Vous êtes sur la page 1sur 26

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Ruang rawat: 23 Psikiatri Tanggal dirawat: 06 Maret 2018

I. IDENTITAS KLIEN
Nama (inisial) : Tn. E Tanggal Pengkajian : 08 Maret 2018
Jenis Kelamin : L No. RM : 11381xxx
Usia : 38 th
Alamat : Malang
Pekerjaan : Swasta (PLN)
Informan : Pasien, Keluarga pasien, Rekam medis

II. ALASAN MASUK


a. Data primer : Pasien mengatakan saat itu tidak sadar jika sedang ngamuk-ngamuk
seperti orang kesurupan, bicara ngelantur dan membawa benda tajam.
b. Data sekunder : Keluarga (kakak perempuan) mengatakan pasien ngamuk-ngamuk
seperti orang kesurupan, bicara ngelantur, gelisah, serta membawa
benda tajam.
c. Data rekam medis : Sejak selasa pagi (06/03/2018) pasien gelisah, ngamuk-ngamuk dan
bicara ngelantur serta membawa benda tajam. 1 hari sebelumnya pada
senin (05/03/2018) pasien datang ke IGD RSSA dengan keluhan
yang sama yaitu gelisah, ngamuk-ngamuk, bicara ngelantur.

III. FAKTOR PRESIPITASI / RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Kurang dari 6 bulan ini pasien menyukai seorang wanita yang berstatus janda yang akan
dijadikan calon istrinya karena status pasien saat ini juga duda. Setiap pasien hendak membawa
wanita yang akan dijadikan calon istrinya tersebut ke rumah, kakak iparnya selalu menghalangi.
Pasien merasa kesal karna kakak iparnya selalu ikut campur masalah pribadinya, dan kejadian
tersebut memicu kembali marah pasien.
Dan pada hari senin kemaren tanggal 05 maret 2018 pukul 15.00 pasien tiba-tiba mengeluh
sakit perut karena telat makan serta ngamuk-ngamuk tidak jelas, selain itu pasien gelisah dan
berbicara ngelantur. Pada pukul 16.00 pasien di bawa oleh keluarga (kakak perempuan) ke IGD
RSSA dengan mengendarai mobil pribadi, kakak pasien mengatakan selama di mobil pasien
selain ngamuk, ngomel-ngomel tidak jelas, pasien juga sempat menggigit tangan dan
menendang-nendang orang yang ada disampingnya. Di IGD pasien hanya diberi obat saja,
setelah pasien membaik langsung dibawa pulang.
Dan keesokan harinya pada selasa (06 maret 2018) jam 06.00 pasien kembali gelisah,
ngamuk-ngamuk, bicara ngelantur seperti orang kesurupan. Karena keluarga takut, pasien
sempat di bawa ke RST Soepraoen malang dan menerima obat, ketika pasien membaik pasien
dibawa pulang. Namun, pada jam 16.00 pasien mengamuk kembali dengan membawa benda
1
tajam dan oleh keluarga dibawa ke IGD RSSA dan pada jam 20.00 pasien dipindah ke R. 23 E
untuk mendapat tidakan terapi dan perawatan lebih lanjut.

IV. FAKTOR PREDISPOSISI


a. Riwayat Penyakit Dahulu
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? ya tidak
Bila ya, jelaskan:
Pasien pernah mengalami keluhan yang sama yaitu pada saat kelas 3 SMA saat itu pasien
berumur sekitar 18 tahun, pasien sempat di rawat selama 3 bulan di RSI Aisyiyah malang karena
marah yang tidak bisa dikontrol yang menyebabkan ia melakukan perilaku kekerasan terhadap
orang lain yaitu menggigit, mencubit tangan dan menendang-nendang.
Dulu pada saat kelas 2 SMA pasien pernah bertengkar dengan teman kampungnya
dikarenakan telah membonceng wanita yang disukainya, saat itu pasien cemburu karena
melihat wanita yang disukainya sedang dibonceng laki-laki lain, sehingga tanpa berpikir
panjang ia langsung menghajar laki-laki tersebut hingga kepalanya luka dan berdarah. Setelah
kejadian tersebut keluarga pasien mencoba menyelesaikan dengan cara kekeluargaan, namun
pihak korban belum bisa memaafkan sehingga pasien di laporkan ke polisi dan sempat ditahan
kurang lebih selama 3 bulan di kapolsek malang. Sejak saat itu pasien sering marah-marah,
sebelumnya pasien adalah anak yang manja, pasien merupakan anak bungsu dari 6 bersaudara.
Setiap apa yang diinginkan pasien selalu diberikan oleh orang tuanya, hingga suatu ketika
pasien meminta untuk dibelikan sesuatu namun karena orang tua tidak memiliki uang yang
cukup untuk membelikan, pasien langsung mengamuk untuk tetap dibelikan barang yang sesuai
diinginkannya. Sehingga orang tua meminjam uang tetangga untuk menuruti keinginan pasien,
hal tersebut selalu di turuti oleh orang tuanya hingga klien tumbuh dewasa.
Pada saat pasien pulang dari perawatan selama 3 bulan di RSI Aisyiyah malang karena
perilaku kekerasan, pasien rutin kontrol setiap 3 bulan dan rutin minum obat, pasien sempat
berubah lebih baik, lebih penurut dan menjadi rajin sholat. Namun 3 bulan setelahnya pasien
berhenti dari kontrol tanpa ada alasan. Pasien adalah lulusan sarjana elektro disalah satu
perguruan swasta di kota malang, setelah dinyatakan lulus pasien mendapat kerja di PLN bagian
administrasi kantor, saat kerja pasien sempat dilihat oleh teman kerjanya berbicara sendiri dan
berjalan tidak imbang seperti orang mabuk, dan saat dirumah pasien pernah ketahuan telanjang
namun pasien tidak sampai keluar rumah.
Pada saat usia 34 tahun, pasien menikah dan mempunyai satu orang anak laki-laki. Namun,
pernikahan tersebut tidak bertahan lama kurang lebih hanya 5 tahun dikarenakan sering
bertengkar dan istri klien takut karena pasien stress sehingga istri pasien meminta bercerai. Dan
anak pasien dibawa oleh istrinya dan pasien tinggal dirumah hanya sendirian.
pasien adalah orang yang pendiam dan tertutup. Pasien jarang menceritakan masalah ke
keluarga. Biasanya pasien lebih suka cerita ke teman kerjanya. Alasan pasien tidak mau cerita
kepada keluarganya adalah karna pasien lebih nyaman cerita dengan temannya, pasien masih
belum mau mengatakan alasan lebih jelasnya kenapa ia tidak mau cerita ke keluarga.

