Vous êtes sur la page 1sur 2

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik oleh pemakalah atas pembahasan diatas yaitu

sebagai berikut
1. Standar Akuntansi Keuangan Indonesia perlu mengadopsi IFRS karena kebutuhan akan info
keuangan yang bisa diakui secara global untuk dapat bersaing dan menarik investor secara
global.
2. Saat ini, adopsi yang dilakukan oleh PSAK Indonesia sifatnya adalah harmonisasi, belum
adopsi secara utuh. Adopsi ini wajib diterapkan terutama bagi perusahaan publik yang
bersifat multinasoinal, untuk perusahaan non publik yang bersifat lokal tidak wajib
diterapkan.
3. Perlu dipertimbangkan lebih jauh lagi sifat adopsi apa yang cocok diterapkan di Indonesia,
apakah adopsi secara penuh IFRS atau adopsi IFRS yang bersifat harmonisasi yaitu
mengadopsi IFRS disesuaikan dengan kondisi ekonomi, politik, dan sistem pemerintahan di
Indonesia.
4. Kalangan akademisi khususnya bidang akuntansi harus siap terlebih dahulu terhadap
perubahan ini dengan cara melakukan penyesuaian terhadap kurikulum, silabi, dan literatur.
Penyesuaian terhadap perubahan ini memerlukan waktu dan usaha yang keras, karena
penyesuaian terhadap peraturan yang baru menyangkut banyak aspek dan bukanlah hal yang
dapat terjadi dalam waktu yang singkat. Bagi perusahaan atau organisasi, perubahan
dilakukan terutama oleh perusahaan go publik atau perusahaan multinational yang melakukan
transaksi dan berinteraksi dengan perusahaan lainnya secara international.
5. Adopsi seutuhnya (full adoption) terhadap IFRS, berarti merubah prinsip- prinsip akuntansi
yang selama ini telah dipakai menjadi suatu standar akuntansi berlaku secara internasional.

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik oleh pemakalah atas pembahasan diatas yaitu sebagai berikut
1. Standar Akuntansi Keuangan Indonesia perlu mengadopsi IFRS karena kebutuhan akan info
keuangan yang bisa diakui secara global untuk dapat bersaing dan menarik investor secara global.
2. Saat ini, adopsi yang dilakukan oleh PSAK Indonesia sifatnya adalah harmonisasi, belum adopsi
secara utuh. Adopsi ini wajib diterapkan terutama bagi perusahaan publik yang bersifat multinasoinal,
untuk perusahaan non publik yang bersifat lokal tidak wajib diterapkan.
3. Perlu dipertimbangkan lebih jauh lagi sifat adopsi apa yang cocok diterapkan di Indonesia, apakah
adopsi secara penuh IFRS atau adopsi IFRS yang bersifat harmonisasi yaitu mengadopsi IFRS
disesuaikan dengan kondisi ekonomi, politik, dan sistem pemerintahan di Indonesia.
4. Kalangan akademisi khususnya bidang akuntansi harus siap terlebih dahulu terhadap perubahan ini
dengan cara melakukan penyesuaian terhadap kurikulum, silabi, dan literatur. Penyesuaian terhadap
perubahan ini memerlukan waktu dan usaha yang keras, karena penyesuaian terhadap peraturan
yang baru menyangkut banyak aspek dan bukanlah hal yang dapat terjadi dalam waktu yang singkat.
Bagi perusahaan atau organisasi, perubahan dilakukan terutama oleh perusahaan go publik atau
perusahaan multinational yang melakukan transaksi dan berinteraksi dengan perusahaan lainnya
secara international.
5. Adopsi seutuhnya (full adoption) terhadap IFRS, berarti merubah prinsip- prinsip akuntansi yang
selama ini telah dipakai menjadi suatu standar akuntansi berlaku secara internasional.

SAK indonesia direncanakan akan mengadopsi penuh IFRS pada tahun 2012, hal ini diharapkan akan
semakin membawa perusahaan – perusahaan di Indonesia dapat bersaing dengan perusahaan
internasional lainnya. Karena dengan melakukan adopsi ini tentunya penyajian laporan keuangan
yang dilakukan oleh perusahaan juga akan semakin akuntabel dan transparan.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam
menerapkan full adoption terhadap IFRS, namun demi kepentingan semakin terciptanya proses
akuntansi yang semakin baik IFRS harus diterapkan.

Bagi akademisi tentunya juga harus mempelajari secara mendalam tentang IFRS ini, dengan
harapan akan tersedia sumberdaya yang memadai untuk semakin membawa ke arah yang positif dari
adopsi IFRS ini.

Vous aimerez peut-être aussi