Vous êtes sur la page 1sur 14

BAB I

PENDAHULUAN

Analisis keuangan akan lebih tajam apabila angka – angka keuangan dibandingkan dengan
standar tertentu. Standar tersebut bisa berupa standar internal yang ditetapkan oleh manajemen
seperti target yang telah ditetapkan, perbandingan historis atau membandingkan angka – angka
keuangan dengan angka – angka masa sebelumnya dan perbandingan dengan perusahaan atau
industri sejenis. Tanpa perbandingan tidak akan diketahui apakah prestasi keuangan suatu
perusahaan menunjukkan perbaikan atau sebaliknya menunjukkan penurunan. Analisis cross –
section adalah Teknik Analisis untuk memperbandingkan data laporan Keuangan suatu perusahaan
dengan perusahaan atau industri yang sejenis dalam suatu periode tertentu.

Data laporan keuangan sering digunakan dalam model perbandingan, seperti :


a. Aplikasi cross-sectional: perbandingan antara satu entitas dengan entitas lain pada titik waktu
yang sama
b. Aplikasi time-series: perbandingan dari satu entitas pada titik waktu yang berbeda.
Analisis cross-sectional digunakan di banyak area, misalnya:
1. Analisis penilaian untuk merger atau akuisisi di mana laporan keuangan perusahaan lain
digunakan untuk membuat kesimpulan tentang undervaluation atau overvaluation dari target
perusahaan atau divisi
2. Evaluasi kinerja manajemen dan kompensasi eksekutif di mana satu input adalah profitabilitas
perusahaan dibandingkan dengan tolok ukur perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan
kompetitif yang sama
3. Prediksi kesulitan keuangan menggunakan model berbasis perusahaan dalam satu industri
4. Keputusan kebijakan publik tentang kelebihan laba pajak perundang-undangan di mana satu
input adalah profitabilitas perusahaan dalam satu industri dibandingkan dengan perusahaan
dalam industri lain.

1
BAB II
Review Of Literatur

Analisis cross section (perbandingan dengan perusahaan atau industri yang sejenis) akan
bermanfaat untuk melihat prestasi perusahaan relatif terhadap industri dan juga bermanfaat dalam
kasus khusus seperti untuk menentukan bonus bagi manajemen perusahaan. Bonus bagi
manajemen perusahaan pada beberapa perusahaan ditentukan berdasarkan keuntungan perusahaan
relatif terhadap industri. Apabila perusahaan memperoleh untung di atas industri, manajemen
perusahaan akan memperoleh bonus, dan tidak memperoleh bonus apabila yang terjadi sebaliknya.

Kriteria yang Digunakan Untuk Memilih Perbandingan


Banyak konteks keputusan menggunakan analisis cross-sectional untuk membandingkan
entitas yang "serupa" setidaknya dalam satu atribut. Pendekatan-pendekatan alternatif untuk
mendefinisikan entitas "serupa" diilustrasikan sebagai berikut :
1. Kesamaan pada sisi penawaran.
Perusahaan dapat dikelompokkan atas dasar kesamaan kepemilikan bahan baku, proses
produksi yang serupa, jaringan distribusi yang mirip, dan sebagainya. Sisi penawaran ini fokus
digunakan dalam skema Enterprise Standard Industrial Classification (SIC) untuk mendefinisikan
industri; faktor utama yang dipertimbangkan adalah "fisik atau teknologi struktur" dan
"homogenitas produksi." Klasifikasi semacam ini juga banyak dipakai oleh lembaga lain.
Klasifikasi Industri di BEJ ( Bursa Efek Jakarta, 2002 )
I. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
II. Makanan Ternak
III. Pertambangan dan Jasa Pertambangan
IV. Konstruksi
V. Manufacturing dan Commercial
A. Makanan dan Minuman
B. Manufactur Tembakau
C. Produk Tekstil dan Sejenisnya
D. Kertas dan Produk-produk Sejenisnya
E. Pakaian dan Produk Tekstil Lainya

