Vous êtes sur la page 1sur 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA AN.

W DENGAN

ANAK REMAJA
Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Komunitas & Keluarga

Dosen Pembimbing: Siti Urifah, S.Kep.Ns, M. NS

OLEH:

NURUL HIDAYAH

(7417022)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM
JOMBANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Laporan Asuhan Keperawatan
Keluarga Dalam Praktek Profesi Ners Stase Keperawatan Komunitas ini.

Laporan Asuhan Keperawatan Keluarga ini berisi tentang Asuhan Keperawatan Pada
Keluarga An. W dengan Anak Remaja. Diharapkan Laporan Asuhan Keperawatan Keluarga
ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Asuhan Keperawatan Pada
Keluarga An. W dengan Anak Remaja dan menjadi laporan dalam penyelesaian tugas praktek
profesi keperawatan komunitas di Desa Budug sidorejo Kec. Sumobito Kab. Jombang.

Kami menyadari bahwa Laporan Asuhan Keperawatan Keluarga ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada Bapak/Ibu Dosen Pembimbing dan
semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusun Laporan Asuhan Keperawatan Keluarga
ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Jombang, 23 Mei 2018

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tahap keluarga dengan anak remaja, tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun

dan biasanya berakhir sampai pada usia 19-20 tahun. Pada saat anak meninggalkan rumah orang

tuanya. Tujuan keluarga adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab. Serta

kebutuhan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa. Tahap ini

merupakan tahap yang paling sulit. Karena orang tua melepas otoritas dan membimbing anak

untuk bertanggung jawab. Anak harus mempunyai otoritas sendiri yang berkaitan dengan peran

dan fungsinya. Seringkali muncul konflik antara orang tua dan remaja karena anak

menginginkan kebebasan untuk melakukan aktivitasnya, sementara orang tua perlu menciptakan

komunikasi yang terbuka, menghindari kecurigaan dan perselisihan sehingga hubungan orang

tua dan remaja tetap harmonis. Asuhan Keperawatan Keluarga pada Keluarga dengan anak

remaja yang dilakukan oleh perawat untuk mengelola stressor yang mungkin timbul dan bersama

keluarga menentukan permasalahan tersebut sehingga keluarga mampu secara mandiri

menyelesaikan tugas perkembangannya, mengenali dan menyelesaikan masalah kesehatannya

pada akhirnya mampu tampil sebagai sebuah keluarga mandiri, sejahtera, produktif dan

menjalankan seluruh fungsi keluarga dengan baik.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Pengertian konsep dasar keluarga?


2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan keluarga

3. Konsep dasar penyakit/masalah kesehatan keluarga

1.3 TUJUAN PENULISAN

Sebagaimana rumusan masalah diatas, penulis mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Untuk memahami pengertian keluarga dengan anak remaja

2. Untuk mengetahui bagaimana tahap-tahap perkembangan keluarga

3. Untuk memahami tujuan perawatan keluarga ?

4. Untuk memahami apa pinsip perawatan kesehatan keluarga ?

5. Untuk memahami bagaimana langkah-langkah dalam perawatan keluarga ?

6. Untuk memahami studi kasus ?

7. Untuk mengetahui bagaimana pengkajian sesuai studi kasus

1.4 MANFAAT PENULISAN

Dengan adanya makalah seminar ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami dan membuat

asuhan keperawatan komunitas keluarga dengan anak remaja serta mampu

mengimplementasikannya dalam proses keperawatan.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP DASAR KELUARGA

Pengertian Keluarga.

Adalah unit terkecil dari masayarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang

berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan

(Setiadi,2008). Keluarga adalah dua atau tiga individu yang tergabung karena hubungan darah,

hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga,

berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peranannya masing-masing, menciptakan serta

mempertahankan kebudayaan (Bailon dan ( Maglaya, 1989 dalam Setiadi,2008). Keluarga

adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang

bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan

fisik, mental, emosional dan social diri tiap anggota keluarga (Duval dan logan, 1986 dalam

Setiadi,2008).

