Vous êtes sur la page 1sur 70

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN NORMAL

PADA NY. S UMUR 28 TAHUNG2P1A0UMUR KEHAMILAN 39+3 MINGGU


DI PUSKESMAS COLOMADU 1, KARANGANYAR

Disusun Oleh :
1. Bibit Herawati (R0316017)
2. Eka Susilawati (R0316026)
3. Emilya Ika Sari (R0316027)
4. Eva Rizqi Firdayani (R0316030)
5. Pratiwi Uswatun Khasanah (R0316046)

PRODI DIII KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018

i
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah

ASUHAN KEBIDANANIBU BERSALIN NORMALPADA NY. S


UMUR 28 TAHUNG2P1A0UMUR KEHAMILAN 39+3 MINGGU
DI PUSKESMAS COLOMADU 1
KARANGANYAR

Telah memenuhi syarat dan disetujui untuk dipresentasikan pada tanggal 10 Januari 2018.
Makalah Asuhan Kebidanan di Prodi DIII Kebidanan FK UNS.

Dipersiapkan dan disusun oleh:


1. Bibit Herawati (R0316017)
2. Eka Susilawati (R0316026)
3. Emilya Ika Sari (R0316027)
4. Eva Rizqi Firdayani (R0316030)
5. Pratiwi Uswatun Khasanah (R0316046)

Mengetahui,
Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Fresthy Astrika Yunita, S.ST., M. Kes Megawati, S.ST.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat
diselesaikan. Makalah Ini disusun sebagai tugas mata kuliah Praktik Klinik
Kebidanan 1 dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal pada Ny. S
Umur 28Tahun G2P1A0 UK 39+3Minggu di Puskesmas Colomadu 1
Karanganyar”.
Terimakasih disampaikan kepada:
1. Kepala Puskesmas Colomadu 1, drg. E. Mardikaningtyas K, M. Kes yang
telah memberikan izin praktek.
2. Megawati, S.ST., selaku Pembimbing Lahan dalam penyusunan makalah
ini.
3. Fresthy Astrika Y., S.ST., M. Kesselaku Pembimbing Pendidikan dalam
penyusunan makalah ini.
4. Seluruh bidan di Puskesmas Colomadu 1Karanganyar yang selalu sabar
dalam membimbing dan membagi keterampilannya.
5. Ny. S sebagai klien dalam kasus ini.
Tentu banyak kekurangan yang masih luput dari pencermatan kami, semata-
mata kekurangmampuan kami dalam hal bahasa maupun penguasaan materi. Kritik,
masukan, dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh kami demi perbaikan
makalah ini.
Demikian makalah ini kami susun semoga bermanfaat bagi semua.

Karanganyar, 7 Januari 2018

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Makalah 2
D. Manfaat Makalah 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
A. Pengertian 4
B. Etiologi Persalinan 4
C. Fisiologi Persalinan 6
D. Pembagian Tahap Persalinan 7
E. Perubahan-Perubahan Fisiologis dalam Persalinan 13
F. Perubahan Psikologi pada Ibu Bersalinan 14
G. Penatalaksanaan Ibu Bersalin Normal 15
BAB III TINJAUAN KASUS 34
BAB IV PEMBAHASAN 62
BAB V PENUTUP 65
A. Kesimpulan 65
B. Saran 65
DAFTAR PUSTAKA 66

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di Indonesia angka kematian maternal dan perinatal masih cukup tinggi.
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator yang diperkirakan
sulit dicapai. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi
dibandingkan dengan negara-negara di Asia. Survey Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih
tinggi, yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup. Jika dihitung berdasarkan
angka tersebut, maka ada 16.155 orang ibu yang meninggal akibat kehamilan,
persalinan dan nifas pada tahun 2012. Sedangkan Angka Kematian Bayi
(AKB) dalam Survey Dasar Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 sebesar
32/1000 kelahiran hidup.
Menurut profil kesehatan Kota Karanganyar tahun 2014, kasus kematian
Ibu dalam kategori tinggi dan angka kematian bayi dalam kategori rendah.Di
Kota Karanganyar angka kematian bayi pada tahun 2014 sebanyak 3,8 per
1.000 kelahiran hidup, angka kematian ibu pada tahun 2014 sebanyak 138,5
per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan sebelumnya pada tahun 2013, angka
kematian bayi sebesar 9,9 per 1.000 kelahiran hidup dan angka kematian ibu
sebanyak 68,3 per 100.000 kelahiran hidup. Ini menunjukan bahwa angka
kematian bayi pada tahun 2014 mengalami penurunan sedangkan angka
kematian ibu mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.
Dari perhitungan angka kematian ibu yang mengalami kenaikan dari
tahun sebelumnya, maka diperlukan upaya untuk memperkecil angka
tersebut, dengan cara peningkatan kualitas pelayanan kesehatan sesuai
standard operating procedure (SOP).
Berdasarkan data diatas, maka penulis mengambil sampel ibu bersalin
normal di Puskesmas Colomadu 1 Karanganyar. Penulis mengambil kasus
dengan judul“Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal pada Ny. S Umur
28Tahun G2P1A0 UK 39+3Minggu di Puskesmas Colomadu 1
Karanganyar.”

1
B. RUMUSAN MASALAH
“Bagaimana manajemen Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal pada Ny.S
Umur 28 Tahun G2P1A0 UK 39+3Minggu di Puskesmas Colomadu 1
Karanganyar?”

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Ibu
Bersalin pada Ny. S umur 28 tahun G2P1A0 UK 39+3 minggu di
Puskesmas Colomadu 1 Karanganyartahun 2017.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktik klinik kebidanan diharapkan mahasiswa
mampu:
a. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan / penyajian data dasar
secara lengkap meliputi data subyektif dan data obyektif pada Ny. S
umur 28 tahun G2P1A0 UK 39+3 minggu di Puskesmas Colomadu 1
Karanganyar tahun 2017.
b. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan interpretasi data dasar
dengan menentukan diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan
pada Ny. S umur 28 tahun G2P1A0 UK 39+3 minggu di Puskesmas
Colomadu 1 Karanganyar tahun 2017.
c. Mahasiswa diharapkan mampu menentuka diagnosa atau masalah
potensial dan antisipasi pada Ny. S umur 28 tahun G2P1A0 UK 39+3
minggu di Puskesmas Colomadu 1 Karanganyar tahun 2017.
d. Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan terhadap tindakan
segera pada Ny. S umur 28 tahun G2P1A0 UK 39+3 minggu di
Puskesmas Colomadu 1 Karanganyar tahun 2017.
e. Mahasiswa mampu mengembangkan perencanaan asuhan yang
menyeluruh pada Ny. S umur 28 tahun G2P1A0 UK 39+3 minggu di
Puskesmas Colomadu 1 Karanganyar tahun 2017.

2
f. Mahasiswa mampu melaksanakan rencana secara langsungasuhan
dengan efisien dan aman pada Ny. S umur 28 tahun G2P1A0 UK 39+3
minggu di Puskesmas Colomadu 1 Karanganyar tahun 2017.
g. Mahasiswa mampu mengevaluasi asuhan yang telah pada Ny. S
umur 28 tahun G2P1A0 UK 39+3 minggu di Puskesmas Colomadu 1
Karanganyar tahun 2017.
h. Mengetahui kesenjangan antara teori dan praktek di lahan tentang
asuhan pada ibu bersalin.

D. MANFAAT
1. Bagi Puskesmas
Diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kebidanan tentang asuhan
persalinan normal.
2. Bagi Klien/ Masyarakat
Mendapatkan pelayanan yang berkualitas baik bagi ibu maupun bayi.
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
mahasiswa mengenai asuhan persalinan normal.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
1. Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin, 2009).
2. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin
turun ke jalan lahir (Sumarah, 2009).
3. Persalinan adalah proses pembukaan dan menipisnya serviks dan janin
turun kedalam jalan lahir. Persalinan normal adalah proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu
maupun bayi. Pengertian lain dari persalinan adlah persalinan spontan
dengan tenaga ibu, persalinan buatan dengan bantuan, persalinan anjuran
bila persalinan terjadi tidak dengan sendirinya tetapi melalui pacuan.
Persalinan dikatakan normal bila tidak ada penyullit(Hidayat,2010).
4. Persalinan adalah proses pergerakan keluarnya janin, plasenta,
danmembran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal
daripembekuan dan dilatasi serviks akibat kontraksi uterus dengan
frekuensi,durasi, dan kekuatan yang teratur (Rohani, 2009).
5. Asuhan Persalinan Normal adalah asuhan kebidanan pada persalinan
normal yang mengacu kepada asuhan yang bersih dan aman selama
persalinan dan setelah bayi lahir serta upaya pencegahan komplikasi
(Depkes, 2008).
B. Etiologi Persalinan
Sebab terjadinya persalinan sampai kini masih merupakan teori – teori
yang kompleks. Faktor – faktor hormonal, pengaruh prostaglandin, struktur
uterus, sirkulasi uterus, pengaruh syaraf dan nutrisi di sebut sebagai faktor –

4
faktor yang mengakibatkan persalinan mulai.Menurut Manuaba (2008)mulai
dan berlangsungnya persalinan, antara lain :
1. Teori kadar progesteron. Progesteron yang berfungsi untuk
mempertahankan kehamilan, yang semakin menurun dengan makin
tuanya kehamilan, sehingga otot rahim mudah dirangsang oleh oksitosin.
2. Teori oksitosin. Menjelang persalinan hormon oksitosin makin
meningkat sehingga merangsang terjadinya persalinan.
3. Teori regangan otot rahim. Meregangnya otot rahim dalam batas tertentu
menimbulkan kontraksi persalinan dengan sendirinya.
4. Teori prostaglandin. Prostaglandin banyak dihasilkan oleh lapisan dalam
rahim diduga dapat menyebabkan kontraksi rahim. Pemberian
prostaglandin dari luar dapat merangsang kontraksi otot rahim dan terjadi
persalinan.
Menurut Wiknjosastro (2007) mulai dan berlangsungnya persalinan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Teori penurunan hormon
Penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron yang terjadi kira –
kira 1 – 2 minggu sebelum partus dimulai. Progesterone bekerja sebagai
penenang bagi otot – otot uterus dan akan menyebabkan kekejangan
pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesterone turun.
2. Teori plasenta menjadi tua
Villi korialis mengalami perubahan – perubahan, sehingga kadar estrogen
dan progesterone menurun yang menyebabkan kekejangan pembuluh
darah, hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori berkurangnya nutrisi pada janin
Jika nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera di
keluarkan.
4. Teori distensi Rahim
Keadaan uterus yang terus menerus membesar dan menjadi tegang
mengakibatkan iskemia otot – otot uterus. Hal ini mungkin merupakan

5
faktor yang dapat menggangu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta
menjadi degenerasi.
5. Teori iritasi mekanik
Tekananpadaganglio servikaledaripleksusfrankenhauseryangterletak di
belakang serviks. Bila ganglion ini tertekan, kontraksi uterus akan
timbul.
6. Induksi partus (induction of labour)
Partus dapat di timbulkan dengan jalan :
a. Amniotomi : pemecahan ketuban.
b. Oksitosin drips: pemberian oksitosin menurut tetesan infuse.
C. Fisiologi Persalinan
1. Tanda – tanda permulaan persalinan
a. Lightening
Menjelang minggu ke 36 pada primigravida terjadi penurunan
fundus uteri karena kepala bayi sudah msuk kedalam
panggul.Masuknya kepala janin kedalam panggul dapat dirasakan
oleh wanita hamil dengan tanda-tanda sebagai berikut :
1) Terasa ringan dibagian atas dan rasa sesak berkurang,
2) Dibagian bawah terasa penuh dan mengganjal,
3) Kesulitan saat berjalan, dan
4) Sering berkemih.
b. Terjadinya his permulaan
His permulaan ini sering diistilahkan sebagai his palsu dengan ciri-
ciri sebagai berikut:
1) Rasa nyeri ringan dibagian bawah,
2) Datang tidak teratur,
3) Tidak ada perubahan pada serviks atau tidak ada tanda-tanda
kemajuan persalinan,
4) Durasi pendek, dan
5) Tidak bertambah bila beraktivitas (Sulistyawati dan Nugraheny,
2010).

