Vous êtes sur la page 1sur 11

ASUHAN KEPERAWATAN KELENJAR TIROID

KELOMPOK :2
DI SUSUN OLEH :
1. EKO YULISTIAWAN
2. RADIKUN
3. RAHMAT PUJI RAHARJO
4. ROHMAWATI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


MUHAMADIYAH GOMBONG
2010
DEFINISI

Kelenjar tiroid ialah organ endokrin yang terletak di leher manusia. Fungsinya
ialah mengeluarkan hormon tiroid. Antara hormon yang terpenting ialah Thyroxine (T4)
dan Triiodothyronine (T3). Hormon-hormon ini mengawal metabolisma (pengeluaran
tenaga) manusia.

Sel tiroid adalah satu-satunya sel dalam tubuh manusia yang dapat menyerap
iodin atau yodium yang diambil melalui pencernaan makanan. Iodin ini akan bergabung
dengan asam amino tirosin yang kemudian akan diubah menjadi T3 (triiodotironin) dan
T4 (triiodotiroksin). Dalam keadaan normal pengeluaran T4 sekitar 80% dan T3 15%.
Sedangkan yang 5% adalah hormon-hormon lain

T3 dan T4 membantu sel mengubah oksigen dan kalori menjadi tenaga (ATP =
adenosin tri fosfat). T3 bersifat lebih aktif daripada T4. T4 yang tidak aktif itu diubah
menjadi T3 oleh enzim 5-deiodinase yang ada di dalam hati dan ginjal. Proses ini juga
berlaku di organ-organ lain seperti hipotalamus yang berada di otak tengah.

Hormon-hormon lain yang berkaitan dengan fungsi tiroid ialah TRH (thyroid
releasing hormon) dan TSH (thyroid stimulating hormon). Hormon-hormon ini
membentuk satu sistem aksis otak (hipotalamus dan pituitari)- kelenjar tiroid. TRH
dikeluarkan oleh hipotalamus yang kemudian merangsang kelenjar pituitari
mengeluarkan TSH. TSH yang dihasilkan akan merangasang tiroid untuk mengeluarkan
T3 dan T4

KLASIFIKASI

Ada dua jenis penyakit tiroid yang utama:

 Hipertiroidisme / Tirotoksikosis
 Hipotiroidisme

A.HIPERTIROIDISME

a.Definisi
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan
kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan
biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
Hipertiroidisme adalah keadaan tirotoksikosis sebagai akibat dari produksi
tiroid, yang merupakan akibat dari fungsi tiroid yang berlebihan.
Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar
tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan
di dalam darah.
b.Klasifikasi hipertiroidisme
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) di bagi dalam 2 kategori:
1. Kelainan yang berhubungan dengan Hipertiroidisme
2. Kelainan yang tidak berhubungan dengan Hipertiroidisme

c.Etiologi

Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau


hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai
penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan
keduanya.
Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambamn kadar HT
dan TSH yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH.
Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi
disertai TSH dan TRH yang berlebihan.

. Penyebab
a. Tiroiditis
b. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan
c. Pemakaian yodium yang berlebihan
d. Kanker pituitari

d.Manifestasi klinis

1. Peningkatan frekuensi denyut jantung


2. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas
3. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran
terhadap panas, keringat berlebihan
4. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)
5. Peningkatan frekuensi buang air besar
6. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
7. Gangguan reproduksi
8. Tidak tahan panas
9. Cepat letih
10. Haid sedikit dan tidak tetap
11. Pembesaran kelenjar tiroid
e.Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis
tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien
hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada
pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan HT dalam
jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia, dan,
apabila tidak diobati, kematian
Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi
karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid.

f.Penatalaksanaan
1. Konservatif
a. Obat Anti-Tiroid. Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosis
berlebih, pasien mengalami gejala hipotiroidisme.Contoh obat adalah sebagai
berikut :
1) Thioamide
2) Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari
3) Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis maksimal
2.000 mg/hari
4) Potassium Iodide
5) Sodium Ipodate
6) Anion Inhibitor
b. Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi gejalagejala
hipotiroidisme. Contoh: Propanolol

