Vous êtes sur la page 1sur 21

STUDI KELAYAKAN

Disusun oleh:

Betty Nurjanah, S.Farm

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

ANGKATAN XXI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pendirian Apotek


Menurut PP No. 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian, disebutkan
bahwa Apotek adalah sarana pelayaan kefarmasian tempat dilakukannya praktek
kefarmasian oleh Apoteker. Apotek adalah pelayanan kesehatan primer yaitu
pelayanan kesehatan yang paling pertama dituju oleh pasien/masyarakat saat mereka
merasakan gejala-gejala penyakit, yang setara dengan puskesmas ataupun klinik.
Apoteker dalam menjalankan perannya di apotek dapat berupa pelayanan resep dokter
dan swamedikasi (pengobatan sendiri).
B. Visi dan Misi
1. Visi
Menjadi sarana pelayanan kesehatan primer bagi pasien/masyarakat
dengan megutamakan pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada pasien
(patient oriented) serta mampu mensejahterakan karyawan di apotek.
2. Misi
a. Memberikan pelayanan kefarmasian yang tepat, jelas dan aman serta ramah
kepada pasien maupun masyarakat sehingga pasien/masyarakat merasa
nyaman.
b. Menyediakan obat-obatan, alat kesehatan dan perbekalan kefarmasian lainnya
dengan harga yang terjangkau serta mutu yang baik.
c. Menerapkan konsep pharmaceutical care dengan melakukan home care dan
konseling baik secara langsung maupun melalui media elektronik atau media
cetak (leaflet, brosur).
d. Meningkatkan kinerja para karyawan serta meningkatkan kesejateraan
karyawan dan pemilik sarana apotek.
3. Strategi Kerja
a. Menyediakan obat-obatan dan perbekalan farmasi lain sesuai dengan
kebutuhan masyarakat di sekitar apotek dan sesuai dengan pola penyakit yang
sedang atau sering terjadi di masyarakat.
b. Memberikan pilihan obat dan membantu pasien dalam memilih obat yang
tepat, aman, efektif dan sesuai dengan kondisinya bagi pasien yang ingin
melakukan pengobatan sendiri (swamedikasi).
c. Mampu menjalin komunikasi yang baik dengan sejawat tenaga kesehatan lain,
seperti dokter, perawat dan bidan dalam meningkatkan kualitas hidup
pasien/masyarakat.
d. Memberikan efisiensi biaya dalam mengatasi masalah kesehatan pasien.
e. Menyediakan pelayanan informasi obat yang lengkap dan konsultasi obat.
f. Melakukan monitoring dan evaluasi penggunaan obat untuk pasien-pasien
tertentu, seperti geriatric, pediatric, polifarmasi, pasien penyakit kronis.
g. Merancang SOP (Standard Operating Procedure) untu setiap kegiatan yang
dilakukan di apotek yang termasuk dalam pelayanan kefarmasian.
h. Menerapkan system reward (penghargaan) dan punishment (hukuman) bagi
seluruh karyawan.
i. Terdapat pembagian tugas yang jelas sehingga tidak ada pekerjaan yang
terbengkalai.
j. Mengikut-sertakan karyawan dalam perancangan SOP sehingga seluruh
karyawan dengan senang hati melakukan SOP yang telah dibuat bersama.
C. Tujuan Pendirian Apotek
1. Sebagai tempat pengabdian profesi apoteker dalam memberikan pelayanan
kefarmasian.
2. Untuk menyediakan obat-obatan, multivitamin, alat kesehatan dan perbekalan
farmasi lainnya yang berorientasi pada kenyamanan pasien.
3. Memberikan pelayanan informasi obat, evaluasi penggunaan obat, monitoring
pengobatan dan konsultasi mengenai obat.
4. Sebagai pelayanan kesehatan lini pertama saat pasien ingin melakukan
swamedikasi.
II. ANALISIS LOKASI

A. Peta Lokasi (terlampir)


1. Lay Out Apotek
2. Design Interior
B. Data - Data Pendukung:
1. Kepadatan Penduduk
Apotek DIVA berada di kawasan yang penduduknya cukup padat dengan
perumahan penduduk dan jumlah anggota keluarga di setiap Kepala Keluarga
yang cukup banyak.

