Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
tuntunan dan bimbinganNya, sehingga laporan asuhan keperawatan ini boleh
tersusun dan boleh terlaksana
Adapun judul laporan yang kami susun ini adalah Asuhan Keperawatan
“Fraktur Patella Sinistra” pada klien Tn. S. L. Maksud kami membuat laporan ini
adalah merupakan bagian tugas atau laporan pertanggung jawaban kelompok
selama praktikum klinik di Rumah Sakit Umum Gunung Maria Tomohon,
gelombang I. Di samping itu kami membuat laporan ini untuk menembah
pengetahuan mengenai keperawatan medical bedah. Sehingga bisa menjadi acuan
ataupun bahan ajaran pada instansi-instansi yang terkait, terutama bagi
mahasiswa, dosen ataupun tim kesehatan lainnya yang berkecimpung dalam dunia
keperawatan.
Kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya laporan ini,
diantaranya:
1. Direktur Rumah Sakit Umum Gunung Maria Tomohon.
2. Rektor Universitas Katolik De La Salle Manado.
3. Kepala Bagian Keperawatan Rumah Sakit Umum Gunung Maria Tomohon
4. Ibu Vonny H. Rumampuk, S.Kp., M.Si. Selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Katolik De La Salle Manado.
5. Sesilia Sepang, Amd., Kep. Selaku CI (Clinical Instruktur).
6. Maria Umbas, Amd., Kep. Selaku kepala ruangan bedah, rumah Sakit Umum
Gunung Maria Tomohon.
7. Vonny Lampus, Amd., Kep. Selaku CI (Clinical Instruktur).
8. Jeane Paat, Amd., Kep. Selaku kepala ruangan Maria – Joseph, Rumah Sakit
Umum Gunung Tomohon.
9. Sesilea Sumual, BSN. Selaku pembimbing praktik klinik.
10. Seluruh perawat dan pegawai yang bertugas di ruangan bedah dan maria –
joseph yang telah banyak membantu kelompok selama praktek.
Kami mengucapkan terimakasih yang sedalamnya-dalamnya.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari
semprna. Oleh karena itu, kami terbuka terhadap kritik ataupun saran yang
dapat menyempurnakan makalah ini. Semoga dengan adanya makalh ini,
dapat bermanfaat bagi para pembaca yang bersangkutan dalam memperluas
dan meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan. Tuhan memberkati kita
semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 5
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 5
B. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 5
C. Manfaat Penulisan ................................................................................................... 6
D. Identifikasi Masalah ................................................................................................ 7
BAB II LAPORAN PENDAHULUAN .............................................................................. 8
A. PENGERTIAN ....................................................................................................... 8
B. ETIOLOGI .............................................................................................................. 9
C. ANATOMI FISIOLOGI ....................................................................................... 10
D. PATOFISIOLOGI................................................................................................. 11
E. PATOFLOW ......................................................................................................... 12
F. KLASIFIKASI KLINIK ....................................................................................... 13
G. GAMBARAN KLINIK ......................................................................................... 14
H. KOMPLIKASI ...................................................................................................... 15
I. PENATALAKSANAAN FRAKTUR .................................................................. 15
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN TEORI................................................................ 17
A. PENGKAJIAN ...................................................................................................... 17
B. Data Dasar Pengkajian .......................................................................................... 19
C. Diagnosa Keperawatan ......................................................................................... 20
D. Intervensi............................................................................................................... 20
BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN KASUS .............................................................. 26
A. PENGKAJIAN ...................................................................................................... 26
I. IDENTIFIKASI ................................................................................................ 26
II. DATA MEDIK ................................................................................................. 26
III. KEADAAN UMUM KLIEN ............................................................................ 27
IV. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN ............................................................. 28
Fase Intra-Operatif ....................................................Error! Bookmark not defined.
