Vous êtes sur la page 1sur 22

ANALISIS MASALAH

1. Dr. Indah telah bertugas di puskesmas Mercubuana selama 5 tahun dan menjabat
sebagai kepala puskesmas sejak 2 tahun terakhir. Puskesmas Mercubuana
merupakan Puskesmas Kecamatan Harumba yang memiliki 3 desa dengan jumlah
penduduk 37.200 jiwa (700 KK). Tiap desa memiliki 1 Poskesdes dengan 1
Bidan Desa di tiap Poskesdes. Kecamatan Harumba dibagi oleh sungai Barabara
yang merupakan sumber kehidupan bagi penduduk. Mayoritas penduduk bekerja
sebagai petani sawit dan mempunyai penghasilan yang sangat rendah. Penduduk
rata-rata berpendidikan rendah. Di kecamatan Harumba hanya terdapat 3 SD dan
1 SMP.
1.1. Berapa lama jabatan seorang kepala puskesmas? 1 9
1.2. Bagaimana cakupan jumlah penduduk dan kepala keluarga terhadap
puskesmas? 2 10
Secara konseptual puskesmas menganut konsep wilayah dan diharapkan
dapat melayani sasaran penduduk rata-rata 30.000 penduduk.
1.3. Apa saja fasilitas yang ada disetiap Poskesdes? 3 11
1.4. Apa dampak penghasilan dan tingkat pendidikan yang sangat rendah
terhadap tingkat kesehatan warga Kecamatan Harumba? 4 1

2. Pada hari senin pekan lalu, dokter Indah kedatangan 2 pasien. Pasien pertama
bernama Neni, seorang anak perempuan berusia 6 tahun yang dibawa
keluarganya dengan surat dari RSUD kabupaten. Pada surat tersebut tertulis
diagnosis pasien berupa pasca terapi Tipus Perut selama 7 hari. Pasien dibekali
obat yang cukup untuk 5 hari.
2.1. Bagaimana tatalaksana preventif dan promotif Tipus Perut? 5 2

Pencegahan Primer

Pencegahan primer merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang


sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit.
Pencegahan primer dapat dilakukan dengan cara imunisasi dengan vaksin
yang dibuat dari strain Salmonella typhi yang dilemahkan. Di Indonesia
telah ada 3 jenis vaksin tipus, yaitu :
1. Vaksin oral Ty 21 a Vivotif Berna. Vaksin ini tersedia dalam kapsul
yang diminum selang sehari dalam 1 minggu satu jam sebelum makan.
Vaksin ini kontraindikasi pada wanita hamil, ibu menyusui, demam, sedang
mengkonsumsi antibiotik. Lama proteksi 5 tahun.

2. Vaksin parenteral sel utuh : Typa Bio Farma. Dikenal 2 jenis vaksin
yakni, K vaccine (Acetone in activated) dan L vaccine (Heat in activated-
Phenol preserved). Dosis untuk dewasa 0,5 ml, anak 6 – 12 tahun 0,25 ml
dan anak 1 – 5 tahun 0,1 ml yang diberikan 2 dosis dengan interval 4
minggu. Efek samping adalah demam, nyeri kepala, lesu, bengkak dan
nyeri pada tempat suntikan. Kontraindikasi demam,hamil dan riwayat
demam pada pemberian pertama.

3. Vaksin polisakarida Typhim Vi Aventis Pasteur Merrieux. Vaksin


diberikan secara intramuscular dan booster setiap 3 tahun. Kontraindikasi
pada hipersensitif, hamil, menyusui, sedang demam dan anak umur 2 tahun.
Indikasi vaksinasi adalah bila hendak mengunjungi daerah endemik, orang
yang terpapar dengan penderita karier tipus dan petugas
laboratorium/mikrobiologi kesehatan.

Mengkonsumsi makanan sehat agar meningkatkan daya tahan tubuh,


memberikan pendidikan kesehatan untuk menerapkan prilaku hidup bersih
dan sehat dengan cara budaya cuci tangan yang benar dengan memakai
sabun, peningkatan higiene makanan dan minuman berupa menggunakan
cara-cara yang cermat dan bersih dalam pengolahan dan penyajian
makanan, sejak awal pengolahan, pendinginan sampai penyajian untuk
dimakan, dan perbaikan sanitasi lingkungan.

Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan cara mendiagnosa penyakit


secara dini dan mengadakan pengobatan yang cepat dan tepat. Untuk
mendiagnosis tipus perut perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium. Ada 3
metode untuk mendiagnosis penyakit tipus perut, yaitu:
a. Diagnosis klinik
Diagnosis klinis penyakit ini sering tidak tepat, karena gejala kilinis yang
khas pada tipus perut tidak ditemukan atau gejala yang sama dapat juga
ditemukan pada penyakit lain. Diagnosis klinis tipus perut sering kali
terlewatkan karena pada penyakit dengan demam beberapa hari tidak
diperkirakan kemungkinan diagnosis tipus perut.
b. Diagnosis mikrobiologik/pembiakan kuman
Metode diagnosis mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan
lebih dari 90% penderita yang tidak diobati, kultur darahnya positip dalam
minggu pertama. Hasil ini menurun drastis setelah pemakaian obat
antibiotika, dimana hasil positip menjadi 40%. Meskipun demikian kultur
sum-sum tulang tetap memperlihatkan hasil yang tinggi yaitu 90% positip.
Pada minggu-minggu selanjutnya hasil kultur darah menurun, tetapi kultur
urin meningkat yaitu 85% dan 25% berturut-turut positip pada minggu ke-3
dan ke-4. Organisme dalam tinja masih dapat ditemukan selama 3 bulan
dari 90% penderita dan kira-kira 3% penderita tetap mengeluarkan kuman
Salmonella typhi dalam tinjanya untuk jangka waktu yang lama.
c. Diagnosis serologik
1) Uji Widal
Uji Widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi
(aglutinin). Aglutinin yang spesifik terhadap Salmonella typhi terdapat
dalam serum penderita tipus perut, pada orang yang pernah tertular
Salmonella typhi dan pada orang yang pernah mendapatkan vaksin tipus
perut.
Antigen yang digunakan pada uji Widal adalah suspensi Salmonella
typhi yang sudah dimatikan dan diolah di laboratorium. Tujuan dari uji
Widal adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum penderita
yang diduga menderita tipus perut.
Dari ketiga aglutinin (aglutinin O, H, dan Vi), hanya aglutinin O dan H
yang ditentukan titernya untuk diagnosis. Semakin tinggi titer aglutininnya,
semakin besar pula kemungkinan didiagnosis sebagai penderita tipus perut.
Pada infeksi yang aktif, titer aglutinin akan meningkat pada pemeriksaan
ulang yang dilakukan selang waktu paling sedikit 5 hari. Peningkatan titer
aglutinin empat kali lipat selama 2 sampai 3 minggu memastikan diagnosis
tipus perut.
2) Uji Enzym-Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Uji ELISA untuk melacak antibodi terhadap antigen Salmonella typhi
belakangan ini mulai dipakai. Prinsip dasar uji ELISA yang dipakai
umumnya uji ELISA tidak langsung. Antibodi yang dilacak dengan uji
ELISA ini tergantung dari jenis antigen yang dipakai.
Deteksi antigen spesifik dari Salmonella typhi dalam spesimen klinik
(darah atau urine) secara teoritis dapat menegakkan diagnosis tipus perut
secara dini dan cepat. Uji ELISA yang sering dipakai untuk melacak adanya
antigen Salmonella typhi dalam spesimen klinis, yaitu double antibody
sandwich ELISA.
Pencegahan sekunder dapat berupa :
a) Penemuan penderita maupun carrier secara dini melalui penigkatan
usaha surveilans tipus perut.
b) Perawatan umum dan nutrisi.
c) Pemberian anti mikroba (antibiotik).

Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi


keparahan akibat komplikasi. Apabila telah dinyatakan sembuh dari
penyakit tipus perut sebaiknya tetap menerapkan pola hidup sehat, sehingga
imunitas tubuh tetap terjaga dan dapat terhindar dari infeksi ulang tipus
perut. Pada penderita tipus perut yang carier perlu dilakukan pemeriksaan
laboratorium pasca penyembuhan untuk mengetahui kuman masih ada atau
tidak.

Untuk langkah promotif dilakukan dengan cara memberikan pendidikan


kesehatan tipus perut dan menganjurkan untuk meningkatkan makanan
yang bergizi.

2.2. Bagaimana tatalaksana rehabilitatif bagi pasien pasca terapi Tipus Perut? 6
3
2.3. Apa makna pasien dibekali obat yang cukup untuk 5 hari? 7 4
2.4. Apa hubungan Tipus Perut dengan Sungai Barabara sebagai sumber
kehidupan warga di Kecamatan Harumba? 8 5