B.HIPOTIROIDISME

a.Definisi

Hipotiroidisme adalah satu keadaan penyakit disebabkan oleh kurang penghasilan


hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. Hipotiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar
tiroid kurang aktif dan menghasilkan terlalu sedikit hormon tiroid. Hipotiroid yang sangat
berat disebut miksedema. Hipotiroidism terjadi akibat penurunan kadar hormon tiroid
dalam darah. Kelainan ini kadang-kadang disebut miksedema.

b.Etiologi

Hipotiroidisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau


hipotalamus. Apabila disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT yang
rendah akan disertai oleh peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya umpan
balik negatif oleh HT pada hipofisis anterior dan hipotalamus. Apabila hipotiroidisme
terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang rendah disebabkan oleh
rendahnya kadar TSHdan TRH

c.Manifestasi klinis

1.Kelambanan, perlambatan daya pikir


2.Penurunan frekuensi denyut jantung, pembesaran jantung (jantung miksedema), dan
penurunan curah jantung
3.Pembengkakkan dan edema kulit, terutama di bawah mata dan di pergelangan kaki
4.Penurunan kecepatan metabolisme, penurunan kebutuhan kalori, penurunan nafsu
makan dan penyerapan zat gizi dari saluran cema
5.Konstipasi
6.Perubahan-perubahan dalam fungsi reproduksi
7.Kulit kering dan bersisik serta rambut kepala dan tubuh yang tipis dan rapuh

d.Komplikasi

Situasi yang mengancam nyawa yang ditandai oleh eksaserbasi (perburukan)


semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa menggigil, hipotensi,
hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hingga koma. Kematian dapat
terjadi apabila tidak diberikan HT dan stabilisasi semua gejala.

e.Penatalaksanaan

Dalam keadaan darurat (misalnya koma miksedem), hormon tiroid bisa diberikan
secara intravena. Hipotiroidisme diobati dengan menggantikan kekurangan hormon
tiroid, yaitu dengan memberikan sediaan per-oral (lewat mulut). Yang banyak disukai
adalah hormon tiroid buatan T4. Bentuk yanglain adalah tiroid yang dikeringkan
(diperoleh dari kelenjar tiroid hewan). Pengobatan pada penderita usia lanjut dimulai
dengan hormon tiroid dosis rendah, karena dosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan
efek samping yang serius. Dosisnya diturunkan secara bertahap sampai kadar TSH
kembali normal. Obat ini biasanya terus diminum sepanjang hidup penderita.Pengobatan
selalu mencakup pemberian tiroksin sintetik sebagai pengganti hormon tiroid. Apabila
penyebab hipotiroidism berkaitan dengan tumor susunan saraf pusat, maka dapat
diberikan kemoterapi, radiasi, atau pembedahan

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTIROIDISME


Konsep asuhan keperawatan pada klien hipertiroidisme merujuk pada konsep yang
dikutip dari Doenges (2000), seperti dibawah ini :

A. Pengkajian
1. Aktivitas atau istirahat
a. Gejala : Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot lemah, gangguan koordinasi,
Kelelahan berat
b. Tanda : Atrofi otot
2. Sirkulasi
a. Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina)
b. Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, Peningkatan
tekanan darah dengan tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat.
Sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis)

3. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih ( poliuria), Rasa nyeri / terbakar,
kesulitan berkemih (infeksi), Infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan
abdomen, Diare, Urine encer, pucat, kuning, poliuria ( dapat berkembang menjadi
oliguria atau anuria jika terjadi hipovolemia berat), bau busuk
(infeksi), Bising usus hiperaktif ( diare )
4. Integritas / Ego
a. Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, Masalah finansial yang
berhubungan dengan kondisi.
b. Tanda : Ansietas peka rangsang
5. Makanan / Cairan
a. Gejala : Hilang nafsu makan, Mual atau muntah. Tidak mengikuti diet :
peningkatan masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih
dari periode beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretik ( tiazid )
b. Tanda : Kulit kering atau bersisik, muntah, Pembesaran thyroid ( peningkatan
kebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula darah )
6. Neurosensori
a. Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada
otot , gangguan penglihatan
b. Tanda : Disorientasi, megantuk, lethargi, stupor atau koma ( tahap lanjut),
gangguan memori ( baru masa lalu ) kacau mental. Refleks tendon dalam
(RTD menurun; koma). Aktivitas kejang ( tahap lanjut dari DKA)
7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), Wajah meringis dengan
palpitasi, tampak sangat berhati-hati.
8. Pernapasan
a. Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen
(tergantung adanya infeksi atau tidak)
b. Tanda : sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulen (infeksi),
frekuensi pernapasan meningkat
Askep Klien Hipertiroidisme
9. Keamanan
a. Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
b. Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya
kekuatan umum / rentang gerak, parastesia atau paralysis otot termasuk otototot
pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam )
10. Seksualitas
a. Gejala : Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah impotent pada pria ;
kesulitan orgasme pada wanita
b. Tanda : Glukosa darah : meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih. . Asam lemak bebas :
kadar lipid dengan kolosterol
meningkat.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada klien yang mengalami hipertiroidisme
adalah sebagai berikut :
1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid
tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung
2.. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan
penurunan berat badan)
3. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan
perubahan mekanisme perlindungan dari mata ; kerusakan penutupan kelopak
mata/eksoftalmus.
Perencanaan / Intervensi.
1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid
tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung
Tujuan :Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan
kebutuhan tubuh, dengan kriteria : 1) Nadi perifer dapat teraba normal. 2) Vital
sign dalam batas normal. 3) Pengisian kapiler normal 4) Status mental baik 5)
Tidak ada disritmia
Intervensi :
a. Pantau tekanan darah
Rasional : Hipotensi umum dapat terjadi sebagai akibat dari
vasodilatasi perifer yang berlebihan dan penurunan volume sirkulasi
b. Periksa kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang dikeluhkan
pasien.
Rasional : Merupakan tanda adanya peningkatan kebutuhan oksigen oleh
otot jantung atau iskemia
c. Auskultasi suara nafas. Perhatikan adanya suara yang tidak normal (seperti
krekels)
Rasional : merupakan tanda adanya peningkatan kebutuhan oksigen
d. Observasi tanda dan gejala haus yang hebat, mukosa membran kering, nadi
lemah, penurunan produksi urine dan hipotensi
Rasional : Dehidrasi yang cepat dapat terjadi yang akan menurunkan
volume sirkulasi dan menurunkan curah jantung
e. Catat intake dan output cairan
Rasional : Kehilangan cairan yang terlalu banyak dapat menimbulkan
dehidrasi berat
2. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan
penurunan berat badan)
Tujuan : Klien akan menunjukkan berat badan stabil dengan kriteria :
a. Nafsu makan baik.
b. Berat badan normal
c. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Intervensi :
a. kaji adanya anoreksia, mual dan muntah
Rasional : Peningkatan aktivitas adrenergic dapat menyebabkan gangguan
sekresi insulin/terjadi resisten yang mengakibatkan hiperglikemia
b. Pantau masukan makanan setiap hari, timbang berat badan setiap hari
Rasional : Penurunan berat badan terus menerus dalam keadaan masukan
kalori yang cukup merupakan indikasi kegagalan terhadap terapi antitiroid
c. kolaborasi untuk pemberian diet tinggi kalori, protein, karbohidrat dan vitamin
Rasional : Mungkin memerlukan bantuan untuk menjamin pemasukan zat-zat
makanan yang adekuat dan mengidentifikasi makanan pengganti yang sesuai

