Vous êtes sur la page 1sur 8

SISTEM NEUROBEHAVIOUR

“KESIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN PADA


INFANT”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1
1. ZHULHAIRAH AHYAR
2. RATNA HARSARI
3. ASRIA NURHAULI
4. IKA NURHAFSAH
5. TYAS WIDIANINGSIH
6. SITI HASMI HASANUDDIN
7. RISKA MEGAWATI
8. ANI M
9. MUTMAINNAH SARI

JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2015
Resume Kesiapan Peningkatan Perkembangan Infant/bayi (umur 0-12 bulan)

Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah perkembangan progresif makhluk hidup atau bagian organism


mulai tahap paling awal sampai dewasa, termasuk pertambahan dalam ukuran
(Hurlock,1997). Pertumbuhan pada dasarnya merupakan dampak fisik (Nugroho,2009).
Pertumbuhan anak(child gwowth), didefinisikan sebagai suatu proses perubahan jasmani
secara kuantitatif pada tubuh anak yang dimulai sejak masa pembuahan.

Perkembangan

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam stuktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,sebagai hasil proses
pematangan.Perkembangan menyangkut adanya proses diferensiasi sel-sel tubuh,jaringan
tubuh,organ-organ dan system organ yang berkembang sedemikaian rupa sehingga masing-
masing dapat memenuhi fungsinya.Termasuk perkembangan emosi,ontelektual,dan tingkah
laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih,1995).

