Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam melaksanakan tugasnya kepala ruangan bertanggung jawab kepada kepala instalansi te
rhadap hal-hal sebagai berikut:
- Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang Kepala Ruangan
- Menghadiri rapat berkala dengan kepala instansi/Kasi/Kepala Rumah Sakit untuk kelancaran
pelaksanaan pelayanan keperawatan
- Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di ruang rawat yang berada
di wilayah tanggung jawabnya
- Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan di ruang rawat yang ber
sangkutan
- Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah maupun kualifikasi untuk
di ruang rawat, koodinasi dengan kepala instansi
- Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/ asuhan keperawatan yang akan diselenggarak
an sesuai kebutuhan
- Mengatur dan menkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan ruang rawat, melalui kerja sama
dengan petugas lain yang bertugas diruang rawatnya.
- Membimbing tenaga keperawatan untuk melakukan pelayanan/ asuhan keperawatan yang ses
uai ketentuan.
- Mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu waktu dengan staf keperawatan dan petugas lai
n yang bertugas diruang rawatnya.
- Melaksanakan orientasi tenaga perawatan yang baru atau tenaga lain yang akan bekerja dirua
ng rawat
- Memeberikan kesempatan/ijin kepada staf keperawatan untuk mengikuti kegiatan ilmiah/ pen
ataran dengan koordinasi kepala instansi / kasi keperawatan / kepala bidang keperawatan.
- Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat obatan sesuai kebutuhan berdasarkan ketentua
n atau kebijakan rumah sakit
- Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar selalau dalam keadaan siap pakai
- Mendampingi visite dokter dan mencatat instruktur dokter khususnya bila ada perubahan pro
gram pengobatan pasien.
- Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatan diruang rawat menurut tingkat kegawata
n, infeksi /non infeksi untuk kelancaran pemberian asuhan keperawatan.
- Memberikan motivasi kepada petugas dalam memelihara kebersihan lingkungan ruang rawat
- Menyimpan semua berkas catatan medik pasien dalam masa perawatan diruang rawatnya dan
selanjutnya mengembalikan ke MR
- Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan serta kegiatan l
ain diruang rawat
- Membimbing mahasiswa keperawatan yang menggunakan ruang rawatnya sebagai lahan pra
ktek
- Melakukan serah terima pasien dan lain lain pada saat pergantian dinas
- Mengawasi dan menilai siswa/ mahasiswa keperawatan untuk memperoleh pengalaman belaj
ar sesuai tujuan program bimbingan yang telah ditentukan
- Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada dibawah tanggung jawabnya.
- Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai standar yang berlaku secara mandir
i atau kordinasi dengan tim pengendali mutu asuhan keperawatan.
2. Perawat Primer
- Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprensif
- Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial di masyarakat
Dalam menjalankan tugasnya perawat pelaksana di rawat bertanggung jawab kepada kepala r
uangan/instalasi terhadap hal-hal sebagai berikut:
Dalam menjalankan tugasnya perawat pelaksana di ruang rawat mempunyai wewenang sebag
ai berikut:
- Memberikan asuhan keperawatan pada pasien/ keluarga pasien sesuai kemampuan dan batas
kewenangan.
- Memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu dalam keadaan siap pakai
- Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan dan batas kemampuannya,
antara lain:
- Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program pengobatan
- Melakukan tindakan darurat kepda pasien (antara lain: panas tinggi, kolaps, perdarahan, kera
cunan, henti napas dan henti jantung) sesuai dengan protab yang berlaku. Selanjutnya segera
melaporkan tindakan yang telah dilakukan kepada dokter ruang rawat/ dokter jaga.
- Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan tindakan yang tepat berdasarkan hasil
observasi tersebut sesuai batas kemampuannya.
- Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus dan upaya meningkatk
an mutu asuhan keperawatan.
- Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan libur secara bergilir sesuai jadwal dinas.
- Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang tepat dan benar ses
uai standar asuhan keperawatan
- Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara lisan maupun tulisan pada
saat pengganti dinas.
