Vous êtes sur la page 1sur 16

CATIROID

Kanker tiroid merupakan neoplasma sistem endokrin yang


terbanyak dijumpai. Berdasarkan dari “Pathological Based
Registration” di Indonesia kanker tiroid merupakan kanker
dengan insidensi tertinggiurutan ke sembilan. Penanganan
pertama untuk suatu kanker adalah kesempatan terbaik untuk
pasien mencapaitingkat “kesembuhan” optimal. Karsinoma
tiroid termasuk kelompok penyakit keganasan dengan prognosis
relatif baik namun perjalanan klinisnya sukar diramalkan. Klien
dengan Ca Tiroid mengalami stres dan kecemasan yang tinggi.
Perawat memperoleh data dasar klien berdasarkan tingkat
pengetahuannya mengenai penyakit, coping skills dan dari
hubungan keluarga. Perawat menganjurkan klien untuk
mengungkapkan rasatakutnya dan mendiskusikan penyakitnya.

A. DEFENISI
Kanker tiroid adalah suatu keganasan pada tiroid yang memiliki
4 tipe yaitu: papiler, folikuler,anaplastik dan meduler.Kanker
tiroid jarang menyebabkan pembesaran kelenjar, lebih sering
menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul) dalam
kelenjar.Sebagian besar nodul tiroid bersifat jinak, biasanya
kanker tiroidbisa disembuhkan. Kanker tiroid sering kali
membatasi kemampuan menyerap yodium dan membatasi
kemampuan menghasilkan hormon tiroid, tetapi kadang
menghasilkan cukup banyak hormon tiroid
sehingga terjadi hipertiroidisme.

B. ETIOLOGI
Etiologi dari penyakit ini belum pasti, yang berperan khususnya
untuk terjadi well differentiated (papiler dan folikuler) adalah
radiasi dan goiter endemis, dan untuk jenis meduler adalah
factor genetic. Belum diketahui suatu karsinoma yang berperan
untuk kanker anaplastik dan meduler. Diperkirakan
kanker jenis anaplastik berasal dari perubahan kanker tiroid
berdiferensia baik (papiler dan folikuler), dengan kemungkinan
jenis folikuler dua kali lebih besar. Radiasi merupakan salah satu
faktor etiologi kanker tiroid. Banyak kasus kanker pada anak-
anak sebelumnya mendapat radiasi pada kepala dan leher karena
penyakit lain. Biasanya efek radiasi timbul setelah 5-25 tahun,
tetapi rata-rata 9-10 tahun. Stimulasi TSH yang lama juga
merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid. Faktor resiko
lainnya adalah adanya riwayat keluarga yang menderita kanker
tiroid dan gondok menahun.

C. PATOFISIOLOGI
Neoplasma tiroid sering timbul sebagai pembesaran tiroid yang
diskret. Kadang-kadang mirip goiter noduler jinak. Nodule-
nodule tiroid dapat diraba, kebanyakan nodule tersebut jinak,
namun beberapa nodule goiter bersifat karsinoma.Untuk
menentukan apakah nodule tiroid ganas atau tidak, harus dinilai
factor-faktor resiko dan gambaran klinis massa tersebut, dan
harus dilakukan beberapa pemeriksaan laboratorium. Karsinoma
tiroid biasanya kurang menangkap yodium radioaktif
dibandingkan kelenjar tiroid normal yang terdapat
disekelilingnya. Dengan cara scintiscan. nodule akan tampak
sebagai suatu daerah dengan pengambilan yodium radioaktif
yang berkurang, Tehnik yang lain adalah dengan echografi tiroid
untuk membedakan dengan cermat massa padat dan massa
kistik. Karsinoma tiroid biasanya padat, sedangkan massa kistik
biasanya merupakan kista jinak. Karsinoma tiroid harus
dicurigai berdasarkan tanda klinis jika hanya ada satu nodul
yang teraba, keras,
tidak dapat digerakkan pada dasarnya dan berhubungan dengan
limfadenopati satelit. Kanker Tiroid secara klinis dapat
dibedakan menjadi suatu kelompok besar neoplasma
berdiferensiasi baik dengan kecepatan pertumbuhan yang lambat
dan kemungkinan penyembuhan yang tinggi, dan suatu
kelompok kecil tumor anaplastik dengan kemungkinan fatal.