Jumlah penduduk Desa Cimanggu pada tahun 2014

1. Berdasarkan jenis kelamin:


- Laki – laki : 4032 jiwa
- Perempuan : 4543 jiwa
2. Berdasarkan usia:
a. 0 – 5th: 1089 jiwa
b. 6 – 12th: 585 jiwa
c. 13 – 20th: 1950 jiwa
d. 21 – 30th: 2367 jiwa
e. 31 – 40th: 980 jiwa
f. 41 – 50th: 667 jiwa
g. 51 – 60th: 325 jiwa
h. 61 – 70th: 378 jiwa
i. > 70th: 234 jiwa
2. Tingkat Sosial-Ekonomi
Tingkat pendidikan masyarakat relatif rendah karena lokasi Apotek DIVA ada
di pedesaan dimana masyarakatnya berpendidikan rendah, namun perubahan
tingkat sosial-ekonomi dimungkinkan dapat terjadi karena banyak orang tua
yang menyekolahkan anaknya hingga di perguruan tinggi sehingga tidak
menutup kemungkinan pemikiran orang tuanya pun akan mampu mengikuiti
perkembangan zaman.
3. Pelayanan Kesehatan Lain
Sarana pelayanan kesehatan selain apotek di lokasi sekitar Apotek DIVA
antara lain:
a) Mantri Sudibyo
b) Bidan Endah
c) Bidan Endang
d) Mantri Yunny
e) Bidan Susanti
4. Jumlah Pesaing
Tidak ada pesaing karena Apotek DIVA merupakan apotek yang pertama
berdiri di lokasi tersebut.
5. Dekat Pusat Keramaian
Apotek DIVA dekat dengan suatu Bank swasta, sekolah dan minimarket serta
pasar tradisional.
6. Mudah Dijangkau
Lokasi apotek sangat mudah dijangkau karena berada di pinggir jalan, bukan
dipersimpangan jalan dan dilewati oleh kendaraan umum sehingga
memudahkan akses bagi para konsumen. Apotek DIVA memiliki area parkir
yang cukup luas dan bebas biaya parkir.
C. Rencana Pengadaan
Rencana pengadaan yang sesuai untuk apotek baru adalah rencana
pengadaan berdasarkan epidemiologi karena belum ada dokumentasi data
konsumen. Penyakit terbanyak di desa cimanggu berdasarkan informasi dari
puskesmas Cimanggu I adalah
1. TBC
2. DM
3. TYPUS (Demam Typhoid)
4. ISPA
5. Hipertensi
6. Penyakit kulit
7. Asam urat
8. Demam
9. Batuk-pilek
10. Diare
D. Jenis dan Jumlah Produk

Obat Generik OTC Biaya Obat Keras


No. Nama Jml Biaya Nama Jml Nama Jml Biaya
1. Rifampicin 5 457.000 Sanmol 10 180.000 TB Vit.6 3 180.000
2. Isoniazid 1 55.350 Neo entrostop 8 25.520 Incidal 2 160.000
3. Pyrazinamide 5 157.950 Diapet 6 15.000 CTM 4 50.000
4. Etambutol 5 268.690 Vitalong-C 5 330.000 Dextamin 1 486.610
5. Glibenklamid 3 29.160 Vitacimin 5 70.695 Tremenza 2 159.000
6. Metformin 3 73.500 Natur-E 5 63.695 Intunal 4 130.000
7. Kloramfenikol 3 107.934 Cerebrovit x-cel 3 346.500 Neozep 4 140.888
8. Salbutamol 4 45.376 Curcuma 4 240.000
9. Teofilin 3 22.017 Pil andalan 3 328.500
10. Cefadroxil 4 240.328 Curliv 3 306.000
11. Captopril 2 24.300 Cerebrofort gold 4 105.600
12,5&25 2 37.192
12. Allopuroinol 2 35.640
13. Furosemide 2 27.562
14. Dexamethason 5 58.725
15. Cetrizin tab 6 126.966
16. CTM 1 32.400
17. Pravastatin Na 2 118.800
18. Parasetamol 6 33.942
19. Asmef 5 83.160
20. Ibuprofen 4 62.372
21. Ambroxol HCl 4 67.536
22. Bromhexin Hcl 3 15.600
23. GG 1 37.665
24. Efedrin HCl 1 68.850
25. DMP 1 53.406
Jumlah baiya 24.406.540 Jumlah biaya 2.011.510 Jumlah biaya 1.306.498
Total biaya 27.724.548
III. ANALISIS PASAR

