Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Fasilitator:
Dr. Makhfudli, S.Kep., Ns., M.Ked.Trop
Kelompok 9/ Kelas A1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok makalah Small
Group Discussion (SGD) yang berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga dengan
Masalah Kesehatan Prioritas Penyakit Kronis Diabetes Melitus” dengan baik.
Ucapan terima kasih kami tujukan kepada pihak-pihak yang turut membantu
penyelesaian makalah ini, salah satunya yaitu Dr. Makhfudli, S.Kep., Ns.,
M.Ked.Trop selaku fasilitator yang memberikan bimbingan sehingga kami terarah
dalam penyelesaian tugas ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan masih
memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penyusun menerima kritik dan
saran yang dapat membangun agar dalam penyusunan makalah selanjutnya
menjadi lebih baik. Penyusun juga berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
kami secara pribadi dan bagi yang membutuhkannya.
ii
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Manfaat 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori Keluarga 3
2.2 Tinjauan Teori Penyakit Kronis 14
2.3 Tinjauan Teori Diabetes Melitus 16
2.4 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga dengan DM 22
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Kasus 29
3.2 Pengkajian 30
3.3 Analisa Data 35
3.4 Skoring 36
3.5 Diagnosa Keperawatan Keluarga 37
3.6 Intervensi 37
3.7 Implementasi 41
3.8 Evaluasi 45
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan 47
4.2 Saran 47
DAFTAR PUSTAKA 48
LAMPIRAN…………………………………………………………………49
iii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1
2
1.3 Manfaat
1.3.1 Teoritis
Hasil penulisan makalah ini dapat menjelaskan asuhan
keperawatan keluarga dengan penyakit kronis berdasarkan literatur
yang telah ada sehingga dapat digunakan sebagai bahan belajar
mahasiswa dalam keperawatan komunitas.
1.3.2 Praktis
1. Bagi penulis: penulis dapat mengaplikasikan ilmunya dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga dengan anggota
keluarga yang terkena penyakit kronis
2. Bagi mahasiswa: mahasiswa dapat memahami konsep keperawatan
keluarga dengan penyakit kronis dan mengaplikasikan ilmunya
dalam memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga dengan
anggota keluarga yang terkena penyakit kronis
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3) Struktur peran
Peran antar kelurga menggambarkan perilaku
interpersonal yang berhubungan dengan masalah kesehatan
dalam posisi dan situasi tertentu.
4) Nilai dan norma keluarga.
Beban kasus keluarga sangat bergantung pada nilai
kekuasaan dan kebutuhan akan asuhan keperawatan keluarga.
2.1.4 Fungsi Keluarga
Keluarga memiliki beberapa fungsi dalam mencapai tujuan sebuah
keluarga, yaitu:
1. Fungsi Afektif: Perhatian yang diberikan sudah cukup, karena
keluarga menyadari adanya kebutuhan-kebutuhan seperti kebutuhan
terhadap makanan dan kasih sayang, namun untuk memberikan
kesempatan anaknya untuk bermain terlalu dibatasi, sehingga klien
tidak mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan
ketrampilannya.
2. Fungsi Sosialisasi: Tingkat pengetahuan masyarakat rendah,
sehingga dalam proses sosialisasi masyarakat, keluarga tidak
mendapatkan informasi yang tepat tentang masalah perkembangan
anaknya dan penanganannya.
3. Fungsi Reproduksi: Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi
reproduksi keluarga adalah: Berapa jumlah anak yang direncakan
oleh keluarga , bagaimana keluarga merencakan jumlah anggota
keluarga, adakah penggunaan alat kontrasepsi
4. Fungsi Ekonomi: Memenuhi kebutuhan keluarga, sandang, pangan
dan papan
5. Fungsi Perawatan Kesehatan: Keluaraga harus mampu melakukan 5
tugas kesehatan keluarga, yaitu: keluarga mengenal masalah,
mengambil keputusan, merawat anggota keluarga, memodifikasi
lingkungan, dan keluarga menggunakan fasilitas atau pelayanan
kesehatan masyarakat.
2.1.5 Prinsip-prinsip dalam Keperawatan Keluarga
Ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam
memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, adalah:
1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan
kesehatan.
2. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, sehat
merupakan tujuan utama.
3. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam
mencapai peningkatan kesehatan keluarga.
4. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga,
perawat melibatkan peran serta aktif seluruh keluarga dalam
merumuskan masalah dan kebutuhan keluarga dalam mengatasi
masalah kesehatannya
5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan
preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif
6. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga
memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk
kepentingan kesehatan keluarga
7. Sasaran asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga
secara keseluruhan
8. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan
keperawatan kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan
masalah dengan menggunakan proses keperawatan
9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan
keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan keperawatan
kesehatan dasar atau perawatan di rumah
10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko
2.1.6 Interaksi Keluarga dalam Rentang Sehat Sakit
Marilyn M. Friedmen (2010) dengan mengadaptasi Doherti dan
Sussman (2010) upaya-upayanya dalam interaksi keluarga pada rentang
sehat sakit adalah:
1. Upaya keluarga dalam peningkatan (Promkes)
Promkes bisa dimulai dalam keluarga. Contoh: Seorang ayah
yang memberikan contoh dengan tidak merokok, gaya hidup
tersebut akan diikuti oleh anak-anaknya, tetapi jika kondisi
sebaliknya maka yang akan terjadi adalah meningkatnya angka
kesakitan saluran pernafasan pada keluarga tersebut karena
kebiasaan merokok
2. Penafsiran keluarga terhadap gejala-gejala sakit
Saat anggota keluarga mengeluhkan gejala-gejala penurunan
kesehatan yang dialami, mencari tahu penyebabnya, dan ada
tidaknya pengaruh bagi anggota keluarga yang lain. Masyarakat
dengan tingkat ekonomi yang lemah akan berespon lambat
mengingat kemampuan ekonominya
3. Pencarian perawat
Keluarga dituntut untuk mengambil keputusan dengan cepat
kemana akan merawat anggota keluarga yang sakit. Kecepatan
pengambilan keputusan ini ditentukan oleh respon keluarga
terhadap kondisi sakit
4. Perolehan perawatan dan rujukan ke Pelayanan Kesehatan
Dimulai saat kontak pertama anggota keluarga dengan
pelayanan kesehatan atau pengobatan alternatif. Penentuan jenis
pelayanan yang didatangi dipengaruhi oleh pengetahuan keluarga,
pengalaman masa lalu dan seringkali ibu memberikan kontribusi
yang banyak terhadap pengambilan keputusan tersebut
5. Respon akut terhadap penyakit oleh klien dan keluarga
Terjadinya perubahan peran pada anggota keluarga yang sakit.
Contoh: Peran Ibu yang sedang sakit akan digantikan oleh ayah
terutama saat anak-anaknya masih kecil
6. Adaptasi terhadap penyakit dan penyembuhan
Tahapan dimana keluarga memerlukan bantuan dan tenaga
kesehatan dalam menentukan koping keluarga terhadap sakitnya.
4. Gagal Ginjal
Gagal ginjal tahap akhir, yang diperlihatkan sebagai gagal
berfungsinya kedua ginjal yang kronis dan tidak dapat pulih
kembali, sehingga memerlukan dialisis ginjal yang teratur atau
transplantasi ginjal.
5. Kelumpuhan
Hilangnya fungsi sedikitnya kedua tangan atau kedua kaki,
atau satu lengan dan satu kaki, secara total dan tetap, dan
berlangsung secara terus menerus paling sedikit selama 6 minggu.
Kondisi ini harus ditegakkan oleh dokter ahli syaraf. Luka akibat
perbuatan yang disengaja oleh diri sendiri dikecualikan dari
penyakit ini.
2.2.3 Dampak penyakit kronis terhadap klien
Dampak yang dapat ditimbulkan dari penyakit kronik terhadap
klien diantaranya (Purwaningsih dan kartina, 2009) adalah:
1. Dampak psikologis
Dampak ini dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, yaitu:
1) Klien menjadi pasif
2) Tergantung
3) Kekanak-kanakan
4) Merasa tidak nyaman
5) Bingung
6) Merasa menderita
2. Dampak somatik
Dampak somatik adalah dampak yang ditimbulkan oleh tubuh
karena keadaan penyakitnya. keluhan somatik sesuai dengan
keadaan penyakitnya.
1) Dampak terhadap gangguan seksual
Merupakan akibat dari perubahan fungsi secara fisik
(kerusakan organ) dan perubahan secara psikologis (persepsi klien
terhadap fungsi seksual).
2) Dampak gangguan aktivitas
Dampak ini akan mempengaruhi hubungan sosial sehingga
hubungan sosial dapat terganggu baik secara total maupun
sebagian.