3. Pasien kedua bernama Tuan Mursidi, seorang laki-laki berusia 42 tahun yang
diantar oleh bidan desa dengan keluhan panas tinggi yang disertai muntah dan
diare. Dokter Indah dan paramedis yang bertugas di puskesmas saat itu
menangani kedua pasien dengan baik. Akan tetapi, akhirnya dirujuk ke RSUD
kabupaten dengan keadaan Pusling Puskesmas.
3.1. Apa makna Tn. Mursidi datang dengan keluhan panas tinggi yang disertai
muntah dan diare? 9 6
3.2. Bagaimana tatalaksana awal terhadap keluhan Tn. Mursidi? 10 7
3.3. Apa hubungan keluhan Tn. Mursidi dengan Sungai Barabara sebagai
sumber kehidupan warga Kecamatan Harumba? 11 8
3.4. Apa saja syarat merujuk pasien dari puskesmas ke RSUD? 1 9
3.5. Bagaimana tatalaksana preventif dan promotif kasus Tn. Mursidi? 2
10
Untuk langkah pencegahan, vaksinasi tifus (tipes), pemberian vaksin tipus
tidak membuat tiap orang yang divaksin menjadi 100% kebal terhadap
bakteri ini. Risiko masih tetap ada, meski gejalanya tidak akan separah yang
terjadi pada mereka yang belum divaksin.Untuk mencegah penyakit ini,
vaksinasi tifus harus dipadukan dengan perbaikan sanitasi dan penyediaan
air bersih, serta kebiasaan hidup sehat.

Penyakit ini tumbuh subur seiring meningginya tingkat resistensi bakteri


terhadap antibiotik untuk mengobati tifus. Ini mengakibatkan beberapa
antibiotik sudah tidak mampu melawan tifus. Diperlukan penyusunan dan
penyebaran terhadap daftar obat-obatan yang sudah tidak efektif agar pasien
mendapat pengobatan yang tepat.

Terkait dengan negara-negara di Asia, termasuk Indonesia, adalah daerah


endemi tifus. Penyakit ini umumnya terjadi di negara-negara dengan
kebersihan dan sanitasi buruk.
 Mencuci tangan sebelum dan sesudah mengolah makanan dan minuman,
serta setelah buang air atau membersihkan kotoran.
 Jika akan bepergian atau tinggal di tempat yang memiliki kasus
penyebaran tifus, sebaiknya pastikan air yang akan diminum sudah direbus
dengan baik terlebih dulu.
 Jika harus membeli minuman, sebaiknya minum air dalam kemasan.
 Minimalkan konsumsi makanan yang dijual di pinggir jalan karena mudah
terpapar bakteri.
 Hindari konsumsi buah dan sayuran mentah, kecuali jika telah dicuci
dengan air bersih.
 Batasi konsumsi seafood terutama yang belum dimasak.
 Menggunakan air matang untuk menggosok gigi atau berkumur, terutama
jika sedang berada di tempat yang tidak terjamin kebersihan airnya.
 Bersihkan toilet secara teratur. Hindari bertukar barang pribadi, seperti
handuk, sprei, dan alat mandi. Cuci benda-benda tersebut secara terpisah di
dalam air hangat.
 Hindari konsumsi susu yang tidak terpasteurisasi.
 Bawalah selalu antibiotik yang telah diresepkan dokter dan ikutilah
petunjuk yang telah diberikan. Pengobatan antibiotik harus dilakukan
hingga periode pengobatan berakhir untuk mencegah resistensi obat.

Untuk langkah promotif dilakukan dengan cara memberikan pendidikan


kesehatan mengenai tipus perut, mengedukasi dalam kehidupan sehari-hari
sebaiknya selalu menjaga kebersihan baik kebersihan makanan dan
minuman ataupun kebersihan lingkungan atau tempat tinggal kita agar
keluarga dan orang-orang sekitar dapat terhindar dari penularan penyakit
seperti tipus perut, Sebelum terjadi penyakit lebih baik jika melakukan
beberapa pencegahan dan menganjurkan untuk meningkatkan makanan
yang bergizi.

4. Saat mini lokakarya puskesmas, dokter Indah memaparkan kasus Neni dan Tuan
Mursidi untuk didiskusikan dengan tim UKM Puskesmas. Dokter Indah
membahas strategi penanggulangan penyakit dari kedua kasus tersebut, karena
dianggap dapat menular melalui lingkungan. Setelah lokakarya tersebut selesai,
dokter Indah dan tim puskesmas Mercubuana memutuskan suatu perencanaan dan
strategi yang akan dilakukan puskesmas untuk penduduk dan keluarga yang
tertular penyakit tersebut.
4.1. Apa saja jenis lokakarya? 3 11
4.2. Kapan perlu diadakannya mini lokakarya? 4 1
4.3. Apa saja masalah yang dibahas saat mini lokakarya? 5 2
Proses lokakarya mini bulanan yang pertama :
1. Inventarisasi kegiatan puskesmas termasuk kegiatan lapangan/ daerah
binaan.
2. Analisis beban kerja tiap petugas.
3. Pembagian tugas baru termasuk pembagian tanggung jawab daerah
binaan.
4. Penyusunan rencana kegiatan (plan of action/POA) puskesmas tahunan
berdasarkan rencana pelaksanaan kegiatan puskesmas (RPK).
Proses lokakarya mini bulanan rutin :
1. Analisis hambatan dan masalah, antara lain dengan mempergunakan
PWS.
2. Analisis sebab masalah, khusus untuk mutu dikaitkan dengan
kepatuhan terhadap standar pelayanan.
3. Merumuskan alternatif pemecahan masalah.
Hasil lokakarya mini bulanan yang pertama :
1. Rencana kegiatan puskesmas tahunan.
2. Kesepakatan bersama untuk pelaksanaan kegiatan sesuai dengan POA,
dalam kasus ini peningkatan cakupan KIA.
3. Matriks pembagian tugas dan daerah binaan.
Hasil lokakarya mini bulanan rutin :
1. Kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan dalam kasus ini
peningkatan cakupan KIA.
2. Rencana kerja bulan yang baru.

