Vous êtes sur la page 1sur 15

Askep Anemia aplikasi Nanda NIC NOC merupakan konsep asuhan keperawatan

secara teoritis yang diberikan kepada pasien dengan masalah anemia. Pada konsep
askep stroke pada artikel ini menggunakan konsep Nanda NIC NOC mulai dari
pengkajian, diagnose keparawatan, intervensi keperawatan menggunakan ilmu
keperawatan Nanda NIC NOC.

Definisi Anemia

Anemia merupakan suatu kondisi atau istilah yang menunjukan rendahnya hitungan
jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin di bawah normal. Anemia adalah
gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tak
adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah
merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen di dalam
darah.

Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit,


melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi
tubuh dan perubahan patofisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui
anemnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium.

Klasifikasi Anemia

Klasifikasi anemia berdasarkan derajat berat ringannya menurut WHO adalah


sebagai berikut:

 Ringan sekali, jika kadar Hb 10,00 gr% -13,00 gr%


 Ringan, jika kadar Hb 8,00 gr% -9,90 gr%
 Sedang, jika kadar Hb 6,00 gr% -7,90 gr%
 Berat, jika kadar Hb < 6,00 gr%

Klasifikasi anemia berdasarkan akibat Gangguan Eritropoiesis atau sumber


pembentukan eritrosit.

Anemia Defisiensi Besi

Anemia defisiensi zat besi diakibatkan oleh tidak cukupnya suplai zat besi ke dalam
tubuh sehingga mengakibatkan defek pada sintesis Hb dan mengakibatkan
timbulnya sel darah merah yang hipokrom dan mikrositer.
Anemia Megaloblastik

Anemia megaloblastik disebabkan oleh defisiensi asam folat atau vitamin B12,
sehingga mengakibatkan gangguan pada sintesis timidin dan defek pada replikasi
DNA, efek yang dapat timbul adalah pembesaran prekursor sel darah (megaloblas)
di sumsum tulang, hematopoiesis yang tidak efektif dan pansitopenia.

Anemia Aplastik

Anemia aplastic pada umumnya disebabkan oleh sumsum tulang gagal


memproduksi sel darah akibat hiposelularitas. Hiposelularitas ini dapat terjadi akibat
dari paparan racun, radiasi, reaksi terhadap obat atau virus, dan defek pada
perbaikan DNA serta gen atau keturunan.

Anemia Mieloptisik

Anemia mieloplastik merupakan anemia yang terjadi akibat penggantian sumsum


tulang oleh infiltrate sel-sel tumor, kelainan granuloma, yang menyebabkan
pelepasan eritroid pada tahap awal.

Penyebab Anemia

Penyebab yang paling sering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang
diperlukan untuk sintesis atau pembentukan eritrosit (sel darah merah). Zat-zat gizi
tersebut antara lain adalah zat besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya
merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik,
penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya.

Berikut adalah penyebab yang umum dari kondisi anemia, antara lain:

 Perdarahan hebat dan akut (mendadak)


 Kecelakaan
 Pembedahan atau operasi
 Persalinan
 Pecah pembuluh darah
 Epistaksis atau perdarahan hidung
 Wasir atau hemoroid
 Ulkus peptikum
 Kanker atau polip di saluran pencernaan
 Tumor ginjal atau kandung kemih
 Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
 Berkurangnya pembentukan sel darah merah
 Kekurangan zat besi, vitamin B12, asam folat dan vitamin C
 Penyakit kronik
 Meningkatnya penghancuran sel darah merah
 Pembesaran limpa
 Kerusakan mekanik pada sel darah merah
 Reaksi autoimun terhadap sel darah merah

Pathway Anemia

Tanda Dan Gejala Anemia

Tanda dan gejala klinis anemia yang biasa muncul merefleksikan gangguan fungsi
dari berbagai sistem yang ada di dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik,
gangguan neurologik (syaraf) yang di manifestasikan dalam perubahan perilaku,
anorexia (badan kurus kerempeng), pica, serta perkembangan kognitif yang
abnormal pada anak.