6
2. Tanda – tanda inpartu.
Menurut Sulistyawati dan Nugraheny (2010), tanda-tanda masuk dalam
persalinan yaitu :
a. Terjadinya his persalinan,
b. Pengeluaran lendir dan darah (penanda persalinan),
c. Pengeluaran cairan
Sebagian pasien mengeluarkan air ketuban akibat pecahnya selaput
ketuban
D. Pembagian Tahap Persalinan
1. Persalinan kala I
Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan
nol sampai pembukaan lengkap. Lama kala I untuk primigravida
berlangsung 12 jam sedangkan multigravida 8 jam (Manuaba, 2008).
Menurut Depkes RI (2008), kala satu persalian terdiri dari dua fase
yaitu:
a. Fase laten
1) Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan
dan pembukaan serviks secara bertahap.
2) Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.
3) Pada umumnya, berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
b. Fase aktif
1) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara
bertahap (kontraksi diangap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali
atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40
detik atau lebih).
2) Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap 10
cm, akan terjadi dengan kecepatan rata – rata 1 cm per jam
(nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1 sampai 2 cm
(multipara).
3) Terjadi penurunan bagian terbawah janin.

7
Menurut Wiknjosastro (2007), fase aktif dibagi menjadi beberapa fase,
antara lain :
1) Fase akselerasi: dalam waktu 2 jam, pembukaan 3 cm menjadi4.
2) Fase dilatasi maksimal: dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
3) Fase deselarasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam
pembukaan jadi 10 cm.
Kontraksi menjadi lebih kuat dan sering pada fase aktif. Keadaan
tersebut dapat dijumpai pada primigravida maupun multigravida,
tetapi pada multigravida fase laten, fase aktif das fase deselerasi
terjadi lebih pendek. Berikut penjelasannya:
a. Primigravida
Osteum uteri internum akan membuka terlebih dahulu
sehingga serviks akan mendatar dan menipis. Keadaan osteum uteri
eksternal membuka, berlangsung kira – kira 13 – 14 jam.
b. Multigravida
Osteum uteri internum sudah membuka sedikit sehingga
osteum uteri internum dan eksternum serta penipisan dan
pendataran serviks terjadi dalam waktu yang bersama.
2. Kala II (Pengeluaran)
Persalinan kala dua dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap
(10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua disebut juga kala
pengeluaran bayi (Depkes RI, 2008).Proses ini biasanya berlangsung
selama 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida (Yeyeh,
2009).
Pada kala pengeluaran, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama,
kira – kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang
panggul sehingga terjadi tekanan pada otot – otot dasar panggul yang
secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pada
rectum, ibu merasa seperti mau buang air bersih, dengan tanda anus
terbuka.

8
Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan
perineum meregang. Dengan his mengedan maksimal kepala janin di
lahirkan dengan suboksiput di bawah simpisis dan dahi, muka, dagu
melewati perineum. Setelah his istriadat sebentar, maka his akan mulai
lagi untuk meneluarkan anggota badan bayi.
3. Kala III (Pelepasan uri)
Kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengluaran uri. Menurut
Saifuddin (2009)kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya
plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
a. Tanda dan gejala kala III
Menurut Depkes RI (2008) tanda dan gejala kala III adalah :
perubahan bentuk dan tinggi fundus uteri, tali pusat memanjang,
semburan darah tiba – tiba.
b. Fase – fase dalam pengluaran uri (kala III)
Fase – fase dalam pengeluaran uri meliputi:
1) Fase pelepasan uri
Cara lepasnya uri ada beberapa macam, yaitu :
a) Schultze : lepasnya seperti kita menutup payung , cara ini
paling sering terjadi (80%). Yang lepas duluan adalah
bagian tengah, kemudian seluruhnya.
b) Duncan : lepasnya uri mulai dari pinggir, uri lahir akan
mengalir keluar antara selaput ketuban pinggir plasenta.
2) Fase pengeluaran uri
Perasat – perasat untuk mengetahui lepasnya uri, antara lain :
a) Kustner, dengan meletakkan tangan disertai tekanan pada
atas simfisis, tali pusat di tegangkan maka bila tali pusat
masuk (belum lepas), jika diam atau maju ( sudah lepas).
b) Klein, saat ada his, rahim kita dorong sedikit, bila tali pusat
kembali ( belum lepas), diam atau turun ( sudah lepas).
c) Strassman, tegangkan tali pusat dan ketok fundus bila tali
pusat bergetar (belum lepas), tidak bergetar (sudah lepas),

9
rahim menonjol di atas simfisis, tali pusat bertambah
panjang, rahim bundar dan keras, keluar darah secara tiba –
tiba.
4. Kala IV (Observasi)
Menurut Saifuddin (2009), kala IV dimulai dari saat lahirnya
plasenta sampai 2 jam pertama post partum.Observasi yang di lakukan
pada kala IV adalah :
a. Tingkat kesadaran
b. Pemeriksaan tanda–tanda vital, tekanan darah, nadi dan pernafasan
c. Kontraksi uterus
d. Perdarahan : dikatakan normal jika tidak melebihi 500 cc.
5. Mekanisme Persalinan Normal
Menurut Manuaba (2008)gerakan– gerakan
janindalam persalinan adalah sebagi berikut:
a. Engagement ( masuknya kepala ) : kepala janin berfiksir pada pintu
atas panggul.
b. Descent ( penurunan )
Penurunan di karenakan :
1) Tekanan cairan amnion.
2) Tekanan langsung fundus pada bokong kontraksi otot abdomen.
3) Ekstensi dan penelusuran badan janin.
4) Kekuatan mengejan.
a) Fleksion (fleksi)
Fleksi di sebabkan karena anak di dorong maju dan ada
tekanan pada PAP, serviks, dinding panggul atau dasar
panggul. Pada fleksi ukuran kepala yang melalui jalan lahir
kecil, karena diameter fronto occopito di gantikan diameter
sub occipito.
b) Internal rotation ( rotasi dalam)
Pada waktu terjadi pemutaran dari bagian depan sedemikian
rupa sehingga bagian terendah dari janin memutar ke depan

10
ke bawah simfisis ( UUK berputar ke depan sehingga dari
dasar panggul UUK di bawah simfisis).
c) Extensition ( ekstensi )
Ubun – ubun kecil (UUK) di bawah simfisis maka sub
occiput sebagai hipomoklion, kepala mengadakan gerakan
defleksi ( ekstensi ).
d) External rotation (rotasi luar)
Gerakan sesudah defleksi untuk menyesuaikan kedudukan
kapala denga punggung anak.
e) Expulsion ( ekspusi ) : terjadi kelahiran bayi seluruhnya.
6. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Persalinan
Menurut Nurasiah (2012) faktor – fakor yang berperan
dalam persalinan antara lain :
a. Jalan lahir (passage)
1) Jalan lahir di bagi atas :
a) Bagian keras tulang – tulang panggul (rangka panggul).
b) Bagian lunak panggul.
2) Anatomi jalan lahir
a) Jalan lahir keras : pelvis/panggul
Terdiri dari 4 buah tulang, yaitu :
(1) Os.coxae, terdiri dari : os. Illium, os. Ischium, os.pubis
(2) Os.sacrum : promontorium
(3) Os.coccygis.
Tulang panggul di pisahkan oleh pintu atas panggul menjadi 2
bagian :
(1) Pelvis major : bagian di atas pintu atas panggul dan tidak
berkaitan dengan persalinan.
(2) Pelvis minor : menyerupai suatu saluran yang menyerupai
sumbu melengkung ke depan.

11
b) Jalan lahir lunak : segmen bawah rahim, serviks, vagina,
introitus vagina, dan vagina, muskulus dan ligamentum yang
menyelubungi dinding dalam dan bawah panggul.
3) Bidang – bidang Hodge
Adalah bidang semu sebagai pedoman untuk menentukan
kemajuan persalinan, yaitu seberapa jauh penurunan kepala
melalui pemeriksaan dalam.
Bidang hodge :
a) Hodge I : promontorium pinggir atas simfisis
b) Hodge II : hodge I sejajar pinggir bawah simfisis
c) Hodge III : hodge I sejajar ischiadika
d) Hodge IV : hodge I sejajar ujung coccygeus
Ukuran – ukuran panggul :
a) Distansia spinarium (24 – 26 cm)
b) Distansia cristarium (28 – 30 cm)
c) Conjugate externa (18 – 20 cm)
d) Lingkar panggul (80-90 cm)
e) Conjugate diagonalis (12,5 cm)
b. Passenger ( janin dan plasenta )
1) Janin
Persalinan normal terjadi bila kondisi janin adalah letak bujur,
presentasi belakang kepala, sikap fleksi dan tafsiran berat janin
<4000 gram.
2) Plasenta
Plasenta berada di segmen atas rahim (tidak menhalangi jalan
rahim). Dengan tuanya plasenta pada kehamilan yang bertambah
tua maka menyebabkan turunya kadar estrogen dan progesterone
sehinga menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan
menimbulkan kontraksi.
c. Power (kekuatan)

12
Yaitu faktor kekuatan ibu yang mendorong janin keluar
dalam persalinan terdiri dari :
1) His (kontraksi otot rahim)
His yang normal mempunyai sifat :
a) Kontraksi dimulai dari salah satu tanduk rahim.
b) Fundal dominan, menjalar ke seluruh otot rahim.
c) Kekuatannya seperti memeras isi rahim dan otot rahim yang
berkontraksi tidak kembali ke panjang semula sehinnga terjadi
refleksi dan pembentukan segmen bawah rahim.
2) Kontraksi otot dinding perut.
3) Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
4) Ketegangan dan kontraksi ligamentum.
E. Perubahan – Perubahan Fisiologis Dalam Persalinan
MenurutAsrinah (2010) perubahan fisiologis dalam persalinan meliputi:
1. Tekanan darah
Perubahan darah meningkat selama konstraksi uterus dengan kenaikan
sistolik rata-rata sebesar 10-20mmHg dan kenaikan diastolik rata-rata 5-
10 mmHg diantara konstraksi-konstraksi uterus. Tekanan darah akan
turun seperti sebelum masuk persalinan dan akan naik lagi bila terjadi
konstraksi.Jika seorang ibu dalam keadan yang sangat takut/khawatir,
rasa takutnyalah yang menyebabakan kenaikan tekanan darah
2. Metabolisme
Selama persalinan metabolisme karbohidrat aerobic maupun
metabolisme anaerobic akan naik secara berangsur disebabkan karena
kecemasan serta aktifitas otot skeletal. Peningkatan inni ditandai dengan
kenaikan suhu badan, denyut nadi, pernafasan, kardiak output, dan
kehilangan cairan.
3. Suhu badan
Suhu badan akan sedikit meningkat selam persalinan, terutama
selam persalinan dan segera setelah kelahiran. Kenaikan suhu di anggap
normal jika tidak melebihi 0.5 – 1 ˚C.

