Vous êtes sur la page 1sur 2

1.

Definisi
Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih
dari 3 kali per hari) serta perubahan dalam isi (lebih dari 200 gram per hari dan
konsistensi (feces cair). Pada definisi ini jelas menyebutkan frekuensi diare terjadi
lebih dari 3 kali dalam sehari (Smeltzer, 2000).
Diare juga merupakan keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada
bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer dapat berwarna
hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja (WHO, 1980).
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan
konsistensi lembek atau cair, dan frekuensinya lebih dari 3 kali (Koes Irianto).
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi
feses melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar (BAB)
lebih banyak dari biasanya (lazimnya 3 kali atau lebih dalam sehari) (Depkes RI
2003).
Diare merupakan keadaan dimana seseorang menderita mencret-mencret.
Tinjanya encer, dapat bercampur darah dan lendir kadang disertai muntah-muntah.
Sehingga diare dapat menyebabkan cairan tubuh terkuras keluar melalui tinja. Bila
penderita diare banyak sekali kehilangan cairan tubuh maka hal ini dapat
menyebabkan kematian terutama pada bayi dan anak-anak usia di bawah lima tahun
(Ummuauliya, 2008).
Diare adalah dimana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang
terus-menerus dengan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air yang
berlebihan.
Dengan demikian, secara umum berdasarkan beberapa definisi diare dapat
disebutkan bahwa diare adalah penyakit yang ditandai dengan buang air besar yang
sering melebihi keadaan biasanya dengan konsistensi tinja yang melembek sampai
cair dengan atau tanpa darah dan lendir.

2. Etiologi
1. Faktor infeksi :
Infeksi virus (rotavirus adenovirus, Enterovirus)
Bakteri (Salmonella, E. Coli, Vibrio)
Parasit (Protozoa, E. Histolytica, Balantidium coli)
Cacing perut (Ascariasis, Tichuris, Stongyloides dan jamur Candida Albicans)
2. Faktor malabsorbsi : karbohidrat (intoleransi laktosa), lemak atau protein
3. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan, terlampau
banyak lemak, sayuran dimasak kurang matang
4. Immunodefisiensi
5. Faktor psikologis : rasa takut, cemas
6. Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-
anak)
Penyebab tidak langsung :

1. Hygiene dan sanitasi


2. Perilaku masyarakat
3. Lingkungan hidup, rumah, iklim
4. Kasus infeksi yang tinggi
5. Kekurangan enzim
6. Pendidikan dan sosio ekonomi

Vous aimerez peut-être aussi