Vous êtes sur la page 1sur 7

BAB II

ANATOMI FISIOLOGI

Sumber : Budiyono, 2011

A. Pengertian Sistem Pencernaan


Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan
mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan,
penelanan dan pencampuran) dengan enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut
(oris) sampai anus. Fungsi utama sistem pencernaan adalah menyediakan bahan zat nutrien
yang sudah dicerna secara berkesinambungan untuk di distribusikan ke dalam sel malalui
sirkulasi dengan unsur-unsur air, elektrolist, dan zat gizi. Sebelum zat ini diperoleh tubuh,
makanan harus berjalan atau bergerak sepanjang saluran perncernaan. Makanan yang kita
makan harus diubah terlebih dahulu menjadi benda cair agar dapat diserap (diabsorpsi) dan
mengalami perubahan kimiawi dan fisik dalam saluran pencernaan. Zat makan merupakan
sumber energi dari sel yang dapat membentuk ATP (adenosine trifosfat) untuk
melaksanakan berbagai kegiatan dalam tubuh (Syaifudin, 2002).
B. Organ – organ Sistem Pencernaan
A. Mulut
Mulut adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas 2 bagian yaitu bagian luar
yang sempit atau vestibula yaitu ruang di antara gusi, gigi, bibir dan pipi dan bagian
rongga mulut bagian dalam, yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang
maksilaris, palatum dan mandibularis, di sebelah belakang bersambung dengan faring.
Mulut secara mekanis dan kimiawi memcah nutrisi ke ukuran dan bentuk yang dapat
digunakan.Gigi mengunyah makanan, memecahnya menjadi ukuran yang dapat
dilewati dalam proses menelan. Saliva yang diproduksi oleh kelenjar saliva di mulut,
melarutkan dan melembutkan makanan dalam mulut untuk mempermudah proses
menelan (Syaiffudin, 2002).
B. Faring
Faring merupakan organ yang berhubungan rongga mulut dengan kerongkongan
(esophagus). Di dalam lengkung faring terdapar tonsil (amandel) yaitu kumpulan
kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap
infeksi. Di sini terletak bersimpangan antara jalan napas dan jalan makanan, letaknya
dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, di depan ruas tulang belakang. Ke atas
bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama
koana. Keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang
yang disebut ismus fausium.

Tekak terdiri dari bagian superior (bagian yang sama tinggi dengan hidup), bagian
media (bagian yang sama tinggi dengan mulut ), dan bagian inferior (bagian yang sama
tingginya dengan laring). Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara
bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga. bagian
media disebut orofaring, menelan jalan udara dan jalan makanan pada faring terjadi
penyilangan (Syaiffudin, 2002).
C. Esofagus
Esofagus merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung, panjangnya
kurang lebih 25cm mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak di bawah lambung.
Esofagus terletak dibelakang trakea dan di depan tulang punggung. Setelah melalui
toraks menembus diafragma masuk ke dalam abdomen menyambung dengan lambung.
Sekresi esofagus bersifat bersifat mukoid dan berfungsi memberikan pelumasan untuk
pergerakan makanan melalui esofagus. Pada permulaan esofagus banyak kelenjar
mukosa komposita. Bagian badan utamanya dibatasi oleh banyak kelenjar mukosa
simplek untuk mencegah ekstresi mukosa oleh makanan yang baru masuk.

Pada bagian bawah, 2,5 cm di atas berbatasan dengan lambung terdapat otot sirkuler
esofagus yang berfungsi sebagai sfingter esofagus bawah yang secara otomatis
menutup apabila gelombang peristaltik menelan berjalan menuruni esofagus. Fungsi
utama sfingter esofagus bawah adalah mencegah isi lambung naik lagi ke atas esofagus.
Isi lambung sangat asam dan banyak mengandung enzim proteolitik. Esofagus tidak
mampu menahan kerja pencernaan sekret lambung dalam waktu lama (Syaiffudin,
2002).
D. Lambung
Lambung merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak
terutama di daerah epigaster, lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri berhubungan
dengan esopagus melalui orifisium pilorik, terletak di bawah diafragma di depan
pankreas dan limpa, menempel di sebelah kiri fundus uteri. Bagian lambung terdiri dari
fundus ventrikuli, korpus ventrikuli, antrum pilorus, kartuvura minor, kartuvura mayor,
dan osteum kardiakum. Fungsi lambung menampung makanan, menghancurkan dan
menghaluskan makanan oleh peristaltik lambung dan getah lambung. Getah cerna
lambung yang dihasilkan yaitu pepsin, asam garam (HCl), renin, lapisan lambung.
Sekresi getah lambung mulai terjadi dari awal orang makan bila melihat makanan dan
mencium bau makanan maka sekresi lambung akan terangsang (Syaiffudin, 2002).
E. Usus halus
Usus halus (intestinum minor) merupakan bagian dari sistem pencernaan makanan yang
berpangkal pada pilorus dan berakhir pada sekum, panjangnya lebih kurang 6 meter,
dan merupakan saluran pencernaan yang paling panjang dari tempat proses pencernaan
dan absorpsi pencernaan. Bentuk dan susunannya berupa lipatan-lipatan melingkar.
Makanan dalam intestinum minor dapat masuk karena adanya gerakan yang
memberikan permukaan yang lebih halus. Intestinum minor terletak dalam rongga
abdomen dan dikelilingi oleh usus besar.
a. Struktur Usus Halus
1) Duodenum
Bentuknya melengkung seperti kuku kuda. Pada lengkungan ini terdapat
pankreas. Pada bagian kanan doudenum terdapat bagian yang membukut tempat
bermuaranya saluran empedu (duktus koledukus) dan saluran pankreas (duktus
pankreatikus) yang dinamakan papila vateri. Dinding duodenum mempunyai
lapisan mukosa yang banyak mengandung kelenjar Brunner memproduksi getah
intestinum.
2) Jejenum
Panjangnya 2-3 meter, berkelok-kelok, terdapat di sebelah kiri atas intestinum
minor dengan prantaraan lipatan peritonium yang berbentuk kipas (mesentrium).
Akar mesentrium memungkinkan keluar-keluarnya arteri dan vena mesentrika
superior dan pembuluh limfe dan saraf ke ruang antara lapisan peritonium yang
membentuk mesentrium. Penampang jejenum lebih lebar, dibandingkan lebih
tebal, dan banyak mengandung pembuluh darah.
3) Ileum
Ujung batas antara ileum dan jejunum tidak jelas, panjangnya lebih kurang 4-5
meter. Ileum merupakan usus halus yang terletak disebelah kanan bawah yang
berhubungan dengan sekum perantara lubang yang disebut orifisium ileosekalis
yang diperkuat oleh sfingter dan dilengkapi oleh sebuah katub valvula ceicalis
(valvula bauchini) yang berfungsi untuk mencegah cairan dalam kolon asendens
agar tidak masuk ke dalam ileum (Syaiffudin, 2002).