2
F. Produk Kertas dan Sejenisnya
G. Produk Kimia dan Sejenisnya
H. Produk Adhesive
I. Produk Plastik dan Gelas
J. Semen
K. Produk Besi dan Sejenisnya
L. Produk Besi Fabrikasi dan Sejenisnya
M. Produk batu, beton dan sejenisnya
N. Mesin
O. Kabel
P. Peralatan Kantor dan Elektronik
Q. Produk Otomotif dan sejenisnya
R. Peralatan Fotografi
S. Farmasi
T. Barang Bahan Konsumsi ( sabun, pasta gigi, dll )
VI. Pelayanan Transportasi
VII. Komunikasi
VIII. Perdagangan Pretail dan Whole Sale
IX. Perbankan, Lembaga Keuangan Selain Bank, Lembaga Sekuritas, Asuransi, dan Real
Estate:
A. Perbankan
B. Lembaga Keuangan Selain Bank
C. Asuransi
D. Property dan Real Estate
X. Hotel dan Pelayanan Travel
XI. Perusahaan Holding dan investasi lainya
XII. Lainya
Skema The Enterprise SIC bertujuan untuk mengelompokkan seluruh perusahaan menjadi
dua, tiga, dan empat digit industri.

3
2. Kesamaan pada sisi permintaan.
Pendekatan ini menekankan "serupa" dalam hal produk akhir dan kesamaan persepsi
pelanggan terhadap produk substitusi. Apabila produk - produk memenuhi kebutuhan yang sama,
dan produk tersebut merupakan substitusi satu sama lain, memakai produk - produk tersebut masuk
dalam Kelompok industri yang sama. Produk-produk tersebut bisa mempunyai horizon yang
pendek yaitu produk - produk yang sama saat ini, tetapi bisa juga menpunyai horizon jangka
panjang yaitu produk - produk yang saling berkompetisi pada beberapa tahun mendatang.
Perspektif jangka pendek mempunyai relevansi yang tinggi karena membicarakan situasi saat ini,
tetapi perspektif jangka panjang membuat perusahaan waspada terhadap kemungkinan persaingan.
Produk yang saat ini merupakan pesaing, barangkali merupakan pesaing potensial yang akan
menjadi pesaing sesungguhnya pada masa mendatang.

3. Kesamaan pada atribut pasar modal.


Dari sudut pandang investasi, saham-saham mempunyai beberapa kesamaan atribut
dimasukan ke dalam satu Kelompok. Contoh atribut yang relevan adalah risiko, rasio PER (Price
Earning Ratio) dan kapitalisasi pasar untuk menentukan besar kecilnya kapitalisasi saham.
Investor yang ingin menginvestasi dananya ke saham kecil barang kali akan memilih 25% saham
paling kecil, dan membanding - bandingkan saham saham yang mempunyai kapitalisasi yang
kecil.
Dalam memilih perusahaan yang akan dipakai sebagai perbandingan, analis juga bisa
menggabungkan ketiga atribut diatas. Misalkan sebuah perusahaan trasnportasi dengan aset tidak
terlalu besar (Misal Rp 1,5 miliar), maka perbandingan yang tepat adalah perusahaan transportasi
lainya dan yang mempunyai aset yang hampir sama besarnya. Membandingkan perusahaan
tersebut dengan perusahaan transportasi lain yang mempunyai asset Rp 100 miliar barang kali
tidak sepenuhnya tepat.
Di Negara - Negara maju, data yang berkaitan dengan industri sejenis biasanya bisa dicari
tetapi tidak demikian halnya dengan data industri di Negara – negara yang belum maju seperti di
Indonesia. Saat ini perusahaan yang go public dan listing di BEJ mencapai sekitar 200 saham.
Sebagian besar perusahaan di Indonesia masih belum go public. Perusahaan yang yang belum go
public biasanya tidak memberikan laporan keuangan ke public, dan dengan demikian data
perbandingan akan sulit di peroleh. Perkecualian barang kali bank-bank yang mempunyai data-

4
data keuangan nasabahnya. Tetapi data semacam ini barangkali akan sulit diakses oleh perusahaan
lain, meskipun untuk perbandingan. Masalah ini akan akan semakin rumit apabila perusahaan yang
tidak go public tersebut merupakan perusahaan yang dominan dalam industri tersebut.

