Vous êtes sur la page 1sur 22

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kecemasan (ansietas) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung

oleh situasi. Kehamilan dapat merupakan sumber stressor kecemasan, terutama pada

seorang ibu yang labil jiwanya (viebeck, 2012).

Aromaterapi adalah cara pengobatan alternative yang mengguanakan uap dari

minyak esensial dari berbagai macam tanaman yang bisa di hirup untuk

menyembuhkan berbagai macam kondisi. Pada umumnya aromaterapi dilakukan

untuk tujuan meningkatkan mood, mengubah area kognitif, dan juga dapat digunakan

sebagai obat tambahan. Aromaterapi telah ada dalam beberapa bentuk selama ribuan

tahun, tapi itu tidak sampai abad ke-11 ketika distilasi uap pertama memungkinkan

untuk benar menghapus minyak esensial dari bahan tanaman. Budaya memanfaatkan

aromaterapi untuk berbagai macam fungsi dan tujuan telah lama dilakukan dibanyak

Negara, terutama di India, Perancis, Inggris, dan AS (Dewi, 2012). Salah satu

aromaterapi yang sering digunakan adalah aromaterapi lavender dimana memiliki

komponen utama yaitu lanalol dan linaly asetat yang mana dapat meningkatkan

gelombang-gelombang alfadi dalamotak dan gelombak inilah yang mendorongkan

merangkas pengeluaran hormone endorphin sehingga menciptakan keadaan yang

rileks atau menenangkan, dapat mengatasi gangguan tidur dan juga depresi, minyak

esensial lavender bisa memicu alergi bahkan bisa menjadi racun jika pasien

mempunyai riwayat alergi terhadap bunga lavender (Maifrisco, 2005).


2

Kondisi psikologi seseorang tidak selamanya berada pada kondisi stabil, berbagai

respon kejiwaan muncul pada seseorang dalam berbagai kondisi, respon tersebut bisa

berupa senang, cemas dan lain sebagainya. Kecemasan adalah respon adaptif,

dipengaruhi oleh karakteristik individual atau proses psikologis, yaitu akibat dari

tindakan, situasi atau kejadian eksternal yang menyebabkan tuntutan fisik atau

psikologis terhadap seseorang. Kecemasan merupakan keadaan emosional yang

mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak

menyenangkan, dan perasaan atau keadaan khawatir dengan keluhan sesuatu yang

buruk akan segera terjadi. Pada umumnya kecemasan merupakan fenomena normal

pada pengalaman-pengalaman baru dan hal-hal yang belum pernah dicoba (Ibrahim,

2008). Kecemasan ini biasanya dilator belakangi berbagai alas an di antaranya dalah

ancamatan kematian, nyeri, perdarahan perubahan peran dan kemandirian, kerusakan

integritas kulit, anestesi yang digunakan, kehilangan waktu kerja, kehilangan

pekerjaan dan tanggung jawab terhadap keluarga. Besarnya kecemasan tergantung

pada harapan hasil operasi. Manfaat dan jenis organ yang diangkat (Mau, 2013:1-6).

Relaksasi merupakan salah satu strategis koping yang digunakan untuk

menghadapi stress dan kecemasan, strategi koping adalah suatu proses atau upaya

yang dilakukan oleh individu untuk menghadapi dan mengantisipasi situasi dan

kondisi yang menekan yang mengancam fisik maupun psikis yang dapat membebani

atau melampaui kemampuan dan ketahanan individu. Banyak sekali metode yang

akhir-akhir ini dikembangkan untuk memulihkan stress dan kecemasan, salah

satunya dalah dengan menggunakan berbagai teknik dan metode relaksasi (Siahaan,

2013). Salah satu metode relaksasi untuk menurunkan kecemasan adalah dengan
3

pemberian aromaterapi. Beberapa penelitain menunjukkan bahwa dengan menghirup

aromaterapi mampu menurunkan tingakt kecemasan seseorang (Davis, dkk, 2005).

Menurut Cuncic (2012) dalam Pande, dkk (2013) Aroma terapi terdiri dari minyak

tumbuhan atau minyak esensial untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis,

aromaterapi dianjurkan untuk orang yang memiliki masalah kecemasan. Untuk

memenangkan tubuh, pikiran dan saraf. Wewangian seperti lavender, chamomile dan

vanili memiliki efek menenangkan. Aroma yang paling popular adalah lavender.