Pengobatan sebelumnya berhasil kurang berhasil tidak berhasil


Jelaskan: setelah mendapat perawatan selama 3 bulan di RSI Aisiyah malang, pasien rutin
kontrol setiap 3 bulan. Pasien sempat menurut dan rajin sholat. Namun, 3 bulan setelahnya
pasien berhenti kontrol tanpa ada alasan.

2
2. Pernah mengalami penyakit fisik? (termasuk gangguan tumbuh kembang)
ya tidak
Jelaskan: pasien tidak ada riwayat penyakit fisik

b. Riwayat Psikososial
pelaku / usia korban / usia saksi / usia
1. Aniaya fisik Ya 17 tahun
2. Aniaya seksual
3. Penolakan
4. Kekerasan dalam keluarga
5. Tindakan kriminal Ya 17 tahun

Jelaskan:
Kakak pasien mengatakan bahwa pasien dulu pernah masuk penjara selama 3 bulan
karena cemburu, dan pasien memukul korban hingga kepalanya korban luka dan berdarah

6. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (bio, psiko, sosio, kultural, spiritual)
Pasien mengatakan bahwa ia sudah bercerai dengan istrinya karna istrinya mengira pasien
stress dan anak laki-laki semata wayangnya diajak mantan istrinya tersebut. Pasien juga
mengatakan dirumah hanya tinggal sendiri, tidak ada yang merawat, jika makan harus ke
rumah kakaknya. Dan setelah cerai dari istrinya, pasien menyukai seorang wanita yang
berstatus janda yang ingin ia jadikan calon istrinya, namun setiap hendak dibawa ke
rumah, kakak ipar pasien selalu menghalangi dan membuat pasien kesal dan suka marah-
marah bahkan pasien tidak segan-segan melakukan kekerasan terhadap orang lain yaitu
menggigit, mencubit dan menendang.

Masalah keperawatan: resiko perilaku kekerasan berulang terhadap orang lain

7. Kesan kepribadian klien extrovert introvert lain-lain


Jelaskan: pasien adalah tipe orang yang pendiam dan tertutup, tidak pernah berbagi cerita
keluh kesah dengan keluarga maupun orang lain. Jika pasien ada masalah, pasien hanya
memendam sendiri saja.

c. Riwayat Penyakit Keluarga


Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa? ya tidak
Hubungan keluarga : tidak ada
Gejala : tidak ada
Riwayat pengobatan / perawatan : tidak ada

Masalah keperawatan :

3
V. STATUS MENTAL
1. Penampilan
tidak rapi penggunaan pakaian tidak sesuai cara berpakaian tidak sesuai
Jelaskan: pasien tampak rambut pendek dan bersih. Wajah bersih, kuku pendek. Pakaian
sesuai dan rapi, tidak ada masalah dalam penampilan.
Masalah keperawatan:

2. Kesadaran
a. Kwantitatif / penurunan kesadaran
compos mentis apatis / sedasi somnolen
sopor subkoma koma
Jelaskan: GCS: E-V-M
4-5-6
b. Kwalitatif
tidak berubah berubah meninggi
hipnosa gangguan tidur, sebutkan: disosoasi, sebutkan:
Jelaskan:
Relasi : Px tampak kurang kooperatif saat diajak bicara, baik oleh keluarga maupun
orang lain, termasuk tenaga medis di R. 23 E. Pasien terkadang tampak
meninggihkan nada suaranya dan matanya melotot jika bicara, dan terkadang
saat diajak bicara pasien tidak ada kontak mata dengan lawan bicara.
Hubungan dengan orang lain tertutup.
Limitasi : dalam batas wajar
Realitas : pasien terkadang berbicara ngelantur, tidak bisa membedakan yang nyata
dengan yang tidak.

Masalah keperawatan:

3. Disorientasi
waktu tempat orang
Jelaskan:
a. Waktu
P: “pak E, Assalamualaikum”
K: “waalaikumsalam”
P: “lagi ngapain pak?”
K: “duduk”
P: “oalah iya. Bapak saya tensi dulu ya. Oh ya ini hari apa ya pak?”
K: “kamis”
b. Tempat
P: “pak E apakah bapak tau sekarang bapak lagi dimana?”
K: “rumah sakit”
P: “rumah sakit apa namanya?”
K: “saiful anwar”
c. Orang
P: “ini di sebelah bapak siapa?”
4
K: “mbk saya”
P: “siapa namanya?”
K: “U”

Masalah keperawatan: pasien tidak mengalami disorientasi

4. Aktivitas Motorik / Psikomotor


Kelambatan:
hipokinesia, hipoaktivitas sub stupor katatonik
katalepsi flexibilitas serea
Jelaskan:
Tidak tampak pasien mengalami aktivitas yang lambat, pasien tampak hiperaktif dan
gelisah
Peningkatan:
hiperkinesia, hiperaktivitas gaduh gelisah katatonik tremor
TIK grimace gagap
stereotipi mannarism katalepsi
akhropaxia command automatism atomatisma
nagativisme reaksi konversi verbigerasi
berjalan kaku / rigit kompulsif lain-lain, sebutkan:
Jelaskan:
pasien tampak gelisah, kesulitan tidur, tampak berpindah-pindah posisi dari tempat tidur
ke lantai

Masalah keperawatan: Ansietas

5. Afek / Emosi
adequat tumpul dangkal labil
inadequat anhedonia merasa kesepian eforia
ambivalen apati marah depresif / sedih
panik
cemas: ringan sedang berat
Jelaskan:
Selama berinteraksi dengan perawat, ekspresi pasien labil. Jika pasien mood saat ditanya,
pasien tampak sedikit kooperatif, namun ketika mood pasien sedang jelek pasien marah-
marah dengan mata melotot dan tampak acuh. Jika ditanya mengenai masa lalu yang tidak
menyenangkan, pasien tiba-tiba marah dengan mata melotot.

