Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TERAPI BERMAIN
Mendengarkan Cerita Dan Membuat Origami
Dalam Rangka Praktik Klinik Keperawatan Anak
Dosen Pembimbing :
Kusmini Suprihatin, M.Kep, Sp.Kep.An
Oleh:
Kelompok IV
1. Agus Rahmat Prayoga (P2782041600)
2. Anjar Rinata (P278204160)
3. Brynda Septyorini (P27820415024)
4. Intan Silvia Anjela (P27820416009)
5. Fairuzia Amalia (P278204160)
6. Hawa Nur S
1
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Ketua Pelaksana, Sekretaris,
Menyetujui,
Ketua Program Studi
D3 Keperawatan Sidoarjo,
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Anak diharapkan dapat melanjutkan tumbuh kembangnya, mengembangkan
aktifitas dan kreatifitas melalui pengalaman bermain dan beradaptasi efektif
terhadap stress karena penyakit dan dirawat.
1.2.2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti permainan selama 30 menit anak akan mampu:
a. Mengembangkan kreativitas dan daya pikirnya
b. Mengekspresikan perasaannya selam menjalani perawat.
c. Mengekspresikan rasa senangnya terhadap permainan.
d. Beradaptasi dengan lingkungan.
e. Mempererat hubungan antara perawat dan anak.
3
1.3.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Miller B.F. (1983) dalam Sujono Riyadi (2009), bermain merupakan cara
ilmiah bagi seorang anak untuk mengungkapkan konflik yang ada dalam dirinya yang
pada awalnya anak belum sadar bahwa dirinya sedang mengalami konflik.
Menurut Sujono Riyadi (2009), ada lima faktor yang mempengaruhi pola bermain pada
anak, yaitu:
2.3. Mendongeng
4
menghibur buah hati mereka. Padahal dongeng yang dikisahkan langsung dari mulut
orang tua merupakan hiburan yang tepat untuk anak.
6. Makin banyak anak mendengar, maka makin mudah anak untuk berbicara.
Saat mendongeng, Anda dan si Kecil bisa berpelukan, tertawa bersama dan
bermanja-manja. Hal itu bisa mempererat hubungan antara orang tua dan
anak.
2.4. Origami
Origami memang bukan hanya mainan anak-anak, seperti yang telah dinyatakan
oleh seniman origami dari Kanada Josep Wu pada pertemuan origamer dunia di Tokyo.
Namun tak dipungkiri bahwa origami memang sangat dekat dengan dunia anak-anak.
Sebagian di antara model origami jelas sangat disukai mereka dan juga sangat sesuai
dengan dunia anak.
Origami memiliki beberapa manfaat antara lain :
a) Anak belajar meniru/mengikuti arahan meniru.
b) Anak belajar berkreatifitas.
c) Anak belajar berimajinasi.
d) Anak belajar berkarya (Seni).
e) Anak belajar menghargai/mengapresiasi.
f) Anak belajar membuat model.
g) Anak belajar memebuat mainannya sendiri.
h) Anak belajar membaca diagram/gambar.
i) Anak belajar menemukan solusi bagi persoalannya
j) Anak belajar perbandingan (proporsi) dan berfikir matematis.
5
BAB III
Pada suatu hari, burung gagak, kijang, musang, dan kura-kura berjanji
bertemu di bawah pohon kesambi besar di kaki bukit. Mereka telah lama
menjalin persahabatan dan saling membantu dalam kehidupan. Jika musang
menginginkan buah mangga, burung gagak akan mencarikannya. Jika
burung gagak memerlukan udang, kura-kura akan mencarikannya di sungai.
Jika Kijang ingin makan rumput hijau, burung gagak akan terbang mencari
padang dan lembah berumput hijau, kemudian menunjukkan tempat itu
kepada sahabatnya.
6
"Kura-kura tidak ada di tempat," jawab gagak.
Pada saat burung gagak hampir putus asa mencari sahabatnya, tiba-tiba
tampak satu titik kecil di tengah sawah. Dia segera membelokkan haluan
menuju titik itu. Setelah dekat, ternyata tampak seorang laki-laki sedang
menggendong sesuatu. Gagak tertarik pada gendongan orang itu. Setelah
diperhatikan dengan cermat, ternyata gendongan itu berupa jaring
perangkap. Burung gagak semakin ingin tahu isi jaring yang telah diikat
dengan rapi itu. Dia pun terbang rendah mendekati lelaki itu. Alangkah
terkejut hatinya setelah melihat kaki kura-kura tersembul dari sela-sela
lubang jaring.
7
"Di tengah sawah yang luas itu. Kura-kura diikat dalam jaring
perangkap. Pemburu itu menuju ke arah tenggara. Kira-kira ia akan lewat di
jalan sebelah selatan karena tidak ada jalan lain yang bisa melintasi sungai
ini."