Lavender digunakan terutama untuk relaksasi, untuk mengurangi susah tidur,

kecemasan, dan depresi, serta untuk penyakit fisik seperti sakit perut dan sakit kepala.

Menurut Appleton (2012) dalam Pande, dkk (2013) Aromaterapi Lavender adalah

aroma terapi yang mengunakan minyak esensial dari bunga lavender, dimana

memiliki komponen utama beberapa Linalool dan Linali Asetat yang dapat

memberikan efek relaksasi.

Nyeri setelah pembedahan merupakan hal yang fisiologis, tetapi hal ini menjadi

salah satu keluhan yang paling sering ditakuti oleh klien mulai terasa sebelum

kesadaran klien menjadi penuh, dan semakin meningkat seiring dengan

berkurangnya pengaruh anestesi. Adapun bentuk nyeri yang dialami oleh klien pasca

pembedahan adalah nyeri akut (Perry & Potter, 2006).

Hasil wawancara dengan kepala ruang di Ruang Anggur RSUD Dr. Adjidarmo

Rangkasbitung ada 5 pasien post operasi. Diantara 4 dari 5 pasien tersebut mengalami

gangguan kebutuhan tidur disebabkan karena nyeri setelah pasca menjalani proses

pembedahan. Dalam mengatasi gangguan kebutuhan tidur pasien post oeprasi, hanya

menggunakan obat tidur dalam memenuhi kebutuhan tidur pasien, pemberian obat
4

tidur kurang efektif karena memberi efek ketergantungan. maka mahasiswa memberi

intervensi lain yaitu pemberian aromaterapi lavender

Berdasarkan latar belakang diatas, mahasiswa tertarik untuk melakukan

presentasi ebn tentang pemberian aromaterapi lavender terhadap gangguan nyeri

pada pasien post operasi di Ruang Duku RSUD Dr. Adjidarmo Rangkasbitung.

B. TUJUAN

Tujuan dari presentasi ebn ini adalah :

1. Memberikan pengetahuan baru tentang aromaterapi lavender.

2. Mengenalkan pada perawat tentang pemberian aromaterapi lavender untuk

pasien post operasi

3. Mengenalkan terapi non medis untuk mengatasi gangguan nyeri pasien post

operasi
5

BAB II

ANALISA JURNAL

A. JURNAL EBN

1. Judul :

“Penanganan Gangguan Kebutuhan Tidur Pada Pasien Post Operasi Laparatomi

dengan Pemberian Aromaterapi Lavender

Peneliti :

Virgianti Nur Faridah, 2014

Populasi, Sampel dan Teknik Sampel :

Desain penelitian ini menggunakan metode Pra-Eksperimental, dengan

pendekatan Static-group comparison design (Arikunto, Suharsimi, 2006).

Populasi yang digunakan adalah seluruh pasien post operasi laparatomi di RSUD

Dr. Soegiri Lamongan sebanyak 32 Pasien. Sampel yang digunakan pada

penelitian ini sebanyak 30 Pasien. Metode sampoling yang digunakan adalah

Simple Random Sampling (Hidayat, 2007).

Hasil Penelitian :

 Hasil Penelitian pada kelompok control menunjukkan 9 pasien (60%) yang

memiliki kebutuhan tidur kurang, sedangkan pada kelompok perlakuan

terdapat 10 pasien (53,8%) kebutuhan tidurnya cukup. Sedangkan hasil dari

pengujian statistic dengan tingkat kemaknaan p ≤ 0.05 diperoleh hasil

signifikan dengan nilai p = 0.004, hal ini berarti ada pengaruh pemberian
6

aromaterapi lavender terhadap gangguan kebutuhan tidur pada pasien post

operasi laparotomi.

Berdasarkan hasil penelitian maka aromaterapi lavender dapat digunakan

sebagai penanganan kebutuhan tidur pada pasien post operasi laparotomy.

2. Judul :

“Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Pasca

Operasi di Rumah Sakit Dustira Cimahi.”

