Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Pembangkit
Listrik
Tenaga Air
Komponen Mekanikal
Adek Tasri
Aspek Mekanikal Pembangkit Listrik Tenaga Air
Perhitungan komponen mekanikal meliputi kegiatan perkiraan nilai sejumlah variabel mekanikal PLTM
sebagai berikut:
Material Penstok
Diameter dalam penstok
Tebal dinding penstok
Gangguan PLTM terhadap biota air diusahakan seminimal mungkin. Hal ini dilakukan salah satunya
dengan mempertahankan adanya aliran air sepanjang sungai selama pengoperasian PLTM. Pada
bebarapa PLTM dan PLTMH saat ini, semua air sungai dialirkan ke turbin jika debit sungai kurang dari
debit rancangan turbin dengan maksud mempertahankan efesiensi turbin tetap tinggi. Hal tersebut tidak
dibenarkan karena akan merusak biota sungai. Untuk menjamin ketersediaan air di sungai, pada kegiatan
rancangan ini, ditentukan sejumlah debit minimal yang selalu ada disungai, sehingga biota sungai tidak
terganggu [39]. Debit tersebut dikenal dengan debit residu. Ilustrasi debit residu pada kurva FDC
digambarkan pada Gambar 1.1. Pada gambar tersebut garis penuh adalah kurva FDC yang asli sedangkan
garis putus-putus adalah kurva FDC setelah dikurangi debit residu. Kurva FDC dengan garis putus-putus
tersebut adalah kurva yang digunakan dalam kegiatan rancangan.
Jika daerah sekitar PLTM sudah mendapat suplai dari PLN, produksi listrik dari PLTM dapat disalurkan
langsung ke grid. Pembangkit jenis ini dikenal dengan pembangkit tersambung ke sistem (central-grid).
Tidak seperti pembangkit yang dibuat untuk menyediakan energi untuk daerah sekitar pembangkit
(pembangkit dengan jenis off grid/stand alone), pembangkit jenis tersambung ke sistem (central-grid) tidak
dituntut menyediakan kWh pada jumlah yang relatif tetap agar konsumen tidak kekurangan pasokan listrik.
Pembangkit jenis central-grid ditargetkan untuk menghasilkan total produksi energi tahunan sebanyak
mungkin tanpa dituntut ada batasan produksi minimal produksi daya harian seperti yang terjadi pada jenis
off grid. Karena perlu nya keterjaminan produksi energi diatas suatu harga tertentu yaitu diatas kebutuhan
energi daerah yang disuplai, debit rancangan jenis off grid biasanya dibuat pada debit yang mempunyai
kemungkinan ketersediaan tinggi yaitu sekitar 90% atau dikenal dengan Q90 pada kurva FDC. Untuk jenis
central-grid debit rancangan umumnya sekitar Q30 [39].
Untuk jenis central-grid makin banyak produksi energi makin tinggi penghasilan, namun juga butuh
investasi yang makin tinggi juga. Sehingga perlu ditentukan ditentukan nilai produksi yang paling baik
dilihat dari segi finansial. Dalam kegiatan ini acuan finansial yang digunakan adalah nilai IRR dari investasi
dan NPV. Jika NPV naik dengan dengan naik nya IRR, investasi yang terbaik adalah yang mempunyai IRR
paling tinggi, debit pada model investasi tersebut ditetapkan sebagai debit rancangan. Jika nilai NPV tidak
naik dengan naiknya IRR investsi terbaik dipilih dengan menggunakan metoda inkremental IRR.
Dalam kegiatan ini disimulasikan tiga macam investasi PLTM dimana satu dengan lainya hanya berbeda
dalam nilai debit rancangan. Nilai debit dengan persentasi ketersediaan 30%, 60% dan 90% digunakan
dalam simulasi.
Turbin dipilih berdasarkan pada nilai Head dan Debit yang digunakan, disamping beberapa faktor lain yang
juga dipertimbangkan yaitu: fluktuasi debit, efesiensi, putaran, kavitasi dan biaya. Kurva Debit terhadap
Head untuk bermacam jenis turbin didapat dengan mensubstitusi variabel putaran dalam persamaan
putaran spesifik dengan persamaan untuk putaran optimum turbin, dihasilkan kurva seperti pada Gambar
1.3.
Gambar 1.3 Kurva Debit terhadap Head untuk sejumlah jenis turbin [43]
Dengan menggunakan kurva pada Gambar 1.3, pemilihan turbin dapat dilakukan jika Debit dan Head
diketahui. Namun ada sejumlah daerah overlapping pada Gambar 1.3 tersebut, dimana lebih dari satu
jenis turbin mungkin digunakan untuk Head dan Debit yang tersedia. Turbin yang dipilih diutamakan turbin
yang mempunyai perubahan efesiensi yaang relatif kecil pada perubahan debit aliran (Gambar 1.4),
sehingga turbin dapat dipertahankan beroperasi pada efesinsi tinggi. Hal tersebut sangat penting pada
pembangkit jenis Run of River yng rentan tehadap fluktuasi debit. Namun demikian, perlu juga
dipertimbangkan putaran spesifik turbin, karena untuk tiap turbin ada daerah batas putaran spesifik yang
diizinkan agar turbin bekerja dengan efesiensi yang baik.