A. Jenis Pasar
Pasar persaingan tidak sempurna adalah jenis pasar dari apotek Diva Farma
karena di daerah tersebut belum ada apotek atau toko obat namun banyak praktek
bidan yang notabene melakukan dispensing juga sehingga apotek Diva memiliki
pesaing dari tenaga kesehatan lain
B. Potensi Pasar
Potensi pasar apotek cukup baik karena pesaing, dalam hal ini, bidan dan apotek
masih jarang dan lokasinya pun berjauhan antara yang satu dengan yang lain.
C. Konsumen Target
Target konsumen dari apotek Diva adalah masyarakat luas di skeitar apotek dan
pasien yang ingin mengobati penyakitnya sendiri (swamedikasi) meskipun masih
sangat jarang orang yang melakukan swamedikasi dikarenakan masih takut bila
meminum obat tanpa periksa terlebih dahulu ke bidan, mantri atau dokter.
Sehingga sangat diperlukan peran apoteker disini untuk membantu
pasien/penderita dalam menyembuhkan penyakitnya (common disease) sehingga
dapat meminimalisir pengeluaran biaya.
D. Peluang/Prospek Pemasaran
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil survey pendahuluan pada posisi
lokasi dan keberadaan kompetitor, dapat dilihat dari aspek kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman terhadap apotek baru yang akan didirikan atau yang sering
dikenal dengan ANALISIS SWOT:
1. Strength/Kekuatan
Yang menjadi kekuatan kompetitif apotek baru yang akan didirikan adalah
a. Apotek dengan pelayanan yang lebih mengutamakan kesembuhan pasien
(patient oriented) yang berbasis layanan pharmaceutical care.
b. Letak apotek yang di pusat keramaian desa, dekat dengan sekolah, pasar
dan instansi lain.
c. Petugas apotek yang berkompetensi dan memiliki loyalitas tinggi, terdiri
dari tenaga yang sudah berpengalaman dan masih muda yang penuh
semangat dan kreatif
d. Apoteker yang selalu ada selama apotek ini buka menjadi kunci adanya
pelayanan yang bermutu
e. Harga yang cukup bersaing dan kualitas yang baik serta bimbingan
apoteker dalam pemilihan obat juga menjadi standar pelayanan yang
diberikan kepada konsumen
2. Weakness/Kelemahan
a. Merupakan apotek baru yang belum dikenal masyarakat secara luas dan
belum mempunyai pelanggan tetap.
b. Apotek ini adalah apotek swasta yang berdiri sendiri, bukan suatu apotek
jaringan/waralaba.
c. Sulit mencari tenaga yang mau bekerja di pedesaan.
3. Opportunity/Peluang
a. Jumlah penduduk cimanggu cukup padat dan sebagian besar masyarakat
sekitar mengeluh antrian panjang jika akan berobat ke mantri/bidan desa.
b. Penduduk sudah banyak yang meninggalkan obat tradisional dan lebih
memilih obat konvensional.
c. Penduduk lanjut usia dan anak-anak cukup banyak. Tenaga di apotek
dapat membantu di posyandu anak atau lansia dalam upaya promotif
kesehatan sekaligus untuk menarik simpati masyarakat sekitar.
d. Apotek yang masih sangat langka di daerah cimanggu dan jumlah
kompetitor yang masih sedikit menjadi peluang besar untuk apotek ini.
e. Lokasi yang strategis, dilewati banyak orang, dekat dengan pusat
keramaian.
f. Bidan desa/mantri tidak stand by 24 jam di tempat praktek karena selain
buka praktek sendiri mereka juga bekerja di puskesmas/puskesmas
pembantu.
4. Threaths/Ancaman
Ancaman tidak hanya datang dari kompetitor/pesaing saja melainkan dari sisi
keamanan lingkungan yang masih rawan sehingga diperlukan satpam/hansip.
Ancaman dari kompetitor antara lain:
a. Sudah lebih dulu buka praktek di daerah cimanggu sehingga sudah banyak
dikenal masyarakat sekitar.
b. Karena ada pemeriksaan penunjang sehingga pasien lebih yakin.
c. Obat yang biasa dipakai masyarakat sudah tersedia di pelayanan kesehatan
lain seperti bidan dan mantri.