2) Terapi Farmakologi
Terapi farmakologi biasanya diberikan sebagai pengendali
kadar glukosa darah selain suntikan insulin. Obat yang
umumnya diresepkan oleh dokter yaitu metformin dan
resiglitazone. Metformin merupakan obat yang digunakan oleh
penderita diabetes tipe 2. Sedangkan resiglitazone digunakan
untuk meningkatkan produksi insulin. Kedua obat tersebut
juga dapat dikonsumsi oleh masyarakat umum untuk
mencegah terjadinya diabetes dini.
2. Penatalaksanaan keperawatan
a) Diet
Diet sangat diperlukan untuk klien dengan diabetes
mellitus. Diet dapat dilakukan dengan mengonsumsi cukup
glukosa. Konsultasi dengan ahli gizi dan dokter untuk
kadarnya. Selain itu klien juga daoat mengonsumsi bahan-
bahan alami seperti sayuran dan buah. Tidak lupa juga untuk
mengonsumsi banyak air putih supaya terhindar dari dehidrasi.
Apabila diet diterapkan dengan benar dan teratur dapat
mempunyai efek terapi seperti menurunkan kadar glukosa
darah, menurnkan kadar kolesterol, menjaga dari komplikasi
ginjal dan hepar.
b) Olahraga
Olahraga merupakan salah satu terapi terbaik untuk klien
dengan diabetes. Olahraga diabetes dapat dilakukan dengan
senam pernapasan dan senam kaki diabetes.
2.3.7 Komplikasi
Komplikasi DM terbagi menjai 2 yaitu komplikasi akut dan
komplikasi kronik yaitu:
1. Komplikasi akut, berhubungan dengan keseimbangan kadar
glukosa darah dalam jangka pendek, ketiga komplikasi tersebut
yaitu:
1) Diabetik Ketosedosis (DKA)
Ketoasidosis Diabetik merupakan defesiensi insulin berat
dan akut dari suatu perjalanan penyakit DM. Diabetik
Ketoasidosis disebabkan oleh tidak adanya insulin atau
cukupnya jumlah insulin yang nyata.
2) Koma Hiperosmolar Nonketotik (KHHN)
Koma hipermosolar Nonketonik merupakan keadaan
yang didominasi oleh Hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan
disertai perubahan tingkat kesadaran.
3) Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi kalau kadar gula dalam darah turun
dibawah 50-60 mg/dl keadaan ini dapat terjadi akibat
pemberian priparat insulin atau preparat oral berlebihan,
konsumsi makanan terlalu sedikit
2. Komplikasi kronik, berhubungan dengan efek samping diabetes
militus dibagi menjadi 2 yaitu:
1) Komplikasi mikrovakuler
(1) Penyakit Ginjal
Salah satu akibat utama dari perubahan- perubahan
mikrovaskuler adalah perubahan pada strutural dan fungsi
ginjal. Bila kadar glukosa dalam darah meningkat, maka
sikulasi darah ke ginjal menjadi menurun sehingga pada
akhirnya bisa terjadi nefropati.
(2) Penyakit Mata
Penderita DM akan mengalami gejala penglihatan
sampai kebutaan keluhan penglihatan kabur tidak selalu
disebabkan retinopati. Katarak juga dapat disebabkan
karena hiperglikemia yang berkepanjangan menyebabkan
pembengkakan lensa dan kerusakan lensa.
(3) Neuropati Diabetes
Neuropati diabetes dapat mempengaruhi saraf-saraf
perifer, sistem saraf otonom medula spinalis atau sistem
saraf pusat. Akumulasi sorbitol dan perubahan-perubahan
mebolik lain dalam sintesa fungsi myelin yang dikaitkan
dengan hiperglikemia dapat menimbulkan perubahan
kondisi saraf.
2) Komplikasi Makrovaskuler
(1) Penyakit jantung koroner
Akibat diabetes maka aliran darah akan melambat
sehingga terjadi penurunan kerja jantung untuk
memompakan darahnya keseluruh ubuh sehingga tekanan
darah akan naik. Lemak yang menumpuk dalam pembuluh
darah menyebabkan mengerasnya arteri (arteriosclerosis)
dengan resiko penyakit jantung koroner atau stroke.
(2) Pembuluh Darah Kaki Timbul
Hal itu dapat terjadi karena adanya anesthesia fungsi
saraf –saraf sensorik keadaan ini berperan dalam
terjadinya trauma minor dan tidak terdeteksinya infeksi
yang menyebabkan ganggren. Infeksi dimulai dari celah-
celah kulit yang mengalami hipertropi, pada sel-sel kuku
kaki yang menebal dan kalus demikian juga pada daerah-
daerah yang terkena trauma.
