Vous êtes sur la page 1sur 41

KEDARURATAN ASMA DAN PPOK

Suradi, Dian Utami W, Jatu Aviani

Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi


FK UNS / RSUD Dr. Moewardi
Surakarta
WORKSHOP PIR 2017
PENDAHULUAN
PPOK --> penyebab utama mortalitas

WHO  2015  5% kematian

Prevalensi PPOK sedang sampai


dengan berat di Indonesia  5,6% 2
DEFINISI PPOK
penyakit yang dapat dicegah dan diobati
ditandai dengan gejala respiratorik
persisten dan hambatan jalan napas
akibat abnormalitas jalan napas dan
atau alveolar biasanya disebabkan
paparan signifikan gas dan partikel
berbahaya.
3
ALUR DIAGNOSIS PPOK
GEJALA FAKTOR RISIKO
• Faktor Pejamu
• Sesak napas
• Rokok
• Batuk kronik • Pekerjaan
• Sputum • Polusi indoor/outdoor

Penegakan Diagnosis dengan Spirometri


(VEP1/KVP < 0,70 Post BD) 4
INDIKASI KUNCI DIAGNOSIS PPOK

Sesak napas Batuk kronik Produksi


• Progresif • Bisa intermiten Sputum Kronik
• Memberat dan tidak • Berbagai macam
dengan aktivitas produktif bentuk sputum
• persisten • Mengi berulang mengindikasikan
PPOK

5
INDIKASI KUNCI DIAGNOSIS PPOK

Infeksi Adanya Faktor Risiko Riwayat keluarga


dan/atau faktor
Saluran • Faktor Pejamu (genetik,
lingkungan waktu
abnormalitas kongenital)
Napas • Merokok masih anak
Bawah • Asap • Berat badan lahir
Berulang • Debu, gas, bahan kimia rendah
lainnya • Infeksi saluran
napas pada waktu
masih anak

6
PEMERIKSAAN FISIK PPOK

Inspeksi :
Pursed lip breathing Palpasi
Barrel chest Emfisema  sela iga
Penggunaan otot bantu napas melebar dan fremitus
Hipertrofi otot bantu napas melemah
Pelebaran sela iga
Gagal jantung kanan  JVP ↑ dan
edema tungkai
Auskultasi
Perkusi Suara dasar vesikuler normal atau
Emfisema  hipersonor dan melemah
batas jantung mengecil, letak Terdapat ronki dan atau mengi waktu
diafragma rendah, hati bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa
terdorong ke bawah Ekspirasi memanjang
7
Bunyi jantung terdengar jauh
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Foto CT -
toraks scan

Spirom
etrri
dan Oksimetri
DLCO

Exercise
testing and
AGD Assesment
Physical
activity
8
PPOK

PPOK Stabil

PPOK Eksaserbasi

9
PPOK STABIL

• Tidak dalam kondisi gagal napas akut pada gagal napas kronik

• Dapat dalam kondisi gagal napas kronik stabil (AGD pH normal, pCO2 < 50
mmHg, pO2 > 50 mmHg)

• Dahak tidak berwarna atau jernih

• Aktivitas terbatas tidak disertai sesak sesuai derajat berat PPOK

• Penggunaan bronkodilator sesuai rencana pengobatan

• Tidak ada penggunaan bronkodilator tambahan


10
PPOK Eksaserbasi Akut
Sesak Produksi Perubahan
yang sputum Warna
bertambah meningkat Sputum

PPOK eksaserbasi  berhubungan dengan


inflamasi jalan napas kronik, peningkatan
produksi mukus, dan ditandai gas trapping.
11
KLASIFIKASI EKSASERBASI AKUT MENURUT KRITERIA
ANTHONISEN 1987
• Tipe I (eksaserbasi berat)  3 gejala (sesak
bertambah, peningkatan produksi sputum, perubahan
1 warna sputum)