Dari tiga difinisi diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa keluarga adalah :

a. Unit terkecil dari masyarakat.

b. Terdiri atas dua orang atau lebih.

c. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah.

d. Hidup dalam satu rumah tangga.

e. Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga.

f. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga.


g. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.

h. Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.

Tipe Keluarga

Dalam (Sri Setyowati, 2007) tipe keluarga dibagi menjadi dua macam yaitu :

Tipe Keluarga Tradisional

1) Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-

anak.

2) Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah dengan sanak

saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.

3) Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak.

4) “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua (ayah/ibu)

dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau

kematian.

5) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa (misalnya

seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau kuliah)

Tipe Keluarga Non Tradisional

1) The Unmarriedteenege mather Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan

anak dari hubungan tanpa nikah.

2) The Stepparent Family Keluarga dengan orang tua tiri.

3) Commune Family Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada

hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melelui aktivitas kelompok atau

membesarkan anak bersama.

4) The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family Keluarga yang hidup bersama dan

berganti – ganti pasangan tanpa melelui pernikahan.

5) Cohibiting Couple Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena

beberapa alas an tertentu.

6) Group-Marriage Family Beberapa orang dewasa menggunakan alat – alat rumah tangga

bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk sexual dan

membesarkan anaknya.

7) Group Network Family Keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai – nilai, hidup

bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barang – barang

rumah tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab membesarkan anaknya.

8) Foster Family Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara

didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan

untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.

9) Homeless Family Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang

permanent karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau

problem kesehatan mental.

10) Gang. Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang muda yang mencari

ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam

kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.


Struktur Keluarga

Dalam (Setiadi,2008), struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantarannya adalah :

a. Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.

b. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu

c. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga sedarah istri.

d. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga sedarah suami.

e. Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembina keluarga,

dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubunga

dengan suami atau istri.

Fungsi keluarga

Dalam (Setiadi,2008) fungsi keluarga adalah beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga

sebagai berikut :

a. Fungsi Biologis

1) Untuk meneruskan keturunan

2) Memelihara dan membesarkan anak

3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

4) Memelihara dan merawat anggota keluarga

b. Fungsi Psikologis

1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.

2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.


3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.

4) Memberikan identitas keluarga.

c. Fungsi sosialisasi

1) Membina sosial pada anak.

2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

3) Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.

d. Fungsi Ekonomi

1) Mencari sumber – sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhankeluarga.

2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan

datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.

e. Fungsi pendidikan

1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk

perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.

2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi

peranannya sebagai orang dewasa.

3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

Menurut Effendy, (1998) dalam (Setiadi,2008) dari berbagai fungsi diatas ada 3 fungsi pokok

keluarga terhadap anggota keluarganya, adalah :

a) Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota

keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan

kebutuhannya.
b) Asuh adalah memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya

selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka anak-anak yang sehat baik

fisik, mental, sosila dan spiritual.

c) Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia

dewasa yang mendiri dalam mempersiapkan masa depannya.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga menurut Effendi (2011) dengan melalui

membina hubungan kerasama yang baik dengan keluarga yaitu dengan mengadakan kontrak

dengan keluarga, menyampaikan maksud dan tujuan, serta minat untuk membantu keluarga

dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga, menyatakan kesediaan untuk membantu

memenuhi kebutuhan-kebutuhan kesehatan yang dirasakan keluarga dan membina komunikasi

dua arah dengan keluarga.

Friedman dalam Effendi (2011) menjelaskan proses asuhan keperawatan keluarga terdiri dari 5

langkah dasar meliputi:

1. Pengkajian

2. Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil data/informasi


secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Sumber informasi dari
tahapan pengkajian dapat menggunakan metode :
a. Wawancara keluarga
b. Observasi fasilitas rumah
c. Pemeriksaan fisik terhadap anggota keluarga (head to toe)
d. Data sekunder, misalnya hasil laboratorium, hasil X-ray, PAP Smear dan sebagainya.
Hal2 yang perlu di kaji dalam keluarga adalah:
1) Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:
a. Nama kepala keluarga (KK)
b. Alamat dan telepon
c. Pekerjaan kepala keluarga
d. Pendidikan kepala keluarga
e. Komposisi Keluarga
f. Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah2 yang terjadi
dengan jenis tipe keluarga tersebut.
g. Suku Bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebutserta mengidentifikasi budaya suku bangsa
tersebut terkait dengan kesehatan.
h. Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yg dapat mempengaruhi
kesehatan.
i. Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga di tentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga
maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi ditentkan pula oleh
kebutuhan2 yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang2 yg dimiliki oleh keluarga ,
siapa yg mengatur keuangan.
j. Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya di lihat kapan saja keluarga pergi bersama2unuk
mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton televisi dan
mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.
2) Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga ini. Contoh:
Keluarga bapak A mempunyai 2 orang anak, anak pertama berumur 7 tahun dan anak
kedua berumur 4 tahun, maka keluarga bapak A berada pada tahapan perkembangan
keluarga dengan usia anak sekolah.
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta
kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
c) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat
penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian biasa
digunakan terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan
kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap
pelayanan kesehatan.
d) Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
3) Pengkajian lingkungan
a. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah
ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah tangga, jenis
septic tank, jarak septic tank dengan sumber air minum yang digunakan serta denah
rumah.
b. Karateristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat, yang
meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya
setempat yang mempengaruhi kesehatan.
c. Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan
keluarga yang ada sejauhmana interaksinya dengan masyarakat.
e. Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang
sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas
mencangkup fasilitas fisik, fasilitas psikologi atau dukungan dari anggota keluarga dan
fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
4) Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
b. Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antara anggota keluarga.
c. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk
merubah perilaku.
d. Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal maupun
informal.
e. Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang berhubungan
dengan kesehatan.
5) Fungsi Keluarga
a. Fungsi efektif
Hal yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan
dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga, terhadap anggota keluarga lainnya,
bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga
mengembangkan sikap saling menghargai.
b. Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga,
sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta
merawat anggota keluarga yg sakit, sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat-
sakit. Kesanggupan keluarga didalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat
dari kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga
mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan,
melakukan perawatan terhadap anggota yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat
meningkatkan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
terdapat di lingkungan setempat
d. Fungsi Ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:
1) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
2) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya
peningkatan status kesehatan keluarga
3) Stress dan Koping keluarga
4) Stresor Jangka pendek dan panjang
stresor janka pendek yaitu stesor yang di alami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 Bulan. Stresor janka panjang yaitu stresor
yang di alami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6
Bulan
5) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi
/stressor
6) Strategi koping yang di gunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan
7) Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang di gunakan bila
menghadapi permasalahan
6) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang di gunakan pada
pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik klinik.
7) Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan
yang ada.

8) Diagnose keperawatan

Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada

pengkajian, yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan etiologi

yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga.

Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari:


1) Diagnosa Keperawatan Keluarga Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan
kesehatan. Sebagai contoh:
a) Gangguan nutrisi
Kurang dari kebutuhan pada balita (Anak N), keluarga Bapak Y berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah
kekurangan nutrisi.
b) Keterbatasan pergerakan pada lanjut usia (Ibu S) keluarga Bapak Y berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan keterbatasan
gerak ( rematik).
c) Perubahan peran dalam keluarga (Bapak A) Berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah peran sebagai suami.
2) Diagnosa Keperawatan Keluarga Risiko (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan. Misalnya lingkungan
rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh kembang
yang tidak adekuat. Sebagai contoh:
a. Risiko terjadi konflik pada keluarga Bapak I berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah komunikasi.
b. Risiko gangguan perkembangan pada balita (Anak N) keluarga Bapak Y
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga melakukan stimulasi terhadap balita.
c. Risiko gangguan pergerakkan pada lansia ( Ibu Y) keluarga Bapak A berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan keterbatasan
gerak
3) Diagnosa Keperawatan Keluarga Sejahtera/Potensial
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga
dapat di tingkatkan. Khusus untuk diagnosa keperawatan potensial (sejahtera) boleh
tidak menggunakan etiologi. Sebagai contoh:
a. Potensial terjadi peningkatan kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu M) keluarga Bapak
K.
b. Potensial peningkatan status kesejahteraan pada bayi keluarga Bapak X.
c. Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah keluarga Bapak
I
4) Perencanaan keperawatan keluarga

Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang mencakup tujuan

umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria dan

standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap

tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.