IV. ANALISIS MANAJEMEN

A. Bentuk Badan Usaha


Usaha pribadi karena permodalan berasal dari dana pribadi.
B. Struktur Organisasi

APA

AA Administrasi

Pembantu Umum

C. Job Description:
1. Tugas dan kewajiban Apoteker Pengelola Apotek (APA):
- Memimpin sleuruh kegiatan apotek
- Bertanggung jawab penuh dalam mengelola apotek yang meliputi
beberapa bidang, antara lain:
a) pelayanan kefarmasian
b) administrasi dan keuangan
c) ketenaga-kerjaan atau personalia
d) bidang lain, kaitannya dengan tugas dan fungsi apotek
- melakukan langkah-langkah untuk mengembangkan apotek
- dan bertanggung jawab atas kelancaran segala kegiatan di dalam apotek
baik pelayanan maupun managerial dan bertanggung jawab terhadap
keberlangsungan hidup apotek dan tenaga di dalamnya.
2. Tugas dan kewajiban Apoteker Pendamping (APEN):
- Melaksanakan seluruh tugas dan kewajiban APA, jika APA berhalangan
hadir untuk berpraktek di apotek.
- Dalam melaksanakan tugasnya, terutama dalam hal-hal pelayanan
kefarmasian dan managerial apotek, harus mendapat persetujuan dari
APA.
- APEN abertanggung jawab penuh kepada APA dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya yang sesuai dengan petunjuk atau arahan dari APA.
3. Tugas dan kewajiban Asisten Apoteker (AA):
- Melaksanakan pekerjaan sebagai AA yang meliputi:
a) Pelayanan kefamasian: pelayanan obat bebas/OTC dan obat dengan
resep sesuai petunjuk APA/APEN
b) Mengerjakan pengubahan bentuk pembuatan sediaan racikan dan
meracik.
c) Menyusu, membendel resep dengan baik.
d) Mencatat laporan penggunaan obatdan perbekalan farmasi lain dengan
waktu kadaluwarsanya.
e) Menerima barang pesanan, memeriksa dan menandatangani faktur,
mencatat ke dalam buku pembelian/computer dan selalu
memperbaharui daftar harga agar tetap up to date.
f) Memelihara kebersihan, kerapian dan keteraturan ruang pelayanan dan
peracikan obat.
g) Mengelompokkan dan menata obat sesuai penyimpanannya di apotek.
- Dalam keadaan tertentu dapat menggantikan tugas kasir, reseptir atau
pembantu umum.
- Bertanggung jawab kepada pimpinan apotek dalam hal ini APA atas
ketepatan tugas yang telah diselesaikannya. Dan berwenang melaksanakan
pelayanan kefarmasian sesuai petunjuk dan instruksi APA/APEN
tergantung siapa yang sedang bertugas.
4. Tugas dankewajiban Pembantu Umum (PU):
- Menjamin kebersihan di seluruh lingkungan apotek
- Mengelola sampah apotek baik sampah medis maupun non medis dengan
penuh tanggung jawab.
- Membantu AA dalam pengadaan dan penyiapan obat
- Bertanggung jawab langsung kepada pimpinan apotek/APA dan
melaksanakan tugasnya sesuai instruksi pimpinan apotek/APA.
D. Jumlah Karyawan
4 orang, terdiri dari:
- 2 orang AA
- 1 orang administrasi
- 1 orang pembantu umum
E. Program Kerja
Apotek ini memiliki beberapa program kerja, diantaranya:
1. Memberikan pelayanan kefarmasian kepada seluruh konsumen yang datang.
2. Menyediakan obat-obat dan perbekalan farmasi lainnya dengan kualitas baik.
3. Seluruh tenaga di apotek memiliki etos kerja tinggi dan simpati yang besar