• Tipe II (eksaserbasi sedang)  2 gejala


2

• Tipe III (eksaserbasi ringan)  1 gejala ditambah sedikitnya salah


satu berikut : Infeksi saluran napas > 5 hari, demam tanpa sebab
lain, peningkatan batuk, peningkatan mengi, peningkatan
3 frekuensi napas atau nadi > 20% nilai dasar
12
INDIKASI RAWAT INAP PASIEN PPOK
Gejalanya berat (sesak napas memberat, frekuensi napas tinggi,
saturasi oksigen menurun, bingung, mengantuk)

Gagal napas akut

Gejala fisik baru (sianosis, edema perifer)

Kegagalan respon terhadap terapi awal

Komorbid yang serius (gagal jantung, aritmia yang baru)

Perawatan rumah yang tidak mendukung


13
PENATALAKSANAAN

14
PENATALAKSANAAN

• Berdasar derajat eksaserbasinya dan/atau


derajat keparahan peanyakit  bisa
ditatalaksana sebagai pasien rawat jalan atau
rawat inap.
• 80% eksaserbasi ditata laksana sebagai pasien
rawat jalan dengan terapi farmakologis
meliputi bronkodilator, kortikosteroid dan
antibiotik.

15
PENATALAKSANAAN EKSASERBASI

Ringan  bronkodilator kerja singkat (fenoterol,


levalbuterol, salbutamol, terbutalin inhalasi)

Sedang  bronkodilator kerja singkat,


antibiotik dan/atau oral kortikosteroid

Berat  pasien memerlukan rawat inap atau


mendatangi unit gawat darurat
16
ALUR PENATALAKSANAAN EKSASERBASI PPOK

17
18
Tujuan Penatalaksanaan pada
Eksaserbasi akut
Mengurangi akibat negatif
eksaserbasi

Mencegah kejadian lanjutan

19
PENATALAKSANAAN EKSASERBASI BERAT

Identifikasi beratnya gejala, analisa gas darah, foto toraks

Pemberian O2, AGD serial, pengukuran pulse oksimetri

Bronkodilkator (meningkatkan dosis dan atau frekuensi


bronkodilator kerja singkat, kombinasi SABA dan antikolinergik,
pertimbangkan LABA ketika pasien stabil, nebulizer dengan spacer
20
PENATALAKSANAAN EKSASERBASI BERAT

Pertimbangkan oral kortikosteroid

Pertimbangkan antibiotik(oral) bila ada gejala infeksi


bakteri

Pertimbangkan NIV

Monitor balance cairan, pertimbangkan heparin atau


low molecular weight heparin subkutan, identikasi
kondisi lain yang berhubungan 21
Poin Kunci Penatalaksanaan Eksaserbasi
SABA dengan/tanpa SAMA rekomendasi terapi awal eksaserbasi
akut
SABA : Fenoterol, levalbuterol, salbutamol (albuterol), terbutaline .
SAMA : Ipatropium Bromide, Oxitropium bromide
Kortikosteroid sistemik  5-7 hari

Antibiotik  5-7 hari

Metilxantin  tidak direkomendasikan

Non invasive mechanical ventilation  mode ventilasi


pertama yang digunakan untuk pasien PPOK dengan
gagal napas akut 22
INDIKASI RAWAT ICU
Sesak napas respon tidak adekuat terhadap terapi awal

Perubahan status mental

Hipoksemia persisten atau memberat dan/atau asidosis


respiratorik berat

Membutuhkan ventilasi mekanik

Hemodinamik tidak stabil


23
KRITERIA PASIEN KELUAR DARI PERAWATAN

Kondisi pasien stabil selama 12-24 jam

Inhalasi SABA tidak lebih dari setiap 4 jam

Dapat menggunakan bronkodilator inhalasi

Pasien/yang menangani di rumah sudah menjamin penggunaan


terapi dengan benar

Perencanaan observasi lanjutan

Pasien, keluarga dan tenaga medis yakin dapat dikelola dengan baik
di rumah 24
INTERVENSI YANG DAPAT MENGURANGI
FREKUENSI EKSASERBASI PPOK

25
SIMPULAN
• PPOK  penyebab utama terjadinya mortalitas dan
morbiditas di seluruh dunia.

• Eksaserbasi  kondisi akut yang ditandai dengan


perburukan gejala respirasi dari variasi gejala normal
harian dan membutuhkan perubahan terapi, ditandai
dengan peningkatan sesak napas, peningkatan
produksi sputum dan peningkatan purulensi sputum.

