Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
I. IDENTITAS KLIEN
Nama (inisial) : Tn. E Tanggal Pengkajian : 08 Maret 2018
Jenis Kelamin : L No. RM : 11381xxx
Usia : 38 th
Alamat : Malang
Pekerjaan : Swasta (PLN)
Informan : Pasien, Keluarga pasien, Rekam medis
2
2. Pernah mengalami penyakit fisik? (termasuk gangguan tumbuh kembang)
ya tidak
Jelaskan: pasien tidak ada riwayat penyakit fisik
b. Riwayat Psikososial
pelaku / usia korban / usia saksi / usia
1. Aniaya fisik Ya 17 tahun
2. Aniaya seksual
3. Penolakan
4. Kekerasan dalam keluarga
5. Tindakan kriminal Ya 17 tahun
Jelaskan:
Kakak pasien mengatakan bahwa pasien dulu pernah masuk penjara selama 3 bulan
karena cemburu, dan pasien memukul korban hingga kepalanya korban luka dan berdarah
6. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (bio, psiko, sosio, kultural, spiritual)
Pasien mengatakan bahwa ia sudah bercerai dengan istrinya karna istrinya mengira pasien
stress dan anak laki-laki semata wayangnya diajak mantan istrinya tersebut. Pasien juga
mengatakan dirumah hanya tinggal sendiri, tidak ada yang merawat, jika makan harus ke
rumah kakaknya. Dan setelah cerai dari istrinya, pasien menyukai seorang wanita yang
berstatus janda yang ingin ia jadikan calon istrinya, namun setiap hendak dibawa ke
rumah, kakak ipar pasien selalu menghalangi dan membuat pasien kesal dan suka marah-
marah bahkan pasien tidak segan-segan melakukan kekerasan terhadap orang lain yaitu
menggigit, mencubit dan menendang.
Masalah keperawatan :
3
V. STATUS MENTAL
1. Penampilan
tidak rapi penggunaan pakaian tidak sesuai cara berpakaian tidak sesuai
Jelaskan: pasien tampak rambut pendek dan bersih. Wajah bersih, kuku pendek. Pakaian
sesuai dan rapi, tidak ada masalah dalam penampilan.
Masalah keperawatan:
2. Kesadaran
a. Kwantitatif / penurunan kesadaran
compos mentis apatis / sedasi somnolen
sopor subkoma koma
Jelaskan: GCS: E-V-M
4-5-6
b. Kwalitatif
tidak berubah berubah meninggi
hipnosa gangguan tidur, sebutkan: disosoasi, sebutkan:
Jelaskan:
Relasi : Px tampak kurang kooperatif saat diajak bicara, baik oleh keluarga maupun
orang lain, termasuk tenaga medis di R. 23 E. Pasien terkadang tampak
meninggihkan nada suaranya dan matanya melotot jika bicara, dan terkadang
saat diajak bicara pasien tidak ada kontak mata dengan lawan bicara.
Hubungan dengan orang lain tertutup.
Limitasi : dalam batas wajar
Realitas : pasien terkadang berbicara ngelantur, tidak bisa membedakan yang nyata
dengan yang tidak.
Masalah keperawatan:
3. Disorientasi
waktu tempat orang
Jelaskan:
a. Waktu
P: “pak E, Assalamualaikum”
K: “waalaikumsalam”
P: “lagi ngapain pak?”
K: “duduk”
P: “oalah iya. Bapak saya tensi dulu ya. Oh ya ini hari apa ya pak?”
K: “kamis”
b. Tempat
P: “pak E apakah bapak tau sekarang bapak lagi dimana?”
K: “rumah sakit”
P: “rumah sakit apa namanya?”
K: “saiful anwar”
c. Orang
P: “ini di sebelah bapak siapa?”
4
K: “mbk saya”
P: “siapa namanya?”
K: “U”
5. Afek / Emosi
adequat tumpul dangkal labil
inadequat anhedonia merasa kesepian eforia
ambivalen apati marah depresif / sedih
panik
cemas: ringan sedang berat
Jelaskan:
Selama berinteraksi dengan perawat, ekspresi pasien labil. Jika pasien mood saat ditanya,
pasien tampak sedikit kooperatif, namun ketika mood pasien sedang jelek pasien marah-
marah dengan mata melotot dan tampak acuh. Jika ditanya mengenai masa lalu yang tidak
menyenangkan, pasien tiba-tiba marah dengan mata melotot.
