Vous êtes sur la page 1sur 2

ASESMEN PASIEN (AP)

17 Januari 2018 m taufik harahap Asesmen Pasien (AP)

Standar Nasional Akreditasi Rumah


Sakit
ASESMEN PASIEN (AP)
GAMBARAN UMUM

Tujuan asesmen pasien yang efektif akan menghasilkan keputusan tentang


kebutuhan asuhan, pengobatan pasien yang harus segera dilakukan dan pengobatan
berkelanjutan untuk emergensi, elektif atau pelayanan terencana, bahkan ketika
kondisi pasien berubah. Proses asesmen pasien adalah proses yang terus menerus
dan dinamis yang digunakan pada sebagian besar unit kerja rawat inap dan rawat
jalan.

Asuhan pasien di rumah sakit diberikan dan dilaksanakan berdasarkan konsep


Pelayanan berfokus pada pasien (Patient/Person Centered Care). Pola ini dipayungi
oleh konsep WHO: Conceptual framework integrated peoplecentred health services.
(WHO global strategy on integrated people-centred health services 2016-2026, July
2015). Penerapan konsep pelayanan berfokus pada pasien adalah dalam bentuk
Asuhan Pasien Terintegrasi yang bersifat integrasi horizontal dan vertikal dengan
elemen:

 Dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebagai ketua tim asuhan


/Clinical Leader

 Profesional Pemberi Asuhan bekerja sebagai tim intra- dan inter-disiplin


dengan kolaborasi interprofesional, dibantu antara lain dengan Panduan Praktik
Klinis (PPK), Panduan Asuhan PPA lainnya, Alur Klinis/Clinical Pathway terintegrasi,
Algoritme, Protokol, Prosedur, Standing Order dan CPPT (Catatan Perkembangan
Pasien Terintegrasi)

 Manajer Pelayanan Pasien/ Case Manager

 Keterlibatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga.

Asesmen pasien terdiri atas 3 proses utama dengan metode IAR:

 Mengumpulkan informasi dari data keadaan fisik, psikologis, sosial, kultur,


spiritual dan riwayat kesehatan pasien (I – informasi dikumpulkan).
 Analisis informasi dan data, termasuk hasil laboratorium dan radiologi
diagnostik imajing untuk mengidentifikasi kebutuhan pelayanan kesehatan pasien.
(A – analisis data dan informasi)

 Membuat rencana pelayanan untuk memenuhi semua kebutuhan pasien yang


telah diidentifikasi. (R – rencana disusun).

Asesmen harus memperhatikan kondisi pasien, umur, kebutuhan kesehatan, dan


permintaan atau preferensinya. Kegiatan asesmen pasien dapat bervariasi sesuai
dengan tempat pelayanan. Asesmen ulang harus dilakukan selama asuhan,
pengobatan dan pelayanan untuk mengidentifikasi kebutuhan pasien. Asesmen
ulang adalah penting untuk memahami respons pasien terhadap pemberian asuhan,
pengobatan dan pelayanan, serta juga penting untuk menetapkan apakah keputusan
asuhan memadai dan efektif. Proses-proses ini paling efektif dilaksanakan bila
berbagai profesional kesehatan yang bertanggung jawab atas pasien bekerja sama.

Vous aimerez peut-être aussi