Masalah keperawatan:

6. Persepsi
halusinasi ilusi depersonalisasi derealisasi
Macam halusinasi
pendengaran penglihatan perabaan
pengecapan penghidu / pembauan lain-lain, sebutkan:

5
Jelaskan:
Pasien tidak mengalami perubahan persepsi sensori

Masalah keperawatan:

7. Proses Pikir
a. Arus pikir
koheren inkoheren asosiasi longgar
flight of ideas blocking persevarasi
tangansial sirkumstansiality logorea
neologisme bicara lambat bicara cepat irelevansi
main kata-kata afasi asosiasi bunyi lain-lain,
sebutkan:
Jelaskan:
P: “pak E kalau boleh tau apa sih yang membuat bapak bisa masuk kesini?”
K: “saya tidak apa-apa mbk, saya ini sakit perut saja. Saya suka banget sama pekerjaan,
kalau saya sudah kerja saya lupa waktu. Saya kemaren lupa tidak makan, perut saya
kerasa suakit dan tiba-tiba saya pingsan dan tidak sadarkan diri. kalau saya masuk
sini saya ya gak tau lah saya nggk ada gangguan jiwa kok. Ya paling gara-gara
kemaren saya marah-marah seperti orang kesurupan. Tapi saya itu gak sadar mbk.
Sekarang saya sudah baikan, saya sudah sadar dan kapan saya pulang? Saya ingin
pulang”.

Masalah keperawatan :

b. Isi pikir
obsesif ekstasi fantasi
bunuh diri ideas of refernces pikiran magis
alienasi isolasi sosial rendah diri
preokupasi pesimisme fobia, sebutkan:
waham, jenisnya:
agama somatik, hipokondrik kebesaran curiga
nihilistik sisip pikir siar pikir kontrol pikir
kejaran dosa
Jelaskan:
Pasien mengatakan dibawa ke RS karna sakit maagnya bukan karna gangguan jiwa

Masalah keperawatan:

c. Bentuk pikir
realistik non realistik
autistik dereistik
Jelaskan:
Pasien mengatakan dibawa ke RS karna sakit maagnya bukan karna gangguan jiwa
Masalah keperawatan: Gangguan Proses Pikir
6
8. Memori
gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka pendek
gangguan daya ingat saat ini amnesia, sebutkan:
paramnesia, sebutkan: hiperamnesia, sebutkan:
Jelaskan:
Pasien tidak ingat kejadian sebelum pasien dibawa ke RS. Pasien hanya mengingat sebelum
dibawa ke RS pasien mengeluh perutnya sakit karena maagnya kambuh. pasien
mengatakan jika sudah bekerja lupa waktu, sehingga klien sering telat makan.

Masalah keperawatan:

9. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung


mudah beralih tidak mampu berkonsentrasi
tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan:
Pasien tidak mampu fokus pada tema pembicaraan, pasien kadang bicara ngelantur

Masalah keperawatan:

10. Kemampuan Penilaian


gangguan ringan gangguan bermakna
P: “pak E, Jika saya memberi pilihan bapak mau sehat apa sakit?”
K: “yo sehat lah mbk”
P: “kalau boleh tau alasannya kenapa?”
K: “maksudnya gimana?”
KK: “kamu kenapa kok milih sehat daripada sakit?”
K: “yo kan saya memang nggk sakit, kenapa saya ditaruh sini. Saya ini sehat, saya harus
kerja biar dapat uang”
Jelaskan:
Pasien masih bisa mengambil keputusan meski harus diberi penjelasan terlebih dahulu oleh
kakaknya

Masalah keperawatan:

11. Daya Tilik Diri / Insight


mengingkari penyakit yang diderita menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan:
Pasien tidak menyadari perubahan pada emosinya, pasien hanya merasa bahwa sakitnya
karna penyakit maag biasa. Sebelum sadar pasien hanya diam saat ada di ruang 23 E,
namun ketika pasien sudah sadar, pasien marah-marah pada kakaknya karna pasien merasa
tidak memiliki gangguan kejiwaan, dan pasien ngotot ingin pulang. Bahkan kakak pasien
sempat di cubit dan di tendang

Masalah keperawatan: resiko regiment terapi inefektif

7
12. Interaksi Selama Wawancara
bermusuhan tidak kooperatif mudah tersinggung
kontak mata kurang defensif curiga
Jelaskan:
Saat diajak berbicara pasien masih tampak kurang kooperatif, pasien terkadang
meninggihkan nada suara dan mata melotot. Pasien masih mempertahankan pendapatnya
jika pasien hanya sakit maag biasa. Jika ditanya lebih dalam mengenai masalahnya pasien
masih tampak tertutup, belum bisa bercerita tentang keluh kesahnya.

Masalah keperawatan:

VI. FISIK
1. Keadaan Umum
Pasien tampak cukup baik, kesadaran composmentis, GCS 456, akral teraba hangat.
2. Tanda-Tanda Vital
a. TD : 130/80 mmHg
b. RR : 20 x/menit
c. N : 85 x/menit
d. S : 35,7 ºC
3. Keluhan Fisik tidak ya
4. Pemeriksaan Fisik
Kepala Lesi (-), nyeri tekan (-), rambut hitam pendek dan bersih
Wajah Lesi (-), nyeri tekan (-), simetris
Leher Lesi (-), nyeri tekan (-), simetris
Mulut Bersih, gigi bersih, ada gigi yang berlubang
Thorax Lesi (-), nyeri tekan (-), Suara nafas vesikuler, BJ 1 BJ 2 tunggal, BJ
tambahan (-), pembesaran organ (-)
Abdomen Lesi (-), nyeri tekan (-), pembesaran organ (-)
Kuku Pendek, bersih
Ekstremitas Lesi (-), nyeri tekan (-), oedema (-) 5 5
5 5
5 5

Kekuatan otot ekstremitas klien penuh, tidak ada kelemahan.dan tidak


ada cacat tubuh.