4.4. Siapa saja pihak yang hadir saat mini lokakarya? 6 3


4.5. Apa saja UKM (esensial dan pengembangan) puskesmas ? 7 4
4.6. Apa saja langkah intervensi yang dapat dilakukan dr. Indah terhadap kasus
Neni dan Tn. Mursidi sesuai prinsip kedokteran keluarga? 8 5

Hipotesis
Dokter Indah dan tim Puskesmas Mercubuana memutuskan suatu perencanaan
dan strategi terhadap penyakit yang terjadi di Kecamatan Harumba berdasarkan
prinsip kedokteran keluarga.
btw, aku nemu ini :

a. Apa tujuan diadakannya Lokakarya Mini?

Tujuan Umum Lokakarya Mini secara umum

1. Tujuan Umum: Meningkatkan fungsi puskesmas melalui penggalangan kerja


sama tim baik lintas program maupun lintas sector serta terlaksnannya
kegiatan puskesmas sesuai dengan perencanaan
2. Tujuan Khusus
a. Tergalangnya kerjasama tim baik lintas program maupun lintas sector
b. Terpantaunya hasil kegiatan puskesmas sesuai dengan perencaan
c. Terindentifikasinya masalah dan hambatan dalam pelaksanaan kegiatan
puskesmas
d. Terindentifikasinya penyebab masalah serta diupayakannya pemecahan
masalah
e. Tersusunnya rencana kerja untuk periode selanjutnya

Tujuan Lokakarya Mini Bulanan

1. Tujuan Umum: Terselenggaranya lokakarya bulanan intern Puskesmas dalam


rangka pemantauan hasil kerja petugas Puskesma dengan cara memandingkan
rencana kerja bulan lalu dari setiap petugas dengan hasil kegiatannya dan
membandingkan cakupan kegiatan dari daerah binaan dengan targetnya serta
tersusunya rencana kerja bulan berikutnya.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya hasil kegiatan Puskesma bulan lalu
b. Disampaikannya hasil rapat dari kabupaten/ kota, kecamatan dan berbagai
kebijakan serta program
c. Diketahuinya hambatan/ masalah dalam pelaksanaan kegiatan bulan lalu
d. Dirumuskannya cara pemecahan masalah
e. Disusunnya rencana kerja bulan baru

Tujuan Lokarya mini Tribulan


1. Tujuan Umum: Terseleggaranya lokakarya tribulanan lintas sektoral dalam
rangka mengkaji kegiatan kerja sama lintas sektoran dan tersusunnya rencana
kerja tribulan berikutnya.
2. Tujuan Khusus
a. Dibahas dan dipecahkan secara bersama lintas sektoral masalah dan
hambatan yang dihadapi
b. Dirumuskannya mekanisme / rencana kerja lintas sektoral yang baru untuk
tribulan yang akan datang.

b. Kapan dan berapa kali dilaksanakannya Lokakarya Mini?

Lokakarya mini:

- Lokakarya mini bulanan : lokakarya mini bulanan pertama dan lokakarya mini
bulanan rutin.

Proses manajemen Perencanaan belum terlaksana dengan baik apabila tidak


dilanjutkan dengan pemantauan dan perencanaan ulang. Tindak lanjut
bertujuan untuk menilai sampai seberapa jauh pencapaian dan hambatan-
hambatan yang dijumpai oleh para pelaksanaannya pada bulan yang lalu,
sekaligus melakukan pemantauan rencana kegiatan Puskesmas; sehingga dapat
dibuat perencanaan ulang yang lebih baik dan sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai. Di samping itu, kita ketahui bersama bahwa keberhasilan
pelaksanaan kegiatan Puskesmas memerlukan pengorganisasian dan
keterpaduan baik lintas program maupun lintas sektor.

