Vous êtes sur la page 1sur 13

AL-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN

GERAKAN JAMA’AH

DISUSUN OLEH :

DESTY ULFAH PRAWINDA (122016014)

M.A MUSTAFA HAFIZUDDIN (12201)

DOSEN PEMBIMBING :

S.Q FERDINAN S.AG, M.SI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persyerikatan Muhammadiyah yang didirikan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330


H atau 18 November 1912 M di Kauman Yogyakarta Menurut asal katanya
diambil dari bahasa arab yang berarti “Muhammad” adalah nama rasul terakhir
Muhammad saw, “iyah” berarti pengikut, jadi muhammadiyah adalah pengikut
Nabi Muhammad saw. Dengan kata lain Muhammadiyah itu adalah umat islam
yang hidup dan kehidupannya mengikuti, mencintai dan menghidupkan sunnah,
tuntunan dan pelajaran serta melangsungkan usaha Da’wah Islam A’mar Ma’ruf
Nahi Munkar.Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah, maka muhammadiyah
berhadapan dengan tantangan cultural. Suatu hal tak perlu ditanyakan lagi , bahwa
tantangan itu berasal dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
yang pesat yang banyak membawa perubahan, boleh dikata dalam semua
lapangan kehidupan.

Muhammadiyah dikenal sebagai Gerakan Dakwah Islam, Amar Ma’ruf Nahi


Munkar (memerintahkan kebajikan/kebaikan dan mencegah kemungkaran atau
apa saja yang diingkari dan ditolak oleh islam). Penegasan seperti ini jelas
menggambarkan komitmen Muhammadiyah terhadap Surat Al-Imran ayat 104,
suatu ayat yang menjadi factor utama yang melatarbelakangi berdirinya
perjuangan gerakan Muhammadiyah.Berdasarkan ayat tersebut Muhammadiyah
meletakkan khittah atau strategi dasar perjuangannya, yaitu Dakwah (menyeru,
mengajak) Islam Amar Ma’ruf Nahi Munkar dengan masyarakat sebagai
medan/kancah perjuangannya.

Muhammadiyah berkiprah ditengah-tengah masyarakat bangsa Indonesia


dengan membangun berbagai amal usaha yang benar-benar dapat menyentuh hajat
orang banyak semacam berbagai ragam lembaga pendidikan dari sejak Taman
Kanak-kanak, hingga Perguruan Tinggi, membangun sekian banyak Rumah Sakit,
Panti Asuhan, dsb. Seluruh amal usaha diadakan dengan niat dan tujuan yang
tunggal, yaitu dijadikan sarana dan wahana dakwah islam sebagaimana yang
diajarkan oleh Al-Quran dan As-sunnah Shahihah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Gerakan Jamaah

Tentang pengertian gerakan jamaah dan dakwah jamaah akan diuraikan


berdasarkan penggalan suku kata, yaitu: gerakan adalah suatu kegiatan
persyerikatan Muhammadiyah membina lingkungannya kearah kehidupannya
yang sejahtera lahir dan batin melalui para anggotanya yang tersebar di seluruh
Indonesia. Dan yang dimaksud dengan jamaah ialah jamaah suatu bentuk
kehidupan bersama kelompok orang dalam satu lingkungan untuk meningkatkan
kesejahtraan yang diusahakan dengan dakwah jamaah oleh anggota persyarikatan.
Pengertian dakwah jamaah adalah suatu bentuk gerakan dakwah yang
dilakukan oleh inti jamaah terhadap masyarakat disekitarnya untuk hidup
berjamaah atau bermasyarakat. Inti jamah bersama anggota muhammadiyah
bergerak bersama-sama, satu langkah atau satu irama, saling membagi tugas dan
saling membantu.
Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa dakwah jamaah ini mempunyai
ciri-ciri khas, yaitu:

a. Dilaksanakan bersama-sama oleh sejumlah orang,


b. Materinya berwujud praktek kehidupan yang nyata, yaitu hidup sejahtra,
c. Tidak bersifat formal, yaitu tidak dilakukan atas nama suatu organisasi,
tetapi merupakan kebutuhan bersama dari suatu kelompok atau
lingkungan hidup,
d. Juru dakwah (setiap anggota Muhammadiyah) dalam dakwah jamaah
menjadi subjek sekaligus menjadi objek. Oleh karena itu, setiap anggota
Muhammadiyah adalah mubaligh. (Almanak Muhammadiyah 1416
H:159).

