Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENGANGGARAN
Makalah
Akuntansi Keperilakuan
Dosen Pembimbing
Siti Noor Hikmah, SE., M.Si
Kelompok 2
1. Desi Paramita 15.0102.0194
2. Fitria Zubaida 15.0102.0196
3. Maulina Irawati 15.0102.0225
4. Putri Mahallani Effendi 15.0102.0197
5. Ari Suparwati 15.0102.0226
6. Suci Asyati 15.0102.0233
7. Nurul Hikmah 15.0102.0220
8. Wahyuning A 15.0102.0088
9. Siti Saniyah MK 15.0102.0221
10. Lismawati 15.0102.0023
A. Pengertian Anggaran
Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis yang
meliputi seluruh kegiatan perusahaan dan dinyatakan dalam unit (satuan) moneter
dan berlaku untuk jangka waktu (periode) mendatang. Sementara itu
penganggaran adalah proses kegiatan yang menghasilkan anggaran tersebut
sebagai hasil kerja, serta proses kerja yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-
fungsi anggaran, yaitu fungsi-fungsi pedoman kerja, alat pengoordinasian kerja,
dan alat pengawasan kerja.
G. Tahap Implementasi
Anggaran diimplementasi melalui komunikasi kepada karyawan kunci
dalam organisasi. Hal ini menginformasikan kepada mereka mengenai harapan
manajemen, alokasi sumber daya, kuota produksi dan tenggang waktu. Semua
karyawan harus melihat anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian
aktivitas organisasi bukan sebagai beban atau senjata manajemen.
a. Pengkomunikasian Anggaran
Pengontrol atau direktur perencanaan bertanggung jawab
mengimplementasikan anggaran dengan cara mengkomunikasikan sasaran
operasional yang disetujui kepada orang-orang di tingkat organisasi yang lebih
rendah. Direktur perencanaan harus menerjemahkan sasaran organisasi secara
keseluruhan ke dalam sasaran yang dapat dipahami bagi setiap subunit organisasi.
Sasaran tersebut sangat efektif jika dijelaskan secara pribadi dan dilengkapi
dengan pedoman tertulis atau diskusi tindak lanjut informal dengan pimpinan sub
bagian.
b. Kerjasama dan Koordinasi
Implementasi anggaran yang berhasil membutuhkan kerja sama dari
orang-orang dengan beraneka ragam keterampilan dan bakat. Hal ini juga
memperlihatkan tugas-tugas yang saling berhubungan yang menyusun seluruh
aktivitas organisasi dan mengungkapkan peran yang dimainkan oleh setiap
subunit. Direktur perencanaan sebaiknya menghindari konflik didalam kelompok,
menyadari sikap orang-orang terhadap anggaran dan proses penyusunan anggaran.
Koordinasi adalah seni menggabungkan seluruh sumber daya organisasi
secara efektif. Dari sudut pandang keperilakuan, hal ini berarti menggabungkan
bakat dan kekuatan dari setiap partisipan organisasi dan membuatnya berjuang
untuk mencapai tujuan yang sama. Untuk melaksanakan ini, pelaksana harus
berhasil mengkomunikasikan bagaimana pekerjaan bagaimana pekerjaan setiap
orang memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan organisasi. Dan direktur
perencanaan sebaiknya mengindikasikan departemen yang bertanggung jawab
untuk aspek tertentu dari pekerjaan yang harus dilakukan.
Direktur perencanaan memerlukan lebih dari sekedar pemahaman teknis
keuangan organisasi. Ia juga harus memahami perilaku manusia, dinamika
kelompok, struktur organisasi dan peran formal. Pengetahuan dan pemahaman
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku individu dan kelompok
dibutuhkan guna memodifikasi perilaku.
d. Budgetary Slack
Menurut Belkaoui (1989) slack atau “senjangan” adalah kecendrungan
dari organisasi atau individu untuk tidak mengoptimalkan sumber daya yang
tersedia dan kecendrungan untuk tidak melakukan efisiensi. Pada umumnya ada
dua bentuk slack yaitu organizational slack dan budgetary slack. Organizational
slack mengacu pada kapasitas yang tidak digunakan sedangkan budgetary slack
adalah proses penganggaran yang ditemukan adanya distorsi secara sengaja
dengan menurunkan pendapatan yang dianggarkan dan meningkatkan biaya yang
dianggarkan.
Seringkali perusahaan menggunakan anggaran sebagai satu-satunya
pengukur kinerja manajemen berdasarkan tercapai atau tidaknya target anggaran
yang diberikan kepadanya. Penekanan anggaran seperti ini dapat memungkinkan
timbulnya slack.
Contoh : Departemen produksi merasa mampu mencapai kos per unit Rp
1.000, ia mungkin akan menyodorkan anggaran kos per unit Rp1.200. Dengan
demikian , setelah realisasi seolah olah ia mampu melakukan efisiensi produksi
(Rp 200/unit) padahal sesungguhnya efisiensi tersebut semu.
e. Efek samping lain yang tidak diinginkan
Anggaran barangkali menghasilkan pengaruh lain yang tidak diinginkan.
Salah satu pengaruhnya adalah terbentuknya kelompok-kelompok informal yang
kecil yang menentang tujuan anggaran. Tujuan awal mereka adalah mengurangi
ketegangan dari konflik internal seperti menggeser tanggung jawab ke departemen
lain, memertanyakan validitas data yang dianggarkan dan melakukan lobi untuk
menurunkan standar. Hal-hal tersebut bertentangan dengan tujuan organisasi
sehingga justru menimbulkan ketegangan.
Efek lain, anggaran sering kali dipandang sebagai alat tekanan manajerial.
Orang-orang merasakan tekanan ketika manajemen puncak berusaha memperbaiki
efisiensi. Sedikit tekanan memang diperlukan tetapi tekanan yang berlebihan
dapat dihubungkan dengan frustasi, emosi yang meningkat dan penyakit fisik
yang ditimbulkan oleh stress.
Tekanan anggaran bagi para penyelia lebih bahaya karena mereka tidak
mampu melimpahkan tanggung jawab pada bawahannya, sehingga pada akhirnya
mereka melakukan tindakan disfungsional. Salah satunya mendistorsi proses
pengukuran dengan memanipulasi data atau membuat keputusan operasi yang
meningkatkan kinerja tapi merugikan perusahan pada jangka panjang.
Efek samping lainnya yang tidak diinginkan adalah penekanan yang
berlebihan pada kinerja departemental dan kurang menekankan pada kinerja
organisasi secara keseluruhan. Anggaran dapat menghambat inisiatif individual
dan inovasi yang efektif biaya karena metode bisnis dengan probabilitas
keberhasilan yang diketahui lebih dipilih dibangingkan dengan metode baru
dengan peluang keberhasilan yang belum terbukti.
BAB III. PENUTUP