Perusahaan Penjualan Sektor Usaha


1. Exxon $88,6 Minyak dan gas
2. General motors 74,6 Otomotif
3. Mobil 54,6 Minyak dan gas
4. Ford Motor 44,5 Otomotif
5. IBM 40,2 Computer
6. Texaco 40,1 Minyak dan gas
7. Du Pont 35,4 Kimia,minyak, dan gas
8. Phibro Solomon 29,8 Perdagangan dan keuangan
9. Amoco 27,6 Minyak dan gas
10. Chevron 27,3 Minyak dan gas

Perusahaan private
1. Cargill 28,6 Biji
2. Mocata Metals 26,5 Dealer Bullion

4. Kesamaan dalam kepemilikan hukum.


Manajerial perlu menggunakan analisis cross-sectional dalam mengalokasikan sumber
daya antara anak perusahaan yang berbeda (atau jalur bisnis). Anak perusahaan tersebut mungkin
sangat beragam dalam karakteristik sisi penawaran dan sisi permintaan karakteristik.

Pilihan-pilihan Agregasi Pada Analisis Cross-Sectional


Ketika membandingkan rasio perusahaan, para analis memiliki berbagai pilihan tentang
bagaimana untuk menggabungkan rasio dari perusahaan-perusahaan :
1. Menggunakan satu ringkasan ukuran tendensi sentral, misalnya, median, rata-rata tertimbang,
atau nilai rata-rata tertimbang
2. Menggunakan kedua ukuran tendensi sentral dan ukuran dispersi, misalnya, median dan
kisaran interkuartil (.75 persentil - .25 persentil) atau rata-rata dan deviasi standar
3. Menggunakan ukuran seperti ringkasan atau fractiles persentil dari distribusi rasio
4. Menggunakan peringkat dan rasio dari setiap perusahaan.

5
Masalah Ketersediaan Data Dalam Analisis Cross-Sectional
A. Ketidaktersediaan Data
1. Sebuah masalah yang sering dihadapi adalah bahwa data tidak tersedia untuk entitas yang
menarik. Alasan ketidaktersediaan termasuk:
a. Entitas adalah perusahaan milik pribadi dan tidak mengumumkan informasi laporan
keuangan.
b. Entitas ini dimiliki oleh sebuah perusahaan asing yang menyediakan pengungkapan
keuangan yang terbatas.

Data Berkenaan Dengan Perusahaan yang Dimiliki Secara Pribadi


Beberapa perusahaan milik pribadi berukuran relatif besar. Di beberapa industri,
perusahaan milik pribadi memegang saham pasar utama. Faktor yang meningkatkan pentingnya
perusahaan menjadi milik pribadi adalah fenomena “going private”. Sebagian dari perusahaan
milik pribadi secara sukarela menerbitkan laporan keuangan. Motivasi untuk pengungkapan
sukarela seperti itu bisa sangat beragam. Misalnya, perusahaan milik pribadi mungkin akan
melakukan perluasan melalui waralaba, dan setiap calon waralaba dapat menggunakan laporan
keuangan yang dipublikasikan dalam aplikasi pinjaman ke bank-bank, perusahaan asuransi, dan
sebagainya. Motivasi lain yakni bahwa perusahaan milik pribadi merencanakan isu publik dan
berusaha untuk membangun hubungan yang berkelanjutan dengan analis sekuritas.

B. Periode Pelaporan yang Tidak Sinkron


Ada banyak keragaman di seluruh perusahaan dalam tahun fiskal periode pelaporan. Tidak
semua perusahaan menggunakan cut off akhir bulan untuk tahun fiskal mereka, dan tidak semua
memiliki jumlah yang sama dalam hari kalender di setiap tahun fiskal. Ketika perusahaan tidak
dapat dibandingkan akhir tahun fiskalnya, masalah dapat muncul dalam membuat kesimpulan
mengenai profitabilitas relatif atau ukuran perusahaan relatif. Dalam beberapa kasus, penyesuaian
dapat dilakukan dengan menempatkan perusahaan dalam tahun fiskal noncomparable ke periode
pelaporan comparable.