A. IDENTIFIKASI KLIEN ...................................................................................... 52
B . PENANGGUNGJAWAB ................................................................................... 52
C. PENGAWASAN PASIEN INTRA OPERASI ................................................... 52
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memaparkan dan mengulas tentang kasus Fraktur Patella baik
teori atau kasus yang ditemukan dilapangan, dalam hal ini di RSU
Gunung Maria Tomohon
2. Tujuan Khusus
a. Institusi Pendidikan
Untuk menjadi pedoman ataupun masukan dalam pengembangan
penelitian kesehatan ataupun mata ajaran Asuhan Keperawatan
tentang kasus Fraktur Patella, dalam bimbingan terhadap
mahasiswa yang berkecimpung dibidang keperawatan Universitas
Katolik De La Salle Manado.
b. Rumah Sakit
Untuk menjadi acuan dan perbandingan dalam mennerapkan
asuhan keperawatan kepada klien dengan kasus Fraktur Patella
c. Mahasiswa
Untuk menuntun mahasiswa keperawatan mengenai cara
menerapkan Asuhan Keperawatan pada klien dengan kasus Fraktur
patella, mulai dari teori sampai kasusnya, antara lain:
- Laporan Pendahuluan
- Asuhan Keperawatan Teori
- Asuhan keperawatan kasus yang meliputi pengkajian, Analisa
Data, diagnose keperawatan, rencana asuhan keperawatan,
implementasi dan Evaluasi.
- Perbandingan antara teori dan kasus (kesimpulan)
C. Manfaat Penulisan
Dengan adanya makalah ini diharapkan:
a. Bagi institusi pendidikan
Dapat menjadi pedoman ataupun masukan dalam pengembangan
penelitian kesehatan ataupun mataajaran asuhan keperawatan tentang
kasus Fraktur. Patella, dalam bimbingan terhadap mahasiswa yang
berkecimpung dibidang keperawatan khususnya untuk fakultas
keperawatan Unuversitas Katolik De La Salle Manado.
b. Bagi Rumah Sakit
Dapat menjadi acuan dan perbandingan dalam menerapkan asuhan
keperawatan kepada klian dengan penyakit Fraktur. Patella.
c. Bagi Mahasiswa
Dapat mengetahuicara menerapkan asuhan keperawatan kepada klien
dengan penyakit Fraktur. Patella, mulai dari teori sampai pada kasusnya,
antara lain:
- Laporan Pendahuluan
- Asuhan Keperawatan Teori
- Asuhan keperawatan kasus yang meliputi pengkajian, Analisa Data,
diagnose keperawatan, rencana asuhan keperawatan, implementasi
dan Evaluasi.
- Perbandingan antara teori dan kasus (kesimpulan)
D. Identifikasi Masalah
1. Laporan Pendahuluan
2. ASKEP Teori “Fraktur Patella Sinistra”
3. ASKEP Kasus “Fraktur Patella Sinistra”
a. Pengkajian
b. Analisa Data
c. Diagnosa Keperawatan
d. Rencana Keperawatan
e. Implementasi
f. Evaluasi
BAB 11
LAPORAN PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
Terdapat beberapa pengertian mengenai Fraktur, sebagaimana yang
dikemukakan para ahli melalui berbagai literature.
1. Menurut FKUI (2000), Fraktur adalah rusaknya dan terputusnya
kontinuitas tulang,
2. Menurut Boenges, ME., Moorhouse, MF dan Geissler, AC (2000)
Fraktur adalah pemisahan atau patahnya tulang.
3. Back dan Marassarin (1993) berpendapat bahwa Fraktur adalah
terpisahnya kontinuitas tulang normal yang terjadi karena tekanan pada
tulang yang berlebihan.
4. Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga
fisik dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan dari tulang itu sendiri dan
jaringan lunak di sekitar tulang akan menentukan apakah Fraktur yang
terjadi itu lengkap, tidak lengkap. (Arice, 1995 : 1183)
5. Patah tulang adalah terputusnya hubungan normal suatu tulang atau
tulang rawan yang disebabkan oleh kekerasan.(Oswari, 2000 : 144)
6. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang
rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa. (Mansjoer, 2000 : 42)
7. Sedangkan menurut anatominya, patella adalah tempurung lutut. Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Fraktur patella sinistra
merupakan suatu gangguan integritas tulang yang ditandai dengan
rusaknya atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang dikarenakan
tekanan yang berlebihan yang terjadi pada tempurung lutut pada kaki
kiri.