Pengorganisasian dan keterpaduan lintas program, artinya keterpaduan internal


Puskesmas, bertujuan agar seluruh petugas mempunyai rasa memiliki dan
meningkatkan motivasi dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang
diselenggarakan oleh Puskesmas.

Tindak lanjut dari perencanaan adalah mengadakan pengorganisasian intern


Puskesmas dan pemantauan dilaksanakan melalui Lokakarya Mini Bulanan
Puskesmas.
Lokakarya Mini Bulanan yang Pertama merupakan Lokakarya penggalangan
Tim diselenggarakan dalam rangka pengorganisasian untuk dapat
terlaksananya Rencana Pelaksanaan Kegiatan Puskesmas (RPK).
Pengorganisasian dilaksanakan sebagai penentuan penanggung jawab dan
pelaksana setiap kegiatan serta untuk satuan wilayah kerja. Seluruh program
kerja dan wilayah kerja Puskesmas dilakukan pembagian habis kepada seluruh
petugas Puskesmas, dengan mempertimbangkan kemampuan yang
dimilikinya.
Lokakarya mini bulanan rutin diselenggarakan sebagai tindak lanjut dari
Lokakarya Mini Bulanan yang pertama. Lokakarya Bulanan Rutin ini
dilaksanakan untuk memantau pelaksanaan POA puskesmas yang dilakukan
setiap bulan secara teratur. Penanggungjawab penyelenggaraan Lokakarya
Mini Bulanan adalah Kepala Puskesmas, yang dalam pelaksanaannya dibantu
staf Puskesmas dengan mengadakan rapat kerja seperti biasanya. Fokus utama
Lokakarya Mini Bulanan Rutin adalah ditekankan kepada masalah pentingnya
kesinambungan arah dan kegiatan antara hal-hal yang direncanakan,
pelaksanaannya serta hasilnya, agar kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
tersebut dapat berhasil guna dan berdayaguna.

- Lokakarya mini tribulanan lintas sektor: lokakarya mini tribulanan lintas


sektor pertama & rutin.
Setelah melaksanakan penggalangan/peningkatan kerja sama lintas sektoral,
sebagai tindak lanjut semangat kerja sama dalam Tim yang telah ditimbulkan
dalam lingkungan sektor-sektor yang bersangkutan, perlu dipelihara dengan
baik. Di samping itu keberhasilan pembangunan kesehatan sangat memerlukan
dukungan lintas sektor.
Dimana kegiatan masing-masing sektor perlu dikoordinasikan sehingga dapat
diperoleh hasil yang optimal. Untuk itu perlu dilakukan pemantauan
pelaksanaan kerjasama lintas sektoral dengan lokakarya mini yang
diselenggarakan setiap tribulan disebut dengan Lokakarya Mini Tribulanan.
Lokakarya Mini Tribulan yang Pertama merupakan Lokakarya penggalangan
Tim diselenggarakan dalam rangka pengorganisasian. Pengorganisasian
dilaksanakan untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan sektoral yang terkait
dengan kesehatan.
Pengorganisasian dilaksanakan sebagai penentuan penanggungjawab dan
pelaksana setiap kegiatan serta untuk satuan wilayah kerja. Seluruh program
kerja dan wilayah kerja kecamatan dilakukan pembagian habis kepada seluruh
sektor terkait, dengan mempertimbangkan kewenangan dan bidang yang
dimilikinya.
Sebagaimana lokakarya bulanan Puskesmas maka lokakarya tribulanan lintas
sektoral merupakan tindak lanjut dari lokakarya penggalangan Kerja sama
Lintas Sektoral yang telah dilakukan dan selanjutnya dilakukan tiap tribulan
secara tetap. Penyelenggaraan dilakukan oleh Camat dan Puskesmas dibantu
sektor terkait di kecamatan.

c. Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan Lokkakarya Mini?

Untuk Lokakarya Mini Bulanan

Pengarah : Kepala Puskesmas

Peserta : Seluruh petugas Puskesma, termasuk Pukesmas pembantu dan Bidan di


desa

Untuk Lokakarya Mini Tibulanan

Pada persiapan adanya pendekatan dengan Camat untuk memimpin acara yang
koordinasi sektor yang terlibat

Peserta :

 Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota


 Tim Penggerak PKK Kecamatan
 Puskesma di Wilayah Kecamatan
 Staf Kecamatan. Misalnya Sekcam, Unit lain yang terkait
 Lintas Sektor di Kecamatan, misalnya Pertanian, Agama, Pendidikan,
BKKBN, Sosial
 Lembaga/organisasi kemasyarakatan, antara lain : TP PKK Kecamatan,
BPP/BPKM/Konsil Kesehatan Kecamatan (apabila sudah terbentuk)

d. Apa saja hal yang dibahas dalam Lokakarya Mini?