B. Objek Gerakan
Yang menjadi objek dari gerakan jama’ah adalah khususnya anggota jama’ah
dan masyarakat lingkungan geografisnya secara umum.

C. Unit Gerakan Jama’ah


1. Di dalam satu kelurahan, inti-inti jamaah bergabung menjadi satu unit,
satu kesatuan, yang disebut Unit Gerakan jamaah.
2. Unit gerakan jamaah dipimpin langsung oleh pimpinan ranting
Muhammadiyah, bermusyawarah tentang:
1. Hambatan-hambatan yang perlu dipecahkan bersama,
2. Kegiatan-kegiatan masyarakat yang perlu menjadi perhatian inti-
inti jamaah untuk memanfaatkan dalam pembinaan kesejahteraan
kelurahannya.
3. Kerjasama yang diperlu direncanakan untuk saling meningkatkan
gerakan jamaah masing-masing.
4. Uunit gerakan jamaah menjadi forum untuk meningkatkan
kesadran dan kemampuan anggota inti jamaah sebagai mubaligh
dakwah jamaah.
5. Unit gerakan jamaah menjadi satu-satunya saluran formal nit
gerakan jamaah menjadi forum untuk meningkatkan kesadran dan
kemampuan anggota inti jamaah sebagai mubaligh dakwah jamaah.
6. Unit gerakan jamaah menjadi satu-satunya saluran formal
organisasi dan persyerikatan terhadap gerakan jamaah ini.
(Almanak Muhammadiyah 1416 H : 156-157)
7.
D. Materi dan Bidang Kegiatan jama’ah
a. Materi Kegiatan jama’ah

Secara garis besarnya, yang menjadi materi kegiatan jama’ah ini terbagi
dua kelompok yaitu :

1. Aspek kehidupan beragama islam, yang mempunyai sasaran untuk


lebih meningkatkan kehidupan beragama islam bagi anggota
berjama’ah yang bergama islam.
2. Aspek kehidupan sosial, yang mempunyai sasaran untuk membentuk
kehidupan sosial yang sejahtera lahir dan batin, yang harmonis
ditujukan kepada segenap anggota jama’ah yang rill maupun abstrak.
b. Bidang Kegiatan Jama’ah
a. Bidang pendidikan: menumbuhkan kesadaran dan memberikan
pengertian tentangmutlak perlunya pendidikan bagi anak-anak dan
generasi muda, khususnyapendidikan agamanya, untuk menjadi
pegangan hidup dan kehidupannya di masadepan;

b. Bidang sosial: membina kehidupan yang serasi antara keluarga


yang satudengan yang lainnya, saling tolong menolong dan bantu
membantu mengatasikesulitan yang sedang dialami oleh anggota
jama'ahnya. Menghilangkan sifategois dan menutup diri;
c. Bidang ekonomi: berusaha mencegah kesulitan-kesulitan
ekonomi/ penghidupanyang dialami oleh anggota jama'ahnya,
antara lain dengan membantu permodalan,mencarikan pekerjaan,
memberikan latihan ketrampilan/ keahlian dan sebagainya;
d. Bidang kebudayaan: membina kebudayaan yang tidak
bertentangan dengan Islamsebagai sarana / alat da'wah dan
mengikis/ menghindarkan pengaruh kebudayaanang merusak, dari
manapun datangnya;
e. Bidang hukum: membina kesadaran dan memberikan pengertian
tentang tertibhukum untuk kebaikan bersama dalam
kemasyarakatan. Melaksanakan danmempraktekkan ajaran-ajaran
agama (Islam) yang berhubungan dengan mu'amalahduniawiyah;
f. Bidang hubungan luar negeri (solidaritas): menumbuhkan rasa
setia kawan danimpati terhadap sesama umat Islam khususnya dan
umat manusia umumnya yangsedang mengalami musibah,
penderitaan, penindasan dan sebagainya kemudianmenyata-
laksanakannya dengan mengumpulkan bantuan dan sebagainya.

