Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Negara adalah suatu organisasi yang meliputi wilayah, sejumlah rakyat, dan
mempunyai kekuasaan berdaulat. Setiap negara memiliki sistem politik (political
system) yaitu pola mekanisme atau pelaksanaan kekuasaan. Sedang kekuasaan
adalah hak dan kewenangan serta tanggung jawab untuk mengelola tugas tertentu.
Pengelolaan suatu negara inilah yang disebut dengan sistem ketatanegaraan.
Sistem ketatanegaraan dipelajari di dalam ilmu politik. Menurut Miriam Budiardjo
(1972), politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu negara yang
menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari negara itu dan melaksanakan
tujuan-tujuan tersebut. Untuk itu, di suatu negara terdapat kebijakan-kebijakan umum
(public polocies) yang menyangkut pengaturan dan pembagian atau alokasi
kekuasaan dan sumber-sumber yang ada.
Di Indonesia pengaturan sistem ketatanegaraan diatur dalam Undang-Undang
Dasar 1945, Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang,
Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, dan Peraturan Daerah. Sedangkan
kewenangan kekuasaan berada di tingkat nasional sampai kelompok masyarakat
terendah yang meliputi MPR, DPR, Presiden dan Wakil Presiden, Menteri, MA, MK,
BPK, DPA, Gubernur, Bupati/ Walikota, sampai tingkat RT.
Lembaga-lembaga yang berkuasa ini berfungsi sebagai perwakilan dari suara
dan tangan rakyat, sebab Indonesia menganut sistem demokrasi. Dalam sistem
demokrasi, pemilik kekuasaan tertinggi dalam negara adalah rakyat. Kekuasaan
bahkan diidealkan penyelenggaraannya bersama-sama dengan rakyat.
Pada kurun waktu tahun 1999-2002, Undang-Undang Dasar 1945 telah
mengalami empat kali perubahan (amandemen). Perubahan (amandemen) Undang-
Undang Dasar 1945 ini, telah membawa implikasi terhadap sistem ketatanegaraan
Indonesia. Dengan berubahnya sistem ketatanegaraan Indonesia, maka berubah pula
susunan lembaga-lembaga negara yang ada.
Berikut ini akan dijelaskan sistem ketatanegaraan Indonesia sebelum dan
sesudah Amandemen UUD 1945.
Bahwa sesungguhnya Kemerdekaaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab
itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri-
kemanusiaan dan peri-keadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat
yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan
pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil
dan makmur.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan
luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka Rakyat Indonesia
menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam
suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan
Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusian yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia
dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi
seluruh Rakyat Indonesia.
Pembukaan UUD 1945 tidak dapat dirubah karena di dalam Pembukaan UUD
1945 terdapat tujuan negara dan pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia.
Jika Pembukaan UUD 1945 ini dirubah, maka secara otomatis tujuan dan dasar
negara pun ikut berubah.
· MPR
· MA
Mahkamah Agung (disingkat MA) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman
bersama-sama dengan Mahkamah Konstitusi dan bebas dari pengaruh cabang-
cabang kekuasaan lainnya. Mahkamah Agung membawahi badan peradilan dalam
lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan
militer, lingkungan peradilan tata usaha negara.
· BPK
· DPR
· Presiden
ü Presiden memegang posisi sentral dan dominan sebagai mandataris MPR, meskipun
kedudukannya tidak “neben” akan tetapi “untergeordnet”.
ü Presiden menjalankan kekuasaan pemerintahan negara tertinggi (consentration of
power and responsiblity upon the president).
ü Presiden selain memegang kekuasaan eksekutif (executive power), juga memegang
kekuasaan legislative (legislative power) dan kekuasaan yudikatif (judicative power).
ü Presiden mempunyai hak prerogatif yang sangat besar.
ü Tidak ada aturan mengenai batasan periode seseorang dapat menjabat sebagai
presiden serta mekanisme pemberhentian presiden dalam masa jabatannya.
· Sesudah Amandemen UUD 1945
b. DPR
Lembaga negara baru sebagai langkah akomodasi bagi keterwakilan kepentingan daerah
dalam badan perwakilan tingkat nasional setelah ditiadakannya utusan daerah dan utusan
golongan yang diangkat sebagai anggota MPR.