Proses lokakarya mini bulanan yang pertama :


5. Inventarisasi kegiatan puskesmas termasuk kegiatan lapangan/ daerah binaan.
6. Analisis beban kerja tiap petugas.
7. Pembagian tugas baru termasuk pembagian tanggung jawab daerah binaan.
8. Penyusunan rencana kegiatan (plan of action/POA) puskesmas tahunan
berdasarkan rencana pelaksanaan kegiatan puskesmas (RPK).
Proses lokakarya mini bulanan rutin :
4. Analisis hambatan dan masalah, antara lain dengan mempergunakan PWS.
5. Analisis sebab masalah, khusus untuk mutu dikaitkan dengan kepatuhan
terhadap standar pelayanan.
6. Merumuskan alternatif pemecahan masalah.
Hasil lokakarya mini bulanan yang pertama :
4. Rencana kegiatan puskesmas tahunan.
5. Kesepakatan bersama untuk pelaksanaan kegiatan sesuai dengan POA, dalam
kasus ini peningkatan cakupan KIA.
6. Matriks pembagian tugas dan daerah binaan.
Hasil lokakarya mini bulanan rutin :
3. Kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan dalam kasus ini peningkatan
cakupan KIA.
4. Rencana kerja bulan yang baru.

e. Bagaimana mekanisme dari Lokakarya Mini? (cara melakukan dan persiapan)?

Lokakarya Mini Bulanan Puskesmas, diselenggarakan dalam dua tahap


yaitu :

a. Lokakarya Mini Bulanan yang Pertama


Pelaksanaan Lokakarya Mini Bulanan yang pertama adalah sebagai berikut :
 Masukan
1. Penggalangan tim dalam bentuk dinamika kelompok tentang peran,
tanggungjawab staf dan kewenangan Puskesmas.
2. Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru berkaitan
dengan Puskesmas.
3. Informasi tentang tatacara penyusunan rencana kegiatan (Plan Of
Action = POA) Puskesmas.
 Proses
1. Inventarisasi kegiatan Puskesmas termasuk
2. kegiatan lapangan/ daerah binaan.
3. Analisis beban kerja tiap petugas.
4. Pembagian tugas baru termasuk pembagian tanggungjawab daerah
binaan.
5. Penyusunan rencana kegiatan (Plan Of Action = POA) Puskesmas
tahunan berdasarkan Rencana Pelaksanaan Kegiatan Puskesmas (RPK).
 Keluaran
1. Rencana kegiatan (Plan Of Action POA) Puskesmas tahunan.
2. Kesepakatan bersama untuk pelaksanaan kegiatan sesuai dengan POA.
3. Matriks pembagian tugas dan daerah binaan.

b. Lokakarya Mini Bulanan Rutin


Pelaksanaan Lokakarya Mini Bulanan Puskesmas adalah sebagai berikut :
 Masukan
1. Laporan hasil kegiatan bulan lalu
2. Informasi tentang hasil rapat di Kabupaten/Kota
3. Informasi tentang hasil rapat di Kecamatan
4. Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru
 Proses
1. Analisis hambatan dan masalah, antara lain dengan mempergunakan
PWS
2. Analisis sebab masalah, khusus untuk mutu dikaitkan dengan
kepatuhan terhadap standar pelayanan
3. Merurnuskan alternatif pemecahan masalah
 Keluaran
1. Kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan
2. Rencana kerja bulan yang baru

Persiapan Lokakarya Mini Bulanan

Persiapan : Sebelum pertemuan diadakan, perlu persiapan yang meliputi :


1. Pemberitahuan hari, tanggal dan jam.
2. Pengaturan tempat, sebaiknya seperti huruf “U”.
3. Papan tulis, spidol dan kertas lembar balik.
4. Rencana Kerja Harian bulan lalu.
5. Membuat visualisasi hasil pelaksanaan kegiatan bulan lalu dibandingkan
dengan target bulanan per Desa, antara lain menggunakan PINS.
6. Buku catatan/notulen Rapat Dinas Kesehatan dan Rapat Lintas
Sektor/Kecamatan.
7. Materi Pelajaran dan slat peraga yang digunakan.
8. Formulir Rencana Kerja Bulanan secukupnya

Lokakarya mini tribulanan lintas sektor dilaksanakan dalam dua tahap


yaitu :

