Vous êtes sur la page 1sur 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tulang merupakan bagian penting dari tubuh, karena sebagai penyokong

tubuh, maka perlu suatu perhatian terhadap kesehatan tulang. Sehingga

terhindar dari penyakit tulang yakni osteomalaisa yang diakibatkan oleh

terganggunya metabolism tulang yang dikarakteristikan oleh kurangnya

mineral dari tulang.

Kekurangan vitamin D bisa menyebabkan masalah pada absorpsi mineral,

kalsium, fosfor yang berperan penting bagi tulang. Sehingga asupan

vitamin ini sangat diperhatikan guna mencegah masalah metabolism pada

tulang

1.2 Tujuan

1. Agar mahasiswa/i dapat menguasai materi ini untuk menambah

pengetahuan.

2. Agar mahasiswa/i dapat mengerti tentang apa itu osteomalaisa,

penyebab, patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnostic

dan asuhan keperawatan osteomalaisa.

1
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1Definisi

Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang dikarakteristikkan

oleh kurangnya mineral dari tulang (menyerupai penyakit yang menyerang anak-anak

yang disebut rickets) pada orang dewasa, osteomalasia berlangsung kronis dan terjadi

deformitas skeletal, terjadi tidak separah dengan yang menyerang anak-anak karena

pada orang dewasa pertumbuhan tulang sudah lengkap (komplit).

2.2 Penyebab

Penyebabnya ditandai dengan keadaan kekurangan vitamin D (calcitrol),

dimana terjadi peningkatan absorbsi kalsium dari sistem pencernaan dan penyediaan

mineral dari tulang. penyediaan calsium dan phosfat dalam cairan eksta seluler

lambat. Tanpa adekuatnya vitamin D, kalsium dan fosfat tidak akan terjadi di tempat

pembentukan kalsium dalam tulang.

2.3 Patofisiologi

Ada berbagai macam penyebab dari osteomalasia yang umumnya

menyebabkan gangguan metabolisme mineral. Faktor yang berbahaya untuk

perkembangan osteomalasia diantaranya kesalahan diet, malabsorbsi, gastrectomy,

gagal ginjal kronik, terapi anticonvulsan jangka lama (phenyton, phenobarbital) dan

insufisiensi vitamin D (diet, sinar matahari).Tipe malnutrisi (defisiensi vitamin D

2
sering digolongkan dalam hal kekurangan calsium) terutama gangguan fungsi menuju

kerusakan, tetapi faktor makanan dan kurangnya pengetahuan tentang nutrisi yang

juga dapat menjadi faktor pencetus hal itu terjadi dengan frekuensi tersering dimana

kandungan vitamin D dalam makanan kurang dan adanya kesalahan diet serta

kurangnya sinar matahari.

Osteomalasia kemungkinan terjadi sebagai akibat dari kegagalan dari

absorbsi calsium atau kekurangan calsium dari tubuh. Gangguan gastrointestinal

dimana kurangnya absorbsi lemak menyebabkan osteomalasia. Kekurangan lain

selain vitamin D (semua vitamin yang larut dalam lemak) dan kalsium. Ekskresi yang

paling terakhir terdapat dalam faeces bercampur dengan asam lemak (fatty

acid).Sebagai contoh dapat terjadi gangguan diantaranya celiac disease, obstruksi

sistem pencernaan kronik, pankreatitis kronis dan reseksi perut yang kecil.Lagi pula

penyakit hati dan ginjal dapat menyebabkan kekurangan vitamin D, karenanya organ-

organ tersebut mengubah vitamin D ke dalam untuk aktif. Terakhir, hyperparatiroid

menunjang terjadinya kekurangan pembentukan calsium, dengan demikian

osteomalasia menyebabkan kenaikan ekskresi fosfat dalam urine.

2.4 Manifestasi Klinik

Umumnya gejala yang memperberat dari osteomalasia adalah nyeri tulang

dan kelemahan. Sebagai akibat dari defisiensi kalsium, biasanya terdapat kelemahan

otot, pasien kemudian nampak terhuyung-huyung atau cara berjalan loyo/lemah.

Kemajuan penyakit, kaki terjadi bengkok (karena tinggi badan dan kerapuhan tulang),

vertebra menjadi tertekan, pemendekan batang tubuh pasien dan kelainan bentuk

thoraks (kifosis).

3
2.5 Pemeriksaan Diagnostik

Pada foto x – ray umumnya nampak kekurangan mineral dari tulang sangat

nyata. Berdasar dari vertebra mungkin menunjukkan fraktur kompressi dengan nyeri

pada ujung vertebra. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan lambatnya rata-rata

serum kalsium dan jumlah fosfor serta kurangnya kenaikan alkaline phosfat. Ekskresi

urine calsium dan creatinin lambat.

2.6 Asuhan Keperawatan

1.Pengkajian

Pasien dengan osteomalasia biasanya sering mengeluh nyeri tulang pada

punggung bawah dan ekstremitas bercampur kelemahan. Gambaran dari

ketidaknyamanan masih samar-samar, pasien mungkin ada yang fraktur,

selama wawancara, informasikan tentang masalah yang nyata terdapat

sehubungan dengan penyakitnya (sindrom malabsorbsi) dan kebiasaan diet

dapat diketahui.

Pada pemeriksaan fisik, kelainan bentuk skletal dicatat, deformitas spinal, dan

deformitas yang bengkok dari tulang panjang mungkin memberikan

ketidakbiasaan penampilan pada pasien dan cara berjalan loyo/lemah.

Mungkin terdapat kelemahan otot, pasien mungkin menjadi tidak senang

dengan penampilannnya.

