Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Analisis keuangan akan lebih tajam apabila angka – angka keuangan dibandingkan dengan
standar tertentu. Standar tersebut bisa berupa standar internal yang ditetapkan oleh manajemen
seperti target yang telah ditetapkan, perbandingan historis atau membandingkan angka – angka
keuangan dengan angka – angka masa sebelumnya dan perbandingan dengan perusahaan atau
industri sejenis. Tanpa perbandingan tidak akan diketahui apakah prestasi keuangan suatu
perusahaan menunjukkan perbaikan atau sebaliknya menunjukkan penurunan. Analisis cross –
section adalah Teknik Analisis untuk memperbandingkan data laporan Keuangan suatu perusahaan
dengan perusahaan atau industri yang sejenis dalam suatu periode tertentu.
1
BAB II
Review Of Literatur
Analisis cross section (perbandingan dengan perusahaan atau industri yang sejenis) akan
bermanfaat untuk melihat prestasi perusahaan relatif terhadap industri dan juga bermanfaat dalam
kasus khusus seperti untuk menentukan bonus bagi manajemen perusahaan. Bonus bagi
manajemen perusahaan pada beberapa perusahaan ditentukan berdasarkan keuntungan perusahaan
relatif terhadap industri. Apabila perusahaan memperoleh untung di atas industri, manajemen
perusahaan akan memperoleh bonus, dan tidak memperoleh bonus apabila yang terjadi sebaliknya.
2
F. Produk Kertas dan Sejenisnya
G. Produk Kimia dan Sejenisnya
H. Produk Adhesive
I. Produk Plastik dan Gelas
J. Semen
K. Produk Besi dan Sejenisnya
L. Produk Besi Fabrikasi dan Sejenisnya
M. Produk batu, beton dan sejenisnya
N. Mesin
O. Kabel
P. Peralatan Kantor dan Elektronik
Q. Produk Otomotif dan sejenisnya
R. Peralatan Fotografi
S. Farmasi
T. Barang Bahan Konsumsi ( sabun, pasta gigi, dll )
VI. Pelayanan Transportasi
VII. Komunikasi
VIII. Perdagangan Pretail dan Whole Sale
IX. Perbankan, Lembaga Keuangan Selain Bank, Lembaga Sekuritas, Asuransi, dan Real
Estate:
A. Perbankan
B. Lembaga Keuangan Selain Bank
C. Asuransi
D. Property dan Real Estate
X. Hotel dan Pelayanan Travel
XI. Perusahaan Holding dan investasi lainya
XII. Lainya
Skema The Enterprise SIC bertujuan untuk mengelompokkan seluruh perusahaan menjadi
dua, tiga, dan empat digit industri.
3
2. Kesamaan pada sisi permintaan.
Pendekatan ini menekankan "serupa" dalam hal produk akhir dan kesamaan persepsi
pelanggan terhadap produk substitusi. Apabila produk - produk memenuhi kebutuhan yang sama,
dan produk tersebut merupakan substitusi satu sama lain, memakai produk - produk tersebut masuk
dalam Kelompok industri yang sama. Produk-produk tersebut bisa mempunyai horizon yang
pendek yaitu produk - produk yang sama saat ini, tetapi bisa juga menpunyai horizon jangka
panjang yaitu produk - produk yang saling berkompetisi pada beberapa tahun mendatang.
Perspektif jangka pendek mempunyai relevansi yang tinggi karena membicarakan situasi saat ini,
tetapi perspektif jangka panjang membuat perusahaan waspada terhadap kemungkinan persaingan.
Produk yang saat ini merupakan pesaing, barangkali merupakan pesaing potensial yang akan
menjadi pesaing sesungguhnya pada masa mendatang.
4
data keuangan nasabahnya. Tetapi data semacam ini barangkali akan sulit diakses oleh perusahaan
lain, meskipun untuk perbandingan. Masalah ini akan akan semakin rumit apabila perusahaan yang
tidak go public tersebut merupakan perusahaan yang dominan dalam industri tersebut.