D. Prosedur Overan
TAHAP KEGIATAN WAKTU TEMPAT PELAKSANA
Persiapan 1. Overan dilaksanakan setiap 5 menit NURSE PP dan PA
STATION
pergantian sift /overan
2. Prinsip overan, terutama pada
semua pasien baru masuk dan
pasien yang dilakukan overan
khususnya pasien yang memiliki
permasalahan yang belum /dapat
teratasi serta yang
membutuhkan observasi lebih
lanjut
3. PP menyampaikan overan pada
PP berikutnya mengenai hal
yang perlu disampaikan dalam
overan :
a. Jumlah pasien
b. Identitas klien dan diagnosa
medis
c. Data(keluhan/subyektif dan
obyektif)
d. Masalah keperawatan yang
masih muncul
e. Intervensi keperawatan yang
sudah dan belum
dilaksanakan (secara umum)
f. Intervensi kolaborasi dan
dependen
g. Rencana umum dan persiapan
yang perlu dilakukan (persiapan
operasi, pemeriksaan penunjang,
dan lain-lain)
G.
G. Renstra Overan
1. Pelaksanaan overan
Tanggal :
Pukul :
Topik :
Tempat :
2. Metode.
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Media
1. Status klien
2. Bukuoveran
3. Alattulis
4. Leafleat
5. Saranadanprasaranaperawatan
4. Pengorganisasian
1. Kepalaruang :
2. Perawat primer ( pagi )
3. Perawat primer ( sore ) :
4. Perawat pelaksana( pagi ) :
5. Perawat pelaksana( sore ) :
6. Perawat pelaksana( malam ) :
7. Perawat pelaksana( libur ) :
8. Pembimbing/ supervisor :
H. Uraian kegiatan
1. Prolog.
Padahari…..jam …. Seluruh perawat( PP dan PA ) sif pagi dan sore serta kepala ruangan
berkumpul di nurse station untuk melakukan overan.
2. Sesi I di nurse station
Kepalar uangan memimpin dan membuka dengan doa dan kemudian mempersilahkan PP
dinas pagi untuk melaporkan keadaan dan perkembangan pasien selama bertugas kepalah PP
yang akan berdinas selanjutnya ( sore ). PP dan PA sif sore memberikan klarifikasi keluhan,
intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan (secara umum ), intervensi
kolaboratif dan dependen, rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan ( persiapan
operasi, pemeriksaan penunjang dan lain-lain ), serta hal yang belum jelas atas laporan yang
telah disampaikan. Setelah melakukan overan di nurse station berupa laporan tertulis dan lisan,
kemudian diteruskan di ruang perawatan pasien.
I. Evaluasi
1. Struktur ( input )
Pada overan, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain :catatan overan,
status klien dan kelompok sif overan. Kepala ruang selalu memimpin kegiatan overan yang
dilaksanakan pada pergantian sif yaitu malam ke pagi, pagi ke sore. Kegiatan overran pada sif
pagi ke malam di pimpin oleh perawat primer yang bertugas saat itu.
2. Proses
Proses overran dipimpin oleh kepala ruang dan dilaksanakan oleh seluruh perawat yang
bertugas maupun yang akan mengganti sif. Perawat primer mengoperkan keperawat primer
berikutnya yang akan mengganti sif. Overan pertama di lakukan di nurse station kemudian
keruang perawatan pasien dan kembali lagi ke nurse station. Isi overran mencakup jumlah
pasien, diagnose keperawatan, intervensi yang belum / sudah dilakukan. Setiap pasien tidak
lebih dari lima menit saat klarifikasi ke pasien.
3. Hasil
Overan dapat dilakukan setiap pergantian sif. Setiap perawat dapat mengetahuai perkembangan
pasien, komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.