1. Ciri Pertumbuhan dan Perkembangan Normal pada Infant


a. Umur 1 bulan
 Fisik : Berat badan akan meningkat 150-200 gr/mg, tinggi badan
meningkat 2,5 cm/bulan, lingkar kepala meningkat 1,5 cm/bulan.
 Motorik : Bayi akan mulai berusaha untuk mengangkat kepala dengan
dibantu oleh orang tua, tubuh ditengkurapkan, kepala menoleh ke kiri
ataupun ke kanan, reflek menghisap, menelan, menggenggam sudah
mulai positif.
 Sensoris : Mata mengikuti sinar ke tengah
 Sosialisasi : Bayi sudah mulai tersenyum pada orang yang ada
disekitarnya.
b. Umur 2-3 bulan
 Fisik : Fontanel Posterior sudah menutup.
 Motorik : mengangkat kepala, dada dan berusaha untuk menahannya
sendiri dengan tangan, memasukkan tangan ke mulut, mulai berusaha
untuk meraih benda-benda yang menarik yang ada disekitarnya.
 Sensoris : sudah bias mengikuti arah sinar ke tepi, koordinasi ke atas
dan ke bawah, mulai mendengarkan suara yang didengarnya.
 Sosialisasi : mulai tertawa pada seseorang, senang jika tertawa keras,
menangis sudah mulai berkurang.
c. Umur 4-5 bulan
 Fisik : Berat badan menjadi dua kali dari berat badan lahir, ngeces
karena tidak adanya koordinasi menelan saliva.
 Motorik : jika di dudukkan kepala sudah bisa seimbang dan punggung
sudah mulai kuat, bila ditengkurapkan sudah bisa mulai miring dan
kepala sudah bisa tegak lurus, reflek primitif sudah mulai hilang,
berusaha meraih benda sekitarnya dengan tangannya.
 Sensoris : Sudah bisa mengenal orang-orang yang sering berada
didekatnya, akomodasi mata positif.
 Sosialisasi : senang jika berinteraksi dengan orang lain walaupun belum
pernah dilihatnya/dikenalnya, sudah bisa mengeluarkan suara pertanda
tidak senang bila mainan/benda miliknya diambil oleh orang lain.
d. Usia 6-7 bulan
 Fisik : Berat badan meningkat 90-150 gram/minggu, tinggi badan
meningkat 1,25 cm/bulan, lingkar kepala meningkat 0-5 cm/bulan,
besarnya kenaikan seperti ini akan berlangsung sampai bayi berusia 12
bulan (6 bulan kedua), gigi sudah mulai tumbuh.
 Motorik : Bayi sudah bisa membalikkan badan sendiri, memindahkan
anggota badan dari tangan yang satu ke tangan yang lainnya, mengambil
mainan dengan tangannya, senang memasukkan kaki ke mulut, sudah
mulai bisa memasukkan makanan ke mulut sendiri.
 Sosialisai : sudah dapat membedakan orang yang dikenalnya dengan
yang tidak dikenalnya, jika bersama dengan orang yang tidak
dikenalnya bayi akan merasa cemas, sudah dapat menyebut atau
mengeluarkan suara em..em..em..
e. Umur 8-9 bulan
 Fisik : sudah bisa duduk dengan sendirinya, koordinasi tangan kemulut
sangat sering, bayi mulai tengkurap sendiri dan mulai belajar
merangkak, sudah bisa mengambil benda dengan menggunakan jari-jari.
 Sensoris : Bayi tertarik dengan benda-benda kecil yang ada disekitarnya.
 Sosialisasi : Bayi mengalami cemas terhadap hal-hal yang belum
dikenalnya sehingga dia akan menangis, mendorong serta meronta-
ronta.
f. Umur 10-12 bulan
 Fisik : Berat badan 3 kali berat badan waktu lahir, gigi bagian atas dan
bawah sudah tumbuh.
 Motorik : Sudah mulai belajar berdiri tetapi tidak bertahan lama, belajar
berjalan dengan bantuan, sudah bisa berdiri dan duduk sendiri.
 Sensoris : visual aculty 20-50 positif, sudah dapat membedakan bentuk.
 Sosialisasi : Emosi positif, cemburu, marah, lebih senang pada
lingkungan yang sudah diketahuinya, sudah mengerti namanya sendiri,
sudah bisa menyebut abi, ummi.
2. Ciri Pertumbuhan dan Perkembangan Tidak Normal pada Infant
a. Gangguan pola pertumbuhan
 Atas garis normal : obesitas, kelainan hormonal.
 Bawah garis normal : kurang gizi, penyakit kronis, kelainan
hormonal.
b. Lingkar kepala abnormal
 Lebih besar dari normal : hidrosefalus, tumor otak, bayi besar,
keturunan, variasi normal.
 Lebih kecil dari normal : retardasi mental, bayi kecil, keturunan,
variasi normal.
c. Gangguan penglihatan
 Maturitas visual yang terlambat
 Gangguan refraksi: rabun jauh, rabun dekat
 Juling
 Buta warna
 Kebutaan
d. Gangguan pendengaran
 Tuli konduksi
 Tuli sensorineural
e. Gangguan perkembangan motorik
 Gangguan motorik kasar : factor keturunan, factor lingkungan, factor
kepribadian, retardasi mental, selebral palsi, obesitas, penyakit
neuromuscular : Duchene muscular distrofi, buta.
 Gangguan motorik halus lebih sedikit variasinya, sering menyertai
retardasi mental dan selebral palsi.
f. Gangguan perkembangan bahasa
 Gagap, dapat disebabkan karena tekanan dari orang tua agar anak
bicara dengan jelas.
 Bibir sumbing dan lidah yang pendek.
 Maturasi yang terlambat
 Gangguan pendengaran
3. Intervensi
a. Merangsang perkembangan bayi dengan menunjukkan kepadanya alat-alat
permainan yang berbunyi atau bergerincing, serta permainan yang dapat
digigit.
b. Mengajak bayi berbicara agar bayi terbiasa mendengar bahasa kita.
c. Memberikan makanan dan minuman yang bernutrisi bagi pertumbuhan dan
perkembangan bayi.
d. Memberikan pendidikan kesehatan kepada kedua orang tua bayi mengenai
Deteksi dini tumbuh kembang anak untuk mengetahui adanya gangguan pada
pertumbuhan dan perkembangan bayi.
e. Pemberian petunjuk kepada orang tua agar menstimulasi bayinya dengan
mengajari cara melakukan stimulasi yang benar.
f. Menganjurkan kepada kedua orang tua bayi untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan untuk mencari adanya penyakit yang dapat menyebabkan
penyimpangan tumbuh kembang anak.