6
C. Ketidak seragaman Dalam Metode Akuntansi
Dalam banyak perusahaan, keragaman dalam pilihan metode akuntansi akan dijumpai.
Ketidakseragaman metode akuntansi di perusahaan tidak selalu berarti bahwa laporan keuangan
tidak dapat diperbandingkan-berbasis rasio. Namun, jika seorang analis memutuskan bahwa
keseragaman metode akuntansi merupakan yang diinginkan, maka salah satu dari beberapa pilihan
berikut dapat diadopsi :
1. Membatasi sampel hanya perusahaan yang mengadopsi metode akuntansi seragam
2. Menggunakan informasi yang disediakan perusahaan untuk menyesuaikan angka-angka yang
dilaporkan kepada mereka menggunakan metode alternatif
3. Menggunakan approximating techniques untuk menyesuaikan angka-angka yang dilaporkan
kepada mereka menggunakan metode alternatif.
Dalam beberapa konteks keputusan, ketidakseragaman dalam pilihan metode akuntansi tidak
akan menimbulkan masalah.

Informasi Lini Bisnis (Line-Of-Business)


Pentingnya perusahaan multiactivity berarti bahwa analisis cross-sectional perusahaan
dalam industri-industri tertentu akan sering menggunakan informasi line-of-business (LOB) yang
disajikan dalam laporan tahunan dan interim.

A. Insentif Perusahaan untuk Mengungkapkan Data Line-of-Business


Argumen yang diberikan untuk investor yang biasanya menuntut data LOB berkaitan
dengan penilaian risiko, return, dan prospek pertumbuhan dari masing-masing aktivitas individual.
Jika aktivitas individual berbeda dalam aspek-aspek ini, data LOB secara potensial dapat
menyoroti fakta ini. Tanpa mengabaikan argumen ini, banyak perusahaan multiactivity
menyediakan pengungkapan LOB yang terbatas sebelum dimandatkan oleh badan pengatur.
Badan pengatur biasanya telah mengizinkan perusahaan multiactivity dalam kebijaksanaan
menyajikan data LOB.

7
B. Struktural dan Implikasi Perubahan Organiational
Bila menggunakan data LOB, penting untuk mengenali faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi angka-angka yang dilaporkan. Hal ini termasuk akuisisi, divestasi, perubahan
organisasi, dan perubahan dalam sistem pelaporan internal.

Perbandingan Industri Dari Rasio Keuangan


A. Definisi Industri
Tidak ada satu definisi "industri" yang secara universal diterima. Pendekatan alternatif mencakup
fokus pada satu atau lebih dari atribut berikut:
- Kesamaan dalam penggunaan bahan baku
- Kesamaan dalam proses produksi
- Kesamaan dalam produk akhir seperti yang dirasakan oleh konsumen
- Kesamaan dalam kelompok konsumen akhir

B. Sumber Informasi tentang Perusahaan dalam Industri


Beberapa sumber informasi yang dapat digunakan dalam menentukan perusahaan yang
akan disertakan dalam industri:
1. Diterbitkan coding atau klasifikasi perusahaan ke industri individual.
2. Perusahaan yang disebutkan oleh para analis sekuritas dan sumber-sumber lain bersaing di
pasar yang sama.
3. Hasil dari sebuah proyek di mana perusahaan dikelompokkan ke dalam industri berdasarkan
kesamaan empiris mereka. Teknik seperti analisis faktor dan analisis cluster dapat digunakan
untuk menentukan pengelompokan perusahaan yang relevan.