Masalah keperawatan:
6. Persepsi
halusinasi ilusi depersonalisasi derealisasi
Macam halusinasi
pendengaran penglihatan perabaan
pengecapan penghidu / pembauan lain-lain, sebutkan:
5
Jelaskan:
Pasien tidak mengalami perubahan persepsi sensori
Masalah keperawatan:
7. Proses Pikir
a. Arus pikir
koheren inkoheren asosiasi longgar
flight of ideas blocking persevarasi
tangansial sirkumstansiality logorea
neologisme bicara lambat bicara cepat irelevansi
main kata-kata afasi asosiasi bunyi lain-lain,
sebutkan:
Jelaskan:
P: “pak E kalau boleh tau apa sih yang membuat bapak bisa masuk kesini?”
K: “saya tidak apa-apa mbk, saya ini sakit perut saja. Saya suka banget sama pekerjaan,
kalau saya sudah kerja saya lupa waktu. Saya kemaren lupa tidak makan, perut saya
kerasa suakit dan tiba-tiba saya pingsan dan tidak sadarkan diri. kalau saya masuk
sini saya ya gak tau lah saya nggk ada gangguan jiwa kok. Ya paling gara-gara
kemaren saya marah-marah seperti orang kesurupan. Tapi saya itu gak sadar mbk.
Sekarang saya sudah baikan, saya sudah sadar dan kapan saya pulang? Saya ingin
pulang”.
Masalah keperawatan :
b. Isi pikir
obsesif ekstasi fantasi
bunuh diri ideas of refernces pikiran magis
alienasi isolasi sosial rendah diri
preokupasi pesimisme fobia, sebutkan:
waham, jenisnya:
agama somatik, hipokondrik kebesaran curiga
nihilistik sisip pikir siar pikir kontrol pikir
kejaran dosa
Jelaskan:
Pasien mengatakan dibawa ke RS karna sakit maagnya bukan karna gangguan jiwa
Masalah keperawatan:
c. Bentuk pikir
realistik non realistik
autistik dereistik
Jelaskan:
Pasien mengatakan dibawa ke RS karna sakit maagnya bukan karna gangguan jiwa
Masalah keperawatan: Gangguan Proses Pikir
6
8. Memori
gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka pendek
gangguan daya ingat saat ini amnesia, sebutkan:
paramnesia, sebutkan: hiperamnesia, sebutkan:
Jelaskan:
Pasien tidak ingat kejadian sebelum pasien dibawa ke RS. Pasien hanya mengingat sebelum
dibawa ke RS pasien mengeluh perutnya sakit karena maagnya kambuh. pasien
mengatakan jika sudah bekerja lupa waktu, sehingga klien sering telat makan.
Masalah keperawatan:
Masalah keperawatan:
Masalah keperawatan:
7
12. Interaksi Selama Wawancara
bermusuhan tidak kooperatif mudah tersinggung
kontak mata kurang defensif curiga
Jelaskan:
Saat diajak berbicara pasien masih tampak kurang kooperatif, pasien terkadang
meninggihkan nada suara dan mata melotot. Pasien masih mempertahankan pendapatnya
jika pasien hanya sakit maag biasa. Jika ditanya lebih dalam mengenai masalahnya pasien
masih tampak tertutup, belum bisa bercerita tentang keluh kesahnya.
Masalah keperawatan:
VI. FISIK
1. Keadaan Umum
Pasien tampak cukup baik, kesadaran composmentis, GCS 456, akral teraba hangat.
2. Tanda-Tanda Vital
a. TD : 130/80 mmHg
b. RR : 20 x/menit
c. N : 85 x/menit
d. S : 35,7 ºC
3. Keluhan Fisik tidak ya
4. Pemeriksaan Fisik
Kepala Lesi (-), nyeri tekan (-), rambut hitam pendek dan bersih
Wajah Lesi (-), nyeri tekan (-), simetris
Leher Lesi (-), nyeri tekan (-), simetris
Mulut Bersih, gigi bersih, ada gigi yang berlubang
Thorax Lesi (-), nyeri tekan (-), Suara nafas vesikuler, BJ 1 BJ 2 tunggal, BJ
tambahan (-), pembesaran organ (-)
Abdomen Lesi (-), nyeri tekan (-), pembesaran organ (-)
Kuku Pendek, bersih
Ekstremitas Lesi (-), nyeri tekan (-), oedema (-) 5 5
5 5
5 5
Jelaskan:
Tidak ada masalah pada fisik pasien, tampak dalam batas normal dan tidak tampak kelainan.