Peneliti :

Argi Virgonna Bangun, Susi Nur’aeni, 2013

Populasi , Sampel dan teknik sampel :

Penelitian ini menggunakan desain Quasi-Experimental dengan one group pretes

posttest. Responden terdiri dari 10 orang pasien paska operasi bedah mayor hari

ke-2 yang tidak memiliki riwayat dioperasi sebelumnya, berusia 18-45 tahun,

jenis kelamin perempuan, dan mendapatkan jenis

Hasil Penelitian :

- Hasil uji statistic didapakan nilai p value 0.001 berarti ada perbedaan

intensitas nyeri antara sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi lavender.


7

3. Judul :

“Penurunan Intensitas Nyeri Akibat Luka Post Section Caesarea Setelah

Dilakukan Latihan Teknik Relaksasi Pernapasan Menggunakan Aromaterapi

Lavender Di Rumah Sakit Al- Islam Bandung.”

Peneliti :

Ratna Pratiwi, Ermiati, Restuning Widiasih.

Populasi, sampel dan teknik sampel :

Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimen dengan rancangan

penelitian One Group Pre-test Post-test. Populasi pada penelitian ini adalah ibu

post section caesarea di ruang nifas Rumah Sakit Al Islam. Pengambilang

sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik purposive

sampling.

Hasil penelitian :

Hasil Penelitian menunjukkan intensitas skala nyeri sebelum dilakukan

intervensi adalah 6.6 dimana nilai tersebut masuk dalam kategori nyeri berat

tertahankan. Sedangkan sesudah dilakukan adalah 3.6 dimana nilai tersebut

masuk dalam kategori sedang. Hasil analisis lebih lanjut didaptkan bahwa p=

0.000 dengan tarag sginifikan < 0.05, yang berarti ada perbedaan yang signifikan

dari intensitas nyeri sebelum dan setelah dilakukan latihan teknik relaksasi

pernapasan menggunakan aromaterapi lavender.


8

B. ANALISA PICO

1. IDENTIFIKASI PICO

a. P (Problem)

Masalah yang ditemukan oleh peneliti adalah didapatkan dari 4 pasien post

operasi laparatomi, 3 pasien diantaranya mengalami gangguan pemenuhan

tidur.

b. I (Intervention

Intervensi yang akan dilakukan disesuaikan dengan menggunakan

aromaterapi lavender yang diharapkan dapat mengurangi nyeri fisioligis,

stress, dan kecemasan dengan memberikan efek relaks. Dengan

menggunakan metode pra-eksperimental, dengan pendekatan static-group

domparison design. Pasien operasi yang terdiri dai 15 responden kelompok

control dan 15 responden kelompok perlakuan. Data yang diambil dengan

menggunakan kuesioner tertutup. Seteleh ditabulasi data dianalisi

mengunakan uji Mann-Whitney dengan tingkat kemaknaan 0.05. cara

pemberiannya yaitu nyalat alat penguap, tambahkan air 10 cc kedalam alat

penguap, setalah itu pasien disuruh menghirup uap aromaterapi lavender

sampai habis, pasien dalam keadaan berbaring dan tenang (tidak mengobrol).

c. C (Comparison) :

Penatalaksanaan penurunan gangguan nyeri post operasi dapat dilakukan

dengan latihan teknik relaksasi pernapasan menggunakan aromaterapi

lavender. Ketika pasien melakukan relaksasi pernapasan untuk

mengendalikan nyeri, di dalam tubuh meningkatkan komponen saraf


9

parasimpatik secara stimulan maka hormone adrenalin dan kortisol yang

dapat menyebabkan stess akan menurun sehingga meningkatkan konsentrasi

serta merasa tenang untuk mengatur napas sampai prnafasan kurang dari 60-

70 x/menit. Kemudian kada PaCO2 akan meningkat dan menurunkan pH

sehingga akan meningkatkan kadar oksigen dalam darah. Penelitian

dilakukan Ratna Pratiwi, dkk dengan judul Penurunan Intensitas Nyeri

Akibat Luka Post Sectio Caesarea setelah dilakukan latihan Teknik

Relaksasi Pernapasan Menggunakan Aromaterapi Lavender di Rumah Sakit

Al Islam Bandung.

d. O (Outcame) :