C. Bukti Dari Perbedaan Industri


Basis data yang paling komprehensif dari perusahaan-perusahaan AS adalah rekaman
Compustat, yang berfokus pada sisi penawaran serupa dalam pengertian operasionalisasi industri.
12 rasio keuangan terdiri dari:
1. Kas dan surat berharga / total aset, (C + MS) / TA
2. Aktiva lancar / kewajiban lancar, CA / CL
3. Arus kas dari operasi / penjualan, CFO / S

8
4. Kewajiban jangka panjang / modal pemegang saham, LTL / SE
5. Pendapatan operasional / pembayaran bunga, IO / INA
6. Laba bersih / ekuitas, NI / SE
7. Penjualan / total aktiva, S / TA
8. Penjualan / piutang, S / AR
9. Harga pokok penjualan / persediaan, roda gigi / INV
10. Harga-ke-penghasilan rasio, PE
11. Pembayaran dividen, DIV.PAY
12. Total aset, TA ($ juta)

Perbandingan internasional Terhadap Rasio Keuangan


Dalam banyak situasi, para analis memberi perhatian pada perbandingan laporan keuangan
perusahaan dari berbagai negara. Masalah yang timbul dalam perbandingan internasional terhadap
rasio keuangan meliputi :
1. Perbedaan dalam serangkaian prinsip akuntansi yang diterapkan dalam masing-masing negara
2. Perbedaan dalam peraturan perpajakan yang diadopsi di setiap negara dan dalam hubungan
antara prinsip akuntansi yang digunakan untuk pajak dan untuk pelaporan keuangan
3. Perbedaan dalam pendanaan, operasi, dan pengaturan bisnis lainnya di setiap negara
4. Perbedaan dalam budaya, kelembagaan, dan lingkungan politik di setiap negara.

Manfaat Analisis Laporan Keuangan

Laporan Keuangan memberikan manfaat ke banyak pihak yang terbagi dalam 2 kelompok,
pihak internal dan eksternal.

Internal :

1. Pengelola (direksi & manajemen)

Laporan keuangan memberikan informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan,


evaluasi usaha yang sedang berjalan, melakukan budgeting dan control internal.

9
2. Karyawan

Karyawan Anda akan tertarik dengan informasi keuangan yang terkait dengan stabilitas
dan profitabilitas perusahaan. Hal ini dapat memberikan gambaran apakah perusahaan
mampu memberikan balas jasa dan menyediakan kesempatan bekerja dan berkarir untuk
jangka waktu yang lama.

Eksternal :

1.) Investor/owner

Investor atau owner berkepentingan dengan informasi yang berhubungan dengan resiko
yang terkait dengan investasi modal.

2.) Pemberi Pinjaman

Pihak yang memberi pinjaman berkepentingan dengan informasi yang menunjukkan


kemampuan perusahaan membayar hutang beserta bunganya dengan tepat waktu. Laporan
keuangan dapat membantu mereka untuk menentukan besar plafon, bunga dan jangka waktu
yang diberikan.

3.) Supplier

Pihak supplier dan pemberi hutang jangka pendek lainnya berkepentingan dengan
informasi yang menunjukkan kemampuan perusahaan membayar hutang jangka pendeknya.
Informasi tersebut akan membantu supplier untuk menentukan jumlah piutang yang diberikan
dan jangka waktunya.

4.) Pelanggan

Pelanggan memerlukan informasi yang berhubungan dengan kelangsungan perusahaan,


terutama pelanggan yang melakukan kerjasama jangka panjang. Pelanggan yang loyal
membutuhkan hubungan jangka panjang dan langgeng.

5.) Pemerintah

Bagi pemerintah, mereka dapat menilai kemampuan perusahaan dalam membayar pajak.