Masalah keperawatan:
Jelaskan:
Pasien masih belum mau berbicara mengenai konsep dirinya
Masalah keperawatan:
2. Genogram
38 th
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
: Tinggal serumah
38 th : Usia
: Perkawinan
: Sangat dekat
: Cerai/ Berpisah
Jelaskan:
a. Silsilah keluarga : pasien merupakan anak bungsu dari 6 bersaudara
b. Pola asuh : pola asuh yang diterapkan oleh keluarga pasien adalah
Permisif yaitu memanjakan anak, terutama anak bungsu. Px
merupakan anak bungsu, segala apa yang diinginkan harus
dituruti. Jika keinginan pasien tidak dituruti maka pasien akan
mengamuk.
c. Pola komunikasi : komunikasi antar keluarga baik, namun komunikasi px dengan
9
kakak iparnya masih kurang. Px selalu dihalangi untuk dekat
dengan calon istrinya yang berstatus janda dengan alasan tidak
suka, dan karna hal tersebut kadang px marah-marah.
d. Pengambilan keputusan : pengambilan keputusan dalam keluarga adalah ayah pasien.
Namun karna ayah pasien sudah meninggal, maka yang
mengambil keputusan adalah kakak tertuanya. Pasien dirumah
tinggal sendiri karna ditinggal cerai oleh istrinya.
e. Stressor : semenjak px cerai dari istri pertamanya, px menyukai seorang
wanita yang berstatus janda sedangkan px juga berstatus duda.
Namun, setiap calon istrinya hendak dibawa ke rumah selalu
dihalang-halangi oleh kakak iparnya..
f. Hubungan kedekatan : pasien dekat dengan kakak-kakaknya terutama kakak
perempuan klien yang no. 2
Masalah keperawatan:
3. Hubungan Sosial
a. Hubungan terdekat
Pasien mengatakan orang yang terdekat dengan klien adalah kakak perempuannya yang
no.2
b. Peran serta dalam kelompok / masyarakat
Dalam keluarga, apabila ada yang sedang mengalami kesulitan, pasien membantu. Dalam
kegiatan kemasyarakatan pasien juga aktif dan ikut berperan serta.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien memiliki emosi yang labil. Jika mood pasien baik maka pasien bisa kooperatif
dengan orang lain. Namun, jika mood pasien sedang jelek, pasien mudah tersinggung dan
gampang marah-marah. Pasien merasa sulit mengontrol marah terhadap orang lain,
sehingga terkadang temannya mulai jaga jarak dengan pasien.
Masalah keperawatan:
Masalah keperawatan:
10
VIII. AKTIVITAS SEHARI-HARI (ADL)
1. Makan
bantuan minimal bantuan sebagian bantuan total
2. BAB / BAK
bantuan minimal bantuan sebagian bantuan total
3. Mandi
bantuan minimal bantuan sebagian bantuan total
4. Berpakaian / Berhias
bantuan minimal bantuan sebagian bantuan total
6. Penggunaan Obat
bantuan minimal bantuan sebagian bantuan total
7. Pemeliharaan Kesehatan
Perawatan lanjutan ya tidak
Sistem pendukung ya tidak
Jelaskan:
Selama di Rumah Sakit, pasien makan 3x sehari, porsi habis. BAB dan BAK serta mandi
dan berpakaian, pasien dapat melakukan secara mandiri. Saat minum obat, pasien dapat
minum obat sendiri namun harus di motivasi ketat, karena klien sulit untuk minum obat.
Pendukung pasien adalah kakak pasien. Saat di rumah pasien tidak pernah mempersiapkan
makanan dan merapikan rumah karena pasien tinggal sendiri, biasanya kakak perempuan
pasien menyuruh pasien untuk makan dirumahnya karena rumah pasien dan kakaknya dekat.
Sedangkan untuk mencuci pakaian dan mengatur keuangan dilakukan oleh pasien sendiri.
Masalah keperawatan:
11
IX. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
bicara dengan orang lain minum alkohol
mampu menyelesaikan masalah reaksi lambat / berlebih
teknik relokasi bekerja berlebihan
aktivitas konstruktif menghindar
olahraga mencederai diri
lainnya... lainnya...
