mampu
melakukan transfer dengan
mandiri dan aman namun
perlahan-lahan
12. Pasien menolak menggunakan
tongkat untuk membantunya
berjalan karena pasien takut dan
sakit
13. Pasien tampak mampu
mengambil air minum yang
berada diatas meja secara
mandiri
14. Pasien tampak berpindah dari
kursi roda ke tempat tidur
menggunakan tehnik yang benar
yaitu menggunakan kaki yang
tidak mengalami nyeri untuk
bergerak
A : Risiko jatuh b.d riwayat jatuh
belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1) Mengidentifikasi perilaku dan
faktor yang mempengaruhi risiko
jatuh
2) Menyarankan perubahan dalam
gaya berjalan kepada pasien
3) Mendorong pasien menggunakan
tongkat atau alat bantu jalan
4) Mengunci roda dari kursi roda,
tempat tiidur, atau brankar
selama transfer pasien
5) Membuat program latihan rutin
fisik yang meliputi berjalan dan
latihan stretching
6) Menggunakan tehnik yang tepat
untuk mentransfer pasien ke dan
dari kursi roda, tempat tidur,
toilet dan sebagainya.
7) Menempatkan barang-barang
yang sering dibutuhkan di dekat
pasien agar mudah dijangkau.
2 April Nyeri akut Setelah dilakukan Setelah dilakukan 1. Melakukan pengkajian nyeri S:
2018 (00132) b.d tindakan tindakan secara komprehensif termasuk a. Pada ekstremitas atas kiri:
12.30 agen cidera keperawatan selama keperawatan selama lokasi, karakteristik, durasi, - P :Pasien berkata,“Tangan saya
WIB fisik 5 hari diharapkan 15 menit x 5 hari frekuensi, kualitas dan faktor sakit kalau digerakan mbak.”
terdapat penurunan diharapkan nyeri presipitasi - Q :Pasien berkata,“Rasanya kayak
nyeri dengan pada ototberkurang 2. Mengobservasi reaksi kesemutan.”
kriteria hasil : dengan kriteria hasil nonverbal dari - R :Pasien berkata,“Sakitnya di
1) Nyeri berkurang : ketidaknyamanan area otot lengan kiri atas mbak.”
pada ekstremitas 1.Pasien mampu 3. Mengajarkan tehnik non - S : Pasien berkata,“sakitnya
kiri atas dari melakukan farmakologi dengan latihan ringan, kalau dalam rentang nilai
skala 2 menjadi latihan Stretching untuk mengurangi 2 dari 10 mbak”
1. stretching dan nyeri - T:Pasien berkata,“ Nyerinya
2) Pasien melapor relaksasi nafas 4. Mengevaluasi keefektifan kadang hilang sendiri kadang
nyeri berkurang dalam saat control nyeri sakit lagi terutama kalau
3) Nyeri pada merasa nyeri 5. Meningkatkan istirahat digerakin mbak”
ekstremitas secara mandiri 6. Melakukan pengkajian b. Pada ekstremitas bawah kiri:
bawah bagian dan teratur dampak nyeri terhadap - P :Pasien berkata,“Kaki kiri saya
kiri berkurang 2. Pasien terlihat kualitas hidup klien sakit kalau digerakan mbak.”
dari skala 4 nyaman dan rileks (mengganggu tidur, aktivitas, - Q :Pasien berkata,“Rasanya kayak
menjadi skala 3. pekerjaan, hubungan dengan kesemutan.”
4) Pasien mampu orang lain) - R :Pasien berkata,“Sakitnya di
berdiri minimal area selangkangan kiri sampai
10 detik lutut mbak.”
5) Pasien mampu - S : Pasien berkata,“sakitnya
mengerakkan sedang, kalau dalam rentang nilai
kaki kiri tanpa 4 dari 10 mbak”
keluhan nyeri - T:Pasien berkata,“ Nyerinya
sedang kadang hilang sendiri kadang
sakit lagi terutama kalau
digerakin mbak”
c. Pasien berkata “ Saya bisa tidur
tadi malam mbak,
O:
1. Pasien mampu melakukan latihan
stretching secara pasif namun belum
maksimal karena mengeluh
kesakitan dan dapat melakukan
relaksasi nafas dalam saat merasa
nyeri secara mandiri dan teratur
2. Pasien tampak meringis kesakitan
saat dilakukan latihan
3. Skala nyeri pada ekstremitas kiri
atas masih skala 2
4. Skala nyeri pada ekstremitas
bawah bagian kiri masih pada skala
4 dari 10.
5. Pasien masih tampak tremor untuk
berdiri dan masih merasa nyeri pada
kaki kirinya sehingga tidak mampu
melakukan latihan selama 15 menit
6. Pasien terlihat tampak sedikit
rileks setelah latihan beserta
relaksasi nafas dalam.