• Penatalaksanaannya  pemberian oksigen,


bronkodilator, glukortikoid, antibiotik, ventilator (apabila
memenuhi indikasi pemakaian ventilator), terapi
tambahan lain 26
KEGAWAT DARURATAN
ASMA

Suradi

27
PENDAHULUAN

Asma GINA Penyakit Inflamasi kronis


2016 heterogen saluran napas

28
PENDAHULUAAN

Faktor lingkungan:
Faktor pencetus:
asap rokok, polusi
alergi, hipereaktifitas
udara, alergen,
bronkus, jenis
infeksi pernapasan,
kelamin, ras
diet, status ekonomi

Serangan
Asma

29
PATOLOGI

Bronkokonstriksi,
edema, hipersekresi
Proses inflamasi
Pelepasan mediator mukus, kebocoran
kronik saluran napas
mikrovaskuler, dan
stimulasi refleks saraf

30
PATOFISIOLOGI
- Perubahan fisiologis:
• → hambatan aliran udara
• → hiperesponsif jalan napas
• → airway closure
• → hilangnya rekoil elastisitas
• → hiperinflasi paru
• → air trapping

• - Penyempitan saluran napas → peningkatan resistensi saluran


napas dan work of breathing
31
PATOFISIOLOGI

Peningkatan Air Hiperinflasi Perpanjangan


resistensi trapping dinamis waktu ekspirasi

32
GAMBAR 1. Hiperinflasi dinamis pada pasien obstruksi saluran napas berat
selama serangan asma akut

33
PATOFISIOLOGI

- Hiperinflasi dinamis → volume paru


meningkat, pelebaran pembuluh darah paru →
peningkatan resistensi vaskuler paru →
peningkatkan afterload ventrikel kanan dan
penurunan fungsi ventrikel kanan

34
KLINIS

• Klinis serangan asma :


- Mengi
- Sesak napas
- Rasa berat di dada
- Batuk
• bervariasi menurut waktu dan intensitasnya
disertai keterbatasan aliran udara ekspirasi

35
MANAJEMEN EKSASERBASI ASMA PADA FASKES LAYANAN PERTAMA

36
MANAJEMEN ASMA EKSASERBASI DI INSTALASI GAWAT
DARURAT

37
PENILAIAN RESPONS

• Penilaian respons:
• → status klinis
• → kebutuhan oksigen
• → pemeriksaan fungsi paru

• Evaluasi klinis 1 jam post bronkodilator


38
PERHHATIAN
• Pertimbangan perawatan / MRS :
- Wanita
- Usia tua
- Ras bukan kulit putih
- Penggunaan beta agonis > 8 kali semprot
dalam 24 jam
- Eksaserbasi derajad berat
- Riwayat eksaserbasi berat
- Tidak terkontrol 39
TERIMA KASIH