13
4. Denyut jantung
Berhubungan dengan peningkatan metabolisme, detak jantung secara
dramatis naik selama kontraksi. Antara kontraksi, detak jantung sedikit
meningkat di bandingkan sebelum persalinan.
5. Pernafasan
Karena terjadi peningkatan metabolisme, maka terjadi peningkatan laju
pernafasan yang di anggap normal. Hiperventilasi yang lama di anggap
tidak normal dan bias menyebabkan alkalosis.
F. Perubahan Psikologi Pada Ibu Bersalinan Menurut Varney (2006)
1. Pengalaman sebelumnya
Fokus wanita adalah pada dirinya sendiri dan fokus pada dirinya sendiri
ini timbul ambivalensi mengenai kehamilan seiring usahanya
menghadapi pengalaman yang buruk yang pernah ia alami sebelumnya,
efek kehamilan terhadap kehidupannya kelak, tanggung jawab,yang baru
atau tambahan yang akan di tanggungnya, kecemasan yang berhubungan
dengan kemampuannya untuk nenjadi seorang ibu.
2. Kesiapan emosi
Tingkat emosi pada ibu bersalin cenderung kurang bias terkendali yang
di akibatkan oleh perubahan – perubahan yang terjadi pada dirinya
sendiri serta pengaruh dari orang – orang terdekatnya, ibu bersalin
biasanya lebih sensitive terhadap semua hal. Untuk dapat lebih tenang
dan terkendali biasanya lebih sering bersosialisasi dengan sesama ibu –
ibu hamil lainnya untuk saling tukar pengalaman dan pendapat.
3. Persiapan menghadapi persalinan (fisik, mental,materi dsb)
Biasanya ibu bersalin cenderung mengalami kekhawatiran
menghadapi persalinan, antara lain dari segi materi apakah sudah siap
untuk menghadapi kebutuhan dan penambahan tanggung jawab yang
baru dengan adnya calon bayi yang akan lahir. Dari segi fisik dan mental
yang berhubungan dengan risiko keselamtan ibu itu sendiri maupun bayi
yang di kandungnya.
4. Support system

14
Peran serta orang – orang terdekat dan di cintai sangat besar pengaruhnya
terhadap psikologi ibu bersalin biasanya sangat akan membutuhkan
dorongan dan kasih saying yang lebih dari seseorang yang di cintai untuk
membantu kelancaran dan jiwa ibu itu sendiri.
G. Penatalaksanaan Ibu Bersalin Normal
Penatalaksanaan ibu bersalin normal kala I sampai dengan kala IV, terdiri
dari :
1. Asuhan kala I
Menurut Depkes RI (2008), asuhan kala I yaitu :
a. Melakukan pengawasan menggunakan partograf mulai pembukaan 4
– 10 cm.
b. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai
pembukaanserviks melalui pemeriksaan dalam.
c. Menilai dan mencatat kondisi ibu dan bayi yaitu :
1) DJJ setiap 30 menit.
2) Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus tiap 30 menit.
3) Nadi setiap 30 menit.
4) Pembukaan serviks tiap 4 jam.
5) Penurunan kepala tiap 4 jam.
6) Tekanan darah tiap 4 jam.
7) Temperature tubuh timpat 2 jam.
8) Produksi urin, aseton, dan protein setiap 2 jam.
d. Pengawasan 10, menurut Saifudin (2009) meliputi :
1) Keadaan umum
2) Tekanan darah
3) Nadi
4) Respirasi
5) Temperatur
6) His/ kontraksi
7) DJJ
8) Pengeluaran pevaginam

15
9) Bandle ring
10) Tanda – tanda kala II :
Menurut Sumarah (2009), tanda tanda kala II :
a) Ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
b) Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada
rectum dan vaginanya.
c) Perineum menonjol.
d) Vulva, vagina spingter anal membuka.
Menurut Saifudin (2009), asuhan kala I adalah :
a. Bantulah ibu dalam persalinan jika ibu tampak gelisah, ketakutan
dan kesakitan :
1) Berikan dukungan dan yakinkan dirinya.
2) Berikan informasi mengenai proses dan
kemajuan persalinannya.
3) Dengarkanlah keluhannya.
4) Dan cobalah untuk lebih sensitif.
b. Jika ibu tersebut tampak kesakitan, dukungan atau asuhan yang
dapat diberikan :
1) Lakukan berubahan posisi.
2) Posisi sesuai dengan keinginan ibu, tetapi jika ibu ingin di
tempat tidur sebaiknya di anjurkan tidur miring ke kiri.
3) Sarankan ibu untuk berjalan.
4) Ajaklah orang untuk menemaninnya ( suami/ ibunya ) untuk
memijat dan menggosok punggungnya atau membasuh mukenya
di antara kontraksi.
5) Ibu diperbolehkan melakukan aktivitas sesuai dengan
kesanggupannya.
6) Ajarkan kepadanya teknik bernafas : ibu di minta untuk menarik
nafas panjang, menahan nafasnya sebentar kemudian di
lepaskan dengan cara meniup udara keluar sewaktu terasa
kontraksi.

16
c. Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan, antara lain
menggunakan penutup atau tirai, tidak menghadirkan orang lain
tanpa sepengetahuan dan seijin pasien/ibu.
d. Menjelaskan kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi serta
prosedur yang akan di laksanakan dan hasil2 pemeriksaan.
e. Memperbolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar
kemaluannya setelah BAK/BAB.
f. Ibu bersalin biasanya merasa panas dan bnyak keringat, atasi dengan
cara :
a) Gunakan kipas angin atau AC dalam kamar.
b) Menggunakan kipas biasa.
c) Menganjurkan ibu untuk mandi sebelumnya.
g. Untuk memenuhi kebutuhan energy dan mencegah dehidrasi,
berikan cukup minum.
h. Sarankan ibu untuk berkemih sesegera mungkin.
2. Partograf
Partograf adalah alat untuk memantau kemajuan persalinan dan
membantu petugas kesehatan dalam menentukan keputusan dalam
penatalaksanaan(Saifuddin, 2009).
Partograf adalah alat bantu yang di gunakan selama fase
aktif persalinan (Depkes RI, 2008).
Menurut Depkes RI (2008), tujuan utama dari penggunaan partograf
adalah untuk:
a. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai
serviks melalui pemeriksaan dalam.
b. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan dengan normal.
Dengan demikian, juga dapat melakukan deteksi secara dini setiap
kemungkinan terjadinya partus lama.
Faktor yang menjadi alasan partograf harus digunakan, antara lain:

17
a. Untuk semua ibu dalam fase aktif kala I persalinan sebagai elmen
penting asuhan persalinan. partograf harus di gunakan, baik
ataupun adanya penyulit.
b. Partograf akan membantu penolong persalinan dalam memantau,
mengevaluasidan membuat keputusan klinik
baik persalinan normal maupun yang disertai dengan penyulit.
c. Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat (rumah,
puskesmas,klinik bidan swasta, rumah sakit, dll).
d. Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan
asuhan kepada ibu selama pesalinan dan kelahiran (dr. spesialis
obstetric ginekologi, bidan, dokter umum, residen dan mahasiswa
kedokteran).
Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan para ibu dan
bayinnya mendapatkan asuhan yang aman dan tepat waktu. Selain itu
juga mecegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan
jiwa mereka.
Mencatat temuan pada partograf :
a. Informasi tentang ibu
Lengkapi bagian awal (atas) partograf secara teliti pada saat mulai
asuhan persalinan. Waktu kedatangan (tertulis sebagai : “jam” pada
partograf) dan perhatikan kemungkinan ibu datang dalam fase
laten persalinan catat waktu terjadinya pecah ketuban.
b. Kesehatan dan kenyamanan janin
Kolom,lajur dan skala pada partograf adalah untuk pencatatan DJJ,
air ketuban dan penyusupan (kepala janin).
1) DJJ
Dengan menggunakan metode seperti yang di urauikan
pada bagian pemeriksaan fisik, nilai dan catat DJJ setiap 30
menit (lebih sering jika ada tanda – tanda gawat janin).

18
Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf di antara garis
tebal 180. Tetapi,penolong harus sudah waspada bila DJJ di
bawah 120 atau di atas 180 kali per menit.
2) Warna dan adanya air ketuban
Nilai air ketuban setiap kali di lakukan pemeriksaan dalam,
dan nilai warna air ketuban pecah. Catat temuan – temuan dalam
kotak yang sesuai di bawah lajur DJJ.
Gunakan lambang-lambang berikut ini :
(a) U : ketuban utuh (belum pecah)
(b) J : ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
(c) M : ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur
meconium
(d) D : ketuban sudah pecah dan air ketuan bercampur darah
(e) K :ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban
(“kering”)
3) Molase (penyusupan kepala janin)
Penyusupan adalah indicator penting tentang seberapa jauh
kepala bayi dapat menyesuaikan diri dengan bagian keras
panggul ibu. Tulang kepala yang saling menyusup atau tumpang
tindih, menunjujkan kemungkinan adanya Chepalo Pelvic
Disporportion (CPD).
Ketidakmampuan akomodasi akan benar – benar terjadi jika
tulang kepala yang saling menyusup tidak dapat di pusahkan.
Apabila ada dugaan disproporsi tulang panggul, penting sekali
untuk tetap memantau kondisi janin dan kemajuan persalinan.
Lakukan tindakan pertolongan awal yang sesuai dan rujuk ibu
tangan tanda – tanda disproporsi tulang panggul ke fasilitas
kesehatan yang memadai.
Gunakan lambang-lambang berikut :
(a) 0 : tulang – tulang kepala janin terpisah, sutura dengan
mudah dapat di palpasi.