A : Nyeri akut b.d agen cidera fisik
belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Melakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi
2. Mengobservasi reaksi nonverbal
dari ketidaknyamanan
3. Mengajarkan tehnik non
farmakologi dengan latihan
Stretching untuk mengurangi
nyeri
4. Mengevaluasi keefektifan control
nyeri
5. Meningkatkan istirahat
6. Melakukan pengkajian dampak
nyeri terhadap kualitas hidup
klien (mengganggu tidur,
aktivitas, pekerjaan, hubungan
dengan orang lain)
3 April Kerusakan Setelah dilakukan Setelah dilakukan 1). Melakukan teknik untuk S :
2018 Memori tindakan tindakan meningkatkan daya ingat dengan 1. Ny. J berkata “Kemarin saya
13.30 (00131) b.d keperawatan selama keperawatan selama gambar visual, permainan diajarkan cara latihan
WIB lanjut usia 5 hari diharapkan 10 menit x 5 hari memori dengan permainan ular merenggangkan otot sama mbak.
kerusakan memori diharapkan daya tangga dan membuat daftar Kemarin kita juga main ular
dapat berkurang ingat pasien kegiatan tangga”.
dengan kriteria hasil meningkat dengan 2). Menyediakan untuk pelatihan O:
: kriteria hasil : orientasi waktu dengan 1. Pasien mampu menceritakan
1. Pasien mampu 1. Pasien mampu memberikan kalender kegiatan rutinitas pasien yang
mengingat dan menyebut tanggal, 3). Mengidentifikasi dan perbaiki kemarin dari pagi hingga malam
menceritakan hari dan tahun kesalahan pasien dalam orientasi 2. Pasien masih salah
kejadian beberapa dengan benar 4). Memantau perubahan dalam menyebutkan nama mahasiswa
hari yang lalu 2. Pasien mampu memori dengan pelatihan 3. Hasil pengkajian SPMSQ pasien
berdasarkan daftar mengingat dan tidak mengalami gangguan
kegiatan yang telah menyebutkan tahun kognitif karena pasien tidak bisa
dibuat. lahirnya menjawab hanya 1 soal
2. Pasien mampu 3. Pasien mampu 4.
mengingat dan menyelesaikan 5. Pasien tidak bisa menjawab
menyebutkan nama permainan ular dengan jelas tanggal, bulan dan
orang-orang yang tangga tahun lahirnya.
baru dikenal 4. Pasien disiplin 6. Pasien mampu menyelesaikan
3. Hasil pengkajian dalam melingkari permainan ular tangga
SPMSQ pasien hari pada kalender 7. Pasien tampak senang saat
tidak mengalami agar pasien bermain ular tangga
gangguan kognitif mengetahui 8. Pasien sudah mulai melingkari
orientasi waktu hari dan tanggal pada kalender
agar mengetahui tanggal, hari,
bulan dan tahun.
A : Kerusakan Memori (00131) b.d
lanjut usia belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1). Melakukan teknik untuk
meningkatkan daya ingat dengan
gambar visual, permainan memori
dengan permainan ular tangga dan
membuat daftar kegiatan
2). Menyediakan untuk pelatihan
orientasi waktu dengan memberikan
kalender
3). Mengidentifikasi dan perbaiki
kesalahan pasien dalam orientasi
4). Memantau perubahan dalam
memori dengan pelatihan
4 April Risiko jatuh Setelah dilakukan Setelah dilakukan 9. Mengidentifikasi perilaku S:
2018 (00155) b.d tindakan tindakan dan faktor yang 1). Ny. J berkata “Kaki kiri saya
09.00 riwayat jatuh keperawatan selama keperawatan selama mempengaruhi risiko jatuh masih sakit mbak kalau digerakin”
WIB 5 hari diharapkan 15 menit x 5 hari 10. Mendorong pasien 2). Ny. J berkata “Saya belum
terdapat penurunan diharapkan tidak menggunakan tongkat atau beraniuntuk pakai tongkat mbak”
risiko jatuh dengan terjadi insiden jatuh alat bantu jalan 3). Ny. J berkata “Saya belum
kriteria hasil : pada pasien dengan 11. Membuat program latihan melakukan latihan merenggangkan
1. Hasil pengkajian kriteria hasil : rutin fisik yang meliputi ototpagi ini mbak”
keseimbangan 1. Kekuatan otot berjalan dan latihan O:
pasien dari ekstremitas atas dan stretching 1. Hasil pengkajian keseimbangan
resiko jatuh bawah bagian kiri juga didapatkan skor meningkat
tinggi menjadi dari 4 menjadi 5 menjadi 15 tetapi masih beresiko
resiko sedang 2. Nyeri otot pada tinggi jatuh.