D. KLASIFIKASI
Klasifikasi Karsinoma Tiroid menurut WHO:
1. Tumor epitel maligna
 Karsinoma folikulare
 Karsinoma papilare
 Campuran karsinoma folikulare-papilare
 Karsinoma anaplastik ( undifferentiated )
 Karsinoma sel skuamosa
 Karsinoma Tiroid medulare
2. Tumor non-epitel maligna
 Fibrosarkoma
 Lain-lain
3. Tumor maligna lainnya
 Sarkoma
 Limfoma maligna
 Haemangiothelioma maligna
 Teratoma maligna
4. Tumor sekunder dan unclassified tumors
Menurut WHO, tumor epitel maligna tiroid dibagi menjadi:
1.Karsinoma Folikuler.
2.Karsinoma Papilar.
3.Karsinoma Medular.
4.Karsinoma berdiferensiasi buruk (Anaplastik).
Menurut Mc Kenzi (1971), ada 4 tipe jaringan karsinoma tiroid
yang berbeda yang dipakai untuk
pelaksanaan sehari-hari, yaitu:
1. Karsinoma Tiroid Papilar.
2. Karsinoma Tiroid Folikular.
3. Karsinoma Tiroid Medular.
4. Karsinoma Tiroid Anaplastik.
Manifestasi klinik awal dari karsinoma tiroid adalah berbentuk
menyendiri dan suatu nodul dikelenjar tiroid yang tidak
menimbulkan rasa sakit. Tanda dan gejala tambahan tergantung
pada ada tidaknya metastase serta lokasi metastase (penyebaran
sel kanker) itu sendiri.

1. KARSINOMA PAPILAR
Merupakan tipe kanker tiroid yang sering ditemukan, banyak
pada wanita atau kelompok usia diatas 40 tahun. Karsinoma
Papilar merupakan tumor yang perkembangannya lambat dan
dapat muncul bertahun- tahun sebelum menyebar ke daerah
nodes limpa. Ketika tumor terlokalisir di kelenjar tiroid,
prognosisnya baik apabila dilakukan tindakan Tiroidektomi
parsial atau total.

2. KARSINOMA FOLIKULAR
Terdapat kira-kira 25 % dari seluruh karsinoma tiroid yang ada,
terutama mengenai kelompok usia diatas 50 tahun. Menyerang
pembuluh darah yang kemudian menyebar ke tulang dan
jaringan paru. Jarang menyebar ke daerah nodes limpa tapi dapat
melekat/menempel di trakea, otot leher, pembuluh darah besar
dan kulit, yang kemudian menyebabkan dispnea serta disfagia.
Bila tumor mengenai,
“The Recurrent Laringeal Nerves”, suara klien menjadi serak.
Prognosisnya baik bila metastasenya masih sedikit pada
saat diagnosa ditetapkan.

3. KARSINOMA MEDULAR
Timbul di jaringan tiroid parafolikular. Banyaknya 5 – 10 % dari
seluruh karsinoma tiroid dan umumnya mengenai orang yang
berusia diatas 50 tahun. Penyebarannya melewati nodes limpa
dan menyerang struktur di sekelilingnya. Tumor ini sering
terjadi dan merupakan bagian dari Multiple Endocrine
Neoplasia (MEN) Tipe II yang juga bagian dari penyakit
endokrin, dimana terdapat sekresi yang berlebihan dari
kalsitonin, ACTH, prostaglandin dan serotonin.