3. Tidak Dapat 1
4. Menonjolnya masalah
1. Masalah dirasakan, 2
dan perlu
1
penanganan segera 1
2. Masalah dirasakan,
tidak perlu 0
ditangani segera
3. Masalah tidak
dirasakan
TOTAL
3.1 Kasus
Hasil pengkajian didapatkan data umum Tn. A (56 tahun) sebagai kepala
keluarga dengan pendidikan terakhir tamat Sekolah Menengah Atas (SMA). Tn. A
bertempat tinggal di Mulyorejo, Surabaya dan bekerja sebagai pegawai swasta di
salah satu perusahaan minuman softdrink dengan pendapatan 4 juta rupiah
perbulan, istri Tn.A tidak bekerja. Tn.A merupakan anak tunggal. Tn. A tinggal di
rumah dengan istrinya Ny.A, kedua anaknya, dan ibunya. Anak pertama Tn.A
berjenis kelamin laki-laki berusia 23 tahun dan anak kedua berjenis kelamin
perempuan berusia 19 tahun. Ayah Tn.A meninggal 2 tahun yang lalu dengan
riwayat penyakit diabetes mellitus. Keluarga Tn.A bersuku jawa, dikeseharian
keluarga Tn.A menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia untuk berkomunikasi.
Untuk memenuhi kebutuhan akan rekreasi dan hiburan biasanya keluarga Tn.A
berkumpul di hari minggu untuk pergi jalan-jalan ke pusat perbelanjaan.
Tidak ada masalah pada tahapan perkembangan keluarga. Permasalahan
terletak pada kesehatan anggota keluarga. Tn.A memiliki riwayat diabetes mellitus
dan hipertensi sejak tahun 2015. Tn.A pernah dirawat di rumah sakit pada tahun
2016 dengan penyakit yang sama. Saat ini Tn.A sedang menjalani rawat jalan di
klinik A yang berjarak ± 1 KM dari rumahnya. Tn.A sering lupa meminum
obatnya karena sibuk bekerja. Pemeriksaan terakhir Tn.A didapatkan GDP 200
gr/dl dengan adannya luka pada telapak kaki kanan sebesar 3 cm. Keluarga kurang
memiliki pengetahuan untuk merawat luka.
30
S:36,6oC,
P: 19x/menit
LANJUTAN
Alat Riwayat
Status Kesehatan
No Nama Bantu/ Penyakit/
Saat ini
Protesa Alergi
1 Tn. A - (24/05/2018) GDP: 200 g/dl; HT dan DM
kolesterol: 203 g/dl; As. Urat: 4,7 g/dl
validasi)
Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari:
Ya/ Tidak* Keluarga Tn.A
mengkonsumsi lauk dan pauk
setiap hari.
Menggunakan jamban sehat:
Ya/ Tidak*
Memberantas jentik di rumah sekali
seminggu:
Ya/ Tidak* (menguras, mengubur,
menutup)
Kadang-kadang keluarga Tn.A
membersihkan bak air diwaktu libur
mereka.
Makan buah dan sayur setiap hari: Ya/
Tidak* Tidak setiap hari makan buah,
dan sayur
Melakukan aktivitas fisik setiap hari: Ya/
Tidak*
Tidak merokok di dalam rumah: Ya/
Tidak* Tn.