10
Beberapa Komentar Umum
1. Studi kecil telah menyajikan bukti-bukti empiris yang berkaitan dengan homogenitas
perusahaan diklasifikasikan ke dalam kelompok industri yang berbeda. Sudarsanam dan
Taffler (1984) memeriksa sampel dari 250 perusahaan Inggris yang masing-masing
diklasifikasikan ke dalam salah satu dari 14 kode dari sistem (London) Stock Exchange
Industrial Classification (SEIC). Penelitian tersebut merupakan isu penting dari homogenitas
perusahaan diklasifikasikan ke dalam kelompok industri yang berbeda. Mengadopsi
pendekatan yang dapat diperluas menggunakan skema pengkodean industri alternatif,
tambahan variabel independen, dan teknik-teknik klasifikasi selain analisis diskriminan.
2. Banyak penulis telah berusaha untuk menjelaskan perbedaan dalam ukuran profitabilitas
akuntansi baik dengan asumsi kepastian atau asumsi pasar yang sempurna. Dalam asumsi
kepastian, Stigler (1963) menghipotesiskan bahwa perbedaan dalam tingkat return akuntansi
dapat dijelaskan oleh perbedaan dalam risiko bisnis. Bowman (1980) meneliti korelasi antara
rata-rata return on equity (ROE) dan varians dari ROE untuk 387 perusahaan dari 11 industri
di periode 1972-1976. Marsh dan Swanson (1984) menguji kembali isu-isu ini dalam 13
industri selama periode 1963-1981. Weiss (1971) mensurvei lebih dari 30 penelitian dari era
1950-an dan 1960-an; banyak laporan yang signifikan (walaupun kecil) yakni hubungan positif
antara profitabilitas dan konsentrasi industri. Ravenscraft (1983) melaporkan bahwa "variabel-
variabel yang paling penting merupakan pengaruh positif dari pemanfaatan kapasitas lebih
tinggi dan pertumbuhan industri, dengan pengaruh positif pangsa pasar".
3. Faktor-faktor penentu profitabilitas antar industri dan antar perusahaan juga menjadi fokus
penelitian dalam strategi bisnis dan literatur pemasaran. Buzzell, Gale, dan Sultan (1975)
menguji basis data PIM (profit impact of market strategies), yang meliputi informasi
profitabilitas pada setiap "unit bisnis" perusahaan. Saat ini, belum ada teori yang berkembang
dengan baik mengenai bagaimana variabel seperti periklanan, struktur biaya, pangsa pasar, dan
kualitas produk mempengaruhi profitabilitas.
4. Adanya perbedaan yang cukup besar dalam leverage keuangan industri diukur dengan
kewajiban jangka panjang-pada rasio ekuitas pemegang saham dibuktikan oleh Bowen, Daley,
dan Huber (1982) dan Bradley, Jarrel, dan Kim (1984). Penjelasan untuk perbedaan ini
meliputi:
- Pajak dan Biaya Kepailitan

11
- Sinyal Manajerial
- Kunci Kepribadian
Sedikit kemajuan telah dicapai dalam pengujian validitas deskriptif dan penjelasan lain. Myers
(1984) menemukan bahwa pengguna laporan keuangan memiliki sedikit teori yang dapat
diandalkan untuk menjelaskan perbedaan cross-sectional perusahaan di dalam struktur modal
mereka atau rasio kepentingan.

12
BAB III
Pembahasan

13
BAB IV
Kesimpulan

Masalah yang mungkin akan timbul dalam analisis perbandingan cross section adalah tidak
jelasnya industri relevan. sebagan contoh, apabila ada suatu perusahaan yang tidak go public,
padahal perusahaan tersebut cukup dominan, angka-angka industri barangkali tidak representif.
Masalah lain adalah adanya beberapa perusahaan yang bergerak dalam berbagai bidang (industri),
dan laporan keuangan yang diterbitkan adalah laporan keuangan konsolidasi. Informasi per
segmen industri tidak dipublikasikan. Dalam situasi dimana tidak ada industri domestik yang bisa
dijadikan perbandingan, perbandingan internasional bisa dilakukan. Interpretasi harus dilakukan
lebih berhati-hati, dengan mengingat latar belakang bisnis yang berbeda.
Perhitungan rata-rata industri bisa dilakukan dengan rata-rata aritmetika, rata-rata
tertimbang,median,modus. data-data outlier bisa dihilangkan apabila kita berasumsi bahwa data
tersebut merupakan kejadian luar biasa. perbandingan industri mempunyai asumsi implisit bahwa
risiko bisnis antar industri berbeda, dan dengan demikian perbandingan dengan industri
(sekelompok perusahaan yang memiliki kelas risiko yang sama) bisa dilakukan. pengujian empiris
menunjukan adanya perbedaan kelas risiko antar industri. Pengujian semacam itu di Indonesia,
belum sejauh ini dilakukan.

14

Vous aimerez peut-être aussi