B. ETIOLOGI
Lewis (2000) berpendapat bahwa tulang bersifat relatif rapuh namun
mempunyai cukup kekuatan dan gaya pegas untuk menahan tekanan. Fraktur
dapat diakibatkan oleh beberapa hal yaitu:
1. Fraktur akibat peristiwa trauma
Sebagian Fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba berlebihan
yang dapat berupa pemukulan, penghancuran, perubahan pemuntiran atau
penarikan. Bila tekanan kekuatan langsung tulang dapat patah pada
tempat yang terkena dan jaringan lunak juga pasti akan ikut rusak.
Pemukulan biasanya menyebabkan Fraktur lunak juga pasti akan ikut
rusak. Pemukulan biasanya menyebabkan Fraktur melintang dan
kerusakan pada kulit diatasnya. Penghancuran kemungkinan akan
menyebabkan Fraktur komunitif disertai kerusakan jaringan lunak yang
luas.
2. Fraktur akibat peristiwa kelelahan atau tekanan
Retak dapat terjadi pada tulang seperti halnya pada logam dan benda lain
akibat tekanan berulang-ulang. Keadaan ini paling sering dikemukakan
pada tibia, fibula atau matatarsal terutama pada atlet, penari atau calon
tentara yang berjalan baris-berbaris dalam jarak jauh.
3. Fraktur petologik karena kelemahan pada tulang
Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang tersebut
lunak (misalnya oleh tumor) atau tulang-tulang tersebut sangat rapuh.
C. ANATOMI FISIOLOGI
Sendi lutut merupakan sendi yang terbesar pada tubuh manusia. Sendi ini
terletak pada kaki yaitu antara tungkai atas dan tungkai bawah. Pada dasarnya
sendi lutut ini terdiri dari dua articulation condylaris diantara condylus femoris
medialis, lateralis dancondylus tibiae yang terkait dalam sebuah sendi pelana ,
diantara patella dan fascies patellaris femoris. Sendi lutut dibentuk dari tiga
buah tulang yaitu tulang femur, tulang tibia, tulangfibula dan tulang patella.
Yang akan kita bahas pada kasus ini, yaitu tentang tulang Patella.
Tulang patella merupakan tulang sesamoid terbesar dalam tubuh manusia dan
mempunyai fungsi mekanis dalam ekstensi anggota gerak bawah.
dengan bentuk segitiga dan gepeng dengan aspex menghadap kearah distal.
Pada permukaan depan atau anterior tulang patella kasar sedangkan
permukaan dalam atau dorsal memiliki permukaan sendi yang lebih besar dan
facies medial yang lebih kecil.
Fraktur patela
Disebelah proksimal melekat otot kuadriseps dan di bagian distal melekat
ligament patella.
D. PATOFISIOLOGI
Menurut Black dan Matassarin (1993) serta Patrick dan Woods (1989).
Ketika patah tulang, akan terjadi kerusakan di korteks, pembuluh darah,
sumsum tulang dan jaringan lunak. Akibat dari hal tersebut adalah terjadi
perdarahan, kerusakan tulang dan jaringan sekitarnya. Keadaan ini
menimbulkan hematom pada kanal medulla antara tepi tulang dibawah
periostium dengan jaringan tulang yang mengatasi Fraktur. Terjadinya respon
inflamsi akibat sirkulasi jaringan nekrotik adalah ditandai dengan vasodilatasi
dari plasma dan leukoit. Ketika terjadi kerusakan tulang, tubuh mulai
melakukan proses penyembuhan untuk memperbaiki cidera, tahap ini
menunjukkan tahap awal penyembuhan tulang. Hematon yang terbentuk bisa
menyebabkan peningkatan tekanan dalam sumsum tulang yang kemudian
merangsang pembebasan lemak dan gumpalan lemak tersebut masuk kedalam
pembuluh darah yang mensuplai organ-organ yang lain. Hematon
menyebabkn dilatasi kapiler di otot, sehingga meningkatkan tekanan kapiler,
kemudian menstimulasi histamin pada otot yang iskhemik dan menyebabkan
protein plasma hilang dan masuk ke interstitial. Hal ini menyebabkan
terjadinya edema. Edema yang terbentuk akan menekan ujung syaraf, yang
bila berlangsung lama bisa menyebabkan syndroma comportement.