ASUHAN KEPERAWATAN HIPOTIROIDISME

Dampak penurunan kadar hormon dalam tubuh sangat bervariasi, oleh karena itu
lakukanlah pengkajian terhadap ha1-ha1 penting yang dapat menggali sebanyak mungkin
informasi antara lain:
1.Riwayat kesehatan klien dan keluarga. Sejak kapan klien menderita penyakit tersebut
dan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.
2.Kebiasaan hidup sehari-hari seperti:a.Pola makanb.Pola tidur (klien menghabiskan
banyak waktu untuk tidur).c.Pola aktivitas.
3.Tempat tinggal klien sekarang dan pada waktu balita.
4.Keluhan utama klien, mencakup gangguan pada berbagai sistem tubuh:a.Sistem
pulmonarib.Sistem pencernaanc.Sistem kardiovaslkulerd.Sistem muskuloskeletale.Sistem
neurologik dan Emosi/psikologisf.Sistem reproduksig.Metabolik
5.Pemeriksaart fisik mencakup
a.Penampilan secara umum; amati wajah klien terhadap adanya edema sekitar mata,
wajah bulan dan ekspresi wajah kosong serta roman wajah kasar. Lidah tampak menebal
dan gerak-gerik klien sangat lamban. Postur pendek. Kulit kasar, tebal dan berisik,
dingin dan pucat.
b.Nadi lambat dan suhu tubuh menurun
c.Perbesaran jantung
d.Disritmia dan hipotensi
e.Reflek otot menurun
6.Pengkajian psikososial klien sangat sulit membina hubungan sasial dengan
lingkungannya, mengurung diri/bahkan mania. Keluarga mengeluh klien sangat malas
beraktivitas, dan ingin tidur sepanjang hari.
7.Pemeriksaan penunjang mencakup; pemeriksaan kadar T3 dan T4 serum; pemeriksaan
TSH (pada klien dengan hipotiroidisme primer akan terjadi TSH serum, sedangkan pada
yang sekunder kadar TSH dapat menurun atau normal).
Diagnosa dan intervensi
1.Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan proses kognitif.
Tujuan
: Meningkatkan partisipasi dalam aktivitas dan kemandirian
Intervensi:
a.Atur interval waktu antar aktivitas untuk meningkatkan istirahat dan latihan yang dapat
ditolerir.
Rasional
: Mendorong aktivitas sambil memberikan kesempatan untuk mendapatkan istirahat yang
adekuat
.b.Bantu aktivitas perawatan mandiri ketika pasien berada dalam keadaan lelah.
Rasional
: Memberi kesempatan pada pasien untuk berpartisipasi dalam aktivitas perawatan
mandiri
c.Berikan stimulasi melalui percakapan dan aktifitas yang tidak menimbulkan stress.
Rasional
: Meningkatkan perhatian tanpa terlalu menimbulkan stress pada pasien.
d.Pantau respons pasien terhadap peningkatan aktititas.
Rasional
Menjaga pasien agar tidak melakukan aktivitas yang berlebihan atau kurang

.2.Perubahan suhu tubuh behubungan dengan penurunan metabolik tubuh


Tujuan
: Pemeliharaan suhu tubuh yang normal
Intervensi:
a.Berikan tambahan lapisan pakaian atau tambahan selimut.
Rasional
: Meminimalkan kehilangan panas
b.Hindari penggunaan sumber panas dari luar (misalnya, bantal pemanas, selimut listrik
atau penghangat).
Rasional
: Mengurangi risiko vasodilatasi perifer dan kolaps vaskuler.
c.Pantau suhu tubuh pasien dan melaporkan penurunannya dari nilai dasar suhu normal
pasien.
Rasional
: Mendeteksi penurunan suhu tubuh dan dimulainya koma miksedema
.d.Lindungi terhadap pajanan hawa. dingin dan hembusan angin
Rasional
: Meningkatkan tingkat kenyamanan pasien dan menurunkan lebih lanjut kehilangan
panas.
3.Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinal
Tujuan
: Pemulihan fungsi usus yang normal.
Intervensi:
a.Berikan makanan yang kaya akan serat
Rasional
: Meningkatkan massa feses dan frekuensi buang air besar
b.Ajarkan kepada klien, tentang jenis -jenis makanan yang banyak mengandung air.
Rasional
: Untuk peningkatan asupan cairan kepada pasien agar . feses tidak keras
c.Pantau fungsi usus
Rasional
: Memungkinkan deteksi konstipasi dan pemulihan kepada pola defekasi yang normal.
d.Dorong klien untuk meningkatkan mobilisasi dalam batas-batas toleransi latihan.
Rasional
: Meningkatkan evakuasi feses
f.Kolaborasi : untuk pemberian obat pecahar bila diperlukan.
Rasional :
Untuk mengencerkan feces.
DAFTAR PUSTAKA

Guyton, Arthur C. Fisiologi Manusia. 1995. Edisi 3.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.Price, Sylvia A., Wilson, Lorraine M. 2006.
PATOFISIOLOGI Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
. Edisi 6, volume 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.Smeltzer, Suzanne C., Bare,
Brenda G. 2002.
Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Volume 2. Jakarta: Penerbit Buku KedokteranEGC.
Website:
http://en.wikipedia.org/wiki/Hypothyroidism
http://www.medicastore.com/med/detail_pyk.php?
idktg=11&judul=Hipertiroidisme&iddtl=124&UID=20071121172513125.163.255.129.

Vous aimerez peut-être aussi