Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Bagaimana mekanisme dan etiologi dari demam ringan sesuai dengan kasus?10 12
Batuk dengan sputum menunjukkan bahwa terjadi infeksi dari kuman yang masuk.
Bila bakteri ini terdapat didalam jaringan atau dalam darah akan di fagositosis oleh
leukosit darah, makrofag jaringan dan limfosit pembunuh bergranula besar. Seluruh
sel ini selanjutnya menamai hasil pemecahan bakteri dan melepaskan zat interleukin I
yang disebut pirogen endogen ke dalam cairan tubuh. Saat interleukin I mencapai
hipotalamus segera mengaktifkan proses yang menimbulkan demam. Demam ini
menyerupa demam influenza kadang-kadang panas badan dapat mencapai 40-41’C.
Semua pasien (termasuk mereka yg terinfeksi HIV) yg belum pernah diobati harus
diberi paduan obat lini pertama yang disepakati secara internasional :
• Fase awal: 2 bulan INH, RIF, PZA, and EMB
• Fase lanjutan: 4 bulan INH and RIF, atau
• 6 bulan dengan INH and EMB (kegagalan pengobatan lebih tinggi pada
pasien HIV)
• Dosis OAT seharusnya mengikuti anjuran Internasional
• Kombinasi dosis tetap sangat dianjurkan
d. Terapi pembedahan
Indikasi operasi
1. Indikasi mutlak
a. Pasien batuk darah yang massif tidak dapat diatasi dengan cara konservatif
b. Pasien dengan fistula bronkopleura dan empiema yang tidak dapat diatasi
secara konservatif
2. Indikasi relative
a. Pasien dengan dahak negative dengan batuk darah berulang
b. Bekrusakan satu paru/lobus dengan keluah
c. Sisa kavitas yang menetap
Tindakan invasive ( selain pembedahan )
Bronkoskopi
Punksi pleura
Pemasangan WSD
Pembedahan dapat dipertimbangkan sebagai pengobatan dalam TB ekstraparu.
Pembedahan dibutuhkan dalalam komplikasi pada keadaan seperti hidrosefalus,
obstruksi uropati, perkarditis, konstruktif, dan keterlibatan saraf pada TB tulang
belakang (TB spinal). Pada limfadenitis yang besar dan berisi cairan maka
diperlukan tindakan drainase atau aspirasi/insisi sebagai salah satu tindakan
terapeutik dan diagnosis.
e. Evaluasi pengobatan
Evaluasi pasien meliputi evaluasi klinis, bakteriologi, radiologi, dan efek samping
obat, serta evaluasi keteraturan berovat.
Evaluasi klinis
Pasien dievaluasi secara periodic
Evaluasi terhadap respon pengobatan dan ada tidaknya efek samping obat
serta ada tidaknya komplikasi penyakit
Evaluasi klinis meliputi keluhan, berat badan, pemeriksaan fisis
Evaluasi bakteriologi (0-2-6-8 bulan pengobatan)
Untuk mendeteksi ada tidaknya konversi dahak
Pemeriksaan dan evaluasi pemeriksaan mikroskopis
Bila ada fasilitas biakan, dilakukan pemeriksaan biakan dan uji kepekaan
Evaluasi radiologi (0-2-6/8 bulan pengobatan)
Pemeriksaan dan evaluasi foto toraks dilakukan pada :
Sebelum pengobatan
Setelah 2 bulan pengobatan
Pada akhir pengobatan
Evaluasi pasien yang telah sembuh
Pasien TB yang telah dinyatakan sembuh sebaiknya tetap dievaluasi
minimal dalam 2 tahun pertama setelah sembuh, untuk mengetahui
kekambuhan. Hal yang dievaluasi adalah mikroskopis BTA dahak dan foto
thoraks.