kepada konsumen baik pasien maupun bukan pasien.
4. Seluruh tenaga di apotek menjaga keberlangsungan hidup apotek, memiliki
rasa kekeluargaan yang tinggi serta rasa saling memiliki sehingga iklim dalam
apotek akan baik.
F. SOP (Standar Operating Procedure)
1. SOP Pelayanan OTC
1) Pasien datang
2) Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien obat apa
yang dibutuhkan,
3) Tanyakan terlebih dahulu keluhan apa yang dialami pasien lalu bantu
pasien untuk mendapatkan obat yang tepat,
4) Menghitung harga kemudian minta persetujuan mengenai nominal harga
obat,
5) Bila sudah ada kesepakatan, ambilkan obat yang diminta pasien sesuai
dengan kebutuhan pasien,
6) Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat
meliputi dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara
penggunaan obat dan efek samping obat yang mungkin muncul serta cara
pengatasannya.
2. SOP Pelayanan OWA
1) Pasien datang,
2) Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien obat apa
yang dibutuhkan,
3) Tanyakan terlebih dahulu keluhan apa yang dialami pasien lalu bantu
pasien untuk mendapatkan obat yang tepat,
4) Tanyakan pada pasien apakah sebelumnya sudah mengunakan obat
tertentu dan bagaimana hasilnya setelah penggunaan obat tersebut
(kondisinya membaik atau bertambah parah),
5) Bila pasien telah menggunakan obat sebelumnya dan hasilnya tidak
memuaskan maka pilihkan obat lain yang sesuai dnegan kondisi pasien,
begitu pula untuk pasien yang sama sekali belum pernah minum obat,
6) Menghitung harga kemudian minta persetujuan mengenai nominal harga
obat,
7) Bila sudah ada kesepakatan, ambilkan obat yang diminta pasien sesuai
dengan kebutuhan pasien,
8) Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat
meliputi dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara
penggunaan obat dan efek samping obat yang mungkin muncul serta cara
pengatasannya.
9) Catat nama pasien, alamat, no. tlp pasien dan obat yang digunakan dalam
PMR (Patient Medication Record).
3. SOP Pelayanan Resep
1) Menerima resep dari pasien
2) Lakukan skrining resep yang meliputi: skrining administrative, farmasetis
dan klinis,
3) Menghitung total harga obat dna minta persetujuan pasien mengenai
nominal total harga resep obat,
4) Jika pasien telah setuju, pasien diberi nomor antrian,
5) Siapkan obat sesuai dengan yang diresepkan oleh dokter (jika tidak ada
permasalahan, jika ada permasalahan mengenai klinis, hubungi dokter
yang bersangkutan),
6) Jika ada obat racikan, patuhi SOP meracik,
7) Teiliti kembali resep sebeleum diserahkan pada pasien termasuk Salinan
resep, etiket, label dan kuitansi (lebih baik dicek kembali oleh orang yang
berbeda),
8) Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat
meliputi dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara
penggunaan obat dan efek samping obat yang mungkin muncul serta cara
pengatasannya.
9) Catat nama pasien, alamat, no. tlp pasien dan obat yang digunakan dalam
PMR (Patient Medication Record).
4. SOP Meracik Obat