4. KARSINOMA ANAPLASTIK
Merupakan tumor yang berkembang dengan cepat dan luar biasa
agresif. Kanker jenis ini secara langsung menyerang struktur
yang berdekatan, yang menimbulkan gejala seperti:
 Stridor (suara serak/parau, suara nafas terdengar nyaring)
 Suara serak
 Disfagia
Prognosisnya jelek dan hampir sebagian besar klien meninggal
kira-kira 1 tahun setelah diagnosa ditetapkan. Klien dengan
diagnosa karsinoma anaplastik dapat diobati dengan
pembedahan paliatif, radiasi
dan kemoterapi.

E. GAMBARAN KLINIS
Kecurigaan klinis adanya karsinoma tiroid didasarkan pada
observasi yang dikonfirmasikan dengan
pemeriksaan patologis dan dibagi dalam kecurigaan tinggi,
sedang dan rendah. Yang termasuk kecurigaan tinggi adalah:
 Riwayat neoplasma endokrin multipel dalam keluarga.
 Pertumbuhan tumor cepat.
 Nodul teraba keras.
 Fiksasi daerah sekitar.
 Paralisis pita suara.
 Pembesaran kelenjar limpa regional.
 Adanya metastasis jauh.
Kecurigaan sedang adalah:
 Usia < 20 tahun atau > 60 tahun.
 Riwayat radiasi leher.
 Jenis kelamin pria dengan nodul soliter.
 Tidak jelas adanya fiksasi daerah sekitar.
 Diameter lebih besar dari 4 cm dan kistik.
Kecurigaan rendah adalah: tanda atau gejala diluar/selain yang
disebutkan diatas. Secara klinis karsinoma tiroid dibagi menjadi
kelas-kelas, yaitu:
I. Infra Tiroid.
II. Metastasis Kelenjar Limpa Leher.
III. Invasi Ekstra Tiroid.
IV. Metastasis Jauh.
Gejala klinis yang dijumpai dapat berupa penekanan organ
sekitar, gangguan dan rasa sakit waktu menelan, sulit
benafas, suara serak, limfadenopati leher serta dapat terjadi
metastasi jauh. Paling sering ke paru-paru, tulang
dan hati.
F. KLASIFIKASI KLINIK
T-Tumor Primer
Tx : Tumor primer tidak dapat dinilai
T0 : Tidak didapat tumor primer
T1 : Tumor dengan ukuran terbesar 2cm atau kurang masih
terbatas pada tiroid
T2 : Tumor dengan ukuran terbesar lebih dari 2 cm tetapi tidak
lebih dari 4 cm masih terbatas pada tiroid
T3 : Tumor dengan ukuran terbesar lebih dari 4 cm masih
terbatas pada tiroid atau tumor ukuran berapa saja dengan
ekstensi ekstra tiroid yang minimal (misalnya ke otot
sternotiroid atau jaringan lunak peritiroid
T4a : Tumor telah berkestensi keluar kapsul tiroid dan
menginvasi ke tempat berikut : jaringan lunak, subkutan, laring,
trakhea, esofagus, n.laringeus recurren
T4b : Tumor menginvasi fasia prevertebra, pembuluh
mediastinal atau arteri karotis
T4a*(karsinoma anaplastik) Tumor (ukuran berapa saja) masih
terbatas pada tiroid
T4b*(karsinoma anaplastik) Tumor (ukuran berapa saja)
berekstensi keluar kapsul tiroid
Catatan :
Tumor multifokal dari semua tipe histologi harus diberi tanda
(m) (ukuran terbesar menentukan klasifikasi), contoh : T2(m)
Semua karsinoma tiroid anaplastik/undifferentiated termasuk T4
Karsinoma anaplastik intratiroid – resektabel secara bedah
Karsinoma anaplastik ekstra tiroid irresektabel secara bedah
N Kelenjar Getah Bening Regional
Nx Kelenjar Getah Bening tidak dapat dinilai
N0 Tidak didapat metastasis ke kelenjar getah bening
N1 Terdapat metastasis ke kelenjar getah bening
N1a Metastasis pada kelenjar getah bening cervical Level VI
(pretrakheal dan paratrakheal, termasuk prelaringeal dan
Delphian)
N1b Metastasis pada kelenjar getah bening cervical unilateral,
bilateral atau kontralateral atau ke
kelenjar getah bening mediastinal atas/superior
M Metastasis jauh
Mx Metastasis jauh tidak dapat dinilai
M0 Tidak terdapat metastasis jauh
M1 Terdapat metastasis jauh
Terdapat empat tipe histopatologi mayor :
- Papillary carcinoma (termasuk dengan fokus folikular)
- Follicular carcinoma (termasuk yang disebut dengan Hürthle
cell carcinoma)
- Medullary carcinoma
- Anaplastic/undifferentiated carcinoma
STADIUM KLINIS
Karsinoma Tiroid Papilare atau Folikulare Umur < 45 th
Stadium I Tiap T Tiap N M0
Stadium II Tiap T Tiap N M
Papilare atau Folikulare umur > 45tahun dan Medulare
Stadium I T1 N0 M0
Stadium II T2 N0 M0
Stadium III T3 N0 M0
T1,T2,T3 N1a M0
Stadium IVA T1,T2,T3 N1b M0
T4a N0,N1 M0
Stadium IVB T4b Tiap N M0
Stadium IVC Tiap T Tiap N M1
Anaplastik/Undifferentiated (Semua kasus stadium IV)
Stadium IVA T4a Tiap N M0
Stadium IVB T4b Tiap N M0
Stadium IVC TiapT TiapN M1