Penggunaan alkohol dan zat adiktif:
ya/tidak
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota
dalam keluarganya:
Ya √ Tidak
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
34
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya:
Keluarga Tetangga
Kader √ Tenaga kesehatan, yaitu perawat dan tenaga kesehatan lain di
puskesmas, atau terkadang klinik terdekat
5) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah
kesehatan yang dialaminya: √ Ya Tidak,
KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria:
1. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I: Jika memenuhi kriteria 1&2
2. Menerima yankes sesuai rencana Kemandirian II: Jika memenuhi kriteria 1s.d5
3. Menyatakan masalah kesehatan
Kemandirian III: Jika memenuhi kriteria 1s.d6
secara benar
4. Memanfaatkan faskes sesuai Kemandirian IV: Jika memenuhi kriteria 1s.d7
anjuran
35
5. Melaksanakan perawatan
sederhana sesuai anjuran
6. Melaksanakan tindakan pencegahan
secara aktif
7. Melaksanakan tindakan promotif
secara aktif
Kategori:
Kemandirian I √ Kemandirian II
Kemandirian IV
Kemandirian III
GENOGRAM
(Terlampir)
2. Resiko Tinggi 2 1 =1
3. Potensial 1
2. Kemungkinan masalah untuk
2 2/2 X 2
dirubah
1 2
1. Tinggi =1
0
2. Sedang
3. Rendah
3. Potensial untuk dicegah
1. Mudah 3 2/3 X 1
2. Cukup 2 1
= 2/3
3. Tidak Dapat 1
4. Menonjolnya masalah
1. Masalah dirasakan, perlu 2
1 2/2 X 1
penanganan segera
1
2. Masalah dirasakan, tidak =1
perlu ditangani segera 0
3. Masalah tidak dirasakan
TOTAL 3⅔
09.40 e. Memberikan
informasi
kepada anggota
keluarga
mengenai
manfaat
managemen
penyakit
09.45 f. Membantu klien
atau keluarga
memilih
profesional
perawatan
kesehatan yang
tepat (perawata
spesialis,
perawat
berlisensi, dll)
09.50 g. Mengevaluasi
informasi yang
sudah diberikan
Selasa, 15 Mei 2018 S: Klien dan
09.00 a. Dorong anggota
keluarga
keluarga untuk
mengatakan bahwa
menjaga atau
mampu
mempertahakan
mengkomunikasik
hubungan
an penyakitnya
keluarga yang
sesuai
44
09.40 e. Memberikan
informasi
kepada anggota
keluarga
mengenai
manfaat
managemen
penyakit
09.45 f. Memonitor
keterlibatan
anggota
keluarga dalam
perawatan klien
Evaluasi
NO Kriteria Keterangan
Ya Tidak
a. Mampu untuk
mengidentifikasikan setiap
konsekuensi dari setiap
pilihan
3. Memberikan perawatan yang tepat
a. Keluarga dapat √
menjalankan prosedur yang
diajarkan dengan tepat
4. Mempertahankan suasana di
√
rumah
a. Mempertahakan aktivitas
dan rutinitas yang tepat
5. Pemanfaatan fasilitas pelayanan
√
kesehatan
a. Klien dapat mengakses ke
pelayanan kesehatan
terdekat
47
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Konsep keperawatan keluarga mampu mendasari setiap tindakan yang
akan dilakukan oleh seorang perawat. Sehingga setiap tindakan intervensi
dapat terlaksana dengan benar.
2. Konsep asuhan keperawatan membantu dalam memberikan arahan
mendasar dalam membuat asuhan keperawatan yang sesuai dengan
kebutuhan klien
3. Pencegahan penyakit kronis Diabetes dapat di terapkan sesuai dengan
konsep dimana konsep yang ada menjelaskan bahwa Diabetes dapat di
bantu oleh peran keluarga
4. Peran keluarga penting dalam tahap-tahap perawatan kesehatan, mulai dari
tahapan peningkatan kesehatan, pencegahan, pengobatan, sampai dengan
rehabilitasi. Serta untuk saling mengingatkan pola makan dan waktu
penyuntikan insulin yang harus dilakukan yang sesuai dengan aturan yang
diberikan.
5. Peran perawat keluarga sangat dibutuhkan untuk membantu keluarga agar
memiliki kemandirian dalam mencapai derajat kesehatan yang diinginkan.
memberikan pengarahan serta edukasi yang dapat dimengerti dan
diterapkan secara mandiri dengan keluarga.
4.2 Saran
Sebagai penulis diharapkan dapat mengaplikasikan ilmunya dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga dengan anggota
keluarga yang terkena penyakit kronis dan sebagai Bagi mahasiswa
diharapkan mahasiswa dapat memahami konsep keperawatan keluarga
dengan penyakit kronis dan mengaplikasikan ilmunya dalam memberikan
asuhan keperawatan kepada keluarga dengan anggota keluarga yang
terkena penyakit kronis.
48
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Fox, Charles & Anne Kilvert. 2011. Bersahabat dengan Diabetes tipe 2. Jakarta:
Penebar Plus. Hal: 7-18
Friedman, Marlyin M. 2010. Edisi 5. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: riset, teori
dan praktik. Jakarta: EGC
Fox, Charles & Anne Kilvert. 2011. Bersahabat dengan Diabetes tipe 2. Jakarta:
Penebar Plus. Hal: 7-18
Friedman, Marlyin M. 2010. Edisi 5. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: riset, teori
dan praktik. Jakarta: EGC
Lampiran 1. Genogram
48