1. Lokakarya Mini Tribulan yang Pertama


Pelaksanaan lokakarya mini tribulanan adalah sebagai berikut:
- Masukan
1. Penggalangan tim yang dilakukan melalui dinamika kelompok
2. Informasi tentang program lintas sektor
3. Informasi tentang program kesehatan
4. Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru
- Proses
1. Inventarisasi peran bantu masing-masing sektor
2. Analisis masalah peran bantu dari masing-masing sektor
3. Pembagian peran dan tugas masing-masing sektor
- Keluaran
1. Kesepakatan tertulis lintas sektor terkait dalam mendukung program
kesehatan.
2. Rencana kegiatan masing-masing sektor

2. Lokakarya Mini Tribulanan Rutin


Lokakarya tribulanan lintas sektoral dilaksanakan sebagai berikut:
- Masukan
1. Laporan kegiatan pelaksanaan program kesehatan dan dukungan sektor
terkait
2. Inventarisasi masalah/hambatan dari masing-masing sektor dalam
pelaksanaan program kesehatan
3. Pemberian informasi baru
- Proses
1. Analisis hambatan dan masalah pelaksanaan program kesehatan
2. Analisis hambatan dan masalah dukungan dari masing-masing sektor
3. Merumuskan cara penyelesaian masalah
4. Menyusun rencana kerja dan menyepakati kegiatan untuk tribulan baru
- Keluaran
- Rencana kerja tribulan yang baru
- Kesepakatan bersama

Persiapan Lokakarya Mini Tribulanan

Sebelum lokakarya dilaksanakan, perlu diadakan persiapan yang meliputi:


a. Pendekatan kepada Camat
 Memimpin lokakarya dengan menjelaskan acaranya.
 Mengkoordinasikan sektor-sektor agar menyajikan laporan kegiatan dan
pembinaan.
 Mempersiapkan tempat penyelenggaraan lokakarya.
b. Puskesmas melaksanakan:
 Pembuatan visualisasi hasil-hasil kegiatan dalam bentuk yang mudah
dipahami oleh sektor, antara lain dalam bentuk PWS.
 Persiapan alat-alat tulis kantor dan formulir kerja tribulan lintas sektor.
 Persiapan catatan hasil kesepakatan yang lalu dan instruksi/surat-surat
yang berhubungan dengan peran serta masyarakat yang berkaitan dengan
sektor kesehatan.
 Penugasan salah seorang staf untuk membuat notulen lokakarya.
 Pembuatan surat-surat undangan lokakarya untuk ditandatangani camat.

f. Apa saja ruang lingkup Lokakarya Mini?

Lintas Program

Memantau pelaksanaan kegiatan Puskesmas berdasarkan perencanaan dan


memecahkan masalah yang dihadapi serta tersusunnya rencana kerja baru.

Pertemuan bertujuan untuk:

a. Meningkatkan kerjasama antar petugas intern Puskesmas, termasuk


Puskesmas Pembantu, dan bidan di desa
b. Mendapatkan kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan
perencanaan yaitu Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
c. Meningkatkan motivasi petugas Puskesmas untuk dapat melaksanakan
kegiatan sesuai dengan perencanaan (RPK)
d. Mengkaji pelaksanaan rencana kerja (RPK) yang telah disusun, memecahkan
masalah yang terjadi dan menyusun upaya pemecahan dalam bentuk rencana
kerja yang baru

Lintas Sektor

Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sektor-


sektor yang bersangkutan dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan. Pertemuan
dilaksanakan untuk:
a. Mendapatkan kesepakatan rencana kerja lintas sektoral dalam membina dan
mengembangkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.
b. Mengkaji hasil kegiatan kerjasama, memecahkan masalah yang terjadi serta
menyusun upaya pemecahan dalam bentuk rencana kerjasama.

g. Bagaimana cara melakukan pendekatan administrasi kesehatan?