Nama Pasien :
Umur :
Tanggal :
Overana
Asuhan keperawatan
Sif pagi Sif sore Sif malam
Masalahkeperawatan
S: S: S:
Data focus O: O: O:
(Subyektif danObyektif) A: A: A:
P : P : P :
Intervensi yang
sudahdilakukan
Intervensi yang
belumdilakukan
Hal-hal yang
perlu diperhatikan ( Lab,
obat, advismedis )
PP pagi : PP sore : PP malam:
Tanda tangan PP PP sore : PP malam: PP pagi :
Karu : Karu :
PP menyampaikan overran pada PP berikutnya mengenai hal yang perlu disampaikan dalam
overran:
OPERAN TIM A
LAPORAN KEGIATAN
1) Ny. Tholhah (42 thn) (5870049) Ca.Mammae post mastektomi / Dr.Nindi KU: baik,
komposmentis. TD: 110/80, N: 100 x/mnt, RR: 20 x/mnt, T: 37 C. Keluhan: nyeri pada luka
lengan atas sebelah kanan dengan skala 7. Masalah keperawatan: Nyeri, Resti infeksi dan
gangguan integritas kulit. Rencana yg sudah dilakukan: monitor TTV, Relaksasi & distraksi,
ganti balut, Injeksi Tramadol 1 ampul, Injeksi Cefotaxim 500 mg. Rencana yg belum
dilakukan: Kaji tanda-tanda infeksi, Kaji luka dan kaji nyeri. Terapi: Tramadol 3x1 amp,
Cefotaxim 2 x 500 mg, Infus NaCl 20 tts/mnt. Persiapan lain tidak ada.
2) Ny. Musayadah (47 thn) (5873281) Ca Recti / Dr. Nindi KU : lemah, komposmentis, pucat,
anemis. TD: 100/60, N: 80 x/mnt, RR : 20 x mnt, S: 37 C. Keluhan nyeri diarea anal, skala 7
dari 10. Masalah keperawatan: Nyeri. Rencana yang sudah dilakukan: monitor TTV dan
distraksi dan relaksasi. Rencana yang belum dilakukan : pemberian asam mefenamat 500 mg
peroral.
Terapi: Asam mefenamat 3 x 500 mg, Vit. B kompleks 3 x 1 tablet.
Persiapan lain: USG abdomen dan Cek albumin besok pagi, Konsul ke Internis, Persiapan
kolon in loop.
OPERAN TIM B
LAPORAN KEGIATAN
1) Ny. Dewi (41 thn) (5874031) Ca.Mammae / Dr. Samsul KU: baik, komposmentis. TD:
110/80, N: 100 x/mnt, RR: 20 x/mnt, T: 37 C. Keluhan: takut kalau mau dioperasi. Masalah
keperawatan: Ansietas. Rencana yg sudah dilakukan: monitor TTV, Motivasi individu.
Rencana yg belum dilakukan: Relaksasi, Pendidikan klien. Terapi: Vitamin C 3 x 500 mg,
Vitamin B kompleks 3 x 1 tablet peroral. Persiapan lain : Cek darah rutin.
2) Ny. Masamah (67 thn) (5870051) Tumor kulit / Dr. Joko KU : baik, komposmentis. TD:
150/80, N: 80 x/mnt, RR : 20 x mnt, S: 37 C. Keluhan nyeri skala 7 dari 10. Masalah
keperawatan: Nyeri. Resikio tinggi infeksi, gangguan integritas kulit. Rencana yang sudah
dilakukan: monitor TTV dan distraksi dan relaksasi, ganti balut, Injeksi Cefotaxim 500 mg.
Rencana yang belum dilakukan : pemberian asam mefenamat 500 mg peroral, Monitor TTV.
Terapi: Asam mefenamat 3 x 500 mg, Cefotaxim 2 x 500 mg.
Persiapan lain: Program operasi ditunda besok pagi.
B. Skenario
1. Nama Nggota :
- Nuri novita sari Iftitahun Nabilah
- Susi susanti Jayanti rezky
- Anik novita sari Restanti Silviana
- Firma Kusuma W Elok Fitri S
- Surya Bagus J Gandung D P
- Ferdian Putra A
2. Renstra Overan
a. Pelaksanaan overran
- Tanggal :19 Mei 2015
- Pukul : 07.30 WIB
- Topik : Overran (timbang terima)
- Tempat : Ruang Bed
b. Metode.