5) Pelaksanaan

Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga berdasarkan perencanaan


mengenai diagnosa yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan keperawatan terhadap
keluarga mencakup hal-hal dibawah ini:
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan
kesehatan dengan cara:
1) Memberikan informasi
2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
3) Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara:
1) Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan
2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
3) Mendiskusikan tentang konsekuensi tipa tindakan
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit, dengan
cara:
1) Mendemonstrasikan cara perawatan
2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
3) Mengawasi keluarga melakukan perawatan
4) Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan
menjadi sehat, dengan cara:
- Menemukan sumber2 yang dapat digunakan keluarga
- Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin
d. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, dengan cara:
1) Mengenakan fasilitas kesehatan yang ada
2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

5) Evaluasi

Sesuai dengan rencana tindakan yang telah di berikan, dilakukan penilaian untuk melihat

keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua

tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali kunjungan ke

keluarga. Untuk dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan

keluarga.Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional:

S adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah dilakukan

intervensi keperawatan, misalnya : keluarga mengatakan nyerinya berkurang.

O adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi

keperawatan, misalnya : BB naik 1 kg dalam 1 bulan.

A adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang terkait

dengan diagnosis.

P adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahapan

evaluasi .

Tahapan Evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah

evaluasi yang di lakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif

adalah evaluasi akhir.


KONSEP DASAR PENYAKIT / MASALAH KESEHATAN KELUARGA

2.1 PENGERTIAN

Remaja : masa transisi/ peralihan dari masa kanak-kanak menujudewasa yang ditandai

dengan adanya perubahan aspek fisik,psikis & psikososial.

1. Remaja awal (13-14 thn)

2. Remaja Tengah (15-17 Thn)

3. Remaja akhir (18-21 Thn)

2.2 PERKEMBANGAN

1. Perkembangan Kognitif Remaja

a) Abstrak. (teoritis) menghubungkan ide,pemikiran atau konsep pengertian guna

menganalisa dan memecahkan masalah. Contoh pemecahan masalah abstrak ;

aljabar.

b) Idealistik. berfikir secara ideal mengenai diri sendiri, orang lain maupun masalah

social kemasyarakatan yang ditemui dalam hidupnya.

c) Logika. berfikir seperti seorang ilmuwan, membuat suatu perencanaan

untukmemecahkan suatu masalah. Kemudian mereka menguji cara pemcahan

secara runtut, tratur dan sistematis.

2. Perkembangan Psikososial Remaja


Tugas Perkembangan (Menurut Havighurst)
a) Menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis – psikologis
b) Belajar bersosialisasi sebagai seorang laki-laki maupun wanita
c) Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tua dan orang dewasa lain
d) Remaja bertugas untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
e) Memperoleh kemandirian dan kepastian secara ekonomis
3. Perkembangan Identitas Diri
a) Konsep diri
b) Evaluasi diri
c) Harga diri
d) Efikasi diri
e) Kepercayaan diri
f) Tanggung jawab
g) Komitmen
h) Ketekunan
i) Kemandirian
2.3 REMAJA DALAM KELUARGA
Masalah penting hubungan keluarga adalah apa yang disebut dengan kesenjangan
generasi antara remaja dengan orang tua mereka (menonjol terjadi dibidang norma-norma
sosial).
Sebab-sebab umum pertentangan dengan keluarga adalah :
a) standart perilaku
b) Metode disiplin
c) Hubungan dengan saudara kandung
d) Merasa jadi korban
e) Sikap yang sangat kritis
f) Besarnya kelurga
g) Perilaku yang kurang matang
h) Memberontak terhadap sanak keluarga

2.4 Konflik – Konflik Remaja Dalam Keluarga


(Dariyo, 2004)
1. Konflik Pemilihan Teman atau pacar.
Bila remaja wanita ; anaknya diharapkan dapat menjaga diri agar jangan sampai
terlibat dalam pergaulan bebas (free-sex, narkoba)
Bila remaja laki-laki; anaknya diharapkan selalu waspada
2. Konflik pemilihan jurusan atau program studi
3. Konflik dengan saudara kandung (Biasa terjadi pertengkaran, percekcokan atau
konflik antara anak yang satu dengan yang lain)