2. Hasil pengkajian ekstremitas atas kiri 2. Hasil pengkajian morse fall juga
Morse fall pasien berkurang dari 2 didapatkan skor masih lebih dari
dari resiko jatuh menjadi 1 53 tetapi masih beresiko tinggi
tinggi menjadi 3. Pasien mampu jatuh
resiko jatuh melakukan latihan 3. Tidak ada penurunan kekuatan
sedang stretching secara otot ekstremitas bawah kiri yaitu
tepat dan teratur masih 4
4. Nyeri otot pada 4. Skala nyeri otot pada ekstremitas
daerah atas kiri menjadi skala 0
selangkangan 5. Skala nyeri otot pada ekstremitas
sinistra lateral bawah kiri masih skala 4 dari 10
hingga lutut 6. Pasien terlihat kesakitan saat
berkurang dari 4 dilakukan latihan stretching dan
menjadi 3 gerakan belum maksimal
5. Rentang gerak 7. Tidak terdapat peningkatan
sendi lutut rentang gerak sendi lutut
meningkat minimal 8. Pasien terlihat masih tremor saat
1200 berdiri
6. Tremor saat 9. Pasien masih menolak
berdiri berkurang menggunakan tongkat untuk
7. Mampu membantunya berjalan karena
melakukan transfer pasien takut dan sakit
dengan mandiri dan A : Risiko jatuh b.d riwayat jatuh
aman belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1. Mengidentifikasi perilaku dan
faktor yang mempengaruhi risiko
jatuh
2. Mendorong pasien menggunakan
tongkat atau alat bantu jalan
3. Membuat program latihan rutin
fisik yang meliputi berjalan dan
latihan stretching
4 April Nyeri akut Setelah dilakukan Setelah dilakukan 1. Melakukan pengkajian nyeri S:
2018 (00132) b.d tindakan tindakan secara komprehensif termasuk a. Ny.J berkata, “ tangan kiri saya
09.00 agen cidera keperawatan selama keperawatan selama lokasi, karakteristik, durasi, sudah tidak sakit mbak”.
WIB fisik 5 hari diharapkan 15 menit x 5 hari frekuensi, kualitas dan faktor b. Pada ekstremitas bawah kiri
terdapat penurunan diharapkan nyeri presipitasi - P :Pasien berkata,“Kaki kiri saya
nyeri dengan pada ototberkurang 2. Mengobservasi reaksi juga masih sakit kalau digerakan
kriteria hasil : dengan kriteria hasil nonverbal dari ketidaknyamanan mbak.”
1. Nyeri berkurang : 3. Mengajarkan tehnik non - Q :Pasien berkata,“Rasanya kayak
pada ekstremitas 1.Pasien mampu farmakologi dengan latihan kesemutan.”
kiri atas dari skala melakukan Stretching untuk mengurangi - R :Pasien berkata,“Sakitnya di
2 menjadi 1. latihan nyeri area selangkangan kiri sampai
2. Pasien melapor stretching dan 4. Mengevaluasi keefektifan lutut mbak.”
nyeri berkurang relaksasi nafas control nyeri - S : Pasien berkata,“sakitnya
3. Nyeri pada dalam saat sedang, kalau dalam rentang nilai
ekstremitas bawah merasa nyeri 4 dari 10 mbak”
bagian kiri secara mandiri - T:Pasien berkata,“ Nyerinya
berkurang dari dan teratur kadang hilang sendiri kadang
skala 4 menjadi 2. Pasien terlihat sakit lagi terutama kalau
skala 3. nyaman dan rileks digerakin mbak”
4. Pasien mampu O:
berdiri minimal 10 1. Pasien melakukan stretching
detik secara pasif tetapi masih belum
5. Pasien mampu maksimal sehingga latihan hanya
mengerakkan kaki dilakukan 10 menit
kiri tanpa keluhan 2. Pasien masih tampak meringis
nyeri sedang kesakitan saat dilakukan latihan
3. Skala nyeri pada ekstremitas
bawah bagian kiri masih pada skala
4 dari 10.
4. Pasien terlihat tampak rileks
setelah latihan
A : Nyeri akut b.d agen cidera fisik
belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Melakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi
2. Mengobservasi reaksi nonverbal
dari ketidaknyamanan
3. Mengajarkan tehnik non
farmakologi dengan latihan
Stretching untuk mengurangi nyeri
4. Mengevaluasi keefektifan control
nyeri
4 April Kerusakan Setelah dilakukan Setelah dilakukan 1). Melakukan teknik untuk S:
2018 Memori tindakan tindakan meningkatkan daya ingat dengan 1. Ny. J berkata “Kemarin saya
11.40 (00131) b.d keperawatan selama keperawatan selama gambar visual, permainan dibantu latihan merenggangkan
WIB lanjut usia 5 hari diharapkan 10 menit x 5 hari memori dengan permainan ular otot sama mbak. Kemarin kita
kerusakan memori diharapkan daya tangga dan membuat daftar juga main ular tangga”.
dapat berkurang ingat pasien kegiatan O:
dengan kriteria hasil meningkat dengan 2). Menyediakan untuk pelatihan 1. Pasien mampu menceritakan
: kriteria hasil : orientasi waktu dengan kegiatan rutinitas pasien yang
1. Pasien mampu 1. Pasien mampu memberikan kalender kemarin dari pagi hingga malam
mengingat dan menyebut tanggal, 3). Mengidentifikasi dan perbaiki 2. Pasien bisa menyebutkan nama
menceritakan hari dan tahun kesalahan pasien dalam orientasi mahasiswa
kejadian beberapa dengan benar 4). Memantau perubahan dalam 3. Pasien tidak bisa menjawab
hari yang lalu 2. Pasien mampu memori dengan pelatihan dengan jelas tanggal, bulan dan
berdasarkan daftar mengingat dan tahun lahirnya.