Jelaskan:
Tidak ada masalah pada fisik pasien, tampak dalam batas normal dan tidak tampak kelainan.

Masalah keperawatan:

VII. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (sebelum dan sesudah sakit)


1. Konsep Diri
a. Citra tubuh: belum bisa di evaluasi
b. Identitas : belum bisa di evaluasi
c. Peran : belum bisa di evaluasi
d. Ideal diri : belum bisa di evaluasi
8
e. Harga diri : belum bisa di evaluasi

Jelaskan:
Pasien masih belum mau berbicara mengenai konsep dirinya

Masalah keperawatan:

2. Genogram

38 th

Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
: Tinggal serumah

38 th : Usia
: Perkawinan
: Sangat dekat
: Cerai/ Berpisah

Jelaskan:
a. Silsilah keluarga : pasien merupakan anak bungsu dari 6 bersaudara
b. Pola asuh : pola asuh yang diterapkan oleh keluarga pasien adalah
Permisif yaitu memanjakan anak, terutama anak bungsu. Px
merupakan anak bungsu, segala apa yang diinginkan harus
dituruti. Jika keinginan pasien tidak dituruti maka pasien akan
mengamuk.
c. Pola komunikasi : komunikasi antar keluarga baik, namun komunikasi px dengan
9
kakak iparnya masih kurang. Px selalu dihalangi untuk dekat
dengan calon istrinya yang berstatus janda dengan alasan tidak
suka, dan karna hal tersebut kadang px marah-marah.
d. Pengambilan keputusan : pengambilan keputusan dalam keluarga adalah ayah pasien.
Namun karna ayah pasien sudah meninggal, maka yang
mengambil keputusan adalah kakak tertuanya. Pasien dirumah
tinggal sendiri karna ditinggal cerai oleh istrinya.
e. Stressor : semenjak px cerai dari istri pertamanya, px menyukai seorang
wanita yang berstatus janda sedangkan px juga berstatus duda.
Namun, setiap calon istrinya hendak dibawa ke rumah selalu
dihalang-halangi oleh kakak iparnya..
f. Hubungan kedekatan : pasien dekat dengan kakak-kakaknya terutama kakak
perempuan klien yang no. 2

Masalah keperawatan:

3. Hubungan Sosial
a. Hubungan terdekat
Pasien mengatakan orang yang terdekat dengan klien adalah kakak perempuannya yang
no.2
b. Peran serta dalam kelompok / masyarakat
Dalam keluarga, apabila ada yang sedang mengalami kesulitan, pasien membantu. Dalam
kegiatan kemasyarakatan pasien juga aktif dan ikut berperan serta.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien memiliki emosi yang labil. Jika mood pasien baik maka pasien bisa kooperatif
dengan orang lain. Namun, jika mood pasien sedang jelek, pasien mudah tersinggung dan
gampang marah-marah. Pasien merasa sulit mengontrol marah terhadap orang lain,
sehingga terkadang temannya mulai jaga jarak dengan pasien.

Masalah keperawatan:

4. Spiritual dan Kultural


a. Nilai dan keyakinan
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien dibawa ke RS karena marah-marah tidak jelas
hingga pasien sempat membawa benda tajam. Menurut keluarga, pasien mengalami
kesurupan.
b. Konflik nilai / keyakinan / budaya
Tetangga sempat menghindari pasien karena menganggap pasien aneh dan marah-marah
tanpa sebab ke semua orang
c. Kegiatan ibadah
Dari riwayat pasien, saat pasien dulu rajin kontrol dan rutin minum obat, keluarga
mengatakan pasien sempat membaik dan menurut, dan juga menjalankan ibadah sholat 5
waktu. Namun, setelah pasien kambuh lagi klien tidak mau sholat dan ibadah kurang.

Masalah keperawatan:

10
VIII. AKTIVITAS SEHARI-HARI (ADL)
1. Makan
bantuan minimal bantuan sebagian bantuan total

2. BAB / BAK
bantuan minimal bantuan sebagian bantuan total

3. Mandi
bantuan minimal bantuan sebagian bantuan total

4. Berpakaian / Berhias
bantuan minimal bantuan sebagian bantuan total

5. Istirahat dan Tidur


tidur siang ± 2 jam
tidur malam ± 8 jam
aktivitas sebelum dan sesudah tidur: bercakap-cakap dengan kakak perempuannya

6. Penggunaan Obat
bantuan minimal bantuan sebagian bantuan total

7. Pemeliharaan Kesehatan
Perawatan lanjutan ya tidak
Sistem pendukung ya tidak

8. Aktivitas Di Dalam Rumah


Mempersiapkan makanan ya tidak
Menjaga kerapihan rumah ya tidak
Mencuci pakaian ya tidak
Pengaturan keuangan ya tidak

9. Aktivitas Di Luar Rumah


Belanja ya tidak
Transportasi ya tidak
Lain-lain ya tidak

Jelaskan:
Selama di Rumah Sakit, pasien makan 3x sehari, porsi habis. BAB dan BAK serta mandi
dan berpakaian, pasien dapat melakukan secara mandiri. Saat minum obat, pasien dapat
minum obat sendiri namun harus di motivasi ketat, karena klien sulit untuk minum obat.
Pendukung pasien adalah kakak pasien. Saat di rumah pasien tidak pernah mempersiapkan
makanan dan merapikan rumah karena pasien tinggal sendiri, biasanya kakak perempuan
pasien menyuruh pasien untuk makan dirumahnya karena rumah pasien dan kakaknya dekat.
Sedangkan untuk mencuci pakaian dan mengatur keuangan dilakukan oleh pasien sendiri.
Masalah keperawatan:
11
IX. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
bicara dengan orang lain minum alkohol
mampu menyelesaikan masalah reaksi lambat / berlebih
teknik relokasi bekerja berlebihan
aktivitas konstruktif menghindar
olahraga mencederai diri
lainnya... lainnya...