E. Metode Dakwah dan Sifatnya

 Metodenya
a) Dakwah jama'ah dilaksanakan oleh sekelompok kecil warga jama'ah
(intijama'ah) yang ditujukan kepada kelompok (jama'ahnya);
b) Inti jama'ah bertindak sebagai penggerak kelompok yang
merencanakan,melaksanakan dan menilai langkah-langkah dan materi
da'wahnya;
c) Dakwah jama'ah menggunakan teknik-teknik pembinaan masyarakat
(communitydevelopment).

 Sifatnya
1) Da'wah jama'ah dilaksanakan atas nama pribadi masing-masing muballigh;
2) Da'wah jama'ah bersifat informil, artinya tidak mengikatkan dirinya
kepadainstansi / lembaga yang formil;
3) Instansi/lembaga-lembaga masyarakat yang ada menjadi tempat
menyalurkankegiatan warga berjama'ah.
Sebagai gerakan dakwah yang multidimensi, muhammadiyah senantiasa
melakukan revitalisasi sebagai upaya penguatan terus menerus langkah-langkah
dakwah, baik secara kualitifmaupun kuantitatif menuju terwujudnya cita-cita dan
tujuan muhammdiyah, yaitu masyarakat islam yang sebenar benarnya.
Muhammdiyah memandang bahwa dakwah memiliki pengertian yang
luas, yakni dengan tujuan untuk mengajak seseorang atau sekelompok
orang(masyarakat) agar memeluk dan mengamalkan ajaran islam kedalam
kehidupan nyata.Tujuan dakwah Islamiyah secara proporsional meliputi tiga
sasaran yaitu:

1. Agar supaya umat manusia menyembah kepada Allah, tidak


mempersyarikatkan-Nya dengan sesuatu, dan tidak menyembah Tuhan
selain Allah semata-mata.
2. Agar supaya umat manusia bersedia menerima islam sebagai agamanya,
memurnikan keyakinan, hanya mengakui Allah sebagai Tuhannya,
membersihkan jiwanya dari penyakit nifaq dan selalu menjaga amal
perbuatannya agar tidak bertentangan dengan ajaran agama yang
diianutnya.
3. Dakwah islamiyah ditujukan untuk mengubah sistem pemerintahan ke
dalam pemerintahan islam. Dalam matan kepribadian Muhammadiyah
dinyatakan bahwa “maksud” Gerakan Dakwah Islam Amar Ma’ruf Nahi
Munkar yang ditujukan kepada dua bidang yaitu Perseorangan dan
masyarakat.
F. Program Gerakan

Adapun program gerakan jama’ah dan dakwah jama’ah ini disusun


berdasarkan kebutuhan dan kepentingan anggota jama’ahnya, serta
memperhatikan kondisi lingkungan masyarakatnya.

Pak AR.Fakhruddin menambahkan secara rinci unit progam yang harus


dikerjakan dan menjadi tugas bapak/ibu jama’ah (inti jama’ah) yaitu :

1. Menagajak anggota jama’ah nya untuk sholat berjama’ah.


2. Mengajak anggota jema’ah nya mengunjungi kawan yang sakit.
3. Mengajak menyampaikan pertolongan atau hadiah bersama kepada
anggota yang memerlukan dan yang patut.
4. Mengajak bertakziah kepada anggota yang musibah kematian dengan
membawa bersama pertolongan dan pemberian yang perlu
5. Memperhatikan kesusahan anggota jama’ah
6. Memperhatikan kehidupan anggota jama’ah
7. Memperhatikan kehidupan rumah tangga anggota jama’ah
8. Memperhatikah hidup keagamaan anggota jama’ah
9. Mengajak berorganisasi, seperti pengajian, kursus, rapat anggota
muhammadiyah dan sebagainya
10. Mengajak membayar iuran wajib, zakat, wakaf, kurban dan lain
sebagainya (A.R. Fakhruddin 1995: 18)