12
masalah dengan ekonomi, uraikan
Pasien mengatakan dalam hal ekonomi, kehidupan sehari-hari memang cukup. Dulu ketika
pasien ingin meminta sesuatu selalu dituruti oleh orang tuanya. Namun ketika orang
tuannya sudah meninggal, pasien harus bekerja sendiri untuk mengumpulkan uang jika ia
ingin membeli sesuatu. Hal ini juga yang menyebabkan pasien antusias bekerja hingga lupa
waktu.
masalah dengan pelayanan kesehatan, uraikan
Keluarga pasien mengatakan bahwa dulu pasien memiliki riwayat gangguan jiwa yaitu
perilaku kekerasan juga dan sempat dirawat di RSI Aisyiyah malang selama 3 bulan. Dari
pengobatan pertama pasien sempat sembuh dan membaik, menjadi nurut, dan rajin sholat
5 waktu. Namun ketika 3 bulan setelahnya pasien menyatakan untuk berhenti kontrol dan
minum obat tanpa adanya alasan yang jelas. Sehingga klien sering kambuh lagi, dan pada
selasa kemaren (06 maret 2018) penyakit pasien lebih parah, karna pasien sempat
membawa benda tajam. Belum diketahui secara jelas alasan pasien berhenti kontrol.
masalah lainnya, uraikan
Jelaskan:
Pasien belum mengerti mengenai penyakit jiwa, faktor yang menyebabkan pasien di bawa ke
ruang 23 E psikiatri, koping dalam mengatasi masalahnya dan obat-obatan yang di konsumsi
dalam proses terapinya.
Masalah keperawatan:
14
XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Resiko perilaku kekerasan berulang terhadap orang lain
2. Ansietas
3. Gangguan proses pikir
4. Resiko regiment terapi inefektif
5. Ketidakefektifan koping
6. Stress berlebihan
Diagnosa keperawatan :
DO:
Pasien tampak sering marah-marah, mata suka
melotot, warna mata merah dan badan sedikit kaku.
Pasien kadang meninggikan nada suaranya
DS:
pasien mengatakan gelisah dan tidak bisa tidur
2 DO: Ansietas
pasien tampak gelisah, kesulitan tidur, tampak
berpindah-pindah posisi dari tempat tidur ke lantai
DS:
P: “pak E kalau boleh tau apa sih yang membuat bapak
bisa masuk kesini?”
K: “saya tidak apa-apa mbk, saya ini sakit perut saja.
3 Saya suka banget sama pekerjaan, kalau saya sudah Gangguan Proses Pikir
kerja saya lupa waktu. Saya kemaren lupa tidak makan,
perut saya kerasa suakit dan tiba-tiba saya pingsan dan
tidak sadarkan diri. kalau saya masuk sini saya ya gak
tau lah saya nggk ada gangguan jiwa kok. Ya paling
15
gara-gara kemaren saya marah-marah seperti orang
kesurupan. Tapi saya itu gak sadar mbk. Sekarang saya
sudah baikan, saya sudah sadar dan kapan saya pulang?
Saya ingin pulang”.
Klien mengatakan dibawa ke RS karna sakit maagnya
bukan karna gangguan jiwa
DO:
Pasien saat ditanya mengenai dirinya, kadang berbelit-
belit, pasien tampak bingung dan kadang moodnya
naik turun. Jika moodnya baik pasien kooperatif,
namun jika naik pasien tidak kooperatif.