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat perbedaan gangguan

tidur pada pasien post operasi laparotomy dari kelompok control (tanpa diberi

aromaterapi lavender) dengan kelompok perlakuan (dengan diberi

aromaterapi lavender), diketahui bahwa dari 3 pasien post operasi laparotomy

yang membunyai kebutuhan tidur baik seluruhnya berada pada kelompok

yang diberi perlakuan, dari 16 pasien post operasi laparotomy yang

mempunyai kebutuhan tidur cukup 10 pasien (66,7%) berada di kelompok

yang diberi perlakuan, dari 11 pasien post operasi laparotomy yang

mempunyai kebutuhan tidur kurang 9 pasien (60%) berada di kelompok

control. Setalah 3 hari pemberian aromaterapi lavender jumlah tidur pasien

meningkat dari 4 jam/hari menjadi 7 jam/hari. Hasil uji stasistik man whitney

didapatkan nila Z= -2.854 dan p= 0.004, dimana jika p< 0.05 maka H1

diterima. Dari hasil analisa data ditemukan bahwa ada perbedaan kebutuhan
10

tidur pada kelompok control dan kelompok perlakuan dimana terlihan mean

kelompok perlakuan lebih rendah.


11

BAB III

TINJAUAN TEORI

A. AROMATERAPI

1. Definisi

Aromaterapi dikenal sebagai salah satu cara terapi kesehatan yang aman

dan nyaman dengan menggunakan minyak esensial (sari pati) hasil ekstraksi

bunga, daun, buah dan bagian lain tumbuh-tumbuhan. Salah satu dari berbagai

rangkaian produk Martha Tilaar Group, Oil of Java Martha Tilaar Aromatic

merupakan produk yang memiliki khasiat sebagai aromaterapi.

Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eteris (aetheric oil),

minyak esensial, minyak terbang, serta minyak aromatik, adalah kelompok besar

minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah

menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak atsiri merupakan

bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami.

Di dalam perdagangan, sulingan minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak

wangi.

Para ahli biologi menganggap, minyak atsiri merupakan metabolit

sekunder yang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan

oleh hewan (hama) ataupun sebagai agen untuk bersaing dengan tumbuhan lain

(lihat alelopati) dalam mempertahankan ruang hidup. Walaupun hewan kadang-

kadang juga mengeluarkan bau-bauan (seperti kesturi dari beberapa musang atau

cairan yang berbau menyengat dari beberapa kepik), zat-zat itu tidak

digolongkan sebagai minyak atsiri


12

2. CARA KERJA AROMATERAPI

Saraf penciuman (nervus Olfaktorius) adalah satu-satunya saluran yang

terbuka menuju otak. Melalui saraf ini aroma tersebut akan mengalir ke bagian

yang melingkari otak sehingga mampu memicu memori terpendam dan

mempengaruhi tingkah laku emosional yang bersangkutan.

Ini bisa terjadi karena aroma tersebut menyentuh langsung pusat emosi dan

kemudian bertugas menyeimbangkan kondisi emosional, ujar Michael Scholes.

Penerapan terapi ini pun amat sederhana dan mudah. Beberapa cara bisa dipilih

sesuai selera. Mereka yang tidak mau bersusah payah, cukup hanya dengan

menghirup langsung aroma minyak murni melalui hidung.

Dengan begitu baunya terbawa ke saraf penciuman.Pengertian aroma atau

bau ini memang sulit dipahami. Namun perilakunya amat spesifik dan berbeda

dengan tipe stimulasi sensorik jenis lain. Yang jelas, bau atau aroma seperti

halnya setiap sensasi kenikmatan, akan melepaskan zat seperti endorphins yang

digunakan untuk memerangi stress, ujar Marcel Lavabre dalam karyanya

Aromatherapy Workbook.

Para Peneliti membuktikan bahwa orang yang berada di lingkungan yang

beraroma enak dan wangi mempunyai rasa percaya diri yang tinggi. Dalam

bukunya yang berjudul Secrets of Power Presentations (Rahasia Kekuatan

Presentasi), Peter Urs Bender menjelaskan bahwa parfum juga memperkuat

presentasi Anda.
13

3. JENIS-JENIS AROMATERAPI

Penyair kondang Nizami Ganjavi (1141-1203 M) dan Mahammad Fuzuli

(1495-1556 M) dalam karyanya mengupas kegunaan aromaterapi. Menurut

keduanya, minyak bunga mawar bisa digunakan sebagai obat untuk sakit kepala

dan antiseptik.

Mahammad Yusif Shirvani (abad ke-18 M) merekomendasikan sebuah

salep dari jinten untuk luka karena pedang. Walaupun konsep antibiotik tidak

diketahui pada saat itu, dokter Muslim telah menggunakan ointments dari jinten,

madu dan bawang mentah sebagai antiseptik hangat.