19
(b) 1 : tulang – tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.
(c) 2 : tulang – tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi
masih dapat di pisahkan.
(d) 3 : tulang – tulang kepala janin saling tumpang tindih da
tidak dapat dipisahkan
c. Kemajuan persalinan
Menurut Depkes RI (2008), kolom dan lajr kedua pada partograf
adalah untuk pencatatan kemajuan persalinan.
1) Pembukaan serviks
Dengan menggunakan metode yang di jelaskan di bagian
pemeriksaan fisik dalam bab ini, nilai dan catat pembukaan
serviks setiap 4 jam (lebih sering di lakukan jika ada tanda –
tanda penyulit). Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan,
catat pada partograf hasil temuan dari setiap pemeriksaan.
Tanda “X” harus di tulis digaris waktu yang sesuai dengan
jalur besarnya pembukaan serviks. Beri tanda untuk temuan –
temuan dari pemeriksaan dalam yang di lakukakn pertama kali
selama fase aktif persalinan di garis waspada. Hubungkan
tanda “X” dari setiap pemeriksaan dengan garis utuh (tidak
terputus).
2) Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin.
Dengan menggunakan metode yang di jelaskan di bagian
fisik bab ini. Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam(setiap
4 jam), atau lebih sering jika ada tanda – tanda penyulit, nilai
dan catat turunnya bagian terbawah atau presentasi janin.
Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks
umumnya di ikuti dengan turunnya bagian terbawah/presentasi
janin baru terjadi setelah pembukaan serviks sebesar & cm.
3) Garis waspada dan garis bertindak
Garis waspada di mulai pada pembukaan serviks 4 jam cm
dan berakhir pada titik dimana pembukaan 1 cm per jam.

20
Pencatatan selama fase aktif persalinan harus di mulai di garis
waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan
garis waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah
kanan garis waspada (pembukaan kurang dari 1 cm per jam),
maka harus di pertimbangkan adanya penyulit (misalnya fase
aktif yang memanjang, macet, dll). Pertimbangkan pula adanya
tindakan intervensi yang di perlukan, misalnya persiapan
rujukan ke fasilitaskesehatan rujukan (rumah sakit atau
puskesmas) yang mampu menangani penyulit dan kegawat
daruratan obsetetri.
Garis bertindak tertera sejajar dengan garis waspada,
dipisahkan oleh 8 kotak atau 4 lajur ke sisi kanan. Jika
pembukaan serviks berada di sebelah kanan bertindak, maka
tindakan untuk menyelesaikan persalinan harus dilakukan. Ibu
harus tiba di tempat rujukan sebelum garis bertindak terlampui.
d. Jam dan waktu
1) Waktu mulainya fase aktif persalinan
Di bagian bawah partograf (pembukaan serviks dan
penurunan) tertera kotak – kotak yang di beri angka 1-16.
Setiap kotak menyatakan waktu satu jam sejak dimulainnya
fase aktif persalinan.
2) Waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan
Di bawah lajur kotak untuk waktu misalnya fase aktif,
tertera kotak – kotak untuk mencatat waktu aktual saat
pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak menyebabkan satu jam
penuh dan berkaitan dengan dua kotak waktu 30 menit pada
lajur kotak di atasnya atau lajur kontraksi di bawahnya. Saat
ibu masuk dalam fase aktif persalinan, catatkan waktu aktual
pemeriksaan ini di kotak waktu yang sesuai.
e. Kontraksi uterus

21
Di bawah lajur waktu partograf terdapat lima lajur kotak
dengan tulisan “kontraksi per 10 menit” di sebelah luar kolom
paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi.Setiap 30
menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dengan
mengisi angka pada kotak yang sesuai.
f. Obat – obatan dan cairan yang di berikan
Di bawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak
untuk mencatat oksitosin, obat – obat lainnya dan cairan IV.
1) Oksitosin
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah di mulai, dokumentasikan
setiap 30 menit jumlah unit oksitosin yang di berikan per
volume cairan IV dan dalam satuan tetesan per menit.
2) Obat – obatan lain dan cairan IV
Catat semua pemberian obat – obatan tambahan dan atau
cairan IV dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya.
g. Kesehatan dan kenyamanan ibu
Bagian terakhir pada lembar depan partograf berkaitan dengan
keehatan dan kenyamanan.
1) Nadi, tekanan darah, dan temperature tubuh.
Angka di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan
nadi dan tekanan darah ibu.
a) Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase
aktif persalinan.
b) Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase
aktif persalinan.
c) Nilai dan catat temperature tubuh ibu (lebih sering jika
meningkat, atau di anggap adanya infeksi) setiap 2 jam dan
catat temperature tubuh dalam kotak yang sesuai.
2) Volume urine, protein atau asetat.
Ukur dan catat jumlah produksi urine ibu sedikitnya setiap 2
jam ( setiap kali ibu berkemih).

22
i. Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya
Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan dan keputusan
klinik disisi luar kolom partograf, atau buat catatan terpisah tentang
kemajuan persalinan. Cantumkan juga tanggal dan waktu saat
membuat catatan persalinan.
Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik mencakup :
1) Jumlah cairan peroral yang di berikan.
2) Keluhan sakit kepala atau penglihatan (pandangan) kabur.
3) Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya (dokter
obsgyn, bidan, dokter umum).
4) Persiapan sebelum melakukan rujukan.
5) Upaya rujukan.
Pencatatan pada lembar belakang partograf :
Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk
mencatat hal – hal yang terjadi selama proses persalinan dan
kelahiran, serta tindakan – tindakan yang di lakukan sejak
pesalinan kala I hingga IV (termasuk bayi baru lahir). Itulah
sebabnya bagian ini di sebut sebagai catatn persalinan. Nilai
dan catatkan asuhan yang di berikan pada ib u dalam
masa bersalin terutama selama persalinan kala IV untuk
memungkinkan penolong persalinan mencegah terjadinya
penyulit dan membuat keputusan klinik yang sesuai.
Dokumentasi ini sangat penting untuk membuat keputusan
klinik, terutamam pada pemantaun kala IV (mencegah
terjadinya perdarahan pasca persalinan). Selain itu,
catatanpersalinan (yang sudah di isi dengan lengkap dan tepat)
dapat pula di gunakan untuk menilai atau memantau sejauh
mana telah di lakukan pelaksanaan asuhan persalinan yang
bersih dan aman.
3. Asuhan kala II

23
Berikut adalah 60 langkah asuhan persalinan normal berdasarkan Buku
Midwifey Update (2016) adalah sebagai berikut:
MELIHAT TANDA DAN GEJALA KALA DUA
1) Mengamati tanda dan gejala kala II
a. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
b. Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rectum
dan atau vaginanya.
c. Perineum menonjol.
d. Vulva, vagina dan spingter anal membuka.
MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERTAMA
2) Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial siap
digunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan
tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus set.
3) Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.
4) Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku, mencuci
kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan
mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai/pribadi yang
bersih.
5) Memakai satu sarung dengan DTT atau steril untuk semua
pemeriksaan dalam.
6) Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan
memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan
meletakkan kembali di partus set/wadah disinfeksi tingkat tinggi atau
steril tanpa mengkontaminasi tabung suntik).
MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DENGAN JANIN BAIK
7) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati
dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang
sudah dibasahi air disinfeksi tingkat tinggi.
a. Jika mulut vagina, perineum atau anus terkontaminasi oleh
kotoran ibu, membersihkannya dengan seksama dengan cara
menyeka dari depan ke belakang.

24
b. Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam wadah
yang benar.
c. Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi (meletakkan kedua
sarung tangan tersebut dengan benar di dalam larutan
dekontaminasi, langkah 9).
8) Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam
untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap. Bila
selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap,
lakukan amniotomi.
9) Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan
yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin
0,5% dan kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta
merendamnya di dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
Mencuci kedua tangan (seperti di atas).
10) Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah menit ). Mengambil
tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal. Mendokumentasikan
hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil-hasil penilaian
serta asuhan lainnya pada partograf.
MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU
PROSES PIMPINAN MENERAN
11) Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan
janin baik.
a. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai
keinginannya.
b. Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
c. Melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta
janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan
mendokumentasikan temuan-temuan.
d. Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat
mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai
meneran,

25
12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu utuk
meneran. (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk
dan pastikan ia merasa nyaman).
13) Melakukan pimpinan meneran saat Ibu mempunyai dorongan yang
kuat untuk meneran :
a. Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinganan
untuk meneran.
b. Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk
meneran.
c. Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya
(tidak meminta ibu berbaring terlentang).
d. Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.
e. Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi
semangat pada ibu.
f. Menganjurkan asupan cairan per oral.
g. Menilai DJJ setiap lima menit.
h. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi
segera dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu
primipara atau 60/menit (1 jam) untuk ibu multipara, merujuk
segera.
i. Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran.
Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil
posisi yang aman.
j. Jika ibu belum ingin meneran dalam 60 menit, menganjurkan
ibu untuk mulai meneran pada puncak kontraksi-kontraksi
tersebut dan beristirahat di antara kontraksi.
k. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi
segera setalah 60 menit meneran, merujuk ibu dengan segera.
PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI

26
14) Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
meletakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan
bayi.
15) Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong
ibu.
16) Membuka partus set.
17) Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
MENOLONG KELAHIRAN BAYI LAHIR KEPALA
18) Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan
yang lain di kelapa bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak
menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-
lahan.
a. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau
bernapas cepat saat kepala lahir.
b. Jika ada mekonium dalam cairan ketuban, segera hisap mulut
dan hidung setelah kepala lahir menggunakan penghisap
lendir DeLee disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau bola
karet penghisap yang baru dan bersih.
19) Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kain
atau kasa yang bersih.
20) Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika
hal itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran
bayi :
a. Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat
bagian atas kepala bayi.
b. Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di
dua tempat dan memotongnya.

27
21) Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
LAHIR BAHU
22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua
tangan di masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk
meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya ke
arah bawah dan kearah keluar hingga bahu anterior muncul di bawah
arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan
ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior.
LAHIR BADAN DAN TUNGKAI
23) Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala
bayi yang berada di bagian bawah ke arah perineum tangan,
membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut.
Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati
perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh
bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan anterior (bagian atas)
untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat keduanya
lahir.
24) Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di
atas (anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya
saat panggung dari kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi
dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.
PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
25) Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi di atas perut
ibu dengan posisibkepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya
(bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi di tempat yang
memungkinkan).
26) Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi
kecuali bagian pusat.

28
27) Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat
bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu
dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu).
28) Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari
gunting dan memotong tali pusat di antara dua klem tersebut.
29) Mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan kain
atau selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian kepala,
membiarkan tali pusat terbuka. Jika bayi mengalami kesulitan
bernapas, mengambil tindakan yang sesuai.
30) Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk
memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu
menghendakinya.
PENANGANAN PLASENTA OKSITOSIN
31) Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi
abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.
32) Memberi tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.
33) Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan
oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha kanan atas ibu bagian luar, setelah
mengaspirasinya terlebih dahulu.
4. Manajemen Aktif Kala III
PENEGANGAN TALI PUSAT TERKENDALI (PTT)
34) Memindahkan klem pada tali pusat
35) Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat di
atas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan
palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan
klem dengan tangan yang lain.
36) Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan
penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan
tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan
cara menekan uterus ke arah atas dan belakang (dorso kranial)

29
dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio
uteri.
a. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan
penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi berikut
mulai.
b. Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang
anggota keluarga untuk melakukan rangsangan puting susu.
MENGELUARKAN PLASENTA
37) Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil
menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas,
mengikuti kurve jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan
arah pada uterus.
a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5 – 10 cm dari vulva.
b. Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali
pusat selama 15 menit :
- Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM.
- Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung kemih
dengan menggunakan teknik aseptik jika perlu.
- Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
- Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit
berikutnya.
- Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit
sejak kelahiran bayi.
38) Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran
plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta
dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga
selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan melahirkan
selaput ketuban tersebut. Jika selaput ketuban robek, memakai
sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril dan memeriksa
vagina dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan jari-jari

30
tangan atau klem atau forseps disinfeksi tingkat tinggi atau steril
untuk melepaskan bagian selaput yang tertinggal.
PEMIJATAN UTERUS
39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase
uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase
dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi
(fundus menjadi keras).
MENILAI PERDARAHAN
40) Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun
janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa selaput ketuban
lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta di dalam kantung plastik atau
tempat khusus. Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan
masase selama 15 detik mengambil tindakan yang sesuai.
41) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera
menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.
5. Asuhan Kala IV
MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN
42) Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.
MENGEVALUASI PERDARAHAN VAGINA
43) Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5 %, membilas kedua tangan yang masih bersarung
tangan tersebut dengan air disinfeksi tingkat tinggi dan
mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering.
44) Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau
mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati
sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.
45) Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yang berseberangan
dengan simpul mati yang pertama.
46) Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan klorin
0,5 %.

