Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
kimia, gesekan, atau radiasi.[1] Luka bakar yang hanya mempengaruhi kulit bagian luar dikenal
sebagai luka bakar superfisial atau derajat I. Bila cedera menembus beberapa lapisan di
bawahnya, hal ini disebut luka bakar sebagian lapisan kulit atau derajat II. Pada Luka bakar yang
mengenai seluruh lapisan kulit atau derajat III, cedera meluas ke seluruh lapisan kulit.
Sedangkan luka bakar derajat IV melibatkan cedera ke jaringan yang lebih dalam,
seperti otot atau tulang.
Perawatan yang diperlukan bergantung pada tingkat keparahan luka bakar. Luka bakar
superfisial mungkin dapat ditangani dengan pereda nyeri sederhana, sementara luka bakar besar
mungkin memerlukan pengobatan yang lebih lama di pusat perawatan luka bakarkhusus.
Mendinginkan dengan air ledeng mungkin membantu meredakan nyeri dan mengurangi
kerusakan; akan tetapi, paparan dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan suhu tubuh
rendah. Luka bakar yang mengenai sebagian lapisan kulit mungkin perlu dibersihkan dengan
sabun dan air, kemudian dibalut. Cara untuk menangani lepuh masih belum jelas, tetapi mungkin
ada baiknya untuk membiarkan lepuh tersebut tetap utuh. Luka bakar yang mengenai seluruh
lapisan kulit biasanya membutuhkan pembedahan, seperti cangkok kulit. Luka bakar yang luas
seringkali membutuhkan banyak cairan intravena karena respon peradangan selanjutnya akan
mengakibatkan kebocoran cairan kapiler yang signifikan dan edema. Komplikasi paling umum
dari luka bakar adalah infeksi.
Meskipun luka bakar yang besar bisa berakibat fatal, perawatan modern yang dikembangkan
sejak tahun 1960 telah meningkatkan hasil penanganan secara signifikan, terutama pada anak
dan remaja.[2] Secara global, sekitar 11 juta orang dengan luka bakar akan mencari perawatan
medis, dan 300.000 orang meninggal karena luka bakar setiap tahunnya. [3] Di Amerika Serikat,
sekitar 4% dari pasien yang dirawat di pusat perawatan luka bakar meninggal karena luka
bakar.[4] Hasil jangka panjang dari perawatan luka bakar berhubungan erat dengan ukuran luka
bakar dan usia orang yang mengalami luka bakar tersebut.
Gejala dan Tanda[sunting | sunting sumber]
Karakteristik luka bakar bergantung pada kedalamannya. Luka bakar superfisial menyebabkan
nyeri selama dua atau tiga hari, yang dilanjutkan dengan pengelupasan kulit selama beberapa
hari berikutnya.[5][6] Individu yang menderita luka bakar berat mungkin menunjukkan perasaan
tidak nyaman atau mengeluhkan adanya tekanan dibandingkan nyeri. Luka bakar yang mengenai
seluruh lapisan kulit mungkin sepenuhnya tidak sensitif terhadap sentuhan ringan atau
tusukan.[6] Luka bakar superfisial biasanya berwarna merah, sedangkan luka bakar berat bisa
berwarna merah muda, putih atau hitam.[6] Luka bakar di sekitar mulut atau rambut yang terbakar
di dalam hidung bisa mengindikasikan terjadinya luka bakar di saluran napas, tetapi temuan ini
sifatnya tidak pasti.[7] Tanda-tanda yang lebih mengkhawatirkan meliputi: sesak napas, serak,
dan stridor atau mengi.[7] Rasa gatalumum dialami selama proses penyembuhan, serta terjadi
pada 90% orang dewasa dan hampir semua anak.[8] Mati rasa atau kesemutan masih dapat
dirasakan dalam waktu yang lama setelah cedera listrik. [9] Luka bakar juga bisa menyebabkan
gangguan emosional dan psikologis.[3]
Waktu
Jenis[10 Lapisan yang Tekstu Sensa Cont
] Tampilan Penyembu Prognosis
dilibatkan r si oh
han
Superfi Sembuh
5-
sial Merah tanpa Nyeri [1
Epidermis[5] Kering 10 hari[10][11 dengan
(derajat lepuh[10] 0]
] baik;[10] Seng
I) atan
matahari yan
g berulang
meningkatkan
risiko kanker
kulit di
kemudian
hari[12]
Agak
superfis
ial,
menge Merah Infeksi
Meluas ke
nai dengan lepuhy Sangat kurang dari lokal/selulitis t
lapisan dermis(p Lemba
sebagia ang jelas. nyeri[10 2–3 etapi
apiler) b[10] ] [6][10]
n Pucat dengan minggu biasanya
superfisial [10]
lapisan tekanan.[10] tanpa parut[6]
kulit
(derajat
II)