Pada kondisi anemia sering pula terjadi abnormalitas pertumbuhan, gangguan fungsi
epitel, dan berkurangnya keasaman lambung.

Cara mudah mengenal anemia dengan 5L, yaitu lemah, letih, lesu, lelah, lunglai.
Kalau muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang terkena anemia.

Gejala lain yang dapat kita lihat pada anemia adalah kulit tampak pucat, konjungtiva
mata pucat dan sclera atau warna pucat pada bagian kelopak mata bawah.

Komplikasi Anemia

Anemia jika di biarkan dan tidak ditanggulangi dengan tepat dapat menyebabkan
daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita anemia akan mudah terkena
infeksi atau dengan kata lain mudah sakit. Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau
gampang terkena infeksi saluran napas, jantung juga menjadi gampang lelah,
karena harus memompa darah lebih kuat.

Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat ditangani dan berkelanjutan dapat
menyebabkan kematian, dan berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan berat
badan rendah, anemia bisa juga mengganggu perkembangan organ-organ tubuh,
termasuk otak
Peemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan untuk mendiagnosa anemia adlah


sebagai berikut.

 Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hemalokrit menurun.


 Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV (molume
korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata) menurun dan
mikrositik dengan eritrosit hipokronik (DB), peningkatan (AP). Pansitopenia
(aplastik). Jumlah retikulosit : bervariasi, misal : menurun (AP), meningkat
(respons sumsum tulang terhadap kehilangan darah/hemolisis). Pewarna sel
darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat
mengindikasikan tipe khusus anemia).
 LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal : peningkatan
kerusakan sel darah merah : atau penyakit malignasi. Masa hidup sel darah
merah : berguna dalam membedakan diagnosa anemia, misal : pada tipe
anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup lebih pendek. Tes
kerapuhan eritrosit : menurun (DB).
 SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial) mungkin
meningkat (hemolitik) atau menurun (aplastik). Jumlah trombosit : menurun
caplastik; meningkat (DB); normal atau tinggi (hemolitik) Hemoglobin
elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin.
 Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (AP, hemolitik).
 Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan
dengan defisiensi masukan/absorpsi. Besi serum : tak ada (DB); tinggi
(hemolitik) TBC serum : meningkat (DB). Feritin serum : meningkat (DB).
Masa perdarahan : memanjang (aplastik)
 LDH serum : menurun (DB). Tes schilling : penurunan eksresi vitamin B12
urine (AP)
 Guaiak : mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi gaster,
menunjukkan perdarahan akut / kronis (DB). Analisa gaster : penurunan
sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya asam hidroklorik bebas (AP).
Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak berubah
dalam jumlah, ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan tipe anemia,
misal: peningkatan megaloblas (AP), lemak sumsum dengan penurunan sel
darah (aplastik).
 Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan :
perdarahan GI

Penatalaksanaan

penatalaksanaan umum anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dari anemia


tersebut dan mengganti jumlah darah yang hilang jika anemia disebabkan oleh
perdarahan. Anemia ini dapat diberikan:
 Transpalasi sel darah merah.
 Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
 Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
 Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan
oksigen
 Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
 Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.

Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) :

Anemia defisiensi besi

Penatalaksanaan anemia defisiensi zat besi adalah dengan mengatur makanan


yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang diberikan seperti ikan, daging,
telur dan sayur. Pemberian preparat fe Perrosulfat 3x 200mg/hari/per oral sehabis
makan Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis makan.

 Anemia pernisiosa dengan pemberian vitamin B12


 Anemia asam folat diberikan asam folat 5 mg/hari/oral
 Anemia karena perdarahan, untuk mengatasi perdarahan dan syok dengan
pemberian cairan dan transfusi darah.

ASKEP ANEMIA APLIKASI NANDA NIC NOC

Untuk selanjutnya langsung saja saya paparkan bagaimana konsep Asuhan


Keperawatan Anemia Menggunakan Aplikasi Nanda NIC NOC yang saya dapat
dari literature-literatur.

Identitas Klien

Silahkan masukkan identitas klien mulai dari nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan,
tempat tiinggal, dan lain-lain. Identitas klien disini dapat menjadi penunjang informasi
dalam memberikan asuhan keperawatan.