- Diskusi
- Tanya jawab
c. Media
- Status klien (rekam medis)
- Buku overran
- Alat tulis :
d. Pengorganisasian
- Kepala ruang : Surya Bagus J
- Perawat pelaksana( pagi ) : Team A: Firma Kusuma W
Team B: Jayanti rezky
- Perawat primer ( pagi ) : Restanti Silviana
- Perawat pelaksana (sore) : Team A: Elok Fitri S
Team B: Ferdian
- Perawat primer (sore ) : Anik novita sari
- Perawat pelaksana (malam) : Team A: Susi susanti
Team B: Nuri novita sari
- Perawat primer (malam) : Iftitahun Nabilah
*Prolog
Pada hari Selasa jam 07.30 WIB Seluruh perawat ( PP dan PA ) sif malam dan pagi
serta kepala ruangan berkumpul di nurse station untuk melakukan overan.
- Kepala ruangan (Surya) : Baik, sudah hadir semua perawat pelaksana dan perawat
primer baik yang sif malam dan sif pagi. Kita mulai saja. .. (sambil melingkar kepala ruangan
membuka overran)…. Assalamualaikum Wr. Wb. Yang saya hormati seluruh perawat baik
pelaksana maupun primer dari anggota sif malam dan anggota sif pagi semoga selalu dalam
kondisi sehat dan dilindungi Allah SWT. Amiin.. Sebelum saya persilahkan PP dinas malam
untuk melaporkan keadaan dan perkembangan pasien selama bertugas kepada PP yang akan
berdinas pagi. Mari kita buka dengan bacaan do’a dengan harapan anggota berdinas pagi diberi
kelancaran dalam melaksanakan intervensi. (amin..). berdo’a mulai (salah satu anggota
membaca teks do’a, dan lainya menundukkan kepala).
- Kepala ruangan (Surya) : (lanjut kepala ruang memimpin ) baik terimakasih… saya
persilahkan perawat PP dan PA berdinas malam memberikan klarifikasi:
1. Jumlah pasien:
2. Identitas klien dan diagnosa medis
3. Data (keluhan/subyektif dan obyektif)
4. Masalah keperawatan yang masih muncul
5. Intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan secara murni
6. Intervensi kolaborasi dan dependen
7. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan
penunjang).
- Perawat pelaksana (malam): (Team A: Susi susanti, Team B: Nuri novita sari):
a. Team A (Susi Susanti) :
Jumlah pasien 2, dengan klarifikasi sebagai berikut:
Pasien pertama:
- Nama : Ny. Tholhah (42 thn) (5870049)
- Dx medis: Ca.Mammae post mastektomi / Dr.Nindi.
- Data Subyektif: Data Keluhan: nyeri pada luka lengan atas sebelah kanan dengan skala 7
- Data Obyektif: K/U: baik, komposmentis. TD: 110/80, N: 100 x/mnt, RR: 20 x/mnt, T: 37 C.
- Dx Keperawatan: Masalah keperawatan: Nyeri, Resti infeksi dan gangguan integritas kulit.
- Rencana yg sudah dilakukan: monitor TTV, Relaksasi & distraksi, ganti balut, Injeksi
Tramadol 1 ampul, Injeksi Cefotaxim 500 mg.
- Rencana yg belum dilakukan: Kaji tanda-tanda infeksi, Kaji luka dan kaji nyeri. Terapi:
Tramadol 3x1 amp, Cefotaxim 2 x 500 mg, Infus NaCl 20 tts/mnt.
- Persiapan lain tidak ada.
Pasien kedua:
- Nama: Ny. Musayadah (47 thn) (5873281)
- Dx Medis: Ca Recti / Dr. Nindi
- Data Subyektif: Keluhan nyeri diarea anal, skala 7 dari 10
- Data Obyektif: K/U : lemah, komposmentis, pucat, anemis. TD: 100/60, N: 80 x/mnt, RR :
20 x mnt, S: 37 C.
- Dx Keperawatan: masalah keperawatan: Nyeri.
- Rencana yang sudah dilakukan: monitor TTV dan distraksi dan relaksasi.
- Rencana yang belum dilakukan: pemberian asam mefenamat 500 mg peroral. Terapi: Asam
mefenamat 3 x 500 mg, Vit. B kompleks 3 x 1 tablet.
- Persiapan lain: USG abdomen dan Cek albumin besok pagi, Konsul ke Internis, Persiapan
kolon in loop.
b. Team B (Nuri Novita Sari)
Jumlah pasien 2, dengan klarifikasi sebagai berikut:
Pasien pertama :
- Nama: Ny. Dewi (41 thn) (5874031)
- Dx Medis: Ca.Mammae / Dr. Samsul
- Data Subyektif: Keluhan takut kalau mau dioperasi.