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan laboratorium
 Human thyroglobulin, suatu penanda tumor (“tumor marker”)
untuk keganasan tiroid; jenis yang
berdiferensiasi baik, terutama untuk follow up.
 Pemeriksaan kadar FT4 dan TSHS untuk menilai fungsi tiroid
 Kadar calcitonin hanya untuk pasien yang dicurigai karsinoma
meduler.
2. Pemeriksaan radiologis
 Dilakukan pemeriksaan foto paru posteroanterior, untuk
menilai ada tidaknya metastasis. Foto
polos leher antero-posterior dan lateral dengan metode ”soft
tissue technique” dengan posisi leher
hiperekstensi, bila tumornya besar. Untuk melihat ada tidaknya
mikrokalsifikasi.
 Esofagogram dilakukan bila secara klinis terdapat tanda-tanda
adanya infiltrasi ke esofagus.
 Pembuatan foto tulang dilakukan bila ada tanda-tanda
metastasis ke tulang yang bersangkutan.
3. Pemeriksaan ultrasonografi
Diperlukan untuk mendeteksi nodul yang kecil atau nodul di
posterior yang secara klinis belum dapat
dipalpasi. Disamping itu dapat dipakai untuk membedakan
nodul yang padat dan kistik serta dapat
dimanfaatkan untuk penuntun dalam tindakan biopsi aspirasi
jarum halus.
4. Pemeriksaan sidik tiroid
Pemeriksaan sidik tiroid : bila nodul menangkap jodium lebih
sedikit dari jaringan tiroid yang normal disebut nodul dingin
(cold nodule), bila sama afinitasnya maka disebut nodul hangat
(warm nodule) dan bila afinitasnya lebih maka disebut nodul
panas (hot nodule). Karsinoma tiroid sebagian besar adalah
nodule dingin. Sekitar 10 – 17 % struma dengan nodule dingin
ternyata adalah suatu keganasan. Bila akan dilakukan
pemeriksaan sidik tiroid maka obat-obatan yang mengganggu
penangkapan jodium oleh tiroid harus dihentikan selama 2 – 4
minggu sebelumnya. Pemeriksaan sidik tiroid ini tidak mutlak
diperlukan, jika tidak ada fasilitasnya, tidak usah dikerjakan
5. Pemeriksaan sitologi melalui biopsi aspirasi jarum halus
(BAJAH) Keberhasilan dan ketepatan pemeriksaan Bajah
tergantung dari 2 hal yaitu: Faktor kemampuan
pengambilan sampel dan faktor ketepatan interpretasi oleh
seorang sitolog sehingga angka akurasinya
sangat bervariasi. Ketepatan pemeriksaan sitologi untuk kanker
tiroid anaplastik, medulare dan papilare hampir
mendekati 100% tetapi untuk jenis folikulare hampir tidak dapat
dipakai karena gambaran sitologi
untuk adenomatous goiter, adenoma folikuler dan adeno
karsinoma folikuler adalah sama, tergantung
dari gambaran invasi ke kapsul dan vaskular yang hanya dapat
dilihat dari gambaran histopatologi.
6. Pemeriksaan Histopatologi
 Merupakan pemeriksaan diagnostik utama jaringan diperiksa
setelah dilakukan tindakan lobektomi atau isthmolobektomi
 Untuk kasus inoperabel, jaringan yang diperiksa diambil dari
tindakan biopsi insisi
Secara klinis, nodul tiroid dicurigai ganas apabila:
 Usia dibawah 20 tahun atau diatas 50 tahun
 Riwayat radiasi daerah leher sewaktu kanak-kanak
 Disfagia, sesak nafas perubahan suara
 Nodul soliter, pertumbuhan cepat, konsistensi keras
 Ada pembesaran kelenjar getah bening leher
 Ada tanda-tanda metastasis jauh.

H. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Therapi Radiasi (Chemotherapi)
2. Operasi: Pengangkatan Kelenjar tiroid baik sebagian
(Tiroidectomi Partial), maupun seluruhnya (Tiroidectomi Total)
Peran perawat adalah dalam penatalaksanaan Pre-Operatif, Intra
Operatif dan Post Operasi
a. Penatalaksanaan Pre Operasi yang perlu dipersiapkan adalah
sebagai berikut;
(1) Inform Concern (Surat persetujuan operasi) yang telah
ditandatangani oleh penderita atau penanggung jawab penderita
2) Keadaan umum meliputi semua system tubuh terutama
system respiratori dan cardiovasculer
3) Hasil pemeriksaan / data penunjang serta hasil biopsy
jaringan jika ada
4) Persiapan mental dengan suport mental dan pendidikan
kesehatan tentang jalannya operasi oleh perawat dan support
mental oleh rohaniawan
5) Konsul Anestesi untuk kesiapan pembiusan
6) Sampaikan hal-hal yang mungkin terjadi nanti setelah
dilakukan tindakan pembedahan terutama jika dilakukan
tiroidectomi total berhubungan dengan minum suplemen
hormone tiroid seumur hidup.
b. Penatalaksanaan Intra Operasi
Peran perawat hanya membantu kelancaran jalannya operasi
karena tanggung jawab sepenuhnya
dipegang oleh Dokter Operator dan Dokter Anesthesi.
c. Penatalaksanaan Post Operasi (di ruang sadar)
1) Observasi tanda-tanda vital pasien (GCS) dan jaga tetap stabil
2) Observasi adanya perdarahan serta komplikasi post operasi
3) Dekatkan peralatan Emergency Kit atau paling tidak mudah
dijangkau apabila sewaktu-waktu dibutuhkan atau terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan .
4) Sesegera mungkin beritahu penderita jika operasi telah selesai
dilakukan setelah penderita sadar dari pembiusan untuk lebih
menenangkan penderita
5) Lakukan perawatan lanjutan setelah pasien pindah ke ruang
perawatan umum
> DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan yang mungkin timbul:
DIAGNOSA PRE OPERASI:
1. Ansietas berhubungan dengan faktor kurang pengetahuan
tentang kejadian pra operasi dan pasca operasi, takut tentang
beberapa aspek pembedahan.
Tujuan : Klien mengungkapkan ansietas berkurang/hilang.
Kriteria evaluasi: Klien melaporkan lebih sedikit perasaan
gugup, mengungkapkan pe-mahaman tentang
kejadian pra operasi dan pasca operasi, postur tubuh riileks.
Rencana Tindakan:
INTERVENSI RASIONAL
1. Jelaskan apa yang terjadi selama periode pra operasi
dan pasca operasi, termasuk test laboratorium pra op,
persiapan kulit, alasan status puasa, obat-obatan pre op,
aktifitas area tunggu, tinggal diruang pemulihan dan
Pengetahuan tentang apa yang diperlukan
membantu mengurangi ansietas & meningkatkan kerjasama
klien selama pemulihan, mempertahankan kadar analgesik
2. Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan
ketakutan berkaitan dengan diagnosis kanker yang baru saja
diterima, masalah potensial ketidak pastian masa depan.
Tujuan:
- Klien dan keluarga dapat beradaptasi secara konstruktif
terhadap krisis.
- Klien dan keluarga mampu mengkomunikasikan secara
terbuka dan efektif diantara anggota keluarga.
Kriteria:
- Sering mengungkapkan perasaan terhadap perawat/dokter.
- Berpartisipasi dalam perawatan anggota keluarga yang sakit.
- Mempertahankan sistem fungsional saling mendukung antar
tiap anggota keluarga.