"Pemburu itu biasanya membawa senjata," kata kijang. " Kalau kau
serang, enak saja ia memukulmu dengan senjatanya. Apalagi pemburu itu
sudah terlatih menggunakan senjatanya. Engkau bisa celaka kalau
menyerang tanpa perhitungan."
8
ngendap mendekati kijang yang sedang berkelahi melawan gagak. Setelah
agak dekat, kijang melompat dan gagak terbang agak menjauh.
Mendengar suara musang yang kecil dan nyaring itu, Kijang dan gagak
mengerti bahwa kura-kura sudah bebas dan aman. Burung gagak pun
terbang ke udara sambil berkaok gembira, sedangkan kijang segera berlari
kencang menuju semak belukar.
9
10
3.3. Tujuan
11
sosialisasi, seperti : interaksi sosial, kerjasama, menghemat sumber
daya dan peduli terhdap orang lain.
3. Bermain membantu anak mengekspresikan dan mengurangi rasa takut.
Suatu studi melaporkan adanya reaksi sekelompok anak setelah
menyaksikan kecelakaan di taman bermain dan mendeskripsikan
bagaimana melampiaskan tekanan itu melalui bermain, Brown, dkk
dalam brewer (Diana Mutia, 2010:150). Anak-anak dalam kelompok
yang berbeda, tetapi setiap kelompok mengungkapkan ketakutan
mereka dan mencoba membebaskan melalui permainan ”rumah sakit-
rumah sakitan“ atau permainan lain yang menceritakan orang yang
kesakitan.
C. Bermain untuk Pengembangan Motorik
1. Bermain membantu anak mengontrol gerak motorik kasar anak.
Melalui bermain, dapat mengontrol motorik kasar. Pada saat bermain
itulah, mereka dapat mempraktikan semua gerakan motorik kasar
seperti berlari, melompat, meloncat. Anak-anak terdorong untuk
mengangkat, membawa, berjalan atau meloncat, berputar, dan beralih
respon untuk irama.
2. Bermain membantu anak menguasai keterampilan motorik halus.
Melalui bermain anak dapat mempraktikan keterampilan motorik halus
mereka seperti menjahit, menata puzzle, memaku paku ke papan,
mengecat.
D. Bermain untuk Pengembangan Bahasa / Komunikasi.
1. Bermain membantu anak meningkatkan kemampuan berkomunikasi
Bermain menyediakan ruang dan waktu bagi anak untuk berinteraksi
dengan orang lain, mereka saling berbicara, mengeluarkan pendapat,
bernegosiasi, dan menemukan jalan tengah bagi setiap persoalan yang
muncul. Terlebih-lebih dalam bermain peran memiliki manfaat yang
sangat besar terutama untuk menunjang perkembangan bahasa dan
berbahasa anak. Bahkan bermain peran memiliki andil yang besar bagi
perkembangan kognitif, emosi, dan sosial anak Bredekamp dan Coople.
2. Bermain menyediakan konteks yang aman dan memotivasi anak belajar
bahasa kedua. Bermain juga menyediakan konteks yang aman dan
memotovasi anak untuk belajar bahasa kedua Heart dalam Bredekamp
dan Coople (Diana Mutiah 2010:152), karena pada saat bermain, anak-
anak mempraktikan serpihan-serpihan bahasa lain, seperti “Hello, how
12
are you ? (Hallo, apa kabarmu)“ Oleh karena itu serpihan-serpihan
bahasa memberi efek kebanggaan, anak-anak semakin terpacu untuk
menambah kosakata bahasa kedua tersebut.
3.5. Tempat
3.6. Peserta
Peserta/ sasaran dari terapi bermain adalah pasien anak usia 4 – 6 tahun.
1) 1 buah ruangan
2) 1 buah karpet
2) Kertas lipat
3.8. Pengorganisasian
1) Mendengarkan Cerita
Rofviatul Hazjijah
2) Membuat Origami
13
b. Co-leader : Rofviatul Hazjijah
Maulidiyah Agustina
3.9.1 Origami
Fasilitator
Leader
Co Leader
Fasilitator Host
3.9.2 Bercerita
Fasilitator Host
Karpet
Leader Co Leader
14
Waktu Kegiatan
09.00 - 09.05 WIB Pembukaan & Persiapan
09.05 – 09.20 WIB Mendengarkan cerita
09.20 – 09.25 WIB Persiapan membuat origami
09.25 – 09.50 WIB Membuat origami
09.50 – 09.55 WIB Evaluasi
09.55 – 10.00 WIB Penutup & Persiapan
3.11. Evaluasi
15
BAB IV
PENUTUP
Demikian proposal ini kami buat. Besar harapan kami agar pihak institusi dapat
mendukung kegiatan kami, bekerja sama dan juga berkenan membantu. Semoga acara ini
dapat terlaksana sebagaimana yang kami harapkan. Atas perhatian Bapak/Ibu, kami ucapkan
terima kasih.
16