1) Siapkan alat yang akan digunakan dan bersihkan meja racik,
2) Buatlah instruksi meracik meliputi: no.resep, nama pasien, jumlah obat
dan cara mencampur,
3) Siapkan etiket dan wadah obat dan siapkan untuk semua obat yang
dibutuhkan,
4) Cucilah tangan, lebih baik lagi menggunakan sarung tangan dan masker,
5) Siapkan obat sesuai dengan resep,
6) Jika ada bahan yang harus ditimbang, patuhi SOP menimbang dan
persiapkan terlebih dahulu,
7) Bacalah instruksi meracik dengan teliti dan meracik obat dengan hati-hati
dan se-higienis mungkin,
8) Pastikan kembali hasil racikan sesuai dengan instruksi pada resep,
9) Masukkan ke dalam wadah yang telah disediakan dan beri etiket,
kemudian serahkan pada petugas lain untuk diperiksa dan diserahkan
kepada pasien,
10) Bersihkan peralatan dan meja racik serta rapikan kembali alat-alat dan
perlengkapan meracik tadi,
11) Cucilah tangan sampai bersih dengan menggunakan sabun.
5. SOP Menimbang
1) Bersihkan timbangan,
2) Setarakan timbangan sampai setara,
3) Siapkan anak timbangan sesuai berat obat yang akan ditimbang dan
letakkan di piring timbangan sebelah kiri (timbangan masih dlaam
keadaan off),
4) Ambil bahan-bahan yang akan ditimbang letakkan secukupnya pada piring
timbangan sebelah kanan,
5) On-kan timbangan dan lihat apakah timbangan sudah setara atau belum,
6) Jika belum, tambahkan atau kurangi bahan sampai timbangan setara yang
ditunjukan oleh letak jarum timbangan pada posisi nol,
7) Ambil bahan yang telah ditimbang lalu beri nama
8) Cek anak timbangan apakah sudah sesuai dengan yang diminta atau belum
lalu dikembalikan ke tempatnya,
6. SOP Konseling OTC
1) Menanyakan keluhan pasien dan mengapa menggunakan obat tersebut dan
sudah berapa lama pasien mengalami keluhan,
2) Menanyakan bagaimana kondisi pasien setelah mengunakan obat tersebut,
3) Apabila obat yang diminta sesuai dengan kondisi pasien dan memberikan
efek yang diharapkan maka berikan obat tersebut,
4) Apabila obat yang diminta tidak sesuai, pasien dipilihkan obat yang sesuai
dengan kondisinya,
5) Menanyakan tentang bagaimana pasien menggunakan obat tersebut, bila
ada yang kurang atau salah, maka apoteker wajib
membenarkan/meluruskan dan melengkapinya.
7. SOP Konseling OWA
1) Menanyakan keluhan pasien sehingga pasien menggunakan obat tersebut
dan sudah berapa lama pasien mengeluhkannya,
2) Cocokkan kondisi pasien dengan obat yang diminta, jika oabt kurang
sesuai dengan kondisi pasien maka rekomendasikan obat yang tepat untuk
pasien,
3) Menanyakan tentang bagaimana pasien menggunakan obat tersebut
meliputi: dosis, frekuensi, durasi dan cara penggunaan obat, bila ada yang
kurang atau salah maka apoteker wajib membenarkan/meluruskan dan
melengkapinya,
4) Menanyakan bagaimana kondisi pasien setelah menggunakan obat
tersebut,
5) Apabila obat yang diminta sesuai dengan kondisi pasien dan memberikan
efek yang diharapkan maka obat boleh berikan,
6) Apabila kondisi pasien tidak membaik atau bahkan semakin parah maka
sebaiknya dirujuk ke dokter,
7) Informasikan kepada pasien bahwa pasien diperbolehkan berdiskusi
