Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
MAKALAH
OBAT SITOSTATIKA
GOLONGAN DERIVAT ETIL AMINA (THIOTEPA)
KELOMPOK 4:
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker merupakan penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan
tubuh yang berubah menjadi sel kanker Sel kanker membentuk suatu massa dari jaringan
yang ganas yang menyusup ke jaringan didekatnya (invasif) dan bisa menyebar
(metastasis) ke seluruh tubuh sehingga dapat menyebabkan kematian (Diananda, 2007).
Pengobatan kanker telah berkembang pesat saat ini. Beberapa pengobatan kanker dapat
diberikan tersendiri maupun dikombinasikan. Salah satu pengobatan kanker yang sudah
diterapkan saat ini yaitu pembedahan, radiasi, kemoterapi dan pengobatan dengan hormon
(NCI, 2016). Pengobatan kanker yang paling banyak digunakan yaitu dengan kemoterapi.
Kemoterapi merupakan salah satu modalitas pengobatan pada kanker secara sistemik yang
sering dipilih terutama untuk mengatasi kanker stadium lanjut, local maupun metastatis.
Kemoterapi sangat penting dan dirasakan besar manfaatnya karena bersifat sistemik
mematikan atau membunuh sel-sel kanker dengan cara pemberian melalui infuse, dan
sering menjadi pilihan metode efektif dalam mengatasi kanker terutama kanker stadium
lanjut lokal (Desen, 2008).
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
c. ADME
Pada manusia, injeksi intravena thiotepa menghasilkan konsentrasi darah
tertinggi thiotepa dalam 5 menit, dan setelah pemberian intraperitoneal, konsentrasi
plasma puncak tercapai dalam 25 menit. Distribusi thiotepa cepat dan diikuti oleh
eliminasi cepat dari kompartemen plasma, dengan waktu paruh 1-3
jam. Triethylenephosphoramide (TEPA), metabolit thiotepa, terdeteksi dalam
plasma 5–10 menit setelah injeksi intravena, dan bertahan lebih lama dalam plasma
dengan waktu paruh 3-21 jam. Baik thiotepa dan TEPA menembus cairan
serebrospinal ( IARC, 1990 ; Maanen et al., 2000 ). Ekskresi urin tiroid tidak
berubah kira-kira 0,1-1,5% dari total thiotepa yang diberikan, dan TEPA, 0,2–
25%. Thiotepa dapat membentuk konjugat dengan glutathione, dan dapat
diekskresikan sebagai konjugat asam thiotepa-mercapturic dalam urin ( Maanen et
al., 2000 ). Setelah pemberian thiotepa pada hewan pengerat (injeksi intraperitoneal
atau intravena), thiotepa didistribusikan dengan cepat ke organ yang berbeda,
dengan sebagian besar tersedia untuk metabolisme di hati ( IARC, 1990 ; Maanen
et al., 2000 ). Banyak studi metabolik thiotepa pada berbagai spesies (tikus, anjing,
kelinci, dan manusia) telah menghasilkan identifikasi TEPA sebagai metabolit
utama thiotepa. Metabolisme thiotepa ke TEPA dimediasi oleh hati sitokrom P450
(CYP) ( Teicher et al., 1989 ; Hagen et al., 1991 ; Chang et al., 1995 ).
Penghapusan plasma thiotepa setelah pemberian intravena ke tikus mengikuti
model dua kompartemen. Waktu paruh adalah 0,21 menit untuk fase pertama, dan
9,62 menit untuk tahap kedua. Metabolisme urin utama pada tikus, kelinci, dan
anjing setelah injeksi intravena 32 P-thiotepa adalah TEPA. Namun, sebagian besar
radioaktivitas dalam urin tikus ditemukan sebagai fosfat anorganik. TEPA sebagian
besar diekskresikan tidak berubah setelah pemberian pada tikus, dan 5-30% diubah
menjadi fosfat ( IARC, 1990 ; Maanen et al., 2000 ).