31
47) Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya.
Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering.
48) Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.
EVALUASI
49) Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan
pervaginam :
a. 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
b. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan.
c. Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan.
- Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melaksanakan
perawatan yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri.
- Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan,
lakukan penjahitan dengan anestesia lokal dan menggunakan
teknik yang sesuai.
50) Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase uterus
dan memeriksa kontraksi uterus.
51) Mengevaluasi kehilangan darah.
52) Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap
15 menit selama satu jam pertama pasca persalinan dan setiap 30
menit selama jam kedua pasca persalinan. Memeriksa temperatur
tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama pasca persalinan.
Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
KEBERSIHAN DAN KEAMANAN
53) Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah
dekontaminasi.
54) Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat
sampah yang sesuai.
55) Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat
tinggi. Membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu
ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.

32
56) Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.
Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan
makanan yang diinginkan.
57) Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan
larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.
58) Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,
membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit.
59) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
DOKUMENTASI
60) Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang)

33
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN NORMAL PADA NY. S
UMUR 28 TAHUNG2P1A0UMUR KEHAMILAN 39+3 MINGGU
DI PUSKESMAS COLOMADU 1
KARANGANYAR

Ruang : Bersalin
Tanggal Masuk : 26 Desember 2017
No. Register : 002695

I. PENGUMPULAN / PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP


Tanggal : 26 Desember 2017 Pukul : 21.30 WIB
A. IDENTITAS IBU: IDENTITAS SUAMI :
1. Nama : Ny.S Nama : Tn. G
2. Umur : 28 tahun Umur : 28 tahun
3. Agama : Islam Agama : Islam
4. Suku bangsa : Jawa Suku bangsa : Jawa
5. Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta
7. Alamat : Sanggir 01/06, Paulan, Colomadu, Karanganyar.
B. ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)
1. Alasan utama pada waktu masuk:
Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng, mules dan ingin BAB
sejak tanggal 26 Desember 2017 pukul 18.30 WIB, Ibu telah
mengeluarkan lendir darah sejak pukul 07.00 WIB.
2. Riwayat menstruasi
a. Menarche : 12 tahun
b. Siklus : ±28 hari
a. Lama : ±7 hari
b. Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut per hari
c. Teratur / tidak teratur : Teratur

34
d. Sifat darah : Encer, merah kecoklatan
e. Dismenorhoe : Tidak ada rasa nyeri yang sampai
mengganggu aktifitas sehari-hari.
3. Riwayat perkawinan :
Status perkawinan: menikah sah, kawin : 1 kali
Pada umur : 21 tahun, dengan suami umur : 21 tahun
Lamanya perkawinan : 8 tahun , jumlah anak : 2 orang
4. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
ANAK NIFAS KEADAAN
UMUR
TGL/THN TEMPAT JENIS PENO- ANAK
NO KHMLN BB PB
PARTUS PARTUS PARTUS LONG JK KEAD LAKTASI SEKARANG
(Minggu) (gr) (cm)
Puskesmas
39 ASI Sehat
1. 2011 colomadu 1 Spontan Bidan Pr 3300 49 Baik
Minggu Eksklusif
Karanganyar
2. Hamil ini

5. Riwayat hamil ini


a. HPHT : 25 Maret 2017
b. HPL : 01 Januari 2018
c. UK : 39+3minggu
d. Keluhan – keluhan pada
Trimester I : Ibu mengatakan sering mual dan muntah.
Trimester II : Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
Trimester III :Ibu mengatakan mengalami pegel-
pegel pada daerah pinggang.
e. ANC : 9 kali, teratur
Trimester I : 2 kali, UK: 6 minggu dan 9 minggu
Trimester II : 2 kali, UK: 14 minggu dan 18 minggu
Trimester III :5 kali, UK: 25+1 minggu, 29+5
minggu, 32 minggu, 34+6 minggu, dan 37
minggu.
f. Pergerakan anak 24 jam terakhir :± 20 kali
g. Penyuluhan yang pernah didapat :

35
Ibu mengatakan pernah mendapatkan penyuluhan tentang
makanan bergizi seimbang dan tanda bahaya kehamilan,
penyuluhan tentang tanda-tanda persalinan dan persiapan
persalinan.
h. Imunisasi TT : 3 kali, terakhir pada bulan Juli 2015
i. Vitamin / jamu yang dikonsumsi :
Ibu mengatakan hanya mengonsumsi obat dan vitamin dari
bidan dan puskesmas, serta ibu tidak mengonsumsi jamu.
6. Riwayat Keluarga Berencana :
Ibu mengatakan pernah menggunakan alat kontrasepsi jenis KB
suntik 3 bulan selama 4 tahun dan jenis KB pil kurang lebih selama 2
bulan terakhir sebelum kehamilan keduanya.
7. Riwayat penyakit
a. Riwayat penyakit sekarang :
Ibu mengatakan dalam keadaan sehat dan tidak sedang
menderita penyakit jenis apapun seperti batuk, pilek, demam
ataupun sakit kepala.
b. Riwayat penyakit sistemik
1) Jantung :
Ibu mengatakan tidak pernah nyeri pada dada bagian kiri,
tidak berdebar-debar saat istirahat dan tidak berkeringat
dingin pada telapak tangan dimalam hari.
2) Ginjal :
Ibu mengatakan sebelumnya tidak pernah nyeri pada
pinggang kanan kiri dan tidak nyeri saat BAK.
3) Asma / TBC :
Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas dan tidak batuk
berkepanjangan ±3bulan disertai dahak/darah.
4) Hepatitis :

36
Ibu mengatakan tidak pernah nyeri pada perut kanan bagian
atas, tidak pernah terlihat kuning pada mata, kuku,kulit dan
tidak mudah lelah.
5) DM :
Ibu mengatakan tidak pernah berat badannya turun drastis,
tidak pernah BAK lebih dari 7 kali pada malam hari, dan
tidak pernah mendapati luka yang sukar sembuh.
6) Hipertensi :
Ibu mengatakan tidak pernah hasil tensinya lebih dari
140/90mmHg, tidak pernah pusing menetap dan tidak
pernah kaku kuduk.
7) Epilepsi :
Ibu mengatakan tidak pernah kejang disertai busa pada
mulut.
8) Lain – lain :
Ibu mengatakan tidak mempunyai keluhan ataupun penyakit
lainnya.
c. Riwayat penyakit keluarga :
Ibu mengatakan baik dari keluarganya maupun keluarga
suaminya tidak ada riwayat penyakit menurun dan menahun
seperti penyakit jantung, DM, hipertensi, dan tidak ada riwayat
penyakit menular seperti TBC dan penyakit menular seksual
(seperti HIV/AIDS).
d. Riwayat keturunan kembar :
Ibu mengatakan keluarganya maupun keluarga suaminya tidak
memiliki keturunan kembar.
e. Riwayat operasi :
Ibu mengatakan belum pernah menjalani operasi apapun.
8. Pola kebiasaan sehari – hari
a. Nutrisi
1) Makan dan minum terakhir : Pukul 18.30 WIB

37
2) Jenis makanan dan minuman : Nasi dan ikan, air putih
b. Personal hygiene
1) Kebersihan tubuh ibu : Ibu sudah mandi
2) Mandi terakhir : Pukul 16.30 WIB pada tanggal
26 Desember 2017
c. Eliminasi
1) BAB terakhir pukul : 18.00 WIB
2) BAK terakhir pukul : 21.00 WIB
d. Istirahat/tidur
Tidur terakhir pukul : 14.00 WIB pada tanggal 26 Desember
2017 kurang lebih 2 jam.
e. Psikososial budaya :
1) Perasaan menghadapipersalinan ini :
Ibu mengatakan bahagia menantikan persalinan, namun
juga ada perasaan deg-degan menghadapi kelahiran anak
keduanya.
2) Kehamilan ini direncanakan /tidak :
Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan.
3) Jenis kelamin yang diharapkan :
Ibu mengatakan bahwa ia dan suami berharap jenis
kelamin anak keduanya laki-laki, namun apabila lahir laki-
laki tidak masalah, yang terpenting lahir dengan sehat dan
selamat.
4) Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini :
Ibu mengatakan keluarganya dan keluarga suami sangat
mendukung kehamilan ini.
5) Keluarga lain yang tinggal serumah :
Ibu mengatakan tinggal bersama suami dan anak
pertamanya.
6) Pantangan makanan :
Ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan.

38
7) Kebiasaan adat – istiadat dalam kehamilan :
Ibu mengatakan kehamilan anak keduanya tidak ada adat –
istiadat yang dilakukan sepertisyukuran pada kehamilan 4
bulanan, 7 bulanan maupun 9 bulanan.
f. Penggunaan obat – obatan/ rokok :
Ibu mengatakan tidak mengkonsumsi obat-obatan apapun
selain obat-obatan dari bidan dan pukesmas. Ibu juga
mengatakanbahwa ia dan suaminya tidak merokok
C. PEMERIKSAAN FISIK ( DATA OBYEKTIF)
1. Status generalis
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV
1) TD : 120/80 mmHg
2) N : 82 kali/menit
3) RR : 22 kali/menit
4) S : 36,50C
d. TB : 160 cm
e. BB sebelum hamil: 59 kg
f. BB sekarang : 68 kg
g. LILA : 30 cm
2. Pemeriksaan Sistematis
a. Kepala
1) Rambut : Hitam, rambut lurus, bersih, tidak
berketombe dan tidak rontok
2) Muka : Bulat, simetris, tidak pucat, tidak
oedema, tidak adachloasmagravidarum.
3) Mata : Simetris
a) Oedema : Tidak terdapat oedema
b) Conjungtiva : Merah muda, tidak pucat
c) Sklera : Putih