 Pinus

Adapula jenis-jenis tanaman yang bisa digunakan untuk aromaterapi, yakni

pinus, mawar, lavender, alsam, dan lain-lain. Pine Needles, cabang pinus

digunakan untuk mempersiapkan sebuah ekstraksi untuk mandi, dengan

bahan yang digunakan untuk memperkuat sistem saraf. Minyak essensial

dari pinus yang kental dengan sirup kemudian dikeringkan dan ditekan

menjadi tablet.

 Rosemary

Sedangkan, orang yang memiliki tekanan darah rendah disarankan untuk

mandi dengan Rosemary. Hal ini diyakini bahwa tanaman wangi

merangsang sirkulasi dan berfungsi sebagai tonik. Resep ini bahkan telah

didokumentasikan. Berikut resepnya: Tuangkan empat gelas air mendidih

ke dalam panci berisi lima sendok makan daun Rosemary. Lalu tutup dan

biarkan selama 30 menit. Infusi strain yang hangat dan menambah air mandi
14

yang hangat. Durasi yang optimal untuk suatu prosedur adalah setengah

jam.

 Lavender

Mandi dalam jamu-jamuan yang direbus lavender yang hebat dan antiefek

penenang dan digunakan untuk neurasthenia dan tachycardia (denyut

jantung cepat). Mandi dengan jamujamuan yg direbus marjoram baik untuk

perut kembung dan memiliki efek alsamc.

Gambar Bunga Lavender

 Melissa

Melissa (alsam lemon) adalah jamu-jamuan yang direbus baik untuk

penyakit jantung, bantuan dari tachycardia dan penurunan tekanan darah.

Air mandi yang harus hangat, tetapi tidak panas.


15

4. KELEBIHAN CARA INHALASI DIBANDINGKAN CARA LAINNYA

Banyak sekali kelebihan cara pemberian secara inhalasi dalam

penggunaan aromaterapi ini dibandingakan dengan menggunakan cara

pemberian yang lainnya, diantaranya:

 Cara inhalasi akan lebih mudah untuk masuk kedalam tubuuh kita, tanpa

melalui proses absorbs membrane sel. Molekul-molekul uap tersebut

akan langsung mengenai reseptor penciuman yang berada pada rongga

hidung. Reseptor ini langsung terhubung dengan safar olfaktorius.

 Memberikan kesan yang bersih, karena dihantarkan melalui udara dan

tidak meninggalkan residu sisa penggunaan. Jika menggunakan cara lain,

misalnya topical, akan membuat kulit menjadi terasa berminyak dan

menimbulkan kesan tidak nyaman.

 Dalam perdagangan kini tersedia dalam bentuk padat (lilin) yang siap

dibakar, atau dalam bentuk sachetan yang langsung digunakan sekali

pakai. Hal ini akan mempermudah untuk didistribusikan ke tempat-

tempat yang membutuhkan.

5. KEKURANGAN CARA INHALASI

Dari sekian banyak kelebihan yang dimilikinya, adapula kekurangan yang

dimiliki dari cara pemberian inhalasi, diantaranya adalah:

 Minyak harus diencerkan terlebih dahulu dengan minyak pembawa yang

sesuai. Namun kini para industry sudah memikirkannya, dengan cara

menyiapkan minyak yang siap pakai dengan konsentrasi yang sesuai.

 Umumnya memerlukan alat untuk membuat molekulnya menjadi

berbentuk fase uap.


16

6. ZAT YANG TERKANDUNG PADA MINYAT LAVENDER

Minyak lavender memiliki banyak potensi karena terdiri atas beberapa

kandungan. Menurut penelitian, dalam 100 gram minyak lavender tersusun atas

beberapa kandungan, seperti : minyak esensial (13%), alpha-pinene (0.22%),

camphene (0.06%), beta-myrcene (5.33%), p-cymene (0.3%), limonene

(1.06%), cineol (0.51%), linalool (26.12%), borneol (1.21%), terpinen-4-o1

(4.64%), linail acetate (26, 32%), geranyl acetate (2.14%), dan caryophyllene

(7.55%). Berdasarkan data diatas, dapat disimpulkan bahwa kandungan utama

dari lavender adalah linail asetat dan linalool (C10H18O) (McLain DE, 2009).