Masalah keperawatan: Ketidakefektifan Koping

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


masalah dengan dukungan kelompok, uraikan
Pasien tidak ada masalah dengan keluarga, akan tetapi apabila bertemu dengan teman
nongkrongnya yang dulu menyebabkan pasien di penjara, pasien menghindar, karena
sudah tidak mau berurusan lagi dengannya.
masalah berhubungan dengan lingkungan, uraikan
Pasien termasuk aktif dalam kegiatan di kampungnya. Seperti tasyakuran ataupun
kondangan, dan kegiatan karang taruna.
masalah dengan pendidikan, uraikan
Pasien merupakan lulusan Sarjana di salah satu perguruan tinggi swasta di kota malang.
Saat di perkuliahan pasien tidak memiliki masalah, namun keluarga pasien pernah
mengatakan saat kelas 2 SMA pasien pernah di penjara selama 3 bulan di kapolsek malang
karena tindakan penganiayaan yang menyebabkan luka dan perdarahan pada kepala
korban. Tindakan tersebut dilakukan oleh pasien lantaran pasien cemburu, wanita yang
disukainya dibonceng oleh korban. Sedangkan korban yang dianiaya adalah teman bermain
pasien sendiri.
masalah dengan pekerjaan, uraikan
Pasien mengatakan bekerja di PLN bagian administrasi, dalam pekerjaan pasien
mengatakan tidak pernah ada masalah atau konflik. Pasien mengatakan senang dengan
pekerjaannya, sehingga pasien sangat antusias bekerja dan bahkan terkadang pasien lupa
waktu.
masalah dengan perumahan, uraikan
Pasien mengatakan saat ini tinggal sendiri, karena pasien bercerai dengan istrinya. Istri
pasien meminta bercerai karena mengetahui jika pasien stress dan sering marah-marah
tidak jelas. Dan dari pernikahannya tersebut pasien mempunyai satu orang anak laki-laki,
saat ini berusia 6 tahun an, dan anak laki-lakinya saat ini ikut tinggal bersama mantan istri
pasien. Namun meski anak laki-lakinya ikut mantan istrinya, klien masih tetap bisa bertemu
dengan anaknya tanpa dibatasi. Setelah bercerai dari istrinya, pasien kurang dari 6 bulan
ini dekat dengan seorang wanita yang berstatus janda dan hendak dijadikan calon istri,
namun setiap wanita tersebut hendak dibawa ke rumahnya, kakak iparnya selalu
menghalangi. Sehingga hal itu membuat pasien kadang kesal dan marah-marah bahkan
sampai melakukan perilaku kekerasan.

12
masalah dengan ekonomi, uraikan
Pasien mengatakan dalam hal ekonomi, kehidupan sehari-hari memang cukup. Dulu ketika
pasien ingin meminta sesuatu selalu dituruti oleh orang tuanya. Namun ketika orang
tuannya sudah meninggal, pasien harus bekerja sendiri untuk mengumpulkan uang jika ia
ingin membeli sesuatu. Hal ini juga yang menyebabkan pasien antusias bekerja hingga lupa
waktu.
masalah dengan pelayanan kesehatan, uraikan
Keluarga pasien mengatakan bahwa dulu pasien memiliki riwayat gangguan jiwa yaitu
perilaku kekerasan juga dan sempat dirawat di RSI Aisyiyah malang selama 3 bulan. Dari
pengobatan pertama pasien sempat sembuh dan membaik, menjadi nurut, dan rajin sholat
5 waktu. Namun ketika 3 bulan setelahnya pasien menyatakan untuk berhenti kontrol dan
minum obat tanpa adanya alasan yang jelas. Sehingga klien sering kambuh lagi, dan pada
selasa kemaren (06 maret 2018) penyakit pasien lebih parah, karna pasien sempat
membawa benda tajam. Belum diketahui secara jelas alasan pasien berhenti kontrol.
masalah lainnya, uraikan

Masalah keperawatan: Stress Berlebihan

XI. KURANG PENGETAHUAN TENTANG


penyakit jiwa sistem pendukung
faktor presipitasi penyakit fisik
koping obat-obatan
lainnya...

Jelaskan:

Pasien belum mengerti mengenai penyakit jiwa, faktor yang menyebabkan pasien di bawa ke
ruang 23 E psikiatri, koping dalam mengatasi masalahnya dan obat-obatan yang di konsumsi
dalam proses terapinya.

Masalah keperawatan:

XII. ASPEK MEDIK


1. Diagnosa Medik: Psikosa Akut
2. Terapi Medik
Tanggal Nama obat Dosis Indikasi Efek Samping
Insomnia,
Obat agitasi, rasa
antipsikotik. cemas, sakit
Mengendalikan kepala,
Risperidone 2 x 1 mg Tablet
pola pikir, konsentrasi
perasaan dan terganggu,
perilaku. konstipasi,
mual/muntah.
Mengobati Mengantuk,
kecemasan dan pusing, lelah,
Lorazepam (kp) 1 mg Tablet
insomnia. lemas, pelupa,
Termasuk linglung dan
13
kelas gangguan
benzodiazepin keseimbangan.
yang bekerja
pada sistem
saraf pusat
untuk
menghasilkan
efek
menenangkan.
Pusing,
Untuk penyakit
tekanan darah
mental,
rendah, nyeri
berpikir,
payudara,
1 ampul (5 mg) masalah
Lodomer sesak nafas,
Inj perilaku,
penolakan
gangguan
kulit didaerah
psikotik,
yang terkena
kegilaan.
sinar matahari.
Untuk Mengantuk,
mengatasi pusing,
gejala alergi, gangguan
pengobatan koordinasi,
anafilaksis, sakit kepala,
Difenhidramin 1 cc Inj bantuan tidur kelelahan,
malam hari, kejang
pencegahan paraksial,
dan insomnia,
pengobatan euforia,
mabuk. bingung
Risperidone 2 x 1 mg Tablet
Lorazepam 1 mg Tablet
07 Maret 2018 1ampul (5 mg)
Lodomer
Inj
Difenhidramin 1 cc Inj
Risperidone 2 x 1 mg Tablet
Lorazepam 1 mg Tablet
08 Maret 2018 1ampul (5 mg)
Lodomer
Inj
Difenhidramine 1 cc Inj
09 Maret 2018 Risperidone 2 x 1 mg Tablet
Lorazepam 1 mg Tablet
Lodomer 1ampul (5 mg)
Inj
Difenhidramine 1 cc Inj
10 Maret 2018 Risperidone 2 x 1 mg Tablet
Lorazepam 1 mg Tablet

14
XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Resiko perilaku kekerasan berulang terhadap orang lain
2. Ansietas
3. Gangguan proses pikir
4. Resiko regiment terapi inefektif
5. Ketidakefektifan koping
6. Stress berlebihan

Diagnosa keperawatan :

1. Resiko perilaku kekerasan berulang terhadap orang lain


2. Ansietas
3. Gangguan proses pikir

XIV. ANALISA DATA


No. Data Masalah
DS:
Pasien mengatakan bahwa ia sudah bercerai dengan
istrinya karna istrinya mengira pasien stress dan anak
laki-laki semata wayangnya diajak mantan istrinya.
Pasien juga mengatakan dirumah hanya tinggal sendiri,
tidak ada yang merawat jika makan harus ke rumah
kakaknya. Dan setelah cerai dari istrinya, klien
menyukai seorang wanita yang baru yang berstatus
janda yang ingin ia jadikan calon istrinya, namun setiap Resiko Perilaku Kekerasan
1 hendak dibawa ke rumah, kakak ipar pasien selalu Berulang Terhadap Orang
menghalangi dan membuat pasien kesal dan sering Lain
marah-marah bahkan pasien tidak segan-segan
melakukan kekerasan terhadap orang lain yaitu
menggigit, mencubit dan menendang.

DO:
Pasien tampak sering marah-marah, mata suka
melotot, warna mata merah dan badan sedikit kaku.
Pasien kadang meninggikan nada suaranya
DS:
pasien mengatakan gelisah dan tidak bisa tidur
2 DO: Ansietas
pasien tampak gelisah, kesulitan tidur, tampak
berpindah-pindah posisi dari tempat tidur ke lantai
DS:
P: “pak E kalau boleh tau apa sih yang membuat bapak
bisa masuk kesini?”
K: “saya tidak apa-apa mbk, saya ini sakit perut saja.
3 Saya suka banget sama pekerjaan, kalau saya sudah Gangguan Proses Pikir
kerja saya lupa waktu. Saya kemaren lupa tidak makan,
perut saya kerasa suakit dan tiba-tiba saya pingsan dan
tidak sadarkan diri. kalau saya masuk sini saya ya gak
tau lah saya nggk ada gangguan jiwa kok. Ya paling
15
gara-gara kemaren saya marah-marah seperti orang
kesurupan. Tapi saya itu gak sadar mbk. Sekarang saya
sudah baikan, saya sudah sadar dan kapan saya pulang?
Saya ingin pulang”.
Klien mengatakan dibawa ke RS karna sakit maagnya
bukan karna gangguan jiwa
DO:
Pasien saat ditanya mengenai dirinya, kadang berbelit-
belit, pasien tampak bingung dan kadang moodnya
naik turun. Jika moodnya baik pasien kooperatif,
namun jika naik pasien tidak kooperatif.
DS:
Pasien mengatakan tidak menyadari perubahan pada
emosinya, pasien hanya merasa bahwa sakitnya karna
penyakit maag biasa. Sebelum sadar pasien hanya diam
saat ada di ruang 23 E, namun ketika pasien sudah
sadar, pasien marah-marah pada kakaknya karna
Resiko Regiment Terapi
4 pasien merasa tidak memiliki gangguan kejiwaan, dan
Inefektif
pasien ngotot ingin pulang. Bahkan kakak pasien
sempat di cubit dan di tendang
DO:
pasien tampak sering marah-marah, mata suka melotot,
warna mata merah dan badan sedikit kaku. pasien
kadang meninggikan nada suaranya
DS:
pasien mengatakan sering marah-marah dan kadang
melempar barang

5 DO: Ketidakefektifan Koping


pasien tampak sering marah-marah, pasien adalah
pribadi yang pendiam dan sedikit tertutup, ketika ada
masalah pasien tidak pernah cerita ke keluarga, justru
pasien lebih nyaman cerita ke teman kerjanya.
DS:
Pasien mengatakan sering marah-marah dan
mengamuk

DO:
Pasien tidak ada masalah dengan keluarga, akan tetapi
apabila bertemu dengan teman nongkrongnya yang
dulu menyebabkan pasien di penjara, pasien
menghindar, karena sudah tidak mau berurusan lagi
6 dengannya. Stress Berlebihan

Pasien merupakan lulusan Sarjana di salah satu


perguruan tinggi swasta di kota malang. Saat di
perkuliahan pasien tidak memiliki masalah, namun
keluarga pasien pernah mengatakan saat kelas 2 SMA
pasien pernah di penjara selama 3 bulan di kapolsek
malang karena tindakan penganiayaan yang
menyebabkan luka dan perdarahan pada kepala korban.
Tindakan tersebut dilakukan oleh pasien lantaran
16
pasien cemburu, wanita yang disukainya dibonceng
oleh korban. Sedangkan korban yang dianiaya adalah
teman bermain pasien sendiri.