E. PATOFLOW
FRAKTUR PATELLA
PATOFLOW TEORI
Trauma
Ndx: Gangguan
Fraktur Mobilisasi Fisik dan
Resiko Cidera
Ndx: Kerusakan
Integritas Kulit dan Perdarahan, kerusakan jaringan diujung
Jaringan dab Gangguan Ndx: Resiko
tulang dan spasme otot
Rasa Nyaman Nyeri Tinggi Penurunan
Perfusi Jaringan
Hematoma dikanal dan medulla Perifer
F. KLASIFIKASI KLINIK
Berikut ini terdapat beberapa klasifikasi Fraktur sebagaimana yang
dikemukakan oleh para ahli:
1. Menurut Depkes RI (1995), berdasarkan luas dan garis Fraktur meliputi:
a. Fraktur komplit
Adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang yang luas sehingga
tulang terbagi menjadi dua bagian dan garis patahnya menyeberang
dari satu sisi ke sisi lain serta mengenai seluruh kerteks.
b. Fraktur inkomplit
Adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang dengan garis patah
tidak menyeberang, sehingga tidak mengenai korteks (masih ada
korteks yang utuh).
2. Menurut Black dan Matassarin (1993) yaitu Fraktur berdasarkan
hubungan dengan dunia luar, meliputi:
a. Fraktur tertutup yaitu Fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih
utuh, tulang tidak menonjol melalui kulit.
b. Fraktur terbuka yaitu Fraktur yang merusak jaringan kulit, karena
adanya hubungan dengan lingkungan luar, maka Fraktur terbuka
potensial terjadi infeksi. Fraktur terbuka dibagi menjadi 3 grade yaitu:
1) Grade I : Robekan kulit dengan kerusakan kulit otot
2) Grade II : Seperti grade I dengan memar kulit dan otot
3) Grade III : Luka sebesar 6-8 cm dengan kerusakan pembuluh
darah, syaraf otot dan kulit.
3. Long (1996) membagi Fraktur berdasarkan garis patah tulang, yaitu:
a. Green Stick yaitu pada sebelah sisi dari tulang, sering terjadi pada
anak-anak dengan tulang lembek
b. Transverse yaitu patah melintang
c. Longitudinal yaitu patah memanjang
d. Oblique yaitu garis patah miring
e. Spiral yaitu patah melingkar
4. Black dan Matassarin (1993) mengklasifikasi lagi Fraktur berdasarkan
kedudukan Frakturagmen yaitu:
G. GAMBARAN KLINIK
Lewis (2006) menyampaikan manifestasi kunik Fraktur adalah sebagai
berikut
1. Nyeri
Nyeri dirasakan langsung setelah terjadi trauma. Hal ini dikarenakan
adanya spasme otot, tekanan dari patahan tulang atau kerusakan jaringan
sekitarnya.
2. Bengkak/edama
Edema muncul lebih cepat dikarenakan cairan serosa yang terlokalisir
pada daerah Fraktur dan extravasi daerah di jaringan sekitarnya.
3. Memar/ekimosis
Merupakan perubahan warna kulit sebagai akibat dari extravasi daerah di
jaringan sekitarnya.
4. Spame otot
Merupakan kontraksi otot involunter yang terjadu disekitar Fraktur.
5. Penurunan sensasi
Terjadi karena kerusakan syaraf, terkenanya syaraf karena edema.
6. Gangguan fungsi
Terjadi karena ketidakstabilan tulang yang Frakturkatur, nyeri atau
spasme otot. paralysis dapat terjadi karena kerusakan syaraf.
7. Mobilitas abnormal
Adalah pergerakan yang terjadi pada bagian-bagian yang pada kondisi
normalnya tidak terjadi pergerakan. Ini terjadi pada Fraktur tulang
panjang.
8. Krepitasi
Merupakan rasa gemeretak yang terjadi jika bagian-bagaian tulang
digerakkan.
9. Defirmitas
Abnormalnya posisi dari tulang sebagai hasil dari kecelakaan atau trauma
dan pergerakan otot yang mendorong Frakturagmen tulang ke posisi
abnormal, akan menyebabkan tulang kehilangan bentuk normalnya.