39
4) Hidung : Simetris, tidak ada secret, tidak ada polip
5) Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen,
tidak ada benjolan.
6) Mulut / gigi / gusi : Bersih, tidak ada stomatitis, tidak
ada karies gigi, tidak ada karang gigi.
b. Leher
1) Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran kelenjartiroid
2) Tumor : Tidak ada benjolan
3) Pembesaran Kelenjar Limfe : Tidak ada pembesaran
kelenjar limfe
c. Dada dan Axilla
1) Mammae
a) Membesar : Membesar normal, tidak bengkak
b) Tumor : Tidak ada benjolan
c) Simetris : Simetris kanan dan kiri
d) Areola : Hiperpigmentasi
e) Puting susu : Menonjol keluar
f) Kolostrum : Sudah keluar
2) Axilla
a) Benjolan : Tidak ada benjolan
b) Nyeri : Tidak ada rasa nyeri
d. Punggung
1) Pembengkakan : Tidak ada pembengkakan
2) Deformitas tulang belakang : Tidak ada kelainan
3) CVAT : Tidak dilakukan pemeriksaan
e. Ekstremitas
1) Varices : Tidak ada varices
2) Oedema : Tidak ada oedema
3) Reflek patella : +/+
4) Kuku : Bersih, tidak kuning, tidak pucat
3. Pemeriksaan Khusus Obstetri (Lokalis)

40
a. Abdomen
1) Inspeksi
a) Pembesaran Perut : Normal sesuai dengan usia
kehamilan
b) Bentuk perut : Memanjang
c) Linea alba / nigra : Linea alba
d) Striae Albican / Livide : Striae livide
e) Kelainan : Tidak ada kelainan
f) Pergerakan janin : Terlihat adanya pergerakan janin.
2) Palpasi
a) Kontraksi : 3 x dalam 10 menit selama 30 detik
b) Leopold I : FU : Teraba bulat, lunak, tidakmelenting.
TFU : Berada dipertengahan Px - Pusat
Leopold II : Kiri : teraba tahanan keras seperti papan.
Kanan: teraba bagian-bagian kecil janin.
Leopold III :Teraba bulat, keras
Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk
PAP 3/5 bagian.
c) TFU Mc Donald : 33 cm
d) TBJ : (33-11) x 155 = 3.410 gram
3) Auskultasi
DJJ :Punctum maximum : bawahkiri umbilikus
Frekuensi : 138 kali/menit
menggunakan fetal doppler
Teratur / tidak : Teratur
b. Pemeriksaan Panggul
1) Kesan panggul : Normal
2) Distansia Spinarum : 28 cm
3) Distansia Kristarum : 30 cm
4) Konjugata Eksterna : 20 cm
5) Lingkar panggul : 98 cm

41
c. Anogenital
1) Vulva Vagina
a) Varices : Tidak ada varices
b) Luka : Tidak ada
c) Kemerahan : Tidak ada
d) Nyeri : Tidak ada
e) Kelenjar Batholini : Tidak ada
f) Pengeluaran pervaginam : Lendir darah
2) Perineum
a) Bekas luka : Tidak ada
b) Lain – lain : Tidak ada
3) Anus
a) Haemorhoid : Terdapat haemoroid
b) Lain – lain : Tidak ada
4) Inspekulo
a) Vagina : Tidak dilakukan
b) Portio : Tidak dilakukan
5) Vaginal Toucher
a) Portio : Lunak, Tipis
b) Pembukaan : 4 cm
c) Kulit ketuban : (+)
d) Presentasi : Kepala
e) UUK di jam :3
f) Penurunan : Hodge III
g) STLD : (+)
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium : HB : 13,2 %
b. Pemeriksaan Penunjang lain : Tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Tanggal : 26 Desember 2017 Pukul : 22.00WIB

42
A. DIAGNOSA KEBIDANAN
Ny. Sumur 28 tahun G2P1A0 umur kehamilan 39+3 minggu, janin
tunggal,hidup, intrauteri, letak memanjang, punggung kiri,
presentasikepala, inpartu kala I fase aktif, normal.
Data Dasar
DS :
1. Ibu mengatakan berusia 28 tahun dan ini adalah kehamilan
keduanya serta ibu belum pernah keguguran
2. Ibu mengatakan Hari Pertama Haid Terakhirnya tanggal 25 Maret
2017
DO :
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Palpasi
Diagnosa :Janin tunggal, letak memanjang, punggung kiri,
presentasi kepala, dasar :
a. Kontraksi : 3 x dalam 10 menit selama 30 detik
b. Leopold I : FU : Teraba bulat, lunak, tidakmelenting.
TFU : Berada dipertengahan Px - Pusat
Leopold II :Kiri: teraba tahanan keras seperti papan.
Kanan :teraba bagian-bagian kecil janin.
Leopold III :Teraba bulat, keras,melenting
Leopold IV :Bagian terbawah janin sudah masuk
PAP 3/5 bagian.
c. TFU MC Donald : 33 cm
d. TBJ : 3.410 gram.
4. Auskultasi
Diagnosa : Janin hidup, intrauterine, dasar :
DJJ : Punctum maximum di lateral kiri bawah
Umbilikusdengan frekuensi 138 x/menit
menggunakan fetal doppler

43
5. Inpartu kala I fase aktif
VT : Tidak ada oedem vulva, portiolunak tipis,
pembukaan 4, KK (+), presentasi kepala, ᴓ
3/5 bagian, UUK di jam 3,penurunan di H-
III, STLD (+).
B. MASALAH
Tidak ada

C. KEBUTUHAN
Beri dukungan mental pada ibu.

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL DAN


ANTISIPASI PENANGANANNYA (Mandiri oleh Bidan)
Tidak ada

IV. KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA (Kolaborasi dan


Rujukan)
Tidak ada

V. PERENCANAAN ASUHAN YANG MENYELURUH


Tanggal:26 Desember 2017 Pukul: 22.15WIB
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan awal
2. Lakukan observasi kemajuan persalinan
a. DJJ dan HIS setiap 30 menit
b. TTV setiap 4jam
c. VT setiap 4 jam/bila ada indikasi
3. Anjurkan ibu miring kiri untuk membantu mempercepat penurunan
kepala
4. Berikan motivasi ibu agar tidak cemas menghadapi persalinan
5. Ajarkan teknik relaksasi kepada ibu
6. Anjurkan ibu untuk berkemih jika kandung kemih terasa penuh

44
7. Anjurkan kepada ibu untuk memenuhi nutrisi
8. Siapkan pakaian ibu dan bayi
9. Siapkan partus set dan perlengkapan persalinan
10. Siapkan tempat resusitasi

VI. PELAKSANAAN LANGSUNG ASUHAN DENGAN EFISIEN DAN


AMAN
Tanggal: 26 Desember 2017 Pukul: 22.30 WIB
1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan awal bahwa ibu sedang
dalam proses persalinan dan janin dalam keadaan baik.
2. Melakukan observasi kemajuan persalinan
a. DJJ dan HIS setiap 30 menit
b. TTV setiap 4 jam
c. VT setiap 4 jam/bila ada indikasi
3. Menganjurkan ibu untuk miring kiri agar penurunan kepala menjadi
lebih cepat
4. Memberikan motivasi kepada ibu bahwa ibu tidak perlu cemas
menghadapi persalinan ini dan rasa sakit yang dialaminya adalah
wajar, karena setiap wanita pasti akan mengalaminya
5. Mengajarkan ibu teknik relaksasi yaitu jika terasa sakit saat ada
kontraksi maka anjurkan ibu untuk menarik nafas panjang lewat
hidung dan mengeluarkan lewat mulut. Tidak lupa menganjurkan ibu
untuk tidak meneran sebelum pembukaan lengkap
6. Menganjurkan ibu untuk berkemih jika kandung kemih penuh dan
timbul keinginan untuk berkemih
7. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum sebelum persalinan, yaitu
di sela-sela kontraksi agar ibu memiliki kekuatan dalam proses
persalinan
8. Menyiapkan pakaian ibu dan bayi
a. Ibu : jarik, baju, celana dalam, BH, pembalut
b. Bayi : bedong, popok, topi, baju bayi

45
9. Menyiapkan partus set dan perlengkapan persalinan
a. klem (2) h. oksitosin o. metergin
b. umbilical klem i. handscoen steril p. lidocain
c. klem ½ kokher j. hecting set q.kassa steril
d. gunting episiotomy k. gunting r.betadin
e. gunting tali pusat l. kantong plastik
f. Tempat sampah m. larutan DTT
g. spuit 3 cc n. larutan klorin
10. Menyiapkan tempat resusitasi jika bayi tidak bernafas spontan segera
setelah lahir. Tempat datar, rata, bersih, kering, hangat, 3 handuk/kain
bersih dan kering, alat penghisap lendir, lampu sorot 60 watt dengan
jarak 60 cm di atas tubuh bayi.

VII. EVALUASI
Tanggal :26 Desember 2017 Pukul :23.00 WIB
1. Ibu dan keluarga telah mengetahui hasil pemeriksaan bahwa ibu dan
janin dalam keadaan sehat dan baik.
2. Telah dilakukan observasi kemajuan persalinan
Hasil :
- Pukul 23.40 WIB: VT =ᴓ 10cm, pembukaan lengkap, portio lunak
tipis, KK -, preskep, H-IV , ketuban pecah, kepala terlihat di vulva,
data lain terlampir. (Data lain terlampir)
3. Ibu telah dianjurkan miring kiri
Hasil : Ibu telah dalam keadaan miring kiri.
4. Ibu telah diberikan motivasi ibu agar tidak cemas menghadapi
persalinan
Hasil : Ibu paham dan sudah lebih tenang
5. Ibu telah diajarkan teknik relaksasi
Hasil : Ibu paham dan sudah menerapkannya.
6. Ibu telah dianjurkan untuk berkemih jika kandung kemih terasa penuh
Hasil : Ibu paham dan telah berkemih.

46
7. Ibu telah dianjurkan untuk tetap memenuhi nutrisi
Hasil : Ibu paham dan bersedia makan dan minum di sela-sela
kontraksi.
8. Pakaian ibu dan bayi telah disiapkan
Hasil : Pakaian ibu (jarik, baju, celana dalam, BH, pembalut dan
pakaian bayi (bedong, popok, topi, baju bayi) telah disiapkan.
9. Partus set dan perlengkapan persalinan telah disiapkan
Hasil : Partus set diletakkan di meja tindakan, perlengkapan persalinan
diletakkan di meja pemeriksaan
10. Tempat resusitasi telah disiapkan
Hasil : Tempat resusitasi telah siap

47
CATATAN PERKEMBANGAN I
KALA II
Bangsal :
Nama : Ny. S No. RM : 002695
RB
Umur : Pukul :
Tanggal : 26 Desember 2017
28 Tahun 23.40WIB
Tanggal :
Catatan Perkembangan Nama dan
26 Desember 2017
(SOAP) Paraf

S:
- Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng
semakin sering dan kuat
- Ibu mengatakan ia ingin mengejan seperti
BAB sudah tidak tertahankan lagi
O:
- KU: baik
- Kesadaran: composmentis
- VS:
TD: 120/70 mmHg
R: 22 x/m
N: 84 x/m
S: 36,80C
- Kontraksi : 5 kali dalam 10 menit selama 45
detik
- DJJ: 146 x/m
- Inspeksi: perineum menonjol, tekanan anus,
vulva membuka
- VT: tidak ada oedem pada vulva, portio tidak
teraba, tidak ada bagian yang menumbung,
pembukaan lengkap, presentasi kepala,
penurunan kepala di hodge IV, tidak ada

48
molage, STLD (+), KK (-).
A: Ny. S umur28 tahun G2P1A0 hamil 39+3
minggu, dalam inpartu kala II.