Amputasi,
Meluas ke gangguan
seluruh lapisan fungsional
kulit, dan ke yang
Derajat Hitam; hangus Tidak Perlu
dalam lapisan Kering signifikan
IV dengan eskar nyeri eksisi[10]
lemak, otot dan dan, dalam
tulang di beberapa
bawahnya [10] kasus,
kematian.[10]
Usia muda atau tua < 5% Usia muda atau tua >10%
Usia muda atau tua 5-10% LPB
LPB LPB
<2% luka bakar yang 2-5% luka bakar yang mengenai >5% luka bakar yang
mengenai seluruh mengenai
seluruh lapisan kulit lapisan kulit seluruh lapisan kulit
Untuk menentukan apakah diperlukan Referensi untuk dibawa ke pusat perawatan khusus luka
bakar, Asosiasi Luka Bakar Amerika merancang suatu sistem klasifikasi. Pada sistem ini, luka
bakar diklasifikasikan menjadi berat, sedang, dan ringan. Keadaan ini dinilai berdasrkan sejumlah
faktor, di antaranya adalah luas permukaan total tubuh yang terkena, adanya luka bakar pada
bagian tubuh tertentu, usia penderita, dan cedera lain yang terkait.[36] Luka bakar ringan pada
umumnya dapat diatasi di rumah, luka bakar sedang biasanya dapat diatasi di rumah sakit, luka
bakar berat harus ditangani di pusat perawatan khusus luka bakar.[36]
Pencegahan[sunting | sunting sumber]
Berdasarkan sejarah, sekitar setengah dari luka bakar dapat dicegah. [1] Program pencegahan
luka bakar secara signifikan telah menurunkan tingkat kejadian luka bakar yang bersifat
serius.[33] Tindakan pencegahan termasuk: membatasi suhu air panas, alarm asap, sistem
penyemprot air, konstruksi bangunan yang sesuai, dan pakaian tahan api. [1] Para ahli
menganjurkan pengaturan pemanas air di bawah suhu 488 °C (910,4 °F).[15] Tindakan lain untuk
menghindari lepuh adalah dengan mengukur suhu air mandi dengan termometer, dan
meletakkan pelindung cipratan pada kompor.[33]Walaupun pengaruh peraturan penggunaan
kembang api masih belum jelas, terdapat bukti sementara bahwa peraturan ini
bermanfaat[37] dengan adanya rekomendasi pembatasan penjualan kembang api kepada anak-
anak.[15]
Prognosis di AS[62]
LPB Kematian
<10% 0.6%
10-20% 2.9%
20-30% 8.6%
30-40% 16%
40-50% 25%
50-60% 37%
60-70% 43%
70-80% 57%
80-90% 73%
>90% 85%
Inhalation 23%
Progonosisnya lebih buruk bagi orang dengan luka bakar luas, orang yang berusia tua, dan
wanita.[10] Terjadinya cedera karena menghirup asap, cedera signifikan lain seperti patah tulang
panjang, dan penyakit penyerta yang bersifat serius (misalnya penyakit jantung, diabetes,
penyakit psikiatrik, dan keinginan untuk bunuh diri) juga mempengaruhi prognosis. [10] Rata-rata,
dari pasien yang dirawat inap di pusat perawatan luka bakar di Amerika Serikat, 4%
meninggal,[15] dengan hasil perawatan untuk tiap orang bergantung pada tingkat keparahan
cedera luka bakar. Contohnya, tingkat mortalitas penderita rawat inap dengan luka bakar kurang
dari 10% LPB adalah sebesar kurang dari 1%, sementara penderita rawat inap dengan luka
bakar 90% LPB memiliki tingkat mortalitas 85%.[62] Di Afghanistan, orang dengan luka bakar lebih
dari 60% LPB jarang dapat bertahan hidup.[15] Skor Baux secara historis sudah digunakan untuk
menentukan prognosis luka bakar berat; namun, dengan perbaikan dalam teknik perawatan, data
ini tidak lagi begitu akurat.[7] Skor tersebut ditentukan dengan menambahkan ukuran luka bakar
(% LPB) pada usia penderita, yang dulunya lebih kurang sama dengan risiko kematian.[7]
Komplikasi[sunting | sunting sumber]
Sejumlah komplikasi bisa muncul, dan infeksi merupakan komplikasi yang paling umum
terjadi.[15] Berdasarkan urutan frekuensi terjadinya, mulai dari yang paling sering sampai yang
paling jarang, komplikasi untuk luka bakar dapat meliputi: pneumonia, selulit, infeksi saluran
kencing dan kegagalan pernafasan.[15] Faktor risiko untuk infeksi termasuk: luka bakar dengan
lebih dari 30% LPB, luka bakar ketebalan lengkap, usia ekstrem (muda atau tua), atau luka bakar
yang terjadi pada kaki atau perineum.[63] Pneumonia umumnya terjadi pada mereka dengan
cedera inhalasi.[7]