- Data Obyektif: KU: baik, komposmentis. TD: 110/80, N: 100 x/mnt, RR: 20 x/mnt, T: 37 C.
- Dx Keperawatan: Masalah keperawatan: Ansietas.
- Rencana yg sudah dilakukan: monitor TTV, Motivasi individu.
- Rencana yg belum dilakukan: Relaksasi, Pendidikan klien. Terapi: Vitamin C 3 x 500 mg,
Vitamin B kompleks 3 x 1 tablet peroral.
- Persiapan lain : Cek darah rutin.
Pasien kedua:
- Nama: Ny. Masamah (67 thn) (5870051)
- Dx Medis: Tumor kulit / Dr. Joko
- Data Subyektif: Keluhan nyeri skala 7 dari 10
- Data Obyektif: KU : baik, komposmentis. TD: 150/80, N: 80 x/mnt, RR : 20 x mnt, S: 37 C.
- Dx Kperewatan: Masalah keperawatan: Nyeri. Resikio tinggi infeksi, gangguan integritas
kulit (prioritas: Gangguan rasa nyaman nyeri)
- Rencana yang sudah dilakukan: monitor TTV dan distraksi dan relaksasi, ganti balut, Injeksi
Cefotaxim 500 mg.
- Rencana yang belum dilakukan :
pemberian asam mefenamat 500 mg peroral, Monitor TTV.
Terapi: Asam mefenamat 3 x 500 mg, Cefotaxim 2 x 500 mg.
- Persiapan lain: Program operasi ditunda besok pagi.
- Perawat pelaksana (malam): (Nuri novita sari) demikian laporan dari sif malam, dari sini
ada yang perlu didiskusikan….. ???
- Perawat pelaksana pagi (Team A: Firma Kusuma W): (menanyakan status kondisi pasien
yang dipegang team A)…. Perawat susi saya Tanya px pertama dengan Ny. T dari tindakan
ganti balut (rawat luka), tadi hasil observasi lukanya deskripsi luka jahitanya seperti apa ???
- Perawat pelaksana malam (Team A: Susi Susanti): kondisi luka tidak terjahit karena mamae
sudah berlubang luas, tidak ada puss namun darah yang profus, drainase (rembesan) darah
keluar banyak pada balutan kasanya, karena darah yang keluar profus jadi nanti di observasi
kalau kasa penuh darah segera diganti dengan kasa baru(steril). Cefo dan tramadol 1 ampul
masuk ya nanti. ..
- Perawat pelaksana pagi (Team B: Jayanti rezky): (menanyakan status kondisi pasien yang
dipegang team B)….perawat nuri, saya menanyakan kondisi Ny D masalah keperawatanya
hanya ansietas saja kah ? sama Ny M bisa dijelaskan deskripsi luka tumor kulit post op nya ?
- Perawat pelaksana malam (team B: Nuri novita sari): baik, untuk pasien Ny D ketakutanya
tinggi karena sebelumnya belum pernah menjalani operasi, jadi intervensinnya nanti lebih
memberikan support internal untuk meminimalisir tingkat kecemasanya. Untuk tanda-tanda
vitalnya stabil semua. Dan utnuk Ny M kondisi luka jahitanya bagus, tidak keluar puss atau
darah waktu saya tekan tadi, Cuma nyeri yang dikeluhkan jadi tindakan kolaboratif: pemberian
analgesic dan antibiotk masih lanjut ya…
- Perawat pelaksana pagi (team A dan B: Firma, Jayanti): (bersama-sama)….baik… sangat
difahami…
*Epilog
Pelaporan untuk overran dituliskan secara langsung pada format yang
ditandatangani oleh PP yang jaga malam dan PP yang jaga pagi dan diketahui (diawasi)
oleh kepala ruangan.