Unsur pokok administrasi kesehatan


1. Masukan
Yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan pekerjaan
administrasi. Masukan ini dikenal pula dengan nama perangkat admistrasi
(tools of administration). Masukan/ input dalam kasus ini yaitu cakupan K1,
K4, dan Pn rendah.
Macam-macam masukan/ perangkat administrasi :
a. Komisi pendidikan administrasi kesehatan Amerika Serikat
- Sumber
Adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk menghasilkan barang
atau jasa. Macam-macam sumber:
o Sumber tenaga
Sumber tenaga dibedakan atas 2 macam yaitu tenaga ahli seperti
dokter, dokter gigi, bidan, perawat serta tenaga tidak ahli seperti
pesuruh, penjaga malam dan pekerja kasar lainnya.
o Sumber modal
Sumber modal banyak macamnya. Jika disederhanakan dapat
dibedakan atas 2 macam yakni modal bergerak seperti uang dan
giro serta modal tidak bergerak seperti bangunan, tanah, dan saran
kesehatan.
o Sumber alamiah
Adalah segala sesuatu yang terdapat dialam yang tidak termasuk
sumber tenaga dan sumber modal.
- Tata cara
Adalah berbagai kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran yang
dimiliki dan diterapkan.
- Kesanggupan
Adalah keadaan fisik, mental dan biologis tenaga pelaksana.
b. Koontz dan Donnells
- 4 M untuk organisasi yang tidak mencari keuntungan ( man/ manusia,
money/ uang, material/ sarana, method/ metoda )
- 6 M untuk organisasi yang mencari keuntungan ( man, money,
material, method, market/pasar, machinery/mesin)
2. Proses
Proses yang dimaksud dengan proses dalam administrasi adalah langkah-
langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pada umumnya proses ataupun fungsi administrasi merupakan tanggung jawab
pimpinan. Proses dalam kasus ini upaya untuk memperbaiki/ meningkatkan
cakupan K1, K4, dan Pn.
Pembagian proses/ fungsi administrasi kesehatan :
a. Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat : perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan, (directing),
pengawasan (controlling), pengkoordinasian (coordinating) dan penilaian
(evaluation).
b. Freeman : perencanaan (planning), penggerakan (actuating),
pengkoordinasian (coordinating), bimbingan (guidance), membebaskan
(freedom), dan pertanggung jawaban (responsibility)
c. George R. Terry : perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
penggerakkan (actuating), pengawasan (controlling). Terkenal dengan
singkatan POAC
d. Barton : perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
penyusunan staf (staffing), penyusunan anggaran belanja (budgeting),
pelaksanaan (implementing), pengkoordinasian (coordinating), pelaporan
(reporting) dan penilaian (evaluation).
e. Luther M. Gullick : perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), penyusunan staf (staffing), pengarahan (directing),
pengkoordinasian (coordinating), pelaporan (reporting), penyusunan
anggaran belanja(budgeting). Terkenal dengan singkatan POSDCORB.
f. Hendry Fayol : perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
perintah (commanding), pengkoordinasian (coordinating), dan pengawasan
controlling).
3. Keluaran
Yaitu hasil dari suatu pekerjaan administrasi. Untuk administrasi kesehatan,
keluaran tersebut dikenal dengan nama pelayanan kesehatan. Secara umum
pelayanan kesehatan dibedakan atas 2 macam yaitu pelayanan kedokteran dan
pelayanan kesehatan masyarakat.
4. Sasaran
Yaitu kepada siapa keluaran yang dihasilkan, yakni upaya kesehatan tersebut
ditujukan. Untuk administrasi kesehatan, sasaran dibedakan atas 4 macam
yaitu perseorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat. Dapat bersifat
langsung (direct target group) atau sasaran tidak langsung (indirect target
group).
5. Dampak
Yaitu akibat yang ditimbulkan oleh keluaran. Dampak yang diharapkan adalah
makin meningkatnya derajat kesehatan. Peningkatan derajat kesehatan ini
hanya akan dapat dicapai apabila kebutuhan dan tuntutan perseorangan.
Keluarga, kelompok dan masyarakat terhadap kesehatan, pelayanan
kedokteran serta lingkungan yang sehat dapat terpenuhi. Kebutuhan dan
tuntutan ini adalah sesuatu yang terdapat pada pihak pemakai jasa pelayanan
kesehatan.

h. Bagaimana cara monitoring dan evaluasi Lokakarya Mini?

Evaluasi dilakukan secara berkala, yaitu:

1. Dengan melakukan telaahan penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang


dicapai yang dibedakan atas dua hal, yaitu:
 Telaahan intern yakni telaahan bulanan terhadap penyelenggara kegiatan
dan hasil yang dicapai oleh Puskesmas, dibandingkan dengan rencana
dan standar pelayanan. Dan yang dipergunakan diambil dari Sistem
Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) yang berlaku.
 Telaahan eksternal yakni telaahan triwulan terhadap hasil yang dicapai
oleh sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya serta sektor lain
terkait yang ada di wilayah kerja Puskesmas. Telaahan triwulan ini
dilakukan dalam Loka karya Mini Triwulan Puskesmas secara lintas
sektor.
2. Menyusun sarana peningkatan penyelenggara kegiatan sesuai dengan
pencapaian kinerja Puskesmas serta masalah dan hambatan yang ditemukan
dan hasil telaahan bulanan dan triwulan.

KERANGKA KONSEP

1. Yudha
2. Maryam
3. Fitri
4. Ade
5. Mamai
6. Ika
7. Unul
8. Afkara
9. Acel
10. Farhan
11. Leo
A. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Vous aimerez peut-être aussi