kegiatan yang telah menyebutkan tahun 4. Pasien mampu menyelesaikan
dibuat. lahirnya permainan ular tangga
2. Pasien mampu 3. Pasien mampu 5. Pasien tampak senang saat
mengingat dan menyelesaikan bermain ular tangga
menyebutkan nama permainan ular 6. Pasien sudah melingkari hari
orang-orang yang tangga dan tanggal pada kalender agar
baru dikenal 4. Pasien disiplin mengetahui tanggal, hari, bulan
3. Hasil pengkajian dalam melingkari dan tahun.
SPMSQ pasien hari pada kalender A : Kerusakan Memori (00131) b.d
tidak mengalami agar pasien lanjut usia belum teratasi
gangguan kognitif mengetahui P : Lanjutkan intervensi
orientasi waktu 1). Melakukan teknik untuk
meningkatkan daya ingat dengan
gambar visual, permainan memori
dengan permainan ular tangga dan
membuat daftar kegiatan
2). Menyediakan untuk pelatihan
orientasi waktu dengan memberikan
kalender
3). Mengidentifikasi dan perbaiki
kesalahan pasien dalam orientasi
4). Memantau perubahan dalam
memori dengan pelatihan
5 April Risiko jatuh Setelah dilakukan Setelah dilakukan 1. Mengidentifikasi perilaku dan S:
2018 (00155) b.d tindakan tindakan faktor yang mempengaruhi risiko 1). Ny. J berkata “Kaki kiri saya
09.00 riwayat jatuh keperawatan selama keperawatan selama jatuh masih sakit mbak kalau digerakin”
WIB 5 hari diharapkan 15 menit x 5 hari 2. Mendorong pasien 2). Ny. J berkata “Saya belum
terdapat penurunan diharapkan tidak menggunakan tongkat atau alat beraniuntuk pakai tongkat mbak”
risiko jatuh dengan terjadi insiden jatuh bantu jalan 3). Ny. J berkata “Saya belum
kriteria hasil : pada pasien dengan 3. Membuat program latihan melakukan latihan merenggangkan
1). Hasil pengkajian kriteria hasil : rutin fisik yang meliputi berjalan otot pagi ini mbak”
keseimbangan 1. Kekuatan otot dan latihan stretching O:
pasien dari resiko ekstremitas atas 1. Hasil pengkajian keseimbangan
jatuh tinggi menjadi dan bawah juga didapatkan skor meningkat
resiko sedang bagian kiri dari menjadi 18 tetapi masih beresiko
2). Hasil pengkajian 4 menjadi 5 tinggi jatuh.
Morse fall pasien 2. Nyeri otot 2. Hasil pengkajian morse fall juga
dari resiko jatuh pada didapatkan skor masih lebih dari
tinggi menjadi ekstremitas 51 tetapi masih beresiko tinggi
resiko jatuh sedang atas kiri jatuh
berkurang 3. Tidak ada penurunan kekuatan
dari 2 otot ekstremitas bawah kiri yaitu
menjadi 1 masih 4
3. Pasien mampu 4. Skala nyeri otot pada ekstremitas
melakukan bawah kiri berkurang menjadi
latihan skala 4 dari 10
stretching 5. Pasien masih terlihat kesakitan
secara tepat dan saat dilakukan latihan stretching
teratur dan gerakan belum maksimal
4. Nyeri otot pada 6. Terdapat peningkatan rentang
daerah gerak sendi lutut menjadi 1200
selangkangan 7. Pasien terlihat masih tremor saat
sinistra lateral berdiri
hingga lutut 8. Pasien masih menolak
berkurang dari menggunakan tongkat
4 menjadi 3 A : Risiko jatuh b.d riwayat jatuh
5. Rentang gerak belum teratasi
sendi lutut P : Lanjutkan Intervensi
meningkat 1. Mengidentifikasi perilaku dan
minimal 1200 faktor yang mempengaruhi risiko
6. Tremor saat jatuh
berdiri 2. Mendorong pasien menggunakan
berkurang tongkat atau alat bantu jalan
7. Mampu 3. Membuat program latihan rutin
melakukan fisik yang meliputi berjalan dan
transfer dengan latihan stretching
mandiri dan
aman
5 April Nyeri akut Setelah dilakukan Setelah dilakukan 1. Melakukan pengkajian nyeri S:
2018 (00132) b.d tindakan tindakan secara komprehensif termasuk - P :Pasien berkata,“Kaki kiri saya
09.00 agen cidera keperawatan selama keperawatan selama lokasi, karakteristik, durasi, juga masih sakit kalau digerakan
WIB fisik 5 hari diharapkan 15 menit x 5 hari frekuensi, kualitas dan faktor mbak.”
terdapat penurunan diharapkan nyeri presipitasi - Q :Pasien berkata,“Rasanya kayak
nyeri dengan pada ototberkurang 2. Mengobservasi reaksi kesemutan.”
kriteria hasil : dengan kriteria nonverbal dari ketidaknyamanan - R :Pasien berkata,“Sakitnya di
1). Nyeri berkurang hasil: 3. Mengajarkan tehnik non area selangkangan kiri sampai
pada ekstremitas 1.Pasien mampu farmakologi dengan latihan lutut mbak.”