Keluarga pasien mengatakan bahwa dulu pasien


memiliki riwayat gangguan jiwa yaitu perilaku
kekerasan juga dan sempat dirawat di RSI Aisyiyah
malang selama 3 bulan. Dari pengobatan pertama
pasien sempat sembuh dan membaik, menjadi nurut,
dan rajin sholat 5 waktu. Namun ketika 3 bulan
setelahnya kalian menyatakan untuk berhenti kontrol
dan minum obat tanpa adanya alasan yang jelas.
Sehingga pasien sering kambuh lagi, dan pada selasa
kemaren (06 maret 2018) penyakit pasien lebih parah,
karna pasien sempat membawa benda tajam. Belum
diketahui secara jelas alasan pasien berhenti kontrol.

17
XV. POHON MASALAH

Pasien melukai diri sendiri dan orang lain Efek

Core problem: Perilaku kekerasan

Gangguan Proses Pikir

Kekacauan Neurotransmitter

Koping individu inefektif

Faktor predisposisi: Faktor presipitasi:

 Pasien kepribadian yang  Semenjak menjadi duda pasien


introvert punya calon istri berstatus janda,
 Riwayat pernah dipenjara namun sering dihalangi oleh
selama 3 bulan karna kasus orang ke tiga
penganiayaan Etiologi

 Riwayat gangguan jiwa kurang


lebih 21 tahun yang lalu

18
XVI. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko perilaku kekerasan berulang terhadap orang lain
2. Ansietas
3. Gangguan proses pikir

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari/tanggal/jam Implementasi Evaluasi


Kamis SP 1 Perilaku Kekerasan S:
08 Maret 2018  Pasien mengatakan
10.00 WIB 1. BHSP dengan pasien dan keluarga namanya edi asalnya
 Memperkenalkan diri dari malang
 Menanyakan nama lengkap, asal,  Pasien mengatakan
dan hobi pasien bahwa penyebab
 Membuat kontrak yang jelas marahnya karna ia
(topik, waktu dan tempat) dihalang-halangi oleh
2. Mengidentifikasi penyebab marah orang ke tiga
pasien  Pasien mengatakan jika
 Menjelaskan pada pasien tentang ia tidak sakit jiwa hanya
marah sakit maag biasa sambil
3. Mengidentifikasi tanda dan gejala mata sedikit melotot
yang dirasakan  Keluarga pasien
 Menjelaskan tanda dan gejala mengatakan bahwa
orang saat marah pasien sering marah-
4. Mengidentifikasi kekerasan yang marah, bicara ngelantur
dilakukan dan akibatnya dan terkadang menggigit
5. Menjelaskan cara mengendalikan dan menendang.
perilaku kekerasan dengan cara  Pasien mengatakan jika
yang pertama marah badannya terasa
 Menjelaskan cara mengontrol panas, mata merah dan
marah dengan tarik nafas dalam melotot, otot tegang dan
6. Ajarkan pasien cara tangan mengepal
mengendalikan marah dengan  Pasien mengatakan jika
cara yag pertama (tarik nafas marah tidak sadar
dalam)  Keluarga mengatakan
7. Mengevaluasi pasien secara jika pasien marah sering
subyektif dan obyektif menggigit, mencubit,
8. Membuat jadwal latihan cara menendang-nendang dan
pertama kadang ngamuk-ngamuk
melempar barang
 Pasien mengatakan
sedikit legah setelah
diajarkan nafas dalam

19
O:
 Pasien tampak kurang
kooperatif selama
diberikan terapi oleh
petugas medis
 Pasien terlihat mata
kadang melotot
 Keluarga pasien tampak
kooperatif selama pasien
diberikan terapi
 Keluarga tampak selalu
memotivasi pasien
 Tampak pasien mampu
melakukan nafas dalam
seperti yang diajarkan
meski pasien tampak
sedikit marah karena
ingin pulang
A:
Kognitif:
 Pasien mampu
menyebutkan penyebab
marahnya meski sedikit
berbelit-belit
 Pasien mampu
menyebutkan tanda dan
gejala yang dirasakan
ketika pasien sedang
marah
Afektif:
 Klien bersedia
menyebutkan nama dan
asal
 Keluarga bersedia untuk
diajak berdiskusi
 Pasien bersedia
dilakukan terapi meski
harus dimotivasi
keluarga dulu
 Pasien sedikit kurang
kooperatif, mudah
berpaling
 Keluarga tampak sangat
kooperatif dan selalu

20
memotivasi pasien untuk
sembuh
Psikomotor:
 Pasien mampu
menyebutkan nama dan
asal
 Pasien mampu
menjelaskan penyebab
pasien marah
 Pasien mampu
melakukan terapi cara
mengontrol marah
dengan napas dalam
P:
Selalu motivasi pasien untuk
latihan teratur cara mengontrol
marah dengan tarik nafas dalam
dan anjurkan keluarga juga
selalu mengingatkan dan
memotivasi