Keluhan Utama

Keluhan utama yang biasa muncul pada pasien anemia biasanya 5 L, lemah, letih,
lesu, lemas dan lunglai.

Riwayat penyakit masa lalu


Riwayat penyakit gastritis, tukak lambung, perdarahan, hemoroid dain lain-lain.

DATA FOKUS PENGKAJIAN ASKEP ANEMIA MENGGUNAKAN 13 DOMAIN


NANDA

PROMOSI KESEHATAN
Data Subjektif:
Kesehatan umum klien biasanya tampak sakit sedang hingga berat
Penyakit yang lalu seperti hemoroid, gastritis, perdarahan

DO:
KU tampak sakit sedang hingga berat
TTV: TD terkadang turun dari normal, Nadi Biasanya normal atau takikardi, RR
dapat naik, suhu biasanya normal.

NUTRISI
DS:
Perubahan selera makan seperti anoreksia, mual dan muntah

DO:
BB biasanya juga dapat menurun

ELIMINASI

Sistem gastrointestinal
DS:
Riwayat penyakit pencernaan, hemoroid, gastritis, gastritis erosive dan melena.

DO:
Konsistensi dan karakteristik BAB biasanya disertai darah
Pengkajian abdomen:
Inspeksi perut tampak normal
Palpasi perut lembut
Perkusi abdomen peka
Auskultasi bising usus biasanya normal

AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT


Aktivitas
DS:
Badan lemas, cepat lelah dan terasa ngantuk

DO:
Penampilan umum selama beraktivitas tampak lesu

KEAMANAN DAN PERLINDUNGAN


DS:
Nadan terasa dingin

DO:
Suhu biasanya normal dan turun
Keringat dingin

PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG DAPAT DI LAKUKAN UNTUK


MENUNJANG DIAGNOSA ANEMIA

Pemeriksaan penunjang untuk menunjang diagnosis anemia biasanya pemeriksaan


darah atau hemoglobin dan biasanya didapatkan kadar hb menurun.

DIAGNOSE KEPERAWATAN YANG MUNGKIN DAPAT MUNCUL PADA PASIEN


ANEMIA

1. Kelelahan berhubungan dengan anemia


2. Perubahanperfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan
konsentrasi hemoglobin dalam darah
3. Risikoinfeksi

INTERVENSI KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA

Diagnosa 1 : Kelelahan berhubungan dengan anemia

Tujuan dan kriteria hasil (NOC)

Setelah dilakukan perawatan pasien akan:

 Beradaptasi dengan keletihan yang dibuktikan oleh toleransi aktivitas,


ketahanan, dan status nutrisi (energy dan energy psikomotor)
 Menunjukkan penghematan energy yang dibuktikan dengan indicator sebagai
berikut:

Indikator 1 2 3 4 5
Mempertahankan nutrisi
Keseimbangan antara aktivitas
dan istirahat
Menggunakan teknik
penghematan energy
Mengadaptasi gaya hidup
dengan tingkat energy
Melaporkan ketahanan yang
adekuat untuk aktivitas

Intervensi keperawatan (NIC)

Pengkajian

 Kaji dampak keletihan pada kualitas hidup

Manajemen energy (NIC):

 Pantau bukti adanya keletihan fisik dan emosi yang berlebihan pada pasien
 Pantau respon kardiorespirasi terhadap aktivitas missal takikardi, disritmia,
dyspnea pucat dan sesak napas)
 Pantau dan catat pola tidur pasien dan jumlah jam tidurnya
 Pantau lokasi dan sifat ketidaknyamanannya atau nyeri selama bergerak dan
beraktivitas
 Tentukan persepsi pasien pada orang terdekat pasien tentang penyebab
keletihan
 Pantau asupan nutrisi untuk menjamin keadekuatan sumber energy
 Pantau pemberian dan efek stimulant dan depresan

Penyuluhan untuk pasien dan keluarga

 Jelaskan hubungan antara keletihan dan proses penyakit

Manajemen energy:

 Ajarkan pasien dan orang terdekatnya untuk mengenali tanda dan gejala
keletihan yang memerlukan pengurangan aktivitas
 Ajarkan pengaturan aktivitas dan teknik manajemen waktu untuk mencegah
keletihan
Aktivitas kolabiratif

 Ingatkan praktisi lain untuk menyadari dampak keletihan


 Lakukan perujukan ke terapi keluarga jika keletihan telah mengganggu fungsi
keluarga
 Lakukan perujukan ke perawatan psikiatrik jika keletihan sangat mengganggu
hubungan klien
 Manajemen energy (NIC): konsultasikan dengan ahli gizi tentang cara untuk
emningkatkan asupan makanan yang berenergi tinggi

Aktivitas lain

 Dukung pasien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan sehubungan


dengan perubahan hidup yang disebabkan oleh keletihan
 Bantu pasien dalam mengidentifikasi tindakan yang dapat meningkatkan
konsentrasi
 Dukung pembatasan iteraksi social pada saat interaksi tinggi
 Dukung pasien untuk melaporkan aktivitas serta awitan nyeri yang
meningkatkan dan menimbulkan keletihan
 Rencanakan aktivitas yang mengurangi keletihan yang meliputi:
 Bantu aktivitas ADLs sesuai dengan kebutuhan
 Kurangi aktivitas yang prioritasnya rendah

Manajemen energi:

 Kurangi ketidaknyamanan fisik yang dapat mengganggu fungsi kognitif dan


pemantauan atau pengaturan aktivitas diri
 Bantu pasien dan orang terdekatnya untuk membuat tujuan kegiatan yang
realistis
 Berikan aktivitas hiburan yang menenangkan
 Tingkatkan tirah baring dan pembatasan aktivitas
 Cegah aktivitas perawatan selama periode istirahat terjadwal
 Batasi stimulus lingkungan
 Batasi jumlah pengunjung jika perlu

Perawatan dirumah

 Diskusikan bersama pasien dan keluarga tentang cara memodifiksi


lingkungan rumah untuk mempertahankan aktifitas dan meminimalkan
keletihan
 Kaji lingkungan rumah untuk adanya factor yang dapat meningkatkan
keletihan
 Jika nyeri kronik merupakan etiologi keletihan rujuk ke program manajemen
nyeri di komunitas
 Bekerja sama dengan klien dan keliarga untuk emnetukan prioritas aktivitas
berdasarkan harapan realitas kemampuan klien
 Dorong keluarga untuk mempertahankan klien terlibat didalam rutinitas
keluarga seoptimal mungkin
 Bantu klien menjadi asertif dalam menetapkan batasan pada tuntutan orang
lain
 Rujuk pada layanan bantuan rumah tangga dan layanan bantuan kesehatan
keluarga

Untuk bayi dan anak-anak


Kaji keletihan bayi dan anak-anak dengan mewawancarai orang tua dan mencatat
perubahan tidur, aktivitas bermain, dan pola makan anak kecil tidak dapat
mengatakan kalau ia keletihan

Untuk lansia

 Kaji kondisi ko-morbid seperti artritis


 Kaji apakah keletihan disebabkan oleh depresi, rujuk pada profsional
kesehatan jiwa jika perlu
 Pantau efek samping obat yang dapat menyebabkan keletihan

Diagnosa 2 : Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan


penurunan konsentrasi hemoglobin dalam darah

Tujuan dan kriteria hasil (NOC)

Setelah diberikan perawatan pasien akan:


Menunjukkan keseimbangan cairan, integritas jaringan: kulit dan membrane mukosa
dan perfusi jaringan perifer yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:
1 gangguan eksterm
2 berat
3 sedang
4 ringan
5 tidak ada gangguan
Indikator 1 2 3 4 5
Tekanan darah
Nadi perifer
Turgor kulit
Suhu, sensasi, elastisitas,
hidrasi, keutuhan, dan
ketebalan kulit
Pengisian ulang kapiler
Warna kulit
Integritas kulit

 Pasien akan mendeskripsikan rencana perawatan dirumah


 Ekstremitas bebas dari lesi

Intervensi keperawatan (NIC)

Pengkajian

 Kaji ulkus statis dan gejala selulitis

Perawatan sirkulasi (NIC):