- Kepala ruangan (Surya): baik, karena overran pasien sudah diterima dari sif malam ke pagi
dan format overran juga sudah tertanda tangani oleh masing-masing PP (dinas malam-dinas
pagi). Semoga diberi kelancaran untuk perawat yang berdinas pagi dan tidak ada halangan
apapun. Amiin… baik cukup sekian saya tutup overran pagi ini dengan bacaan
basmalah..(basmalah mulai)….. (sambil mengengkat tangan dan menundukkan kepala)…
selesai… ≠
A. Definisi SABR
Komunikasi SBAR merupakan komunikasi yang dilaksanakan secara face to faceyang
terdiri dari 4 komponen yaitu:
1) S (Situation): merupakan suatu gambaran yang terjadi pada saat itu.
2) B (Background): merupakan sesuatu yang melatar belakangi situasi yang terjadi.
3) A (Assessment): merupakan suatu pengkajian terhadap suatu masalah.
4) R (Recommendation): merupakan suatu tindakan dimana meminta saran untuk tindakan
yang benar yang seharusnya dilakukan untuk masalah tersebut.(Jefferson,2012).
Penggunaan komunikasi yang tepat dengan read back telah menjadi salah satu sasaran dari
program keselamatan pasien yaitu peningkatan komunikasi yang efektif. Selain itu dengan
menggunakan komunikasi SBAR dapat menghemat waktu sehingga perawat yang akan dinas
dapat melakukan tindakan segera terutama terhadap pasien kritis seperti di ruang intensif
(Smith, et al, 2008; Rushton, 2010; JCAHO, 2013).
SBAR adalah metode terstruktur untuk mengkomunikasikan informasi penting yang
membutuhkan perhatian segera dan tindakan berkontribusi terhadap eskalasi yang efektif dan
meningkatkan keselamatan pasien. SBAR juga dapat digunakan secara efektif untuk
meningkatkan serah terima antara shift atau antara staf di daerah klinis yang sama atau berbeda.
Melibatkan semua anggota tim kesehatan untuk memberikan masukan ke dalam situasi pasien
termasuk memberikan rekomendasi. SBAR memberikan kesempatan untuk diskusi antara
anggota tim kesehatan atau tim kesehatan lainnya.
3) Assessment :
berbagai hasil penilaian klinis perawat
- Apa temuan klinis ?
- Apa analisis dan pertimbangan perawat ?
- Apakah masalah ini parah atau mengancam kehidupan?
4) Recommendation :
apa yang perawat inginkan terjadi dan kapan?
- Apa tindakan / rekomendasi yang diperlukan untuk memperbaiki masalah?
- Apa solusi yang bisa perawat tawarkan dokter ?
- Apa yang perawat butuhkan dari dokter untuk memperbaiki kondisi pasien?
- Kapan waktu yang perawat harapkan tindakan ini terjadi ?
Sebelum serah terima pasien, perawat harus melakukan :
1. Perawat mendapatkan pengkajian kondisi pasien terkini.
2. Perawat mengkumpulkan data-data yang diperlukan yang berhubungan dengan kondisi pasien
yang akan dilaporkan.
3. Perawat memastikan diagnosa medis pasien dan prioritas masalah keperawatan yang harus
dilanjutkan.
4. Perawat membaca dan pahami catatan perkembangan terkini & hasil pengkajian perawat shift
sebelumnya.
5. Perawat menyiapkan medical record pasien termasuk rencana perawat harian.
Contoh komunikasi efektif SBAR antar shift dinas/ serah terima :
1. Situation (S) :
Nama : Tn.A umur 35 tahun, tanggal masuk 8 Desember 2013 sudah 3 hari perawatan, DPJP
:dr Setyoko, SpPD, diagnosa medis : Gagal ginjal kronik.
Masalah keperawatan:
a. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit lebih
b. Perubahan kebutuhan nutrisi kurang
2. Background (B) :
A. Pasien bedrest total , urine 50 cc/24 jam, balance cairan 1000 cc/ 24 jam.
B. Mual tetap ada selama dirawat, ureum 300 mg/dl.
C. Pasien program HD 2x seminggu Senin dan Kamis.
D. Terpasang infuse NaCl 10 tetes/menit
E. Dokter sudah menjelaskan penyakitnya tentang gagal ginjal kronik
F. Diet : rendah protein 1 gram
3. Assessment (A) :
A. Kesadaran composmentis, TD 150/80 mmHg, Nadi 100x/menit, suhu 37 0C, RR 20 x/menit,
oedema pada ekstremitas bawah, tidak sesak napas, urine sedikit, eliminasi faeses baik.