Diagnosa Post Operasi


1. Bersihan Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
obstruksi akibat adanya perdarahan atau
edem pada tempat pembedahan, kerusakan saraf laringeal atau
luka pada kelenjar paratiroid.
Tujuan:
- Paru-paru klien bersih.
- Pola nafas klien berada dalam batas normal.
- Klien dapat berbicara dengan suara biasa
2. Nyeri berhubungan dengan tiroidektomi.
Tujuan : Nyeri berkurang/hilang.
Kriteria: Menyangkal nyeri, tidak ada rintihan, ekspresi wajah
rileks.
3. Resiko tinggi terhadap komplikasi berhubungan dengan
tiroidektomi, edema pada dan sekitar insisi, pengangkatan tak
sengaja dari para tiroid, perdarahan dan kerusakan saraf
laringeal.Tujuan: Tidak terjadi komplikasi sampai klien pulang
ke rumah (hari ke-7 – 10 post op). Kriteria : Tidak ada
manifestasi dari perdarahan yang hebat, hiperkalemia, kerusakan
saraf laringealobstruksi jalan nafas, ketidak seimbangan hormon
tiroid dan infeksi.
4. Resiko tinggi terhadap penatalaksanaan pemeliharaan di
rumah berhubungan dengankurang pengetahuan tentang
perawatan di rumah.
Tujuan : Klien mampu memenuhi rencana pemeliharaan
dirumah.
Kriteria: Klien mengungkapkan pemahaman tentang instruksi
pulang, melakukan latihan dengan benar,
mengungkapkan kepuasan dengan rencana perawatan dirumah
DAFTAR PUSTAKA
Doenges Marlyn E, Moorhouse Mary Frances, Geissler Alice C. 1999.
Pedoman AsuhanKeperawatan Edisi ke-3
. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.Price Sylvia A, Wilson Lorraine M. 1995.
Patifosiologi Edisi ke-4 Buku ke II
. Jakarta : BukuKedokteran EGC.Smeltzer C. Suzanne, Brunner &
Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,Jilid 3
. Jakarta : EGC.
LAPORAN PENDAHULUAN CA THYROID

SYARIFUDDIN
16.16.050
CI LAHAN CI INSTITUSI

AKPER BULUKUMBA TAHUN AJARAN 2017/2018

Vous aimerez peut-être aussi