 Lakukan pengkajian komprehensif terhadap sirkulasi perifer


 Pantau tingkat ketidaknyamanan atau nyeri saat melakukan latihan fisik
 Pantau status cairan termasuk asupan dan haluaran

Manajemen sensasi perifer (NIC):

 Pantau perbedaan ketajaman atau ketumpulan, panas atau dingin


 Pantau parestesia, kebas, kesemutan, hiperestesia dan hipoestesia
 Pantau tromboflebitis dan thrombosis vena profunda
 Pantau kesesuaian alat penyangga, prosthesis, sepatu dan pakaian

Penuluhan untuk pasien dan keluarga


Ajarkan pasien dan keluarga tentang:

 Menghindari suhu yang eksterm pada ekstremitas


 Pentingnya mematuhi program diet dan program pengobatan
 Tanda dan gejala yang dapat dilaporkan pada dokter
 Perawatan sirkulasi (NIC): ajarkan pasien untuk melakukan perawatan kaki
yang tepat
 Pentingnya pencegahan ststis vena

Manajemen sensasi perifer (NIC):

 Anjurkan pasien atau keluarga untuk memantau posisi bagian tubuh saat
pasien mandi, duduk, berbaring atau mengubah posisi
 Ajarkan pasien atau keluarga untuk memeriksa kulit setiap hari untuk
mengetahui perubahan integritas kulit
Aktivitas kolaboratif

 Beri obat nyeri, beritahu dokter jika neri tidak kunjung reda
 Perawatan sirkulasi (NIC): beri obat antitrombosit atau antikoagulan, jika perlu

Aktivitas lain

 Hindari trauma kimia, mekanik, atau panas yang melibatkan ekstremitas


 Kurangi rokok dan penggunaan stimulan
 Perawatan sirkulasi: insufisiensi arteri (NIC): letakkan ekstremitas pada posisi
menggantung, jika perlu

Perawatan sirkulasi: insufisiensi vena (NIC):

 Lakukan modaitas terapi kompresi, jika perlu


 Evaluasi ekstremitas yang terkena 20 derajat atau lebih diatas jantung jika
perlu
 Dorong latihan rentang pergrakan sendi aktif dan pasif, terutama pada
ekstremitas bawah, saat tirah baring

Penatalaksanaan sensasi perifer (NIC):

 Hindari atau pantau penggunaan alat yang panas atau dingin


 Letakkan ayunan diatas bagian tubuh yang terkena dan tidak menyentuh
linen tempat tidur
 Diskusikan dan identifikasi penyebab sensasi tidak normal atau perubahan
sensasi

Perawatan dirumah
Tindakan diatas dapat digunakan atau diadaptasikan untuk perawatan dirumah

Untuk lansia
Waspadai gejala terutama emboli paru pada lansia

Diagnosa 3 : Risiko infeksi

Tujuan dan kriteria hasil (NOC)

Setelah diberikan perawatan pasien akan menunjukkan:

 Factor resiko infeksi akan hilang yang dibuktikan dengan pengendalian resiko
komunitas, penyakit menular, status imun, keparahan infeksi, keparahan
infeksi bai baru lahir, pengendalian resiko PMS, dan penyembuhan luka
primer dan sekunder.
 Pasien akan memperlihatkan pengendalian resiko PMS yang dibuktikan oleh
indicator sebagai berikut:

1 tidak pernah
2 jarang
3 kadang-kadang
4 sering
5 selalu
Indicator 1 2 3 4 5
Memantau perilaku seksual
terhadap resiko pajanan PMS
Mengikuti strategi
pengendalian pemajanan
Menggunakan metode
pengendalian penularan PMS

Contoh lain: pasien dan keluarga akan:

 Terbatas dari tanda dan gejala infeksi


 Memperlihatkan hygiene personal yang adekuat
 Mengindikasikan status gi, pernapasan, genitourinaria dan imun dalam batas
normal
 Menggambarkan factor yang menunjang penularan infeksi
 Melaporkan tanda atau gejala infeksi serta mengikuti prosedur skrining dan
pemantauan

Intervensi keperawatan (NIC)