Prosesnya Linail asetat dan linalool dihirup dan kemudian bau-bauan dibawah

oleh sel-sel rongga hidung melalui saraf olfaktori, sebagian masuk ke dalam

paru-paru dan sebagian menuju susunan saraf pusat yang akan dihubungkan

kedalam limbic otak, sensai wangi aromaterapi diterjemahkan. Aroma yang

masuk kedalam aliran darah diedarkan keseluruh darah dan akan mempengaruhi

emosi dan suasana hati.

7. CARA PEMAKAIAN

1) Kertas tissue

Pada penggunaan ini minyak atsiri yang aromatik langsung dituangkan

kepada selembar kertas tissue, kemudian langsung dihirup. Perlu

diperhatikan bahwa penuangannya tidak boleh terlalu banyak dan label pada

botol menunjukkan anka konsentrasi yang tidak terlalu pekat (bila perlu

diencerkan terlebih dahulu dengan minyak yang sesuai), sehingga dapat

menghindari aroma yang menusuk yang dapat menyebabkan alergi atau

gangguan saraf.
17

Dalam industri dapat dilakukan dengan cara pembuatan dengan

menggunakan tissue yang dicelupkan kedalam minyak esensial kemudian

dikemas kedalam sachets kecil. Cara ini lebih praktis, selain dapat disimpan

lama, kita dapat pula memilih jenis aroma tertentu secara langsung tanpa

harus menuanga dan mengencerkan terlebih dahulu.

2) Tangan

Metode ini dinilai paling praktis karena minyak esensial langsung dioleskan

kepada tangan pengguna, diusap hingga merata, dan langsung dihirup atau

dibiarkan saja terhirup sendiri. Hal ini akan memberikan efek yang secara

langsung dan tanpa disadari karena kita ditak perlu melakukan sesuatu untuk

menghirup aromanya, sambil beraktivitas kita dapat merasakan aroma yang

membangkitkan semangat, atau meningkatkan kegembiraan. Cara ini tidak

dimaksudkan untuk sediaan topical, namun ditujukan sebagai inhalasi, jadi

pada pembuatannya tidak menggunakan basis yang dapat diserap kulit.

3) Alat penguap

Alat penguap minyak esensial memiliki prinsip yang dibakar yaitu, minyak

esensial aromatic diletakkan pada sebuah botol yang dapat memanaskan

minyak tersebut. Botol diletakkan diatas meja atau dekat dengan seseorang

sehingga mudah terhirup.

4) Botol penyemprot

Alat ini biasanya digantungkan pada dinding rumah atau perkantoran. Selain

berfungsi sebagai parfum ruangan juga terdapat minyak esensial yang dapat

mengubah emosi seseorang yang menghirupnya. Alat ini dapat deprogram


18

dengan timer, maka setiap 5 menit, 10 menit (tergantung kepada

setingannya) sekali akan menyemburkan minyak esensial secaa aerosol.

5) Vaporizer

Adalah alat yang mengubah minyal esensial menjadi bentuk yang mudah

menguap. Prinsipnya sama dengan alat penguap tradisional, namun tidak

menggunakan pembakaran untuk menguapkannya, alat ini lebih canggih

dan dirancang untuk minyak esensial yang tidak tahan terhadap

pembakaran. Pada pembakaran dikhawatirkan akan mengubah struktur

molekul dari senyawa kimia tersebut, sedangkan alat ini hanya mengubah

bentuknya menjadi fase uan tanpa pembakaran.

8. PROSEDUR KERJA INHALASI AROMATERAPI

Menurut Kim et al (2006), metode kerja inhalasi dengan kapas basah berisi

cairan aromaterapi lavender dengan konsetrat 2% yang diletakkan disamping

lubang masker oksigen. Pasien menghirup aromaterapi yang masuk bersama

oksigen dengan kecepan 3-8 liter/menit. Intervensi ini dilakukan kurang lebih

15 menit.
19

BAB IV

ANALISIS PEMAPARAN EBN

A. ANALISA SWOT

S :

- Perawat Ruang Duku mendapat dukungan

- Perawat kooperatif dan terbuka untuk menerima ilmu keperawatan baru.