kiri atas dari skala 2 melakukan Stretching untuk mengurangi - S : Pasien berkata,“sakitnya
menjadi 1. latihan nyeri sedang, kalau dalam rentang nilai
2). Pasien melapor stretching dan 4 dari 10 mbak”
nyeri berkurang relaksasi nafas 4. Mengevaluasi keefektifan - T:Pasien berkata,“ Nyerinya
3). Nyeri pada dalam saat control nyeri kadang hilang sendiri kadang
ekstremitas bawah merasa nyeri sakit lagi terutama kalau
bagian kiri secara mandiri digerakin mbak”
berkurang dari skala dan teratur O:
4 menjadi skala 3. 2. Pasien terlihat 1. Pasien melakukan stretching
4). Pasien mampu nyaman dan rileks secara pasif tetapi masih belum
berdiri minimal 10 maksimal sehingga latihan hanya
detik dilakukan 10 menit
5). Pasien mampu 2. Pasien masih tampak meringis
mengerakkan kaki kesakitan saat dilakukan latihan
kiri tanpa keluhan 3. Skala nyeri pada ekstremitas
nyeri sedang bawah bagian kiri masih pada skala
4 dari 10.
4. Pasien terlihat tampak rileks
setelah latihan
A : Nyeri akut b.d agen cidera fisik
belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Melakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi
2. Mengobservasi reaksi nonverbal
dari ketidaknyamanan
3. Mengajarkan tehnik non
farmakologi dengan latihan
Stretching untuk mengurangi nyeri
4. Mengevaluasi keefektifan control
nyeri
5 April Kerusakan Setelah dilakukan Setelah dilakukan 1). Melakukan teknik untuk S:
2018 Memori tindakan tindakan meningkatkan daya ingat dengan 1. Ny. J berkata “Kemarin saya
12.15 (00131) b.d keperawatan selama keperawatan selama gambar visual, permainan dibantu latihan merenggangkan
WIB lanjut usia 5 hari diharapkan 10 menit x 5 hari memori dengan permainan ular otot sama mbak. Kemarin kita
kerusakan memori diharapkan daya tangga dan membuat daftar juga main ular tangga”.
dapat berkurang ingat pasien kegiatan O:
dengan kriteria hasil meningkat dengan 2). Menyediakan untuk pelatihan 1). Pasien mampu menceritakan
: kriteria hasil : orientasi waktu dengan kegiatan rutinitas pasien yang
1. Pasien mampu 1. Pasien mampu memberikan kalender kemarin dari pagi hingga malam
mengingat dan menyebut tanggal, 3). Mengidentifikasi dan perbaiki 2). Pasien bisa menyebutkan nama
menceritakan hari dan tahun kesalahan pasien dalam orientasi mahasiswa
kejadian beberapa dengan benar 4). Memantau perubahan dalam 3). Pasien tidak bisa menjawab
hari yang lalu 2. Pasien mampu memori dengan pelatihan dengan jelas tanggal, bulan dan
berdasarkan daftar mengingat dan tahun lahirnya karena lupa.
kegiatan yang telah menyebutkan tahun 4). Pasien mampu menyelesaikan
dibuat. lahirnya permainan ular tangga
2. Pasien mampu 3. Pasien mampu 5). Pasien tampak senang saat
mengingat dan menyelesaikan bermain ular tangga
menyebutkan nama permainan ular 6). Pasien sudah melingkari hari dan
orang-orang yang tangga tanggal pada kalender
baru dikenal 4. Pasien disiplin A : Kerusakan Memori (00131) b.d
3. Hasil pengkajian dalam melingkari lanjut usia belum teratasi
SPMSQ pasien hari pada kalender P : Lanjutkan intervensi
tidak mengalami agar pasien 1). Melakukan teknik untuk
gangguan kognitif mengetahui meningkatkan daya ingat dengan
orientasi waktu gambar visual, permainan memori
dengan permainan ular tangga dan
membuat daftar kegiatan
2). Menyediakan untuk pelatihan
orientasi waktu dengan memberikan
kalender
3). Mengidentifikasi dan perbaiki
kesalahan pasien dalam orientasi
4). Memantau perubahan dalam
memori dengan pelatihan
6 April Risiko jatuh Setelah dilakukan Setelah dilakukan 1. Mendorong pasien S:
2018 (00155) b.d tindakan tindakan menggunakan tongkat atau 1. Ny. J berkata “Kaki kiri saya
10.00 riwayat jatuh keperawatan selama keperawatan selama alat bantu jalan masih mbak”
WIB 5 hari diharapkan 15 menit x 5 hari 2. Mengunci roda dari kursi 2. Ny. J berkata “Mbak saya sudah
terdapat penurunan diharapkan tidak roda, tempat tiidur, atau bisa latihan kayak kemarin
risiko jatuh dengan terjadi insiden jatuh brankar selama transfer sendiri”.
kriteria hasil : pada pasien dengan pasien O:
1.Hasil pengkajian kriteria hasil : 3. Membuat program latihan 1. Hasil pengkajian keseimbangan
keseimbangan 1. Kekuatan otot rutin fisik yang meliputi juga didapatkan skor menjadi 20
pasien dari resiko ekstremitas atas berjalan dan latihan namun masih memiliki resiko jatuh
jatuh tinggi dan bawah stretching tinggi.