Pertimbangan ekonomi juga seringkali digunakan sebagai pertimbangan utama dalam memilih kecepatan
spesifik disamping jumlah turbin dan jenis turbin. Untuk Head dan daya keluaran tertentu, ukuran peralatan
berkurang dengan peningkatan kecepatan spesifik. Makin kecil ukuran turbin makin, makin kecil juga
ukuran power house sehingga biaya pembangunan makin murah. Namun demikian, makin tinggi
kecepatan spesifik makin rentan turbin terhadap masalah seperti getaran dan kavitasi.
Tabel 1.5. Nilai konstanta K
Nilai K
Jenis turbin
[Ft.hp] [m.kW]
Kaplan 1250 2625
Propeler 1150 2415
Francis 1050 2205
Pelton 200 420
Kecepatan turbin ditentukan dari data kecepatan spesifik, head dan debit dengan mempertimbangkan
ketersediaan generator pada putaran tersebut dipasaran.
Karena perubahan nilai putaran turbin, kecepatan spesifik selanjutnya dihitung ulang dengan dengan
menggunakan data kecepatan turbin dari persamaan
NP 0.5
Ns (1.6)
H 1.25
Diameter runner turbin Francis, turbin Propeler, atau diameter pich turbin Pelton dihitung dari persamaan
berikut:
84.47H 0.5
D (1.7)
N
adalah ratio kecepatan pada runner yang dihitung sebagai berikut:
Turbin Francis:
0.023N s2 / 3
Turbin Propeler:
0.0258N s2 / 3
Turbin Pelton:
0.46
Posisi turbin reaksi (Propeler dan Francis) terhadap muka air pada tail race dihitung dari persamaan
berikut:
H s H a H V H (1.8)
dimana Ha,, Hv, H dan adalah berturut-turut head tekanan admosfir, head tekanan uap air, head turbin
dan koefisien kavitasi.
N s1.6
(1.9)
29000
Ada beberapa pertimbangan yang digunakan pada pemilihan pipa pesat yaitu; material, diameter, tebal
dinding, jenis sambungan dan biaya. Jika diameter pipa pesat dipilih kecil, biaya pipa, biaya konstruksi dan
perawatan mungkin murah tapi rugi energi dalam bentuk rugi head bertambah besar, sebaliknya jika
diameter pipa pesat dipilih lebih besar, rugi energi karena rugi aliran akan kecil namun biaya pembangunan
akan mahal. Diameter pipa pesat yang terbaik adalah diameter yang mempunyai total rugi energi dan biaya
pembangunan yang paling rendah dengan syarat rugi aliran tidak lebih dari 4%. Nilai 4% adalah nilai
terbaik seperti yang didapat dari pengalaman para praktisi PLTM di Eropa. Persamaan untuk menghitung
diameter optimal pipa pesat yang digunakan adalah persamaan dari Falbusch [22]
D = diamater [m]
Q = Debit [m3/s]
H = Head [m]
Dalam banyak kasus diameter yang didapat dari hitungan diatas tidak tersedia dipasaran, sehingga
diperlukan sejumlah koreksi jika hal ini terjadi.
Tebal minimum pipa pesat dihitung berdasarkan beban tekanan dalam pipa:
PD
e e1 (1.12)
2k
P adalah tekanan yang dialami pipa yang berasal dari tekanan hidrostatik dan tekanan transien karena
water hammer, adalah tegangan maksimum yang dibolehkan pada pipa, k adalah efesiensi las, e1
pengurangan ketebalan karena korosi.
Dalam penentuan tebal penstok, dipertimbangkan juga bahwa pipa harus cukup kaku untuk mencegah
deformasi selama pemasangn dan pemakaian. ASME memberikan nilai tebal minimal untuk mengatasi
masalah deformasi ini sebagai berikut:
K/
c (1.15)
KD
1
Et
dimana : K = modulus curah air [N/m3]
= Masa jenis air [kg/m3]
D = diameter dalam pipa pesat [mm]
t = tebal pipa pesat [mm]
E = modulus bahan pipa pesat [N/m3]
Jika waktu penutupan lebih besar dari waktu kritis tekanan transien dihitung dengan persamaan Allievi:
N N2
P Pstatik N (1.16)
2 4
LV 2
N (1.17)
Pstatikt
dimana : Pstatik = Head [m]
V = Kecepatan air dalam pipa [m/s]
L = Panjang pipa [m]
T = waktu penutupan katup [detik]
= Masa jenis air [kg/m3]
Jika waktu penutupan lebih besar dari 10 kali waktu kritis tekanan transien diabaikan.