dengan apoteker mengenai pengobatannya.
10) Catat nama pasien, no.tlp dan obat yang digunakan dalam PMR (Patient
Medication Record).
8. SOP Konseling Resep
1) Obat diserahkan pada pasien dan cocokkan dengan data pasien,
2) Tanyakan keluhan pasien, lihat apakah obat yang diterima pasien sudah
sesuai dengan kondisi pasien,
3) Memberitahukan kepada pasien tentang obat yang diberikan dan tujuan
penggunaan obat tersebut,
4) Membeirkan informasi mengenai penggunaan obat meliputi: dosis,
frekuensi, durasi dan cara penggunaan,
5) Menanyakan kembali tentang semua informasi yang telah disampaikan
utnuk memastikan bahwa pasien sudah paham dan mengerti tentang aturan
pakai obat,
6) Memebritahukan pada pasien tentang efek samping obat yang mungkin
muncul dan cara penanganannya,
7) Menyarankan pasien untuk pergi ke dokter jika ESO cukup berat dna
mengganggu aktivitas,
8) Informasikan pada pasien tentan hal apa saja yang perlu dihindari atau
perlu dilakukan untuk menunjang keberhaislan pengobatan,
9) Catat nama pasien, no.tlp dan obat yang digunakan dalam PMR (Patient
Medication Record).
9. SOP Penerimaan dan Penyimpanan Barang
1) Saat barang datang dari PBF,
2) Cek kesesuaian antara SP dengan faktur dan fisik barang yang meliputi:
nama barang, bentuk sediaan, jumlah sediaan, no. batch dan tanggal
kadaluwarsa,
3) Cek kondisi barang (rusak, pecah, tersegel atau tidak),
4) Faktur ditandatangani oleh APA/APEN/AA dilengkapi dengan
no.SIK/SIA/SIAA serta bubuhi stempel apotek,
5) Ambil 1 lembar faktur untuk arsip apotek,
6) Serahkan faktur tersebut ke bagian administrasi untuk diedit di komputer,
7) Cocokkan harga yang sudah ada di komputer dengan harga yang tertera di
faktur baru, cek apakah ada kenaikan harga atau tidak,
8) Tandatangani faktur yang telah diedit di komputer,
9) Hargai barang/obat dan letakkan sesuai dengan penyimpanan di apotek,
pisahkan antara obat bebas, obat keras, narkotika dan psikotropika,
10) Arsip faktur sesuai dengan nama PBF.
V. ASPEK MODAL DAN FINANSIAL
1. Jumlah Modal Rp 100.000.000,-
a. Perlengkapan Apotek
Nama Barang Jumlah Biaya (Rp)
Etalase kaca 3 3.000.000
Lemari pendingin LG 1 2.900.000
Lemari narkotik 1 700.000
Meja racik 1 500.000
Rak bahan baku 1 340.000
Telepon 1 1.200.000
Wastafel 1 650.000
Kursi 12 240.000
Kursi panjang 2 5.000.000
Meja 2 400.000
Komputer 1 2.000.000
Printer epson 1 769.000
Kipas angin 3 1.240.000
TV 21’’ 1 1.600.000
Mesin kasir 1 180.000
Total 20.719.000
Alat Racik:
Timbangan milligram 1 825.000
Timbanagn gram 1 785.000
Anak timbangan 1 65.000
Erlenmeyer 500 ml PYREX 1 21.000
Erlenmeyer 500 ml PYREX 1 18.000
Erlenmeyer 500 ml PYREX 1 15.000
Cawan porselen 100 ml 2 160.000
Spatula porselen 15 cm 3 34.500
Gelas ukur 5 ml 1 10.500
Gelas ukur 10 ml 1 12.700
Gelas ukur 25 ml 1 14.500
Gelas ukur 50 ml 1 18.500
Gelas ukur 500 ml 1 61.300
Mortir stamper 3 186.000
Batang pengaduk 2 13.500
Beker glas 50 ml 1 10.000
Beker glas 250 ml 1 29.000
Corong gelas 1 19.500
Total 2.299.000
Total 23.018.000