Pengkajian

 Pantau tanda dan gejala infeksi (suhu, denut jantung, drainase, penampilan
luka, sekresi, penampilan urin, suhu kulit, lesi kulit, keletihan dan malaise)
 Kaji factor yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi
 Pantau hasil laboratorium (hitung darah lengkap, hitung granulosit, absolute,
hitung jenis, protein serum, albumin)
 Amati penampilan praktek hygiene personal untuk perlindungan terhadap
infeksi

Penyuluhan untuk pasien/keluarga


 Jelaskan pada ppasien dan keluarga mengapa sakit atau terapi meningkatkan
resiko terhadap infeksi
 Instruksikan untuk menjaga personal hygiene
 Jelaskan manfaat dan rasional serta efek samping imunisasi
 Berikan pasien dan keluarga metode untuk mencatat imunisasi

Pengendalian infeksi (NIC):

 Ajarkan pasien tehnik mencuci tangan yang benar


 Ajarkan kepada pengunjung untuk mencuci tangan sewaktu masuk dan
meninggalkan ruang pasien

Aktivitas kolaboratif

 Ikuti protocol institusi untuk melaporkan suspek infeksi atau kultur positif
 Pengendalian infeksi (NIC): berikan terapi antibiotic, bila diperlukan

Aktivitas lain

 Lindungi pasien terhadap kontaminasi silang dengan tidak menugaskan


perawat yang sama untuk pasien lain yang mengalami infeksi dan
memisahkan ruang perawatan pasien dengan pasien yang terinfeksi

Pengendalian infeksi (NIC):

 Bersihkan lingkungan dengan benar setelah dipergunakan masing-masing


pasien
 Pertahankan tehnik isolasi, bila diperlukan
 Terapkan kewaspadaan universal
 Batasi jumlah pengunjung, bila diperlukan

Perawatan dirumah

 Ajarkan tindakan hygiene dasar seperti mencuci tangan, tidak berbagi


handuk, gelas , dll
 Ajarkan metode mengolah, menyiapkan, dan menyimpan makanan yang
aman
 Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi factor dilingkungan mereka,
gaya hidup atau praktik kesehatan yang meningkatkan risiko infeksi
 Ajarkan keluarga bagaimana membuang balutan luka yang kotor dan sampah
biologis lainnya
 Jangan melakukan kunjungan rumah jika saudara sedang sakit
 Rujuk pasien dan keluarga kelembaga sosial untuk membantu menjaga
kebersihan rumah dan nutrisi
 Pengendalian infeksi: ajarkan pasien dan keluarga mengenal tanda dan
gejala infeksi serta kapan harus melaporkan ke layanan kesehatan

Untuk bayi dan anak-anak

 Ajarkan orang tua jadwal imunisasi yang dianjurkan


 Rujuk kelembaga sosial untuk memperooleh bantuan finansia untuk imunisasi
 Pantau seberapa sering penggunaan antibiotic pada bayi dan anak-anak,
yakinkan orang tua bahwa salesma tidak diobati dengan antibiotic

Untuk lansia

 Dengan mengetahui bahwa system imun mengalami penurunan individu


lansia mungkin tidak mengeluarkan gejala, bahkan pada kasus infeksi serius
sekalipun. Lakukan pengamatan untuk suhu yang rendah dan konfusi
 Rujuk ke ahli perawatan geriatric untuk kasus kuku yang tumbuh
 Rekomenasikan untuk mendapat imunisasi influenza dan pneumonia
 Kaji adanya factor yang meningkatkan resiko pasien terhadap infeksi

Itulah Askep Anemia Aplikasi Nanda NIN NOC yang dapat saya sampaikan. Mudah-
mudahan dapat bermanfaat bagi anda.

Sumber:
Sumber: Judith M. Wilkinson dan Nancy R. Ahern. Buku Saku DIAGNOSIS
KEPERAWATAN Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria hasil NOC Edisi 9. Alih
Bahasa Ns. Esti Wahuningsih, S.Kep dan Ns. Dwi Widiarti, S,Kep. EGC. Jakarta.
Doenges, EM, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.

Vous aimerez peut-être aussi