Vous êtes sur la page 1sur 4

Nama : Akmal Hafizh Johar Tajuddin

NIM : 10617007

Prodi : S1 Kedokteran Gigi

TUGAS PSIKOLOGI

Abstrac

Suatu hari ada seorang anak yang bernama Mahardika yang berumur 18 tahun pergi
ke klinik Dokter Gigi yang bernama drg. Indahyani dengan keluhan sering merasa sakit gigi
pada saat meminum es atau makan-makanan manis terkadang juga ngilu. Ia mengalami sakit
gigi sejak sekitar 2 minggu yang lalu. Tetapi, ia juga takut apabila gigi nya untuk dicabut pada
saat itu.

Percakapan Dokter Gigi Dengan Pasien

 Tahap 1 : Membangun Interpersonal

Dokter Gigi : “Selamat siang mas, silakan duduk” (sambil mempersilakan)

Pasien : “Selamat siang juga dok”

Dokter Gigi : “Saya dokter gigi Indahyani, maaf dengan mas siapa ya ? dan sekarang umur
berapa mas ? (sambil mencatat)”

Pasien : “Iya dok. Nama saya Mahardika umur saya 18 tahun dok”

 Tahap 2 : Menggali Informasi

Dokter Gigi : “Dengan mas Mahardika, Ada keluhan apa mas datang kemari ? ada yang bisa
saya bantu ?”

Pasien : “Jadi begini dok, gigi saya sering merasa sakit gigi pada saat meminum es dan
makan makanan yang manis kadang juga terasa ngilu.”

Dokter Gigi : “Merasa sakit gigi pada saat meminum es dan makan makanan yang manis
kadang juga ngilu, kalo boleh tau gigi sebelah mana mas ?” (sambil mengulang
perkataan pasien dan mencatat rekam medis pasien )
Pasien : “Gigi sebelah kiri belakang dok”

Dokter Gigi : “Kalau kambuh sering sampai tidak enak badan ya mas ?”

Pasien : “Iya dok, rasanya cenut-cenut sakit sekali dok”

Dokter Gigi : “Apakah pernah sampai bengkak mas ?”

Pasien : “Tidak pernah dok.”

Dokter Gigi : “Oh… tidak pernah bengkak ya mas, kira-kira sejak kapan mas merasa sakit
giginya?”

Pasien : “Sekitar 2 minggu yang lalu mungkin dok”

Dokter Gigi : “Setelah merasa sakit. Apa yang sering dilakukan mas? Apakah memberinya
dengan obat ?”

Pasien : “tidak dok. Biasanya Cuma saya kumur dengan air hangat dok”

Dokter Gigi : “Apakah ada yang ingin disampaikan lagi mas ?”

Pasien : “Tidak ada dok.”

Dokter Gigi : “Oke mas. Setelah ini saya periksa gigi mas ya, silakan duduk disini ya mas”
(sambil mempersilakan)

Pasien : “Iya dok.”

 Tahap 3 : Pemeriksaan

Dokter Gigi : “apakah sekarang gigi mas merasa sakit ?”

Pasien : “tidak dok”

Dokter Gigi : “gigi kiri bawahkan mas? Permisi, saya periksa dudu gigi nya ya mas, tolong
dibuka mulutnya ya mas”

Pasien : “iya dok, silakan” (sambil membuka mulut)

Dokter Gigi : “Setelah saya melihat gigi mas, kemungkinan terdapat lubang diantara gigi

mas, tapi saya tidak tahu pasti seberapa dalam lubang tersebut mas, apakah

dalam ataupun sedang”

Pasien : “oh gitu dok, kalo gitu apa yang harus saya lakukan dok?”
Dokter Gigi : “Setelah ini sebaiknya mas foto gigi atau disebut foto panoramik gigi, setelah

itu kita dapat menentukan tindakan yang lebih lanjut bu seperti perawatan

saluran akar ataupun pencabutan mas”

Pasien : “berarti setelah saya dirontgen atau difoto gigi saya harus kemari lagi dok ?”

Dokter Gigi : “Iya mas, jadi setelah foto rontgen diabantu oleh perawat gigi kemudian saya
periksa lebih lanjut”

Pasien : “Iya dok”

Dokter Gigi : “Apakah ada yang ingin disampaikan lagi mas? Jadi mas setelah ini akan
dirontgen ya dan dibantu oleh perawat gigi”

Pasien : “Iya dok, silakan”

 Perawatan Hari ke-2

Dokter Gigi : “Jadi begini mas Mahardika, ternyata terdapat jaringan tumbuh dibawah gigi
dan cukup besar, dan terdapat dua penawaran untuk pengobatan yaitu dicabut
giginya atau tidak dicabut mas”

Pasien : “Sebaiknya bagaimana dokter ?”

Dokter Gigi : “Semua perawatan ada baik dan buruknya mas, jika dicabut resikonya gigi mas
hilang tapi bisa diganti dengan gigi tiruan dan jika perawatan membutuhkan
waktu, tidak hanya sekali saja”

Pasien : “Lalu apa yang harus saya lakukan dok? Saya tidak mau dicabut gigi saya.

Dokter Gigi : “kalau mas tidak mau dicabut berarti akan saya lakukan penambalan, dan mas
Mahardika harus control tiap minggunya.”

Pasien : “Baik dok, saya ingin ditambal saja gigi saya”

Dokter Gigi : “Baik mas, ini gigi nya akan saya tambal tapi mas harus ingat untuk control
tiap minggu nya”

Pasien : “Iya dok.”


 Penutup

Dokter Gigi : “Terima kasih mas, mari silakan”

Pasien : “Terima kasih juga dok”

Dokter Gigi : “Jangan lupa untuk control nya ya mas”

Pasien : “Iya dok.”

Vous aimerez peut-être aussi