DS:
Pasien mengatakan tidak menyadari perubahan pada
emosinya, pasien hanya merasa bahwa sakitnya karna
penyakit maag biasa. Sebelum sadar pasien hanya diam
saat ada di ruang 23 E, namun ketika pasien sudah
sadar, pasien marah-marah pada kakaknya karna
Resiko Regiment Terapi
4 pasien merasa tidak memiliki gangguan kejiwaan, dan
Inefektif
pasien ngotot ingin pulang. Bahkan kakak pasien
sempat di cubit dan di tendang
DO:
pasien tampak sering marah-marah, mata suka melotot,
warna mata merah dan badan sedikit kaku. pasien
kadang meninggikan nada suaranya
DS:
pasien mengatakan sering marah-marah dan kadang
melempar barang
DO:
Pasien tidak ada masalah dengan keluarga, akan tetapi
apabila bertemu dengan teman nongkrongnya yang
dulu menyebabkan pasien di penjara, pasien
menghindar, karena sudah tidak mau berurusan lagi
6 dengannya. Stress Berlebihan
17
XV. POHON MASALAH
Kekacauan Neurotransmitter
18
XVI. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko perilaku kekerasan berulang terhadap orang lain
2. Ansietas
3. Gangguan proses pikir
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
19
O:
Pasien tampak kurang
kooperatif selama
diberikan terapi oleh
petugas medis
Pasien terlihat mata
kadang melotot
Keluarga pasien tampak
kooperatif selama pasien
diberikan terapi
Keluarga tampak selalu
memotivasi pasien
Tampak pasien mampu
melakukan nafas dalam
seperti yang diajarkan
meski pasien tampak
sedikit marah karena
ingin pulang
A:
Kognitif:
Pasien mampu
menyebutkan penyebab
marahnya meski sedikit
berbelit-belit
Pasien mampu
menyebutkan tanda dan
gejala yang dirasakan
ketika pasien sedang
marah
Afektif:
Klien bersedia
menyebutkan nama dan
asal
Keluarga bersedia untuk
diajak berdiskusi
Pasien bersedia
dilakukan terapi meski
harus dimotivasi
keluarga dulu
Pasien sedikit kurang
kooperatif, mudah
berpaling
Keluarga tampak sangat
kooperatif dan selalu
20
memotivasi pasien untuk
sembuh
Psikomotor:
Pasien mampu
menyebutkan nama dan
asal
Pasien mampu
menjelaskan penyebab
pasien marah
Pasien mampu
melakukan terapi cara
mengontrol marah
dengan napas dalam
P:
Selalu motivasi pasien untuk
latihan teratur cara mengontrol
marah dengan tarik nafas dalam
dan anjurkan keluarga juga
selalu mengingatkan dan
memotivasi
21
Hari/tanggal/jam Implementasi Evaluasi
Jum’at SP 2-5 Pasien S:
09 Maret 2018 Pasien mengatakan lupa
10.00 WIB 1. BHSP (menanyakan kembali nama dengan nama perawatnya
perawat, menanyakan kabar pada dan menanyakan kembali
hari ini, keluhan) nama ke perawat
Pasien mengatakan
2. Membuat kontrak topik, waktu,
keadaannya sudah mulai
dan tempat membaik dan ingin segera
3. Menjelaskan dan mengajarkan pulang
pasien cara mengontrol marah Pasien mengatakan setuju
dengan cara kedua yaitu pukul diajarkan cara mengontrol
kasur dan bantal marah dengan cara 2-5
4. Menjelaskan dan mengajarkan Keluarga pasien
pasien cara mengontrol marah mengatakan bahwa setelah
latihan nafas dalam
yang ke tiga yaitu mengungkapkan
sebelumnya marahnya
secara verbal dengan baik mulai redah
5. Menjelaskan dan mengajarkan Pasien mengatakan setelah
pasien cara mengontrol marah pukul kasur dan bantal
yang ke empat yaitu spiritual marah mulai berkurang
dengan beribadah dan berdo’a Pasien mengatakan rasa
6. Menjelaskan dan mengajarkan marahnya kepada kakaknya
tentang ia yang dihalangi
pasien cara mengontrol marah
oleh orang ketiga
yang ke lima dengan minum obat Pasien mengatakan tidak
yang teratur dengan benar perlu minum obat karna
7. Mengevaluasi kemampuan pasien jika minum px merasa
baik secara subyektif maupun matanya selalu mengantuk
obyektif O:
8. Memasukkan kegiatan ke dalam Pasien tampak mulai
jadwal kooperatif
9. Melakukan rencana tindak lanjut Pasien sudah tidak tampak
10. Melakukan kontrak yang akan melotot hanya mata sedikit
datang merah
Pasien tampak mulai gelisah
ingin pulang
Keluarga tampak selalu
memotivasi pasien agar