Perusahaan private
1. Cargill 28,6 Biji
2. Mocata Metals 26,5 Dealer Bullion
5
Masalah Ketersediaan Data Dalam Analisis Cross-Sectional
A. Ketidaktersediaan Data
1. Sebuah masalah yang sering dihadapi adalah bahwa data tidak tersedia untuk entitas yang
menarik. Alasan ketidaktersediaan termasuk:
a. Entitas adalah perusahaan milik pribadi dan tidak mengumumkan informasi laporan
keuangan.
b. Entitas ini dimiliki oleh sebuah perusahaan asing yang menyediakan pengungkapan
keuangan yang terbatas.
6
C. Ketidak seragaman Dalam Metode Akuntansi
Dalam banyak perusahaan, keragaman dalam pilihan metode akuntansi akan dijumpai.
Ketidakseragaman metode akuntansi di perusahaan tidak selalu berarti bahwa laporan keuangan
tidak dapat diperbandingkan-berbasis rasio. Namun, jika seorang analis memutuskan bahwa
keseragaman metode akuntansi merupakan yang diinginkan, maka salah satu dari beberapa pilihan
berikut dapat diadopsi :
1. Membatasi sampel hanya perusahaan yang mengadopsi metode akuntansi seragam
2. Menggunakan informasi yang disediakan perusahaan untuk menyesuaikan angka-angka yang
dilaporkan kepada mereka menggunakan metode alternatif
3. Menggunakan approximating techniques untuk menyesuaikan angka-angka yang dilaporkan
kepada mereka menggunakan metode alternatif.
Dalam beberapa konteks keputusan, ketidakseragaman dalam pilihan metode akuntansi tidak
akan menimbulkan masalah.
7
B. Struktural dan Implikasi Perubahan Organiational
Bila menggunakan data LOB, penting untuk mengenali faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi angka-angka yang dilaporkan. Hal ini termasuk akuisisi, divestasi, perubahan
organisasi, dan perubahan dalam sistem pelaporan internal.
8
4. Kewajiban jangka panjang / modal pemegang saham, LTL / SE
5. Pendapatan operasional / pembayaran bunga, IO / INA
6. Laba bersih / ekuitas, NI / SE
7. Penjualan / total aktiva, S / TA
8. Penjualan / piutang, S / AR
9. Harga pokok penjualan / persediaan, roda gigi / INV
10. Harga-ke-penghasilan rasio, PE
11. Pembayaran dividen, DIV.PAY
12. Total aset, TA ($ juta)
Laporan Keuangan memberikan manfaat ke banyak pihak yang terbagi dalam 2 kelompok,
pihak internal dan eksternal.
Internal :
9
2. Karyawan
Karyawan Anda akan tertarik dengan informasi keuangan yang terkait dengan stabilitas
dan profitabilitas perusahaan. Hal ini dapat memberikan gambaran apakah perusahaan
mampu memberikan balas jasa dan menyediakan kesempatan bekerja dan berkarir untuk
jangka waktu yang lama.
Eksternal :
1.) Investor/owner
Investor atau owner berkepentingan dengan informasi yang berhubungan dengan resiko
yang terkait dengan investasi modal.
3.) Supplier
Pihak supplier dan pemberi hutang jangka pendek lainnya berkepentingan dengan
informasi yang menunjukkan kemampuan perusahaan membayar hutang jangka pendeknya.
Informasi tersebut akan membantu supplier untuk menentukan jumlah piutang yang diberikan
dan jangka waktunya.
4.) Pelanggan
5.) Pemerintah
Bagi pemerintah, mereka dapat menilai kemampuan perusahaan dalam membayar pajak.
10
Beberapa Komentar Umum
1. Studi kecil telah menyajikan bukti-bukti empiris yang berkaitan dengan homogenitas
perusahaan diklasifikasikan ke dalam kelompok industri yang berbeda. Sudarsanam dan
Taffler (1984) memeriksa sampel dari 250 perusahaan Inggris yang masing-masing
diklasifikasikan ke dalam salah satu dari 14 kode dari sistem (London) Stock Exchange
Industrial Classification (SEIC). Penelitian tersebut merupakan isu penting dari homogenitas
perusahaan diklasifikasikan ke dalam kelompok industri yang berbeda. Mengadopsi
pendekatan yang dapat diperluas menggunakan skema pengkodean industri alternatif,
tambahan variabel independen, dan teknik-teknik klasifikasi selain analisis diskriminan.