40
TERIMA KASIH

41

Vous aimerez peut-être aussi

  • Abstrak PDF
    Abstrak PDF
    Document2 pages
    Abstrak PDF
    Kholifatur Rohma
    Pas encore d'évaluation
  • CG A
    CG A
    Document20 pages
    CG A
    arindita
    Pas encore d'évaluation
  • Makala H
    Makala H
    Document3 pages
    Makala H
    Kholifatur Rohma
    Pas encore d'évaluation
  • Laporan Pendahuluan Sirosis Hepatis
    Laporan Pendahuluan Sirosis Hepatis
    Document16 pages
    Laporan Pendahuluan Sirosis Hepatis
    SUJANA, S.Kep., Ns
    74% (23)
  • Sehat Jiwa Kel 3
    Sehat Jiwa Kel 3
    Document1 page
    Sehat Jiwa Kel 3
    Kholifatur Rohma
    Pas encore d'évaluation
  • Makala H
    Makala H
    Document3 pages
    Makala H
    Kholifatur Rohma
    Pas encore d'évaluation
  • Sehat Jiwa Kel 3
    Sehat Jiwa Kel 3
    Document14 pages
    Sehat Jiwa Kel 3
    Kholifatur Rohma
    Pas encore d'évaluation
  • Laporan Pendahuluan Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah
    Laporan Pendahuluan Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah
    Document43 pages
    Laporan Pendahuluan Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah
    Christ Aresn Patrians
    100% (1)
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Document21 pages
    Bab Ii
    Kholifatur Rohma
    Pas encore d'évaluation
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Document21 pages
    Bab Ii
    Kholifatur Rohma
    Pas encore d'évaluation
  • Laporan Pendahuluan Sirosis Hepatis
    Laporan Pendahuluan Sirosis Hepatis
    Document2 pages
    Laporan Pendahuluan Sirosis Hepatis
    Kholifatur Rohma
    Pas encore d'évaluation
  • Makala H
    Makala H
    Document3 pages
    Makala H
    Kholifatur Rohma
    Pas encore d'évaluation
  • Bab I
    Bab I
    Document26 pages
    Bab I
    Kholifatur Rohma
    Pas encore d'évaluation
  • Makala H
    Makala H
    Document1 page
    Makala H
    Kholifatur Rohma
    Pas encore d'évaluation
  • Hirschprung Disease
    Hirschprung Disease
    Document15 pages
    Hirschprung Disease
    Kholifatur Rohma
    Pas encore d'évaluation
  • Bab 2 Jiwa
    Bab 2 Jiwa
    Document23 pages
    Bab 2 Jiwa
    Anggun Dhika
    Pas encore d'évaluation
  • Patway
    Patway
    Document2 pages
    Patway
    Kholifatur Rohma
    Pas encore d'évaluation
  • Makala H
    Makala H
    Document3 pages
    Makala H
    Kholifatur Rohma
    Pas encore d'évaluation
  • Hirschprung Disease
    Hirschprung Disease
    Document29 pages
    Hirschprung Disease
    Kholifatur Rohma
    Pas encore d'évaluation
  • Presentation Limbah RS Kelompok 14
    Presentation Limbah RS Kelompok 14
    Document8 pages
    Presentation Limbah RS Kelompok 14
    Kholifatur Rohma
    Pas encore d'évaluation
  • Askep Menopause
    Askep Menopause
    Document41 pages
    Askep Menopause
    Aminuddin Harahap
    Pas encore d'évaluation
  • Kel 3 Prinsip Prinsip Pemberian Obat
    Kel 3 Prinsip Prinsip Pemberian Obat
    Document14 pages
    Kel 3 Prinsip Prinsip Pemberian Obat
    Kholifatur Rohma
    Pas encore d'évaluation
  • Wa0002
    Wa0002
    Document25 pages
    Wa0002
    Kholifatur Rohma
    Pas encore d'évaluation
  • Assalamualaikum WR
    Assalamualaikum WR
    Document16 pages
    Assalamualaikum WR
    Kholifatur Rohma
    Pas encore d'évaluation
  • BAB II Laporan Kasus Pneumotoraks PDF
    BAB II Laporan Kasus Pneumotoraks PDF
    Document5 pages
    BAB II Laporan Kasus Pneumotoraks PDF
    Kholifatur Rohma
    Pas encore d'évaluation
  • Leaflet Diare Dewi
    Leaflet Diare Dewi
    Document3 pages
    Leaflet Diare Dewi
    Kholifatur Rohma
    Pas encore d'évaluation
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Document15 pages
    Bab Ii
    NOVIANA PATMA
    Pas encore d'évaluation
  • Enema
    Enema
    Document8 pages
    Enema
    Ester Novella
    Pas encore d'évaluation
  • Bab Vii Pendidikan Kewarganegaraan
    Bab Vii Pendidikan Kewarganegaraan
    Document38 pages
    Bab Vii Pendidikan Kewarganegaraan
    yoga angga
    Pas encore d'évaluation
  • Enema
    Enema
    Document8 pages
    Enema
    Ester Novella
    Pas encore d'évaluation