sembuh total
A:
Kognitif:
pasien mengerti dan
memahami topik yang akan
didiskusikan
pasien mampu mengatakan
perasaan marahnya secara
verbal dengan cara yang baik
22
pasien mengerti cara
mengontrol marah dengan
cara 2-5
pasien mengerti dan
memahami jadwal yang telah
dibuat bersama
Afektif:
pasien bersedia untuk diajak
berdiskusi
pasien bersedia untuk diajak
berlatih cara mengontrol
marah 2-5
pasien bersedia untuk
memasukkan kegiatannya ke
dalam jadwal kegiatan
pasien bersedia untuk
dilakukan rencana kontrak
yang akan datang
Psikomotor:
pasien belum mampu
menyebutkan nama perawat
namun px langsung
menanyakan kembali
pasien mampu diajak
berdiskusi
pasien mampu melakukan
cara mengontrol marah 2-5
P:
Selalu motivasi pasien untuk
latihan teratur cara mengontrol
marah dengan tarik nafas dalam
dan anjurkan keluarga juga
selalu mengingatkan dan
memotivasi
23
Hari/tanggal/jam Implementasi Evaluasi
Sabtu SP 3 keluarga S:
10 Maret 2018 Keluarga pasien mengatakan
13.00 WIB 1. Membina hubungan saling percaya namanya Ny. Y dan asalnya
dengan pasien dan keluarga dari malang
(menanyakan nama keluarga Keluarga pasien mengatakan
bersedia untuk diajak
pasien yang mendampingi pasien
berdiskusi
dan asal) Keluarga pasien mengatakan
2. Membuat kontrak topik, waktu, kalau dirumah pasien sering
dan tempat marah-marah, bicara
3. Memberikan pendidikan kesehatan ngelantur, dan bahkan
kepada keluarga pasien tentang melakukan kekerasan seperti
cara merawat pasien perilaku menggigit, mencubit, dan
menendang-nendang
kekerasan saat dirumah
Keluarga pasien mengatakan
4. Mendiskusikan masalah yang
bahwa jika pasien marah
dihadapi keluarga selama merawat kadang sulit untuk
pasien dirumah dikendalikan
5. Mendiskusikan bersama tentang Keluarga pasien mengatakan
marah, penyebab, tanda gejala, jika pasien marah matanya
perilaku kekerasan yang dilakukan melotot, mata merah dan
dan akibatnya otot kaku
Keluarga pasien mengatakan
6. Melatih keluarga cara
senang bisa mengetahui cara
mengendalikan marah dari cara 1- mengontrol marah pasien
5 terutama jika kambuh saat
7. Mengevaluasi kemampuan dirumah
keluarga pasien baik subyektif Keluarga pasien mengatakan
maupun obyektif akan selalu memotivasi
8. Memasukkan kegiatan ke dalam pasien untuk mengontrol
marah secara teratur
jadwal
terutama saat minum obat
9. Membuat perencanaan pulang
Keluarga pasien juga
pasien mengatakan siap mendengar
keluh kesah pasien
O:
Pasien tampak lebih tenang
Pasien tampak senang bisa
segera pulang
Keluarga pasien tampak
sangat kooperatif dengan
kondisi pasien
Tampak tanda-tanda marah
pasien sudah mulai hilang
Dan tampak pasien ada
kontak mata saat diajak
bicara
24
Tampak keluarga pasien
antusias saat diajak
berdiskusi
A:
Kognitif:
Pasien dan keluarga mengerti
dan memahami topik yang
akan didiskusikan
Keluarga pasien mampu
menampaikan pendapatnya
sesuai topik yang dibahas
Keluarga pasien mampu
diajak berdiskusi mengenai
perilaku kekerasan pasien
Keluarga pasien mampu
menjelaskan ulang cara
mengontrol marah pasien
beserta cara perawatan
keluarga saat dirumah
Keluarga pasien mengerti
dan memahami kegiatan
selanjutnya akan dimasukkan
ke dalam jadwal yang telah
dibuat bersama
Afektif:
Pasien dan keluarga bersedia
untuk diajak berdiskusi
Pasien dan keluarga bersedia
untuk diajak berlatih cara
mengontrol marah pasien
Pasien dan keluarga bersedia
untuk memasukkan
kegiatannya ke dalam jadwal
kegiatan yang sudah dibuat
Pasien dan keluarga tampak
kooperatif dan ada kontak
mata dengan perawat
Psikomotor:
pasien dan keluarga mampu
menyebutkan nama dan asal
pasien dan keluarga mampu
diajak berdiskusi
pasien dan keluarga mampu
melakukan cara-cara
25
mengontrol marah mulai dari
cara 1-5
keluarga pasien tampak
antusias
P:
Anjurkan keluarga untuk selalu
memotivasi pasien latihan
selama dirumah dan
melanjutkan jadwal sesuai
dengan yang sudah dibuat
bersama
26