2. Banyak penulis telah berusaha untuk menjelaskan perbedaan dalam ukuran profitabilitas
akuntansi baik dengan asumsi kepastian atau asumsi pasar yang sempurna. Dalam asumsi
kepastian, Stigler (1963) menghipotesiskan bahwa perbedaan dalam tingkat return akuntansi
dapat dijelaskan oleh perbedaan dalam risiko bisnis. Bowman (1980) meneliti korelasi antara
rata-rata return on equity (ROE) dan varians dari ROE untuk 387 perusahaan dari 11 industri
di periode 1972-1976. Marsh dan Swanson (1984) menguji kembali isu-isu ini dalam 13
industri selama periode 1963-1981. Weiss (1971) mensurvei lebih dari 30 penelitian dari era
1950-an dan 1960-an; banyak laporan yang signifikan (walaupun kecil) yakni hubungan positif
antara profitabilitas dan konsentrasi industri. Ravenscraft (1983) melaporkan bahwa "variabel-
variabel yang paling penting merupakan pengaruh positif dari pemanfaatan kapasitas lebih
tinggi dan pertumbuhan industri, dengan pengaruh positif pangsa pasar".
3. Faktor-faktor penentu profitabilitas antar industri dan antar perusahaan juga menjadi fokus
penelitian dalam strategi bisnis dan literatur pemasaran. Buzzell, Gale, dan Sultan (1975)
menguji basis data PIM (profit impact of market strategies), yang meliputi informasi
profitabilitas pada setiap "unit bisnis" perusahaan. Saat ini, belum ada teori yang berkembang
dengan baik mengenai bagaimana variabel seperti periklanan, struktur biaya, pangsa pasar, dan
kualitas produk mempengaruhi profitabilitas.
4. Adanya perbedaan yang cukup besar dalam leverage keuangan industri diukur dengan
kewajiban jangka panjang-pada rasio ekuitas pemegang saham dibuktikan oleh Bowen, Daley,
dan Huber (1982) dan Bradley, Jarrel, dan Kim (1984). Penjelasan untuk perbedaan ini
meliputi:
- Pajak dan Biaya Kepailitan
11
- Sinyal Manajerial
- Kunci Kepribadian
Sedikit kemajuan telah dicapai dalam pengujian validitas deskriptif dan penjelasan lain. Myers
(1984) menemukan bahwa pengguna laporan keuangan memiliki sedikit teori yang dapat
diandalkan untuk menjelaskan perbedaan cross-sectional perusahaan di dalam struktur modal
mereka atau rasio kepentingan.
12
BAB III
Pembahasan
13
BAB IV
Kesimpulan
Masalah yang mungkin akan timbul dalam analisis perbandingan cross section adalah tidak
jelasnya industri relevan. sebagan contoh, apabila ada suatu perusahaan yang tidak go public,
padahal perusahaan tersebut cukup dominan, angka-angka industri barangkali tidak representif.
Masalah lain adalah adanya beberapa perusahaan yang bergerak dalam berbagai bidang (industri),
dan laporan keuangan yang diterbitkan adalah laporan keuangan konsolidasi. Informasi per
segmen industri tidak dipublikasikan. Dalam situasi dimana tidak ada industri domestik yang bisa
dijadikan perbandingan, perbandingan internasional bisa dilakukan. Interpretasi harus dilakukan
lebih berhati-hati, dengan mengingat latar belakang bisnis yang berbeda.
Perhitungan rata-rata industri bisa dilakukan dengan rata-rata aritmetika, rata-rata
tertimbang,median,modus. data-data outlier bisa dihilangkan apabila kita berasumsi bahwa data
tersebut merupakan kejadian luar biasa. perbandingan industri mempunyai asumsi implisit bahwa
risiko bisnis antar industri berbeda, dan dengan demikian perbandingan dengan industri
(sekelompok perusahaan yang memiliki kelas risiko yang sama) bisa dilakukan. pengujian empiris
menunjukan adanya perbedaan kelas risiko antar industri. Pengujian semacam itu di Indonesia,
belum sejauh ini dilakukan.
14