Vous êtes sur la page 1sur 3

RESUME OBSERVASI LAPANGAN

Hari 1
PT. Sapta Indra Sejati pada area pit penambangan mereka yang berdekatan
dengan wilayah izin kerjanya PT. Pertamina Tanjung, mereka mencoba
melakukan pengurangan Ground Vibration (getaran tanah) dari peledakan untuk
menghidari terjadi kerusakan (pipa, bangunan) yang diakibatkan oleh getaran
tanah tersebut. Adapun solusi yang dipilih untuk mengatasi ground vibration yaitu
dengan mengurangi berat isian bahan ledak pada kolom isian, sesuai dengan
persamaan :

−1.5
d
( )
V =100 0.5
w

Jadi nilai w merupakan berat bahan isian bahan peledak yang akan diisikan
ke kolom isian, akan tetapi berat isian bahan peledak akan berbanding lurus
dengan diameter lubang ledak, burden, spasi, stemming, dll (geometri peledakan).
Namun pengurangan dari bahan peledak agar tidak terjadi perubahan dari
parameter awal yang sudah di desain, terutama pada parameter stemmingnya,
untuk itu mereka menggunakan rock lock yaitu berfungsi sebagai stemming block
pada kegiatan peledakan sehingga dapat mengurangi stemming injection. Pada
saat peledakan dilakukan energi dari hasil peledakan akan ditahan/diredam oleh
rock block, sehingga energi hasil peledakan akan bergerak ke bidang
bebas/kesamping terlebih dahulu, sehngga energi dapat maksimal didistribusikan
ke samping.

Hari 2

Line Drilling

Line drilling menyediakan suatu bidang lemah untuk dimana batuan akan
hancur. Lubang bor line drilling membantu memantulkan shock wave,
mengurangi efek shattering (kehancuran) batuan diluar batas pinggir (perimeter).
Lubang bor line drilling, biasanya meningkatkan biaya pemboran, jangan
melebihi diameter 3 inchi (76 mm) dan diberi jarak spasi 1-4 kali diameter lubang.
Tergantung pada kondisi batuan. Formasi batuan dengan peristiwa patahan dan
bidang lemah yang besar membutuhkan jarak (spasi) lubang bor line drilling
rapat. Pada formasi batuan homogen yang kuat (massive), lubang bor line drilling
dapat dibuat dengan spasi melebihi 4 kali diameter
lubang bor.
Lubang bor line drilling tidak diisi bahan peledak, dan lubang bor bantalan
(buffer holes) dapat diisi bahan peledak agak kurang dan spasi lebih rapat
daripada lubang ledak yang lainnya. Lebar daerah bantalan (buffer zone) 0,5-0,75
kali jarak burden lubang bor produksi. Spasi pada buffer zone kira-kira 0,75 kali
burden normal, dan hanya diisi setengah bahan peledak dari pengisian normal di
dalam lubang bor. Dalam hal ini lubang bor pada baris buffer zone sebaiknya
distribusi bahan peledak seluruhnya diisi dengan teknik deck, dengan detonating
cord.
Line drilling sangat membutuhkan banyak lubang bor dibandingkan metode
lainnya. Juga, metode line drilling sangat tidak efektif pada formasi batuan yang
tidak homogen. Pada formasi batuan tersebut banyak terdapat bidang perlapisan
(bedding), lipatan (jointing), dan seam; line drilling tidak efektif
menghalangi/menahan bidang lemah (alami) yang memenjang sampai ke dinding
akhir.
Dengan tidak mengisi bahan peledak pada luang bor spasi rapat pada
kondisi geologi tertentu dapat bertindak sebagai konsentrator tegangan atau crack
guides untuk menyebabkan crack antara lubang bor. Line drilling yang tidak diisi
bahan peledak kadang-kadang digunakan pada sudut (corner) yang sulit untuk
mengarahkan crack dari presplit ke dlam bentuk sudut tertentu. Line drillng juga
digunakan antara presplit atau lubang tembak trimblasting untuk menolong
mengarahkan crack antara lubang bor yang diisi. Pada material geologi yang
rumit,
dilakukan dengan menjaga konsentrasi fracture pada bidang lemah (alami)
daripada bidang lemah yang terbentuk akibat pemboran line drilling.
Line drilling akan lebih efektif bila sebagian besar lubang bor produksi
sudah diledakkan, mengurangi tumpukan material di depan bidang bebas untuk
memberikan ruang yang cukup untuk peledakan (penggunaan delay panjang pada
baris terakhir). Hal ini akan mengurangi tekanan balik (back pressure) dari
ledakan, dengan cara memantulkan gelombang tekan.

Vous aimerez peut-être aussi