b. Biaya perizinan Rp 2.000.000,-


c. Modal operasional (obat) Rp 27.724.548,-
d. Cadangan modal Rp 47.257.452,-
Total Rp 100.000.000,-

2. Rencana anggaran pendapatan dan belanja tahun ke-1 (RAPB tahun ke-1)
a. Biaya rutin per bulan:
1) Asisten Apoteker Rp 650.000,- X2 Rp 1.300.000,-
2) Administrasi Rp 500.000,-
3) Pembantu umum Rp 400.000,-
Jumlah Rp 2.200.000,-
b. Biaya lain-lain:
1) Pemeliharaan gedung dan peralatan Rp 250.000,-
2) Listrik, air, telepon dan keamanan Rp 800.000,-
Jumlah Rp 1.050.000,-
Total biaya Rp 3.250.000,-
3. Perhitungan pendapatan tahun ke-1
Pada tahun pertama diproyeksikan resepyang masuk 20 lembar per hari perkiraan
harga rata-rata Rp 30.000,-/lembar resep.
a. Penjualan obat resep tahun I (keuntungan 20%)
20 lembar x 26 hari x 12 bulan x Rp 30.000,- Rp 187.200.000,-
b. Penjualan obat bebas (keuntungan 10%)
26 hari x 12 bulan x Rp 500.000,- Rp 156.000.000,-
c. Penjualan OWA (keuntungan 25%)
26 hari x 12 bulan x Rp 350.000,- Rp 109.200.000,-
Jumlah Rp 452.400.000,-

4. Pengeluaran rutin tahun ke-1


a. Pembelian obat resep
80% x Rp 187.200.000,- Rp 149.760.000,-
b. Pembelian obat bebas
90% x Rp 156.000.000,- Rp 140.400.000,-
c. Pembelian OWA
75% x Rp 109.200.000,- Rp 81.900.000,-
Jumlah Rp 372.060.000,-

5. Perhitungan laba-rugi tahun ke-1


a. Pemasukan Rp 452.400.000,-
b. Pengeluaran Rp 372.060.000,-
Laba kotor Rp 80.340.000,-
Pajak pendapatan
5% x Rp 50.000.000,- Rp 2.500.000,-
15% x Rp 378.100.000,- Rp 56.715.000,-
Total pajak Rp 59.215.000,-
Laba bersih Rp 21.125.000,-
6. Perhitungan BEP tahun ke-1
a. Pay Back Period
𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙
PB Period = 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ x 1th

100.000.000
PB Period = = 4,7 (4 tahun 8 bulan)
21.125.000

b. ROI (Return Of Investment)


𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
ROI = x 100%
𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙

21.125.000
ROI = 100.000.000 x 100% = 21,125%

c. BEP (Break Event Point)


1
BEP = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 x biaya tetap
1−
𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛

1
BEP = 372.060.00 x 3.250.000
1−
452.400.000

3.250.000 3.250.000
= = = 18.258.426,97
1−0,822 0.178

d. Persentase BEP
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
% BEP = 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛−𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 x 100%

3.250.000
% BEP = 452.400.000−372.060.000 x 100% = 4,04%
e. Kapasitas BEP
Kapasitas BEP = % BEP x jumlah lembar resep per tahun
= 4,04% x (20 lembar x 26 hari x 12 bulan)
= 25.209,6 lembar per tahun
= 2.100,8 lembar per bulan
= 80 lembar resep per hari

VI. KESIMPULAN

Dengan didirikannya Apotek DIVA Farma ini apoteker dapat melaksanakan


pekerjaan keprofesiannya sebagai farmasis sekaligus dapat membantu 4 orang lainnya
yatiu 2 orang AA, 1 orang administrasi dan 1 orang pembantu umum dalam
memberikan pendapatan bagi mereka. Dari hasil studi kelayakan menunjukkan bahwa
Apotek DIVA Farma layak untuk didirikan.

Vous aimerez peut-être aussi