21
Hari/tanggal/jam Implementasi Evaluasi
Jum’at SP 2-5 Pasien S:
09 Maret 2018  Pasien mengatakan lupa
10.00 WIB 1. BHSP (menanyakan kembali nama dengan nama perawatnya
perawat, menanyakan kabar pada dan menanyakan kembali
hari ini, keluhan) nama ke perawat
 Pasien mengatakan
2. Membuat kontrak topik, waktu,
keadaannya sudah mulai
dan tempat membaik dan ingin segera
3. Menjelaskan dan mengajarkan pulang
pasien cara mengontrol marah  Pasien mengatakan setuju
dengan cara kedua yaitu pukul diajarkan cara mengontrol
kasur dan bantal marah dengan cara 2-5
4. Menjelaskan dan mengajarkan  Keluarga pasien
pasien cara mengontrol marah mengatakan bahwa setelah
latihan nafas dalam
yang ke tiga yaitu mengungkapkan
sebelumnya marahnya
secara verbal dengan baik mulai redah
5. Menjelaskan dan mengajarkan  Pasien mengatakan setelah
pasien cara mengontrol marah pukul kasur dan bantal
yang ke empat yaitu spiritual marah mulai berkurang
dengan beribadah dan berdo’a  Pasien mengatakan rasa
6. Menjelaskan dan mengajarkan marahnya kepada kakaknya
tentang ia yang dihalangi
pasien cara mengontrol marah
oleh orang ketiga
yang ke lima dengan minum obat  Pasien mengatakan tidak
yang teratur dengan benar perlu minum obat karna
7. Mengevaluasi kemampuan pasien jika minum px merasa
baik secara subyektif maupun matanya selalu mengantuk
obyektif O:
8. Memasukkan kegiatan ke dalam  Pasien tampak mulai
jadwal kooperatif
9. Melakukan rencana tindak lanjut  Pasien sudah tidak tampak
10. Melakukan kontrak yang akan melotot hanya mata sedikit
datang merah
 Pasien tampak mulai gelisah
ingin pulang
 Keluarga tampak selalu
memotivasi pasien agar
sembuh total
A:
Kognitif:
 pasien mengerti dan
memahami topik yang akan
didiskusikan
 pasien mampu mengatakan
perasaan marahnya secara
verbal dengan cara yang baik
22
 pasien mengerti cara
mengontrol marah dengan
cara 2-5
 pasien mengerti dan
memahami jadwal yang telah
dibuat bersama

Afektif:
 pasien bersedia untuk diajak
berdiskusi
 pasien bersedia untuk diajak
berlatih cara mengontrol
marah 2-5
 pasien bersedia untuk
memasukkan kegiatannya ke
dalam jadwal kegiatan
 pasien bersedia untuk
dilakukan rencana kontrak
yang akan datang
Psikomotor:
 pasien belum mampu
menyebutkan nama perawat
namun px langsung
menanyakan kembali
 pasien mampu diajak
berdiskusi
 pasien mampu melakukan
cara mengontrol marah 2-5
P:
Selalu motivasi pasien untuk
latihan teratur cara mengontrol
marah dengan tarik nafas dalam
dan anjurkan keluarga juga
selalu mengingatkan dan
memotivasi

23
Hari/tanggal/jam Implementasi Evaluasi
Sabtu SP 3 keluarga S:
10 Maret 2018  Keluarga pasien mengatakan
13.00 WIB 1. Membina hubungan saling percaya namanya Ny. Y dan asalnya
dengan pasien dan keluarga dari malang
(menanyakan nama keluarga  Keluarga pasien mengatakan
bersedia untuk diajak
pasien yang mendampingi pasien
berdiskusi
dan asal)  Keluarga pasien mengatakan
2. Membuat kontrak topik, waktu, kalau dirumah pasien sering
dan tempat marah-marah, bicara
3. Memberikan pendidikan kesehatan ngelantur, dan bahkan
kepada keluarga pasien tentang melakukan kekerasan seperti
cara merawat pasien perilaku menggigit, mencubit, dan
menendang-nendang
kekerasan saat dirumah
 Keluarga pasien mengatakan
4. Mendiskusikan masalah yang
bahwa jika pasien marah
dihadapi keluarga selama merawat kadang sulit untuk
pasien dirumah dikendalikan
5. Mendiskusikan bersama tentang  Keluarga pasien mengatakan
marah, penyebab, tanda gejala, jika pasien marah matanya
perilaku kekerasan yang dilakukan melotot, mata merah dan
dan akibatnya otot kaku
 Keluarga pasien mengatakan
6. Melatih keluarga cara
senang bisa mengetahui cara
mengendalikan marah dari cara 1- mengontrol marah pasien
5 terutama jika kambuh saat
7. Mengevaluasi kemampuan dirumah
keluarga pasien baik subyektif  Keluarga pasien mengatakan
maupun obyektif akan selalu memotivasi
8. Memasukkan kegiatan ke dalam pasien untuk mengontrol
marah secara teratur
jadwal
terutama saat minum obat
9. Membuat perencanaan pulang
 Keluarga pasien juga
pasien mengatakan siap mendengar
keluh kesah pasien
O:
 Pasien tampak lebih tenang
 Pasien tampak senang bisa
segera pulang
 Keluarga pasien tampak
sangat kooperatif dengan
kondisi pasien
 Tampak tanda-tanda marah
pasien sudah mulai hilang
 Dan tampak pasien ada
kontak mata saat diajak
bicara

24
 Tampak keluarga pasien
antusias saat diajak
berdiskusi
A:
Kognitif:
 Pasien dan keluarga mengerti
dan memahami topik yang
akan didiskusikan
 Keluarga pasien mampu
menampaikan pendapatnya
sesuai topik yang dibahas
 Keluarga pasien mampu
diajak berdiskusi mengenai
perilaku kekerasan pasien
 Keluarga pasien mampu
menjelaskan ulang cara
mengontrol marah pasien
beserta cara perawatan
keluarga saat dirumah
 Keluarga pasien mengerti
dan memahami kegiatan
selanjutnya akan dimasukkan
ke dalam jadwal yang telah
dibuat bersama
Afektif:
 Pasien dan keluarga bersedia
untuk diajak berdiskusi
 Pasien dan keluarga bersedia
untuk diajak berlatih cara
mengontrol marah pasien
 Pasien dan keluarga bersedia
untuk memasukkan
kegiatannya ke dalam jadwal
kegiatan yang sudah dibuat
 Pasien dan keluarga tampak
kooperatif dan ada kontak
mata dengan perawat
Psikomotor:
 pasien dan keluarga mampu
menyebutkan nama dan asal
 pasien dan keluarga mampu
diajak berdiskusi
 pasien dan keluarga mampu
melakukan cara-cara

25
mengontrol marah mulai dari
cara 1-5
 keluarga pasien tampak
antusias
P:
Anjurkan keluarga untuk selalu
memotivasi pasien latihan
selama dirumah dan
melanjutkan jadwal sesuai
dengan yang sudah dibuat
bersama

26

Vous aimerez peut-être aussi