Keberadaanya dimaksudkan untuk memperkuat kesatuan Negara Republik Indonesia.
Dipilih secara langsung oleh masyarakat di daerah melalui pemilu.
Mempunyai kewenangan mengajukan dan ikut membahas RUU yang berkaitan dengan
otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, RUU lain yang berkait dengan kepentingan
daerah.
d. BPK
e. Presiden
Membatasi beberapa kekuasaan presiden dengan memperbaiki tata cara pemilihan dan
pemberhentian presiden dalam masa jabatannya serta memperkuat sistem pemerintahan
presidensial.
Kekuasaan legislatif sepenuhnya diserahkan kepada DPR.
Membatasi masa jabatan presiden maksimum menjadi dua periode saja.
Kewenangan pengangkatan duta dan menerima duta harus memperhatikan pertimbangan
DPR.
Kewenangan pemberian grasi, amnesti dan abolisi harus memperhatikan pertimbangan DPR.
Memperbaiki syarat dan mekanisme pengangkatan calon presiden dan wakil presiden menjadi
dipilih secara langsung oleh rakyat melui pemilu, juga mengenai pemberhentian jabatan
presiden dalam masa jabatannya.
f. Mahkamah Agung
g. Mahkamah Konstitusi
Kesimpulan
Refrensi
http://abdulhafi.wordpress.com/2008/11/22/sistem-ketatanegaraan-indonesia-
dan-pembelajarannya-di-sd/
http://senyumpelangi.wordpress.com/2009/09/17/lembaga-negara-sebelum-
dan-sesudah-amandemen-yang-ke-4/
http://nizzarrahman.blogspot.com/2009/10/sebelum-dan-sesudah-
amandemen-dewan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Pemeriksa_Keuangan
http://id.wikipedia.org/wiki/Mahkamah_Agung_Indonesia
Dengan demikian MPR kehilangan kewenangannya untuk memilih Presiden dan Wakil
Presiden, menetapkan garis-garis besar daripada haluan negara serta memberhentikan
Presiden karena pelanggaran garis-garis besar haluan negara.
KEWENANGAN DPR
Fungsi Legislasi
- Membentuk UU yang dibahas dengan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama;
- Membahas dan memberikan atau tidak memberikan persetujuan terhadap Peraturan
Pernerintah Pengganti Undang-Undang;
- Menerima dan membahas usulan RUU yang diajukan oleh DPD yang berkaitan dengan
bidang otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran, dan
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi Iainnya,
serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah dan mengikut sertakan
dalam pembahasannya dalam awal pembicaraan tingkat I;
- Mengundang DPD untuk melakukan pembahasan RUU yang diajukan oleh DPR maupun
oleh pemerintah pada awal pembicaraan tingkat I;
- Memperhatikan pertimbangan DPD atas RUU APBN dan RUU yang berkaitan dengan
pajak, pendidikan, dan agama dalam awal pembicaraan tingkat I;
Fungsi Anggaran:
- Menetapkan APBN bersama Presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPD;
- Memilih anggota BPK dengan memperhatikan pertimbangan DPD;
- Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pertanggungjawaban keuangan
negara yang disampaikan oleh BPK;
Fungsi Pengawasan:
- Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang diajukan oleh DPD terhadap
pelaksanaan UU mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan
daerah, hubungan pusat dan daerah, sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,
pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama;
- Mengajukan, memberikan persetujuan, pertimbangan/konsultasi, dan pendapat;
- Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat;
KEWENANGAN DPD
- Dapat mengajukan kepada DPR, RUU yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan
pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya serta yang berkaitan dengan
perimbangan keuangan pusat dan daerah.
- DPD ikut membahas RUU dan DAPAT melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU yang
berkaitan dengan otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran, dan
penggabungan daerah; pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,
serta perimbangan keuangan pusat dan daerah; serta memberikan pertimbangan kepada DPR
atas RUU anggaran pendapatan dan belanja Negara dan RUU yang berkaitan dengan pajak,
pendidikan dan agama.
Diposkan oleh Daeng HendrArjuna di 08.41