menjadi resiko bagian kiri dari 4. Mengidentifikasi perilaku 2. Hasil pengkajian morse fall juga
sedang 4 menjadi 5 dan faktor yang didapatkan skor menjadi 51 tetapi
2. Hasil 2. Nyeri otot mempengaruhi risiko jatuh masih memiliki resiko jatuh tinggi
pengkajian pada 3. Kekuatan otot ekstremitas bawah
Morse fall ekstremitas kiri masih 4
pasien dari atas kiri 4. Skala nyeri otot pada ekstremitas
resiko jatuh berkurang bawah kiri berkurang menjadi skala
tinggi menjadi dari 2 3 dari 10
resiko jatuh menjadi 1 5. Pasien mampu melakukan latihan
sedang 3. Pasien mampu stretching secara aktif namun masih
melakukan belum maksimal karena pasien
latihan masih kesakitan
stretching 6. Terdapat peningkatan rentang
secara tepat dan gerak sendi lutut menjadi 1200
teratur 7. Pasien terlihat masih tremor saat
4. Nyeri otot pada berdiri namun pasien bisa berdiri
daerah 10 detik
selangkangan 8. Pasien masih menolak
sinistra lateral menggunakan tongkat untuk
hingga lutut membantunya berjalan karena
berkurang dari pasien takut dan sakit
4 menjadi 3 A : Risiko jatuh b.d riwayat jatuh
5. Rentang gerak belum teratasi
sendi lutut P : Lanjutkan Intervensi
meningkat 1) Mendorong pasien menggunakan
minimal 1200 tongkat atau alat bantu jalan
6. Tremor saat 2) Membuat program latihan rutin
berdiri fisik yang meliputi berjalan dan
berkurang latihan stretching
7. Mampu 3) Mengidentifikasi perilaku dan
melakukan faktor yang mempengaruhi risiko
transfer dengan jatuh
mandiri dan
aman
6 April Nyeri akut Setelah dilakukan Setelah dilakukan 1. Melakukan pengkajian nyeri S:
2018 (00132) b.d tindakan tindakan secara komprehensif termasuk - P :Pasien berkata,“Kaki kiri saya
10.00 agen cidera keperawatan selama keperawatan selama lokasi, karakteristik, durasi, juga masih sakit kalau digerakan
WIB fisik 5 hari diharapkan 15 menit x 5 hari frekuensi, kualitas dan faktor mbak.”
terdapat penurunan diharapkan nyeri presipitasi - Q :Pasien berkata,“Rasanya kayak
nyeri dengan pada ototberkurang 2. Mengobservasi reaksi kesemutan.”
kriteria hasil : dengan kriteria hasil nonverbal dari ketidaknyamanan - R :Pasien berkata,“Sakitnya di
1). Nyeri : 3. Mengajarkan tehnik non area selangkangan kiri sampai
berkurang pada 1.Pasien mampu farmakologi dengan latihan lutut mbak.”
ekstremitas kiri melakukan Stretching untuk mengurangi - S : Pasien berkata,“sakitnya
atas dari skala 2 latihan nyeri sudah berkurang mbak, kalau
menjadi 1. stretching dan dalam rentang nilai 3 dari 10
2). Pasien melapor relaksasi nafas 4. Mengevaluasi keefektifan mbak”
nyeri berkurang dalam saat control nyeri - T:Pasien berkata,“ Nyerinya
3). Nyeri pada merasa nyeri kadang hilang sendiri kadang
ekstremitas bawah secara mandiri sakit lagi terutama kalau
bagian kiri dan teratur digerakin mbak”
berkurang dari 2. Pasien terlihat O:
skala 4 menjadi nyaman dan rileks 1. Pasien melakukan stretching
skala 3. secara aktif tetapi masih belum
4). Pasien mampu maksimal dan mampu dilakukan
berdiri minimal 10 selama 15 menit
detik 2. Pasien masih tampak meringis
5). Pasien mampu kesakitan saat dilakukan
mengerakkan kaki latihannamun masih bisa ditahan
kiri tanpa keluhan oleh pasien.
nyeri sedang 3. Skala nyeri pada ekstremitas
bawah bagian kiri masih pada skala
3dari 10.
4. Pasien terlihat tampak lebih rileks
setelah latihan
A : Nyeri akut b.d agen cidera fisik
belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Melakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi
2. Mengobservasi reaksi nonverbal
dari ketidaknyamanan
3. Mengajarkan tehnik non
farmakologi dengan latihan
Stretching untuk mengurangi nyeri
4. Mengevaluasi keefektifan control
nyeri
6 April Kerusakan Setelah dilakukan Setelah dilakukan 1). Melakukan teknik untuk S:
2018 Memori tindakan tindakan meningkatkan daya ingat dengan 1. Ny. J berkata “Kemarin saya
12.00 (00131) b.d keperawatan selama keperawatan selama gambar visual, permainan dibantu latihan merenggangkan
WIB lanjut usia 5 hari diharapkan 10 menit x 5 hari memori dengan permainan ular otot sama mbak. Kemarin kita
kerusakan memori diharapkan daya tangga dan membuat daftar juga main ular tangga”.