G. Peran Ranting dalam gerakan jama’ah dan Dakwah Jama’ah

Pimpinan cabang atau ranting muhammadiyah berkewajiban membentuk


dan membina kelangsungan gerakan jama’ah dan dakwah jama’ah yang
berkedudukan dilingkungan ranting, tetapi dilaksanakan diluar struktur ranting
muhammadiyah (Mulkhan S.U 1990 : 110-119)

1. Cara pembentukan
Menurut Pak AR. Fakhruddin (1995 : 17), didalam bukunya pedoman
anggota muhammadiyah, beliau menjelaskan tatacara membentuk
jama’ah adalah sebagai berikut :
a. Cabang dan ranting muhammadiyah yang beranggotakan lebih dari
10 orang, membagi para anggotanya menjadi kelompok kecil yang
tiap-tiap kelompok beranggota sedikitnya 5 orang dan paling
banyak 10 orang. Tiap-tiap kelompok dinamakan satu jama’ah
b. Tiap –tiap jama’ah dipimpin oleh Bapak/ibu jama’ah yang dipilih
oleh dan dari anggota jama’ah dan disyahkan/dilantik oleh cabang
atau rantingnya masing-masing.
c. Bapak /Ibu jama’ah pada pokoknya berkrwajiban memperhatikan
cara memeliharaan bagi para anggotanya soal keislamanya,
keduniannya, dan kemuhammadiyaanya.
Didalam almanak muhammadiyah 1416H diterangkan bahwa
fungsi dan peran pimpinan ranting muhammadiyah dalam rangka
gerakan jama’ah dan dakwah jama’ah sebagai berikut:
1. Pimpinan ratingan muhammadiyah dan anggotanya harus
menyadari bahwa gerakan jama’ah dan Dakwah jama’ah adalah
proyek persyarikatan.
Pengertian proyek disini adalah suatu bentuk kegiatan yang
memproyeksikan cita – cita muhammadiyah. Dalam bentuk
kegiatan itu akan terwujudlah suatu gambaran yang nyata, yang
mudah dilihat dan ditangkap oleh masyarakat luas, tentang apa
dan mengapa muhammadiyah itu. Proyek persyarikatan
fungsinya juga sebagai pengatrapan ide-ide persyarikatan
kedalam masyarakat. Makin luas ditenga-tengah masyarakat,
makin dekatlah persyarikatan kita kepada tujuannya. Contoh
proyek persyarikatan yaitu sekolah, pengajian, poliklink, panti
asuhan dan sebagainya.
2. Ada ciri khas yang membedakan antara proyek jamaah dan
dakwah jama’ah dengan proyek-proyek pesyarikatan lain:
a. Proyek-proyek persyarikatan seperti sekolah, pengajian,
poliklinik, dan sebagainya, diurus langsung oleh majilis
atau bagian-bagian yang bersangkutan atas nama pimpinan
muhammadiyahnya. Ini berarti bahwa segalasesuatu yang
berhubungan dengan proyek itu menjadi tanggung jawab
pimpinan persyarikatan yang bersangkutan, baik
perencanaanya, managementnya, biayanya, maupun
policynya.
b. Jama’ah dan dakwah jama’ah menjadi tanggung jawab
anggota muhammadiyah bersama pimpinan rating yang
bersangkutan.
3. Antara anggota dan pimpinan rating terdapat perbedaan tugas
yang jelas :
a. Anggota muhammadiyah bertanggung jawab atas
pelaksanaan gerakan jama’ah dan dakwah jama’ah
dilingkungan tempat tinggalnya, sedangkan pimpinan rating
muhammadiyah hanya sebagai tempat konsultasi.
b. Yang menjadi tanggung jawab pimpinan rating adalah
memimpin anggota muhammadiyah sebagai inti jama’ah
yang melaksanakan gerakan jama’ah dan dakwah jama’ah
itu.
4. Agar pimpinan rating dapat menjalakan fungsinya sebagai
pembina inti jama’ah (yang terdiri dari keanggotaan
persyarikatan itu), perlu menunjuk satu dua orang anggota
muhammadiyah untuk dilatih dan ditetapkan sebagai konsultan
oleh pimpinan rantingnya.
5. Pimpinan ranting berkewajiban untuk mengumpulkan data-
data, laporan dan segala sesuatu tentang perkembangan jama’ah
dan dakwah jama’ah dirantingnya untuk dilaporkan kepada
pimpinan persyarikatan diatasnya. (almanak Muhammadiyah
1416H:171-173)