Anemia sekunder pada luka bakar ketebalan lengkap dengan LPB lebih dari 10% sering
ditemukan.[5] Luka bakar karena listrik bisa menyebabkan sindrom
kompartemen atau rabdomiolisis karena kerusakan otot.[7] Penggumpalan darah dalam vena
kaki diperkirakan terjadi pada 6% hingga 25% orang.[7] Keadaan hipermetabolik yang mungkin
tidak sembuh selama bertahun-tahun setelah luka bakar berat menyebabkan penurunan
kepadatan tulang dan hilangnya massa otot.[34] Keloid bisa terjadi sebagai akibat dari luka bakar,
terutama pada orang yang berusia muda dan berkulit gelap.[60] Setelah mengalami luka bakar,
anak-anak mungkin mengalami trauma dan mengalami gangguan stress paska trauma.[64] Bekas
luka juga bisa mengakibatkan gangguan citra tubuh.[64] Di Negara-negara berkembang, luka
bakar parah bisa mengakibatkan isolasi sosial, kemiskinan ekstrem dan di kalangan anak-
anak pengucilan.[3]
Epidemiologi[sunting | sunting sumber]
Tahun hidup penyesuaian disabilitas untuk luka bakar dalam 100.000 penduduk pada tahun 2004.[65]
no data 300-350
< 50 350-400
50-100 400-450
100-150 450-500
150-200 500-600
200-250 > 600
250-300
Hingga tahun 2004, 11 juta kasus luka bakar memerlukan perawatan medis di seluruh dunia dan
menyebabkan 300.000 kematian.[3] Hal ini membuat luka bakar menjadi penyebab cedera utama
keempat setelah kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh, dan tindak kekerasan.[3]Sekitar 90%
luka bakar terjadi di negara berkembang.[3] Hal ini sebagian disebabkan oleh kepadatan
penduduk yang berlebihan dan kondisi memasak yang tidak aman.[3] Secara keseluruhan, hampir
60% dari luka bakar yang bersifat fatal terjadi di Asia Tenggara dengan tingkat kejadian 11,6 per
100.000 penduduk.[15]
Di negara maju, tingkat mortalitas karena luka bakar pada pria dewasa dua kali lebih tinggi dari
wanita. Hal ini kemungkinan terjadi karena pria dewasa memiliki pekerjaan dan aktivitas dengan
risiko lebih tinggi. Namun, di banyak negara berkembang wanita berisiko dua kali lebih tinggi
daripada pria. Hal ini sering dikaitkan dengan kecelakaan di dapur dan kekerasan rumah
tangga.[3] Di kalangan anak-anak, kematian karena luka bakar terjadi lebih dari sepuluh kali lebih
tinggi di negara berkembang dibandingkan di negara maju. [3] Secara keseluruhan, luka bakar
merupakan salah satu dari lima belas penyebab utama kematian di kalangan anak-anak.[1] Dari
tahun 1980an hingga 2004, banyak negara sudah mengalami penurunan dalam tingkat kematian
karena luka bakar yang bersifat fatal dan luka bakar pada umumnya.[3]
Negara maju[sunting | sunting sumber]
Diperkirakan 500.000 cedera luka bakar mendapatkan perawatan medis tiap tahunnya di
Amerika Serikat.[33] Cedera ini menyebabkan sekitar 3.300 kematian pada tahun
2008.[1] Kebanyakan luka bakar (70%) dan kematian karena luka bakar terjadi di kalangan
pria.[4][10]Insiden tertinggi luka bakar api terjadi di kalangan usia 18 – 35 tahun, sementara insiden
luka bakar lepuh tertinggi terjadi di kalangan anak-anak di bawah 5 tahun dan orang dewasa di
atas 65 tahun.[10] Luka bakar karena listrik menyebabkan sekitar 1.000 kematian per
tahun.[66]Petir menyebabkan kematian sekitar 60 orang per tahun.[9] Di Eropa, luka bakar dengan
sengaja paling sering terjadi di kalangan pria setengah baya.[29]
Negara berkembang[sunting | sunting sumber]
Di India, sekitar 700.000 hingga 800.000 orang per tahunnya menderita luka bakar berat,
walaupun hanya sedikit yang dirawat di pusat perawatan khusus luka bakar. [67] Tingkat luka bakar
tertinggi terjadi di kalangan wanita berusia 16–35 tahun.[67] Sebagian dari tingginya tingkat
kejadian ini berkaitan dengan dapur yang tidak aman dan pakaian longgar khas
India.[67] Diperkirakan sepertiga dari semua luka bakar di India disebabkan oleh pakaian yang
terbakar oleh nyala api terbuka.[68] Luka bakar karena disengaja juga penyebab utama dan
tingkatnya tinggi di kalangan wanita muda, nomor dua setelah kekerasan rumah tangga dan
perlukaan diri sendiri.[3][29]