Anatomi Usus Besar


Sumber : Budiyono, 2011
F. Usus Besar
Usus besar atau kolon yang kira – kira 1 ½ meter panjangnya adalah sambangan dari
usus halus dan mulai di katup ileokolik atau ileosekal, yaitu tempat sisa makanan.
Reflek gastrokolik terjadi ketika makanan masuk ke lambung dan menimbulkan
peristaltik di dalam usus besar reflek ini menyebabkan defekasi atau pembuangan air
besar.
a. Struktur Usus Besar
1) Sekum
Kantong lebar terletak pada fossa iliaka dekstra. Ileum memasuki fossa iliaka
sisi kiri osteum ileosekalis. Pada bagian bawah sekum terdapat apendik
vermiformis, bentuknya seperti cacing dan disebut umbai cacing. Panjangnya
lebih kurang 6 cm. Muara apendix pada sekum ditentukan oleh titik yaitu :
daerah antara 1/3 bagian kanan dan 1/3 bagian tenggah garis menghubungkan
kedua spina iliaka anterior superior (SIAS). Sekum seluruhnya ditutupi oleh
perinonium agar mudah bergerak walaupun tidak mempunyai mesenterium dan
dapat diraba melalui dinding abdomen.
2) Kolon asendens
Bagian ini memanjang dari sekum ke fossa iliaka kanan sampai ke sebelah kanan
abdomen. Panjangnya 13 cm, terletak di bawah abdomen sebelah kanan, dan di
bawah hati membelok ke kiri. Lengkungan ini disebut fleksura hepatika
(fleksura koli dekstra) dan dilanjutkan dengan kolon transversum.
3) Kolon transversum
Panjangnya lebih kurang 38 cm, membujur dari kolon asenden sampai ke kolon
desenden, berada di bawah abdomen sebelah kanan tepat belokan yang disebut
fleksura lienalis (fleksura koli sinistra), dan mempunyai mesenterium yang
melekat pada permukaan posterior tirai omentum mayus.
4) Kolon desendens
Panjangnya lebih kurang 25 cm, terletak dibawah abdomen bagian kiri, dari atas
ke bawah, dari depan fleksura lienalis sampai ke depan ileum kiri, bersambung
dengan sigmoid, dan dibelakang peritonium (retroperitonial).
5) Kolon sigmoid
Bagian ini merupakan lanjutan dari kolon desendens. Panjangnya 40 cm, terletak
miring dengan dalam rongga pelvis seebelah kiri, berbentuk huruf S, ujung
bawahnya berhubungan dengan rektum, berakhir setinggi vertebrae sakralis 3-4,
dan kolon sigmoid ini ditunjang oleh mesenterium yang disebut mesokolon
sigmoideum (Syaiffudin, 2002).
G. Rektum
Bagian ini merupakan lanjutan dari kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum
mayor dengan anus sepanjang 12 cm yang mulai dari pertengahan sakrum dan berakhir
pada kanalis anus. Rektum terletak dalam rongga pelvis di depan os sakrum dan os
koksigis.
Rektum terdiri dari dua bagian yaitu
a. Rektum propia
Bagian yang melebar disebut ampula rekti. Jika ampula rekti terisi makanan, akan
timbul hasrat defekasi.
b. Rektum analis rekti
Sebelah bawahnya ditutupi oleh serat-serat otot polos (m. sfingter ani internus) dan
serabut otot lirik (m. sfingter ani eksternus). Kedua otot ini berperan dalam pada
waktu defekasi. Tunika mukosa rektum bnyak mengandung pembuluh darah,
jaringan mukosa, dan jaringan otot yamh membentuk lipatan yang disebut kolumna
rektalis. Pada bagian bawah kolumna rektalis terdapat pembuluh darah vena rektalis
(v. Hemoroidalis superior, inferior) yang sering mengalami pelebaran atau varises
yang disebut hemoroid (wasir) (Syaiffudin, 2002).
H. Anus
Anus merupakan bagian dari saluran pencernaan dengan dunia luar yang terletak di
dasar pelvis dan dindingnya diperkuat oleh sfingter ani yang terdiri dari :
a. Sfingter ani intestinus sebelah dalam bekerja tidak menurut kehendak.
b. Sfingter levaktor ani bagian tengah bekerja tidak menurut kehendak.
c. Sfingter ani eksternus sebelah luar bekerjs menurut kehendak (Syaiffudin, 2002).

Vous aimerez peut-être aussi