Kompatibilitas injeksi thiotepa (lyophilized) dengan obat lain yang dipilih selama
injeksi
Thiotepa dapat digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan obat anti kanker
lainnya atau radioterapi. Thiotepa juga dapat mempengaruhi sel normal dan sehat,
terutama yang berkembang biak dengan cepat, seperti sel darah dan sel rambut. Potensial
paparan pada petugas pemberian sitostatika yang bekerja pada ward kemoterapi tanpa
perlindungan yang memadai menunjukkan aktivitas mutagenic. Oleh sebab itu pada proses
preparasi dan handling sitotastika perlu diperhatikan sifat dari masing-masing obat.
Thiotepa dapat diberikan melalui injeksi intravena, intramuscular, intrapleural, intra
peritonial, intrapericardial atau intratumour, intravesical. Thiotepa memiliki waktu paruh
1-3 jam dan dapat menembus cairan serebrospinal. Thiotepa memiliki interaksi dengan
beberapa obat diantaranya aprepitant, phenytoin, succinylcholine, pancuronium.
DAFTAR PUSTAKA
BC Cancer Agency Miscellaneous Origin Tumour Group. 2005. (MOIT) BCCA Protocol
Summary for Soild Tumours using Intrathecal Methotrexate and/or Thiotepa and/or
Cytarabine. Vancouver, British Columbia: BC Cancer Agency.
BC Cancer Agency Provincial Systemic Therapy Program. 2006. Provincial Systemic
Therapy Program Policy III-20: Prevention and Management of Extravasation of
Chemotherapy. Vancouver, British Columbia: BC Cancer Agency.
BC Cancer Agency. 2005. (SCNAUSEA) Guidelines for Prevention and Treatment of
Chemotherapy-induced Nausea and Vomiting in Adults. Vancouver, British Columbia:
BC Cancer Agency.
Chang TK, Chen G, Waxman DJ. Modulation Of Thiotepa Antitumor Activity In Vivo By
Alteration Of Liver Cytochrome P450-Catalyzed Drug Metabolism. J Pharmacol Exp
Ther. 1995;274:270–275.
Copyright 1987-2013 Lexicamp, Inc. All Right Reserved. Thiotepa: Patient And Pediatric
Drug Informasion.
Desen, W.2008. Buku Ajar Onkologi Klinis, Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Diananda, Rahma. 2007. Mengenal Seluk Beluk Kanker. Cetakan I. Yogyakarta: Katahati.
National Cancer Instute (NCI), 2016. Cancer Treatment.
http:/www.cancer.gov/cancertopics/treatment.html Diakses tanggal 20 Mei 2018.
Hagen B, Dale O, Neverdal G, et al. 1991. Metabolism And Alkylating Activity Of Thio-
TEPA In Rat Liver Slice Incubation. Cancer Chemother Pharmacol 28:441–447.
LA Trissel, JF Martinez. 1996. Compatibility Of Thiotepa (Lyoptilized) With Selected
Drugs During Simulted Y-Site Administration. American Journal Of Health-System
Pharmacy 53(9):1041-5.
Lyon (FR).2012. IARC Monographs on the Evaluation of Carcinogenic Risks to Humans,
No. 100A.
Maanen MJ, Smeets CJ, Beijnen JH. Chemistry. 2000. Pharmacology And
Pharmacokinetics Of N,N’,N” -Triethylenethiophosphoramide (Thiotepa). Cancer
Treat Rev. 26:257–268.
QA Xu, LA Trissel, et all. 1996. Stability Of Thiotepa (Lyophilized In 5% Dextrose Of At
4 And 23 Degrees C. American Society Of Health System Pharmacists.
Teicher BA, Waxman DJ, Holden SA, et aal. 1989. Evidence For Enzymatic Activation
And Oxygen Involvement In Cytotoxicity And Antitumor Activity Of N,N’,N”-
Triethylenethiophosphoramide. Cancer Res 49:4996–5001.