P: 1. Melihat tanda gejalakala II


a. Dorongan untuk mengejan
b.Tekanan pada anus
c. Perineum menonjol
d.Vulva, vagina membuka
Hasil: telah terlihat tanda gejala kala II
2. Menyiapkan ibu untuk posisi nyaman saat
persalinan dan meminta satu anggota
keluarga mendampingi ibu selama
persalinan
Hasil: ibu telah paham dan mampu
meneran efektif
3. Memberikan pertolongan persalian
a. Pastikan perlengkapan, bahan, dan obat-
obatan yang diperlukan
b. Gunakan celemek
c. Melepas semua perhiasan ditangan, cuci
tangan lalu keringkan
d. Pakai sarung tangan steril
Hasil: pertolongan persalinan sedang
dilakukan
4. Menganjurkan ibu untuk meneran efektif
saat ada kontraksi dengan cara meneran
seperti BAB tanpa suara
Hasil: ibu telah paham dan mampu
meneran efektif
5. Menolong persalinan bayi

49
a. Melahirkan kepala
1) Melindungi perineum dengan tangan
kanan yang dilapiskan kain bersih
dan kering saat kepala bayi tampak
5-6 cm didepan vulva.
2) Meletakkan tangan kiri di vertex
untuk mencegah defleksi maksimal
dan membantu lahirnya kepala
3) Memeriksa ada tidaknya lilitan tali
pusat, kemudian menunggu putaran
paksi luar
b. Melahirkan bahu
1) Memegang kepala bayi dengan
biparetal saat sudah ada putaran
paksi luar
2) Mengarahkan kepala bayi kebawah
untuk melahirkan bahu depan
3) Mengarahkan kepala bayi keatas
untuk melahirkan bahu belakang
c. Melahirkan seluruh tubuh
1) Saat bahu belakang lahir pindahkan
tangan kanan kearah perineum,
sehingga bahu dengan lengan atas
bayi tersangga pada tangan tersebut
2) Menggunakan tangan yang sama
untuk menopang lahirnya siku dan
tangan bayi posterior saat melalui
perineum
3) Tangan bawah menopang samping
lateral tubuh bayi saat lahir
4) Melakukan penelusuran punggung,

50
bokong, kaki kemudian memegang
kaki dengan ibu jari dan keempat jari
lainnya.
5) Memposisikan kepala bayi 15⁰ lebih
rendah dari bayi untuk melihat dan
menilai bayi selintas.
6) Mengeringkan seluruh badan bayi
kecuali telapak tangan.
Hasil: Pukul 23.48 WIB Bayi Baru Lahir
jenis kelamin laki-laki, lahir normal
spontan, langsung menangis, bergerak
aktif, warna kulit kemerahan, tidak ada
lilitan tali pusat.

51
CATATAN PERKEMBANGAN II
KALA III
Bangsal :
Nama : Ny. S No. RM: 002695
RB
Umur : Pukul :
Tanggal : 26 Desember 2017
28 Tahun 23.48WIB
Tanggal :
Catatan Perkembangan Nama dan
26 Desember 2017
(SOAP) Paraf

S:
- Ibu mengatakan perutnya masih mules

O:
- KU: baik
- Kesadaran: composmentis
- Bayi lahir spontan normal, pada tanggal 26
Desember 2017 pukul 23.48 WIB, TFU
setinggi pusat, kontraksi keras, tidak ada janin
kedua. Tali pusat tampak di vulva.

A: Ny.S G2P1A0 umur 28 tahun dalam inpartu


kala III

P: Pelaksanaan MAK III


1. Memberikan oksitosin
a. Melakukan palpasi abdomen untuk
memastikan tidak adanya janin
kedua
b. Memberitahu ibu bahwa ia akan
disuntik
c. Memberikan suntikan oksitosin10 IU

52
pukul 23.49 WIB per-IM pada 1/3
paha atas bagian luar
Hasil: oksitosin 10 IU telah disuntikkan
pada 1/3 paha atas ibu secara IM
2. Setelah itu, lakukan penjepitan,
pemotongan dan pengikatan tali pusat
Hasil: tali pusat sudah berhasil dipotong.
3. Inisisasi Menyusu Dini
a. Minimal dilakukan 1 jam
b. Posisi bayi tengkurap diatas dada ibu
agar bisa mencari puting susu ibu
c. Mengganti handuk yang kotor dengan
kain bersih dan kering serta topi
Hasil : Bayi sudah melakukan IMD.
4. Melakukan PTT
a. Memindahkam klem tali pusat 5-10
cm di depan vulva
b. Meletakkan tangan kiri pada
abdomen ibu tepat diatas simfisis,
menggunakan tangan kiri untuk
meraba kontraksi dan menekan
uterus pada saat penegangan tali
pusat.
c. Saat mulai kontraksi (uterus menjadi
bulat), tali pusat memanjang, terjadi
semburan darah mendadak,
menegangkan tali pusat ke bawah,
melakukan tekanan dorso cranial
hingga tali pusat semakin menjulur
dan korpus uteri bergerak ke atas
yang menandakan plasenta telah

53
lepas dan dapat dilahirkan.
Hasil : kontraksi uterus keras dan telah
muncul tanda-tanda pelepasan plasenta
6. Pengeluaran Plasenta
a. Sebelum plasenta terlepas (tanda-
tanda: uterus membulat, fundus uteri
diatas perut, tali pusat memanjang,
semburan darah tiba-tiba)
menegangkan tali pusat.
b. Mengarahkan tali pusat ke bawah
kemudian ke atas mengikuti jalan lahir
c. Saat plasenta lahir di introitus vagina,
kedua tangan menangkap plasenta
dengan hati-hati memutar searah jarum
jamhingga plasenta/selaput ketuban
terpilin, menilai kelengkapan plasenta.
7. Segera setelah plasenta dan selaput
ketuban lahir, melakukan masase uterus,
meletakkan telapak tangan di fundus dan
melakukan masase dengan gerakan
melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus menjadi keras).
Hasil:Pukul 23.58 WIB plasenta lahir
spontan, bentuk cakram, selaput utuh,
ukuran diameter plasenta ± 20 cm, panjang
tali pusat ± 50 cm dengan berat ± 500
gram,kotiledonlengkap ±20 buah,
perdarahan ± 200 cc, kontraksi uterus keras.

54
CATATAN PERKEMBANGAN III
KALA IV
Bangsal :
Nama : Ny. S No. RM: 002695
RB
Umur :
Tanggal : 26 Desember 2017 Pukul :
28 Tahun
23.58 WIB
Tanggal : Catatan Perkembangan Nama dan
26 Desember 2017 (SOAP) Paraf

S:
- Ibu mengatakan perutnya masih mules

O:
- KU: baik
- Kesadaran: composmentis
- TTV:
TD : 120/70 mmHg
N : 85x/menit
R : 22x/menit
S : 36,5 oC
- Plasenta lahir lengkap pada pukul 23.58 WIB
- Perineum rupture derajat II
- Perdarahan sebanyak± 200 cc
- Kontraksi uterus keras.
- TFU 1 jari di bawahpusat

A: Ny.S umur 28 tahun P2A0 dalam pengawasan


kala IV
P:
1. Melakukan prosedur pasca persalinan
a. Kontraksi uterus baik dan keras

55
b. Mengobervasi TFU
TFU 1 jari di bawah pusat
c. Memeriksa perdarahan dan robekan
perineum
Terjadi robekan perineum derajat II
meliputi rupture pada mukosa vagina,
commisura posterior, dan dilakukan
penjahitan secara jelujur.
2. Mengobservasi KU dan VS ibu
a. Memantau VS, TFU, kontraksi, kandung
kemih dan perdarahan tiap15 menit pada 1
jam pertama dan 30 menit pada 1 jam
kedua.
Hasil: terlampir dalam partograf
b. Mengajarkan pada ibu massase uterus
Hasil: ibu mengerti dan mampu
mempraktikan cara massase uterus
3. Kebersihan dan kenyamanan ibu
a. Membersihkan tubuh ibu yang terkena
darah dengan air bersih
Hasil: ibu merasa tubuhnya lebih segar
dan nyaman
b. Mengganti pakaian ibu dengan baju dan
kain bersih, memasangkan pampers pada
ibu
Hasil: pakaian ibu telah diganti dan
pampers telah dipasang pada ibu
c. Membersihkan tempat tidur ibu dengan
menyemprot larutan klorin
Hasil: tempat tidur ibutelah dibersihkan
d. Membuang semua bahan yang

56
terkontaminasi kedalam tempat sampah
Hasil: semua bahan yang terkontamiasi
telah dibuang
e. Merendam semua alat ke dalam korin 0,5
% selama 10 menit
Hasil: semua alat telah direndam ke klorin
f. Melepas sarung tangan
g. Mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir
4. Memberi asupan nutrisi pada ibu
Hasil: Ibu terlihat sudah makan 1 porsi nasi,
sayur, lauk, dan 1gelas teh manis hangat
5. Memberikan terapi obat pada ibu
a. Amoxicilin tablet 500 gr, (3 x 1), X
b. Paracetamol 500 mg (3 x 1), X
c. Tablet SF 200 mg (1 x 1), X
d. Vit C 50 mg (3 x 1), X
e. Vitamin A 200.000 IU (1 x 1), II
6. Mendokumentasikan semua tindakan dan
temuan selama persalinan.
Hasil: semua tindakan telahdidokumentasikan

57
LEMBAR OBSERVASI PERSALINAN
A. Pengawasan Kemajuan Persalinan
Kekuatan His Hasil
Lamanya
No Jam (kuat/ sedang/ Pemeriksaan DJJ Lainnya
His
lemah ) Dalam
VT = ᴓ 4 cm,
portio lunak TD : 120/80
26/12/20 tipis, KK (+), mmHg
138x/
1. 17 3x/10’/30” Sedang preskep, ᴓ 3/5 S : 36,5 0C
menit
21.30 bagian, puki, N : 82x/mnt
penurunan TFU : 33 cm
kepala H III
135x/
2. 22.00 3x/10’/30” Sedang N : 82x/mnt
menit
148x/
3. 22.30 3x/10’/35” Sedang N : 84x/mnt
menit
VT = ᴓ 8 cm,
portio lunak
TD : 110/70
tipis, KK (+),
141x/ mmHg
4. 23.00 4x/10’/40” Kuat preskep, H-III,
menit S: 36,6 0C
penurunan
N: 85x/mnt
kepala 2/5
bagian
150x/ S : 36,80C
5. 23.30 4x/10’/40” Kuat
menit N : 85x/mnt
VT =ᴓ
10cm,pembukaa
n lengkap,
portio lunak
tipis, KK -, TD : 120/70
preskep, kateter mmHg
urine ± 100 cc, N :84x/mnt
146x/
6. 23.40 5x/10’/45” Kuat H-IV, R : 22
menit
penurunan x/menit
kepala 0/5 S : 36,60C
bagian, ketuban
pecah, kepala
terlihat di vulva,
pimpin
persalinan
Bayi lahir
7. 23.48 spontan,
langsung