- Cara penggunaan aromaterapi lavender sangat mudah dan merupakan

tindakan mandiri perawat

W:

- Bukan untuk pasien dengan gangguan indera penciuman

- Harga yang sangat mahal

- Tidak termasuk dalam layanan BPJS

- Terhambat dengan kebijakan Rumah Sakit.

- Bukan merupakan standar pelayanan Rumah Sakit.

O :

- Bisa diterapkan diruangan tergantung komunikasi dengan pasien.

- Pasien dapat melakukan sendiri

- Aman pada pasien yang tidak memiliki riwayat alergi


20

T :

- Perawat dituntut mengembangkan terapi kompelementen.

- Tuntutan masyarakat yang menginginkan keperawatan yang berkualitas

- Tuntutan perawatan modern dalam hal penurunan tingkat kecemasan pasien.

- Pasien akan mengalami tingkat kecemasan yang tinggi jika pasien tidak

diberikan

- Meminimalkan intervensi secara medika mentosa dalam menangani pasien

dalam kecemasan.
21

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Aromaterapi lavender adalah minyak essensial yang digunakan untuk membantu

seseorang yang kurang tidur. Pemberian aromaterapi ada 3 tahap yaitu mencampur

minyak essensial lavender, menghirup, memposisikan pasien. Aromateraqpi

lavender merupakan linalool/bebas atau sebagai ester dengan asam asetat, butirat,

valerianat, dan kaproat yang manadapat meningkatkan gelombang-gelombang alfa

di dalam otak dan gelombang inilah yang membantu untuk menciptakan keadaan

yang rileks. Pemberian aromaterapi lavender dilakukan 1x sehari setiap malam hari

saat pasien akan tidur.

Dari hasil beberapa jurnal ebn menunjukan bahwa pemberian lavender sangat

efektif untuk menurunakn gangguan nyeri pasca operasi jika dibandingkan dengan

pemberian relaksasi yang lain. Dapat disimpulkan terdapat pengaruh pemberian

aromaterapi lavender terhadap tingkat nyeri pasca operasi.

B. SARAN

Perawat diharapkan dapat menerapkan teknik relaksasi aromaterapi untuk

menurunkan kecemasan. Perawat mampu melakukan uji coba teknik relaksasi

aromaterapi. Perawat perlu melakukan penelitian lebih lanjut tentang manfaat

aromaterapi lavender bagi penurunan kecemasan pasien post operasi, dan penelitian

mendatang perlu adanya kelompok control (pembanding) agar dapat dikontrol

pengaruh pemberian aromaterappi terhadap penurunan tingkat kecemasan pada

pasien sebelum operasi.


22

DAFTAR PUSTAKA

Ratna Pratiwi, dkk. Penurunan Intensitas Nyeri Akibat Luka Post Sectio Caesare Setelah

dilakukan latihan teknik relaksasi pernapasan menggunakan aromaterapi

lavender di Rumah Sakit Al Islam Bandung (Online)

(http://jurnal.unpad.ac.id/ejournal/article/download/711/757) diakses pada

14 Mei 2018

Argi Vigona Bangun, dkk. (2013) (online)

(http://jks.fikes.unsoed.ac.id/index.php/jks/article/download/478/247)

diakses pada 14 Mei 2018

Virgianti Nur Faridah, Penanganan Gangguan Kebutuhan Tidur Pada Pasien Post

Operasi Laparotomi Dengan Pemberian Aromaterapi Lavender (online)

(http://stikesmuhla.ac.id/wp-content/uploads/jurnalsurya/noXVIII/75-83-

Jurnal-Vivin.pdf) diakses pada 14 Mei 2018

Anonimous, Pemakaian Minyak Esensial secara Inhalasi (online)

(https://ashfarkurnia.wordpress.com/2011/12/17/aromaterapi/) diakses pada

14 Mei 2018

Anonimous, manfaat aromaterapi untuk pasien (Online) (https://today.mims.com/manfaat-

aromaterapi-untuk-pasien) diaskes pada 14 Mei 2018

Daryanti Ristina (2016) Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Gangguan

Kebutuhan Tidur Pada Psien Dengan Post Operasi Laparotomi Di Ruang

Kantil 1 RSUD Karanganyar (Online)

(http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/38/01-gdl-daryantiri-1869-1-

kti_dary-a.pdf) diaskes pada 14 Mei 2018

Vous aimerez peut-être aussi