B. Hasil laboratorium terbaru : Hb 9 mg/dl, albumin 3, ureum 237 mg/dl
C. Pasien masil mengeluh mual.
4. Recommendation (R) :
A. Awasi balance cairan
B. Batasi asupan cairan
C. Konsul ke dokter untuk pemasangan dower kateter
D. Pertahankan pemberian pemberian deuritik injeksi furosemit 3 x 1 amp
E. Bantu pasien memenuhi kebutuhan dasar pasien
F. Jaga aseptic dan antiseptic setiap melakukan prosedur
Contoh komunikasi efektif SBAR antar perawat dengan dokter lewat telepon :
1. Situation (S) :
A. Selamat pagi Dokter, saya Noer rochmat perawat Nusa Indah 2
B. Melaporkan pasien nama Tn A mengalami penurunan pengeluaran urine 40 cc/24 jam,
mengalami sesak napas
2. Background (B) :
A. Diagnosa medis gagal ginjal kronik, tanggal masuk 8 Desember 2013, program HD hari Senin-
Kamis
B. Tindakan yang sudah dilakukan posisi semi fowler, sudah terpasang dower kateter, pemberian
oksigen 3 liter/menit 15 menit yang lalu.
C. Obat injeksi diuretic 3 x 1 amp
D. TD 150/80 mmHg, RR 30 x/menit, Nadi 100 x/menit, oedema ekstremitas bawah dan asites
E. Hasil laboratorium terbaru : Hb 9 mg/dl, albumin 3, ureum 237 mg/dl
F. Kesadaran composmentis, bunyi nafas rongki.
3. Assessment (A) :
A. Saya pikir masalahnya gangguan pola nafas dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
lebih
B. Pasien tampak tidak stabil
4. Recommendation (R) :
A. Haruskah saya mulai dengan pemberian oksigen NRM
B. Apa advise dokter? Perlukah peningkatan diuretic atau syringe pump?
C. Apakah dokter akan memindahkan pasien ke ICU?
BAB 1V
PENUTUP
IV.1 KESIMPULAN
Pada model metode praktik keperawatan professional harus mampu memberikan asuhan
keperawatan professional dan untuk itu diperlukan penataan 3 komponen utama: Tenaga
perawat (M1), Sarana, Prasarana (M2), Metode pemberian asuhan keperawatan (M3)
1. Sumber Daya Mnausia (M1)
5) Struktur organisasi
6) Jumlah tenaga d Ruang perawatan
7) Tingkat ketergantungan paien dan kebutuhan tenaga perawat
2. Sarana dan Prasarana (M2-Material)
8) Lokasi dan denah ruangan
9) Peralatan dan fasilitas
10) Administrasi penunjang
3. Metode Asuhan Keperawatan (M3-Method)
11) Penerapan model MAKP
12) Timbang Terima
13) Ronde Keperawatan
14) Pengelolaan Sentralisasi Obat
15) Supervisi
16) Discharge Planning
17) Dokumentasi Keperawatan
Data focus dalam timbang terima terdiri dari:
18) Pra: masalah pasien, tinadakan yang sudah dan rencana yang belum dilakukan: perhatian
khusus
19) Pelaksaan: mekanisme timbang terima
20) Pasca: klarifikasi, tindak lanjut tindakan
IV.2 SARAN
Dalam aplikasi timbang terima harus dipahami alur overran, dan point-point yang harus
diklarifikasi oleh PP dan PA yang sedang berdinas saat itu.
DAFTAR PUSTAKA
1. Azrul Azwar. 1997. Peran Perawat Profesional dalam Sistem Kesehatan di
Indonesia.Jakar: Makalah Seminar. UI.
2. Nursalam. 2008. Mnajaemen Keperawatan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
3. Nursalam. 2011. Mnajaemen Keperawatan Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika
4. Seto Sagung. 2008. Manajemen Kinerja Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta: Sabarguna