H. Diskusi Permasalahan Dalam Lapangan

Salah satu fungsi gerakan jama’ah dan dakwah jama’ah adalah


mendiskusikan dan mencari solusi atas permasalahan-permasalahan yang sedang
dihadapi oleh anggota jama’ahnya. Contoh antara lain:
1. Apabila kita mau membantu persoalan para nelayan bagaimana cara
mendapatkan ikan. Maka car mengatasi masalah mereka adalah bukan
dengan cara memberikan mereka ikan sebanyak mungkin. Akan tetapi
ajarilah mereka menggunakannya, bahkan lenih dari itu, ajari mereka
cara membuat kail.
2. Membantu seorang yang tidak mampu untuk bayar SPP dan biaya
sekolah ananya, tidak cukup dengan memberinya uang akan tetapi jauh
lebih membatu jika mereka dibimbing atau diberi pekerjaan agar
mendapatkan uang untuk menutupi keperluan-keperluannya.
Dua contoh diatas adalah diantara permasalahan yang terjadi pada
masyarakat, termasuk anggota jama’ah, sehubungan dengan itu maka
fungsi pembimbing atau bapak/ibu sebagai inti jama’ah, sangat
diperlukan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan terhadap
anggota jama’ahnya, baik yang menyangkut masalah agama dan
masalah keduniaan merka. Sehingga tujuan geraka jama’ah untuk
mewujudkan keluarga sejahtera dan bahagia akan tercapai. (Mulkhan
S.U 1990:115)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gerakan jama'ah dan dakwah jama'ah disini adalah suatu usaha


Persyarikatan Muhammadiyah, melalui anggotanya yang tersebar di seluruh tanah
air, untuk secara serempak teratur dan terencanameningkatkan keaktifannya dalam
membina lingkungannya ke arah kehidupan yangsejahtera lahir dan batin.

Organisasi jama'ah adalah organisasi yang informal, dalam arti tidak


terikatdan bertanggungjawab kepada organisasi lain.Organisasi ini lahir sebagai
proses yang wajar dari kebutuhan kelompokmasyarakat di suatu tempat, sebagai
akibat dari suksesnya dakwah jama'ah yangdilaksanakan oleh inti jama'ah.
Organisasi jama'ah tidak dapat dipaksakanadanya. (Nama jama'ah itu sendiri tidak
mutlak harus dipergunakan sekiranyajustru akan menghambat pengertian hidup
berjama'ah).Pembinaan ini dapat melalui sarana-sarana intern jama'ah dan dapat
memanfaatkansarana/fasilitas di luar jama'ah. Secara rutin pamong jama'ah
memperhatikan situasi dan kondisi warga jama'ahnya, mengamati rumah
tangganya dan suasanahidup bertetangga. Masalah-masalah yang tampak segera
ditangani, yaitu dicaripemecahannya baik secara langsung maupun tidak
langsung.Ide-ide yang positif dan kreatif diusahakan melalui musyawarah,
sehinggamenjadi milik bersama dan tanggung jawab bersama jama'ahnya.
B. Saran

Gerakan dakwah muhammadiyah sangat dibutuhkan pada saat ini untuk


mengajak masyrakat yang belum masuk islam dan yang sudah masuk islam dalam
menjalani ibadah yang tidak tercampurnya antara budaya dan agama, dengan
demikian dapat terciptanya masyarakat islam yang sebenar benarnya yang
berlandaskan al-quran dan al-hadist.

DAFTAR PUSTAKA

https://muhammadsurya.wordpress.com/2009/06/13/materi-gerakan-jamaah-
dan-dakwah-jamaah-di-kampus/

Tim Penyusun. 2014. Al-islam dan Kemuhammadiyahan. Palembang:


Universitas Muhammadiyah Palembang.

Vous aimerez peut-être aussi