dapat berkurang ingat pasien kegiatan O:
dengan kriteria hasil meningkat dengan 2). Menyediakan untuk pelatihan 1). Pasien mampu menceritakan
: kriteria hasil : orientasi waktu dengan kegiatan rutinitas pasien yang
1. Pasien mampu 1. Pasien mampu memberikan kalender kemarin dari pagi hingga malam
mengingat dan menyebut tanggal, 3). Mengidentifikasi dan perbaiki 2). Pasien bisa menyebutkan nama
menceritakan hari dan tahun kesalahan pasien dalam orientasi mahasiswa
kejadian beberapa dengan benar 4). Memantau perubahan dalam 3). Pasien tidak bisa menjawab
hari yang lalu 2. Pasien mampu memori dengan pelatihan dengan jelas tanggal, bulan dan
berdasarkan daftar mengingat dan tahun lahirnya karena lupa.
kegiatan yang telah menyebutkan tahun 4). Pasien mampu menyelesaikan
dibuat. lahirnya permainan ular tangga
2. Pasien mampu 3. Pasien mampu 5). Pasien tampak senang saat
mengingat dan menyelesaikan bermain ular tangga
menyebutkan nama permainan ular 6). Pasien sudah melingkari hari dan
orang-orang yang tangga tanggal pada kalender
baru dikenal 4. Pasien disiplin 7). Pasien masih lupa nama-nama
3. Hasil pengkajian dalam melingkari saudaranya
SPMSQ pasien hari pada kalender A : Kerusakan Memori (00131) b.d
tidak mengalami agar pasien lanjut usia belum teratasi
gangguan kognitif mengetahui P : Lanjutkan intervensi
orientasi waktu 1). Melakukan teknik untuk
meningkatkan daya ingat dengan
gambar visual, permainan memori
dengan permainan ular tangga dan
membuat daftar kegiatan
2). Menyediakan untuk pelatihan
orientasi waktu dengan memberikan
kalender
3). Mengidentifikasi dan perbaiki
kesalahan pasien dalam orientasi
4). Memantau perubahan dalam
memori dengan pelatihan
V. EVALUASI
PEMBAHASAN
Hasil pengkajian didapatkan bahwa pasien memiliki riwayat jatuh 3 bulan yang
lalu dan masih merasa nyeri pada selangkangan hingga lutut. Sejak kejadian jatuh
tersebut pasien tidak bisa berjalan karena sakit dan tremor ketika berdiri. Total skor
pengkajian keseimbangan pasien yaitu 11 atau beresiko tinggi jatuh dan skor
pengkajian Morse fall pasien yaitu 55 atauberesiko jatuh tinggi. Hasil pengukuran
rentang gerak sendi kedua lutut didapatkan fleksi kurang dari 1200. Berdasarkan data-
data tersebut maka dapat ditegakkan diagnosa risiko jatuh berhubungan dengan
riwayat jatuh.
Resiko Jatuh
Resiko Jatuh
1
0
1 2 3 4 5 6
Hasil pengkajian didapatkan bahwa pasien mengalami nyeri pada ektremitas atas
dan bawah bagian sinistra dengan skala 2 pada ekstremitas atas dan skala 4 pada
ekstremitas bawah. Nyeri dirasakan bertambah apabila ekstremitas digerakkan
dengan kualitas nyeri seperti kesemutan sehingga membuat pasien tidak bisa berdiri
dan berjalan. Berdasarkan data-data tersebut maka dapat ditegakkan diagnosa nyeri
akut berhubungan dengan agen cidera fisik.
Relaksasi merupakan suatu tindakan yang membebaskan fisik dan mental dari
ketegangan otot atau stress sehingga nyeri dapat menurun.13Tindakan relaksasi dapat
dilakukan dengan beberapa cara diantaranya yaitu dengan latihan stretching dan
relaksasi nafas dalam. Latihan stretching merupakan latihan penguluran dan
mengendorkan otot dan sendi sehingga dapat memperkuat dan menambah panjang
struktur kolagen. Saat stretching otot dilatih untuk berkontraksi secara optimal dan
relaksasi sehingga dapat mempertahankan atau meningkatkan fleksibilitas dan nyeri
saat beraktivitas dapat berkurang.10Hal ini sesuai dengan penelitian Cut (2014), yang
menemukan bahwa terdapat perbedaan skala nyeri sendi lutut sebelum dan sesudah
diberikan stretching pada lansia dengan (p-value= 0,014) sehingga latihan stretching
dapat digunakan untuk mengurangi nyeri sendi.14
Grafik 4.3 Gambaran perkembangan tingkat nyeri ekstremitas kiri bawah pada
Ny. J selama 6 hari tindakan keperawatan dari tanggal 2 April-6 April 2018.
Terapi life review dengan modifikasi ular tangga merupakan alat terapi yang
bertujuan untuk menurunkan tingkat depresi, meningkatkan kepercayaan diri pada
lansia, meningkatkan kepuasan hidup, meningkatkan fungsi kognitif pada lansia, dan
meningkatkan hubungan sosial lansia.17 Hal ini sesuai dengan penelitian Christina
((2017), yang menemukan bahwa terjadi perubahan dari fungsi kognitif lansia
sebelum dan sesudah pemberian terapi life review dengan menggunakan modifikasi
snakes ladders game.18
Grafik 4.3 Gambaran fungsi kognitif pada Ny. J selama 6 hari tindakan
keperawatan dari tanggal 2 April-6 April 2018.