2.5 Pola Asuh Orang Tua


Menurut Baumrind (1967), terdapat 4 macam pola asuh orang tua:
1. Pola asuh Demokratis
Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak,
akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Orang tua dengan pola asuh ini
bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran.
Orang tua tipe ini juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap
yang berlebihan yang melampaui kemampuan anak. Orang tua tipe ini juga
memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan,
dan pendekatannya kepada anak bersifat hangat.
2. Pola asuh Otoriter
Pola asuh ini cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti, biasanya
dibarengi dengan ancaman-ancaman. Orang tua tipe ini cenderung memaksa,
memerintah, menghukum. Apabila anak tidak mau melakukan apa yang dikatakan
oleh orang tua, maka orang tua tipe ini tidak segan menghukum anak. Orang tua tipe
ini juga tidak mengenal kompromi dan dalam komunikasi biasanya bersifat satu arah.
Orang tua tipe ini tidak memerlukan umpan balik dari anaknya untuk mengerti
mengenai anaknya.
3. Pola asuh Permisif
Pola asuh ini memberikan pengawasan yang sangat longgar. Memberikan kesempatan
pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya.
Mereka cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang
dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka. Namun
orang tua tipe ini biasanya bersifat hangat, sehingga seringkali disukai oleh anak.
4. Pola asuh Penelanta
Orang tua tipe ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat minim
pada anak-anaknya. Waktu mereka banyak digunakan untuk keperluan pribadi
mereka, seperti bekerja, dan juga kadangkala biaya pun dihemat-hemat untuk anak
mereka. Termasuk dalam tipe ini adalah perilaku penelantar secara fisik dan psikis
pada ibu yang depresi. Ibu yang depresi pada umumnya tidak mampu memberikan
perhatian fisik maupun psikis pada anak-anaknya.

Menurut Diane Baumrind dalam Djiwandono (1989: 23-24) pola asuh orang tua dapat
diidentifikasikan menjadi 3, yaitu:
1. Pola asuh Demokratis
Pola asuh orang tua yang demokratis pada umumnya ditandai dengan adanya sikap
terbuka antara orang tua dan anak. Mereka membuat semacam aturan-aturan yang
disepakati bersama. Orang tua yang demokratis ini yaitu orang tua yang mencoba
menghargai kemampuan anak secara langsung.
2. Pola asuh Otoriter
Pola asuh otoriter ditandai dengan orang tua yang melarang anaknya dengan
mengorbankan otonomi anak. Menurut Danny (1986: 96), pola asuh otoriter
mempunyai aturan-aturan yang kaku dari orang tua.
3. Pola asuh Permisif
Pola asuh permisif ditandai dengan adanya kebebasan tanpa batas kepada anak untuk
berbuat dan berperilaku sesuai dengan keinginan anak. Moesono (1993: 18)
menjelaskan bahwa pelaksanaanpola asuh permisif atau dikenal pula dengan pola
asuh serba membiarkan adalah orang tua yang bersikap mengalah, menuruti semua
keinginan, melindungi secara berlebihan, serta memberikan atau memenuhi semua
keinginan anak secara berlebihan.
2.6 Faktor- Faktor terjadinya Kenakalan Remaja
1. Kondisi keluarga yang berantakan (Broken Home)
2. Kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua
3. Status sosial ekonomi orang tua rendah
4. Penerapan disiplin keluarga yang tidak tepat
2.7 Secara Umum Mekanisme Koping pada remaja
1. Penguasaan Kognitif
a. Usaha untuk belajar terhadap sistuasi atau stresor
Perbaiki informasi dengan sharing, diskusi.
2. Conformity (penyesuaian)
a. pengakuan kelompok
3. Perilaku terkontrol
a. Remaja butuh perubahan dalam hidupnya
b. Tidak dapat menerima peraturan keluarga dan sekolah tanpa bertanya.
4. Fantasi
a. Membantu mengembangkan berfikir fantasi yang kreatif.
5. Aktivitas gerak

Vous aimerez peut-être aussi