58
menangis, hidup,
bergerak aktif,
warna kulit
kemerahan, tidak
ada lilitan tali
pusat.
JK : L, BB :
3500 g, PB : 51
cm, LK : 34 cm,
LD : 35 cm,
AS : 9/9/10.
Mekonium
+,Anus
+,keringkan bayi,
jepit potong dan
ikat tali pusat,
IMD, suntik
oxytocin 10 U
pada ibu, PTT.
Plasenta lahir
lengkap utuh.
Rupture derajat TD : 120/70
II. Hecting mmHg
jelujur. N :85x/mnt
8. 23.58
Perdarahan± S : 36,50C
200 cc. His R : 22x/mnt
keras. TFU 2
jari dibawah
pusat)
Observasi 2 jam
PP. Perdarahan
±100 cc. His
keras. TFU 1
jari di bawah
pusat, luka
TD : 120/80
jahitan dalam
mmHg
keadaan basah,
N :80x/mnt
9. 01.55 Kandung kemih
S : 36,60C
kosong,
R : 22x/mnt
pindahkan ke
rawat gabung,
Beri asupan
nutrisi pada ibu,
Terapi ibu
:amoxicillin 500
gr ( 3x1),

59
paracetamol 10
(3 x 1), vit A 2
(1 x 1), tablet SF
10 (1Qx 1), Vit
C 10 (3 x 1)

60
LAPORAN PERSALINAN

Nama : Ny. S
Umur : 28 tahun

Keadaan Ibu Pasca Bersalin


Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
VS : TD: 120/80 mmHg R: 22 x/m
N: 82 x/menit S: 36,70C
Perdarahan : ± 100 cc
Plasenta : Lahir lengkap
Jenis Kelamin : Laki-laki
BB : 3500 gram
PB : 51 cm
Kelainan congenital : tidak ada
AS : 9/9/10
Mekonium : (+)
Anus :(+)

Ny. S melahirkan pada tanggal 26 Desember 2017 pukul 23.48 WIB secara
spontan.Plasenta lahir lengkap, terdapat rupture perineum derajat II.

61
BAB IV
PEMBAHASAN

Ny. S datang mengatakan perutnya kenceng-kenceng sejak pukul


18.30WIB dan mengeluarkan lendir darah dari jalan lahirnya sejak pukul 07.00
WIB.Ny. S mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular (seperti
HIV/AIDS, TBC, Gonorhoe maupun Hepatitis) dan penyakit serius lainnya
(seperti DM, Jantung, Epilepsi dan lain-lain).Kontraksi uterus dan lendir darah
yang keluar merupakan tanda-tanda dari inpartu. Inpartu ditandai dengan
penipisan dan pembukaan seviks, kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan
serviks (frekuensi 3 kali dalam 10 menit selama 30 detik), cairan lendir bercampur
darah melalui vagina. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar
kanalis servikalis karena pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka.
(Nurasiah, 2012). Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik.
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik pada Ny. S didapatkan hasil
keadaannya baik, kesadaran composmentis dengan keadaan vital sign normal, dan
dilakukan pemeriksaan dari ujung kepala sampai kaki semua dalam keadaan
normal. Dilakukan pemeriksaan khusus obstetri di bagian abdomen meliputi
inspeksi, palpasi dan auskultasi dengan hasil normal dan baik.Tidak terdapat
kesenjangan teori dan praktik.
Ny. Spembukaan lengkap pada pukul 23.40 WIB. Pada multigravida
keadaaan osteum uteri eksternal membuka berlangsung kira-kira 8 jam (Manuaba,
2008). Pada kasus Ny. S dari awal kala1 (pertama kali ibu mengeluh kencang-
kencang) sampai pembukaan lengkap berlangsung hanya dalam 5 jam 10 menit.
Pada kasus Ny. S lama kala I sesuai dengan teori.
Pada Ny. S, Kala II berlangsung dalam waktu 10 menit. Menurut
Winkjosastro (2007) dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir
pada primigravida berlangsung 2 jam dan pada multigravida berlangsung 1 jam.
Sedangkan menurut Nurasiah(2014) kala II pada primigravida berlangsung 1,5
jam, pada multigravida 0,5-1 jam. Pada kasus Ny. S lama kala II tidak sesuai
dengan teori. Kesenjangan ini dapat terjadi karena beberapa faktor seperti posisi

62
Ibu saat menunggu kemajuan bukaan persalinan, juga bisa terjadi karena adanya
fase dilatasi maksimal yaitu fase aktif yang terjadi dalam 2 jam pembukaan bisa
berlangsung sangat cepat dari pembukaan 4 cm menjadi 9 cm. Dalam kasus Ny. S
perkembangan kemajuan dari pembukaan 3 sampai 10 hanya terjadi selama 2 jam
10 menit.
Pada tanggal 26 Desember 2017 pukul 23.48 WIB, bayi Ny. S lahir
normal, jenis kelamin laki-laki, menangis kuat, gerakan aktif, warna kulit
kemerahan, tidak ada kelainan. Dengan APGAR SCORE 9/9/10. Pada bayi Ny.
Sdilakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini). Segera setelah dilahirkan, bayi
diletakkan di dada atau perut atas ibu selama paling sedikit satu jam untuk
memberi kesempatan pada bayi untuk mencari dan menemukan puting ibunya.
Manfaat IMD bagi bayi adalah membantu stabilisasi pernapasan, mengendalikan
suhu tubuh bayi lebih baik dibandingkan dengan inkubator, menjaga kolonisasi
kuman yang aman untuk bayi dan mencegah infeksi nosokomial. Bagi ibu, IMD
dapat mengoptimalkan pengeluaran hormon oksitosin, prolaktin dan secara
psikologis dapat menguatkan ikatan batin antara ibu dan bayi. (Prawirohardjo,
2010). Pada bayi Ny. S IMD telah dilakukan selama 1jam hal ini sudah sesuai
dengan teori.
Pada pukul 23.58 WIB plasenta lahir lengkap, bentuk cakram, selaput
utuh, panjang tali pusat±50 cm, insersi centralis, berat ±500 gram, diameter ±20
cm, tebal ±3cm, jumlah kotiledon 20, pembuluh darah lengkap. dengan
perdarahan kala III ± 200cc. Lama kala III < 10 menit pada sebagian besar
pelahiran dan < 15 menit pada 95% kelahiran (Sinclair C., 2003). Pada kasus Ny.
S kala III berlangsung selama 10 menit (sesuai dengan teori).
Pada pemantauan kala IV ibu dalam keadaan normal. Menurut Depkes RI
(2008) pemantauan pada kala IV meliputi : 1 jam pertama setiap 15 menit yang
dinilai yaitu : tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus,
kandung kemih, perdarahan, sedangkan dalam 1 jam kedua setiap 30 menit yang
dinilai yaitu tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus,
kandung kemih, perdarahan.Pada kasus Ny. S kala IVasuhan kebidanan Kala IV
sudah terlaksana dan hasil pemeriksaan dalam batas normal (sesuai dengan teori).

63
Dari tinjauan kasus tersebut dapat diketahui bahwa Ny. S umur 28 tahun
G2P1A0 UK 39+3 minggu lahir di Puskesmas Colomadu I Karanganyar.Dalam
memberikan asuhan kebidanan secara keseluruhan tidak terdapat kesenjangan
antara teori dan praktek.Dalam hal IMD walaupun pelaksanaannya sudah sesuai
dengan teori namun hasil yang diharapkan belum sesuai dengan teori yang
ada.Menurut Utami (2008) Inisiasi Menyusu Dini adalah setelah kelahiran bayi
dengan upayanya sendiri dapat menetek segera dalam waktu satu jam setelah lahir
bersamaan dengan kontak kulitbayi di dada ibu.Bayi dibiarkan setidaknya 60
menit di dada ibu sampai dia menyusu. Pada kasus Ny. S bayi belum sampai
menyusu pada puting susu Ibu. Terkait hal ini, solusi yang dilakukan sesuai
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian
Air Susu Ibu Eksklusif adalah dengan menempatkan ibu dan bayi dalam 1 (satu)
ruangan atau rawat gabung untuk memudahkan Ibu setiap saat memberikan ASI
Eksklusif kepada bayi sudah sesuai dengan teori.

64
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah penyusun melaksanakan studi kasus terhadap “Asuhan
Kebidanan Ibu Bersalin Normal Pada Ny. S 28 tahun G2P1A0 UK 39+3
minggu di Puskesmas Colomadu I Karanganyar”. Dengan menggunakan
manajemen Kebidanan 7 langkah Varney,maka dapat disimpulkan bahwa
evaluasi pada kasus Ny. Ssesuai dengan yang diharapkan, dan tidak terdapat
kesenjangan antara teori dengan praktik dilahan. Asuhan yang diberikan telah
dilakukan dengan baik sehingga Ny. S tersebut dalam kondisi sehat dan
normal dalam proses persalinannya.

B. SARAN
1. Bagi Puskesmas Colomadu I Karanganyar
Diharapkan Puskesmas Colomadu I Karanganyarmampu
mempertahankan kualitas pelayanan pada ibu bersalin.
2. Bagi Klien
Diharapkan ibu dan keluarga klien dapat memahami tentang kebutuhan
ibu saat proses persalinannya serta ANC yang teratur dapat membantu
mendeteksi setiap hal sehingga memudahkan dalam proses persalinan.
3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa sebaiknya lebih menggali ilmu lebih dalam tentang tata cara
asuhan pada ibu bersalin dan dapat menerapkan dengan baik di lahan
praktik, serta lebih aktif lagi untuk mendapatkan ilmu dari lahan praktik.

65
DAFTAR PUSTAKA

Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Persalinan. Yogyakarta: Graha


Ilmu

Depkes RI. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Depkes RI

Dinas Kesehatan Surakarta.2014.Profil Kesehatan Kota Surakarta Tahun


2014.Surakarta: Dinkes Surakarta

Hidayat, A dan Sujiyatini. 2010. Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta: Nuha


Medika

Ikatan Bidan Indonesia (IBI). 2016. Midwifery Update. Jakarta: IBI

Manuaba, I.B.G., 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan,danKBuntuk


Pendidikan Bidan Edisi 2. Jakarta: EGC.

Nurasiah, Ai dan Ani Rukmawati, 2012. Asuhan Persalinan Normal bagi Bidan.
Bandung: PT. Refika Aditama.

Prawirohardjo. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Roesli, Utami. 2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka
Bunda.

Rohani, Marisah, dan Reni Saswita. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa
Persalinan. Jakarta: Salemba Medika.

Saifuddin. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Sinclair, Constance. 2003. Buku Saku Kebidanan. Jakarta: ECG.

Sulistyawati, A., dan Esti Nugraheny. 2010. AsuhanKebidanan pada Ibu Bersalin.
Jakarta: Salemba medika.

Sumarah, dkk. 2009. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Bersalin). Jakarta: Fitramaya.

Varney. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: ECG.

Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo

Yeyeh, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan II Persalinan. Jakarta: TIM.

66

Vous aimerez peut-être aussi