4
2.Diagnosa keperawatan

Berdasarkan pada pengkajian data, diagnosa keperawatan utama yang

mungkin terjadi, termasuk dibawah ini :

a.Nyeri berhubungan dengan kelemahan dan kemungkinan fraktur.

b.Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit dan prosedur perawatan.

c.Gangguan konsep diri berhubungan dengan pembengkakan pada kaki, cara

berjalan loyo/lemah, dan deformitas spinal.

3.Perencanaan

Tujuan utama dari pasien dengan osteomalasia mungkin termasuk

mengajarkan tentang proses penyakit dan prosedur perawatan, mengurangi

nyeri dan memperbaiki serta meningkatkan konsep diri.

4.Implementasi keperawatan

a.Nyeri berhubungan dengan kelemahan dan kemungkinan fraktur.

Membantu mengurangi rasa nyeri. Pemeriksaan fisik, psikis dan pengobatan

dilakukan untuk membantu mengurangi rasa ketidaknyamanan dan nyeri yang

dialami pasien. Jadi selain kelemahan juga terdapat nyeri skelet. Anjurkan

untuk bergerak ringan pada waktu pengkajian misalnya dengan mengubah

posisi secara berulang-ulang untuk membantu mengurangi gejala

ketidaknyamanan dengan immobilitas.

Beri aktivitas yang mengalihkan perhatian pasien ke hal lain seperti mengajak

bicara, nonton TV, dan tehnik distraksi lain, hal tersebut akan mengurangi

persepsi klien terhadap nyeri.

5
Analgetik dibutuhkan untuk mengurangi rasa nyeri, respon pasien terhadap

pengobatan dimonitor sebagai respon keadaan untuk terapy.

b.Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit dan prosedur perawatan.

Pemahaman tentang proses penyakit dan prosedur perawatan. Pendidikan

kesehatan tentang penyebab osteomalasia dan pendekatan untuk pengawasan

penyakitnya. Pasien dianjurkan untuk diet sumber kalsium dan vitamin D

(susu, sereal, telur dan hati ayam). Dosis yang tinggi dari vitamin D dapat

menjadi racun dan faktor penunjang untuk terjadinya hypercalsemia, yang

terpenting adalah memonitor tekanan rata-rata serum kalsium.

Aktifitas diluar yang dilakukan adalah berjemur dibawah sinar matahari untuk

mendapatkan sinar ultraviolet pada kulit. Dimana target penting dan

dibutuhkan untuk memproduksi vitamin D dalam tubuh.

c.Gangguan konsep diri berhubungan dengan pembengkakan pada kaki, cara

berjalan loyo/lemah, dan deformitas spinal.

Peningkatan konsep diri. Untuk membangun sebuah hubungan kepercayaan

pasien dalam hubungannnya dengan pelayanan perawat. Pasien diajak

berdiskusi tentang body image dan metode koping yang efektif. Pasien diberi

kesempatan untuk mengenal dan mengungkapkan perasaannya dan

dimasukkan dalam rencana keperawatan sesuai masalahnya.

Menciptakan partisipasi aktif pasien dan perawat dalam rangka mengontrol

diri dan perasaannya untuk membantu memecahkan masalah pasien.

6
Interaksi sosial membantu penerimaan klien akan keadaannya yang telah

mengalami perubahan.

5.Evaluasi

Hasil yang diharapkan :

a.Pemahaman tentang proses penyakit dan prosedur perawatan.

1.)Pasien mengetahui proses perjalanan penyakit dan prosedur perawatan.

2.)Penggunaan sesuai kebutuhan terapy calsium dan vitamin D.

3.)Menjemur dibawah sinar matahari.

4.)Memonitor rata-rata serum kalsium untuk kelanjutan kesembuhan penyakit.

5.)Selalu follow up tentang semua ketetapan perawatan kesehatan.

b.Mencapai pengurangan rasa nyeri.

1.)Pasien melaporkan adanya perasaan nyaman.

2.)Pasien melaporkan berkurangnya kelemahan tulang.

c.Menunjukkan peningkatan konsep diri.

1.)Menunjukkan saling percaya dalam percakapan pasien – perawat.

2.)Peningkatan tingkat aktivitas

3.)Peningkatan interaksi sosial

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang dikarakteristikkan

oleh kurangnya mineral dari tulang (menyerupai penyakit yang menyerang anak-anak

yang disebut rickets) pada orang dewasa, Penyebabnya ditandai dengan keadaan

kekurangan vitamin D (calcitrol), Umumnya gejala yang memperberat dari

osteomalasia adalah nyeri tulang dan kelemahan. Sebagai akibat dari defisiensi

kalsium, biasanya terdapat kelemahan otot, pasien kemudian nampak terhuyung-

huyung atau cara berjalan loyo/lemah. Pada foto x – ray umumnya nampak

kekurangan mineral dari tulang sangat nyata. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan

lambatnya rata-rata serum kalsium dan jumlah fosfor serta kurangnya kenaikan

alkaline phosfat.

3.2 Saran

Dalam pembuatan makalah ini penulis menyarankan agar mahasiswa/i

dapat lebih mengetahui tentang osteomalaisa, etiologi, tanda dan gejala dan

pemeriksaan diagnostic serta asuhan keperawatan osteomalaisa.

8
DAFTAR PUSTAKA

Long Barbara C,(1996),Perawatan Medikal Bedah Volume 3,

Yayasan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran Bandung.

Suddarth & Brunner,(2001) Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8,

volume 2, penerbit EGC.

Vous aimerez peut-être aussi