10
9
8
7
6 tidak mengalami
5 gangguan
4
gangguan ringan
3
2
1
0
1 2 3 4 5 6
BAB V
A. KESIMPULAN
Ny. J lansia yang berusia 70 tahun yang tinggal di Panti Wreda Harapan Ibu
dan tidur di kamar Mawar. Setelah dilakukan pengkajian didapatkan tiga masalah
keperawatan dan telah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 hari yaitu dari
tanggal 2 April hingga 6 April 2018 dan didapatkan hasil sebagai berikut :
B. SARAN
1. Lansia
Lansia dapat menerapkan latihan stretching yang telah diberikan oleh
mahasiswa secara rutin, tetap menjaga motivasi untuk hidup sehat, dan dapat
tetap aktif mengikuti setiap kegiatan yang ada di panti.
2. Pengasuh
Pengasuh dapat membantu memenuhi kebutuhan lansia terutama
lansia dengan keterbutuhan total, dapat membantu lansia dalam
mempertahakan dan meningkat kesehatan dengan memberikan motivasi pada
lansia untuk melakukan terapi yang telah diajarkan oleh mahasiswa.
3. Mahasiswa
Mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan kepada lansia
sesuai dengan teori dan kondisi pasien, mampu mengkaji kondisi pasien
secara komprehensif sehingga dapat memberikan intervensi secara
komprehensif, menjaga hubungan dan komunikasi terapeutik yang baik
dengan pasien dan keluarga
Daftar Pustaka
OlehNurMiftakurRahma
ProfesiNers UNDIP XXXI
PRE PLANNING
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Resiko jatuh merupakan peningkatan kerentanan untuk jatuh
yang dapat menyebabkan bahaya fisik. Resiko jatuh berisiko terjadi
pada usia 65 tahun keatas karena mengalami penurunan fungsi otot,
saraf dan komponen tulang sehingga meningkatkan angka kejadian
fraktur, gerakan tidak seimbang dan terkoordinasi, nyeri dan kekakuan
pada otot.1
C. Masalah keperawatan
G. Kriteria Evaluasi
1. Struktur :
a. Pre plan telah disiapkan 2 hari sebelum implementasi
b. Alat dan media telah disiapkan
c. Mahasiswa telah mengontrak waktu 1 hari sebelum melakukan
implementasi
d. Mahasiswa siap memberikan latihan stretching pada pasien
2. Proses
a. Ny. J kooperatif dalam mengikuti latihan
b. Perawat dapat membimbing lansia agar tetap semangat
melakukan latihan
c. Perawat dapat mempertahankan keamanan pasien selama
melakukan latihan
d. Perawat dapat membimbing gerakan yang benar saat lansia
latihan
e. Lansia dapat melakukan latihan diatas bed dengan aman
f. Ny. J dapat mengikuti gerakan yang ditujukan dalam leaflet
3. Hasil
a. Pasien mengatakan nyeri berkurang
b. Pasien mengatakan lebih rileks
c. Pasien mengatakan akan melakukan latihan secara rutin
d. Ny. J dapat melakukan gerakan stretching secara mandiri
e. Latihan dapat dilakukan 15 menit
H. MATERI
Latihan stretching merupakan latihan perenggangan otot secara
optimal dan kemudian relaksasi yang dilakukan secara berulang
dengan tujuan mempertahankan fleksibilitas otot dan sendi,
memperbaiki kekuatan otot, memperbaiki daya tahan otot sehingga
mencegah terjadinya gangguan keseimbanagan, memperlancar aliran
darah, mengurangi ketegangan otot dan nyeri.3 Latihan ini dapat
bermanfaat apabila dilakukan secara teratur dan terus menerus dan
benar dengan frekuensi yang dianjurkan yaitu 3-5 kali perminggu atau
lebih selama 15-30 menit.4
Dalam melakukan latihan harus sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhan lansia, memilih latihan yang bermanfaat dan aman bagi
lansia, latihan tidak dilakukan setelah minimal satu jam setelah makan,
cuaca tidak panas, setelah latihan tidak diperkenankan untuk duduk
dan mandi air dingin.4
Indikasi dilakukan stretching yaitu keterbatasan melakukan
ROM akibat terjadi kontraktur, kelemahan otot atau ketegangan otot.
Sedangkan kontraindikasi dilakukan stretching yaitu tulang yang tidak
bisa digerakkan atau mengalami fraktur, terjadi peradangan pada
sendi, terdapat gejala osteoporosis terutama lansia, pasien dengan
pengurangan gerakan serta pasien yang mengalami gangguan pada
pembuluh darah.5
Tata cara melakukan stretching yaitu : 5
a. Gerakan hip dan knee diekstensikan (Stretch of
m.Gluteus) dengan cara perawat memegang betis
pasien dengan satu tangan atau dengan bahu
NIM : 22020117220099