Intervensi keperawatan ditunjukkan pada masalah-masalah keperawatan pasien anak


yang dapat dikategorikan menjadi penanganan masalah fisik, psikologis, social dan
ketergantungan (spiritual).

Prinsip pendekatan secara umum pada pasien anak menurut Mark (1998) sebagai
berikut:

1) Memahami konsep dan karakteristik tumbuh kembang sesuai umur anak


2) Memahami sejauh mana hubungan anak dengan pengasuh
3) Menerapkan prinsip rooming-in dengan melibatkan partisipasi keluarga dalam
memberikan asuhan.
4) Mengajarkan kepada anak mengenai rumah sakit :orientasi ruangan dan
peraturan rumah sakit,terutama saat pertama kali anak masuk ruangan guna
mencegah stress hospitalisasi.
5) Menciptakan lingkungan yang kondusif dengan cara menciptakan suasana
keakraban dan lingkungan yang penuh kehangatan,seperti adanya variasi
warna yang mencolok dalam mendesain ruangan,variasi baju perawat,adanya
tempat baermain tersendiri,dan ruangan untuk tindakan yang disendirikan
guna menghindari trauma psikis.
6) Menerapkan prinsip kehatian-hatian universal (universal precautions) dalam
setiap tindakan keperawatan.
7) Menghindari dan meminimalkan trauma fisik dalam setiap melakukan
tindakan keperawatan.
8) Membantu segala keperluan fisik pasien: makan, minum, mandi,
memfasilitasi, serta membimbing anak untuk lebih mendekatkan diri kepada
Tuhan Yang Maha Esa.

Aspek fisik

Intervensi keperawatan secara umum dalam aspek fisik pada pasien anak
ditekankan pada pelaksanaan tindakan keperawatan dan medis dalam memenuhi
kebutuhan fisik dan pengobatan pasien anak,yang meliputi:

1) Observasi tanda-tanda vital secara rutin


2) Penanganan suhu tubuh yang meningkat
3) Membantu tindakan invasive dan pemeriksaan diagnostic
4) Memenuhi kebutuhan aktivitas
5) Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi

Aspek psikologis

Fokus intervensi keperawatan pada masalah psikologis mencakup penanganan


respon akibat perpisahan,mulai dari fase protes,apatis,dan penolakan dengan
melakukan rooming-in.Rooming-in adalah melibatkan keluarga dalam perawatan
agar anak merasa aman dan mendapatkan perhatian dari keluarganya.Peran keluarga
pada saat rooming meliputi:memandikan,dan memakaikan baju,membantu
memberikan makanan,menyiapkan tempat tidur,dan menciptakan suasana yang
menyenangkan anak.

Aspek sosial

Aspek sosial yang penting dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien
anak adalah (1) menciptakan lingkungan perawatan yang terapeutik;dan (2) orientasi
lingkungan ketika pasien masuk rumah sakit.

Lingkungan yang terapeutik : Lingkungan perawatan harus menciptakan suasana


yang penuh dengan keakraban dan kehangatan antara anak,keluarga dan petugas
kesehatan.

Orientasi: Hal penting dilaksanakan oleh perawat adalah orientasi ruangan kepada
pasien dan pengasuh untuk menghindari sesuatu yang mencemaskan dan menakutkan
bagi pasien.Orientasi meliputi pengenalan pada ruangan dan alat-alat,peraturan-
peraturan,petugas/perawat.
Daftar Pustaka

Nur’aeni. 2004. Intervensi Dini bagi Anak Bermasalah. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Purnamasari, Ariavita. 2005. Kamus Perkembangan Bayi dan Balita. Jakarta:


Penerbit Erlangga.

Riyado, Sujono & Sukarmin. 2009. Asuhan Keperawatan pada Anak. Yogyakarta:
Graha Ilmu.

Vous aimerez peut-être aussi