10. Shock hipouolemik
Shock terjadi sebagai kompensasi jika terjadi perdarahan hebat.
11. Gambaran X-ray menentukan Fraktur
Gambaran ini akan menentukan lokasi dan tipe Fraktur
H. KOMPLIKASI
Komplikasi akibat Fraktur yang mungkin terjadi menurut Doenges
(2000) antara lain:
1. Shock
2. Infeksi
3. Nekrosis divaskuler
4. Cidera vaskuler dan sara
5. Mal union
6. Borok akibat tekanan
I. PENATALAKSANAAN FRAKTUR
Terdapat beberapa tujuan penatalaksanaan Fraktur menurut Henderson
(1997), yaitu mengembalikan atau memperbaiki bagian-bagian yang patah ke
dalam bentuk semula (anatomis), imobiusasi untuk mempertahankan bentuk
dan memperbaiki fungsi bagian tulang yang rusak. Jenis-jenis Fraktur
reduction yaitu:
1. Manipulasi atau close red
Adalah tindakan non bedah untuk mengembalikan posisi, panjang dan
bentuk. Close reduksi dilakukan dengan local anesthesia ataupun umum.
2. Open reduksi
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
A. PENGKAJIAN
1. Identifikasi
a. Klien
b. Penanggung jawab
2. Data medik
a. Dikirim oleh
b. Diagnosa medik
3. Keadaan umum
a. Keadaan sakit
b. Tanda-tanda vital
c. Pengukuran
d. Genogram
4. Pengkajian pola kesehatan
a. Kajian persepsi kesehatan – pemeliharaan kesehatan
1. Keadaan sebelum sakit
2. Keadaan sejak sakit
b. Kajian nutrisi metabolik
1. Keadaan sebelum sakit
2. Keadaan sejak sakit
3. Pemeriksaan fisik
4. Pemeriksaan diagnostik
5. Terapi
c. Kajian pola eliminasi
1. Keadaan sebelum sakit
2. Keadaan sejak sakit
3. Pemeriksaan fisik
4. Pemeriksaan diagnostik
5. Terapi
d. Kajian pola aktifitas dan latihan
4. Nyeri/kenyamanan
Gejala: Nyeri berat tiba-tiba pada saat cedera ( mungkin terlokalisasi
pada area aringan atau kerusakan spasme atau kram otot
(setelah imobilisasi).
5. Keamanan
Tanda: laserasi kulit, avulsi jaringan, perdarahan, perubahan warna
Pembekakan lokal (dapat meningkat secara bertahap atau tiba-
tiba)
6. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala: lingkungan cedara.
C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien
yang nyata maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan
(Boedihartono, 1994:17)
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien Fraktur adalah:
1. Nyeri kronis berhubungan dengan kerusakan periostium dan pembulu
darah dikorteks, sum-sum tulang dan jaringan lunak.
2. Ansietas berhubungan dengan perubahan pada kasus kesehatan
3. Pola nafas tidakefektif berhubungan dengan pemberian decain spinal
4. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan keterbatasan aktifitas
5. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
D. Intervensi
1. Diagnosa Keperawatan : Nyeri kronis
Dihubungkan Dengan : Terputusnya Kontuinitas Jaringan
Tindakan/Intervensi Rasional
1. Pertahankan imobilisasi 1. Menghilangkan nyeri dan
bagian yang sakit dengan mencegah kesalahan posisi
tirah baring, gips, pembebat tulang/tegangan jaringan yang
traksi cedera.
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Ruangan : Maria Joseph Tgl pengkajian : 22 November 2011
Kamar : 14 Waktu pengkajian: 09.00
I. IDENTIFIKASI
A. KLIEN
Nama Inisial : Tn. S.L
Tempat/ Tgl. Lahir (umur) : Kayawu, 18 September 1948 / 63
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : kawin
Jumlah anak : 3 orang
Agama / suku : Protestan / Minahasa
Warga Negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Daerah : Tombulu
Asing : Melayu
Pendidikan : Sekolah Terbaik
Pekerjaan : Pensiunan TNI- AD
Alamat rumah : Kayawu, ling I. Tomohon Utara
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. M.M
Alamat : Kayawu, ling I. Tomohon Utara
Hubungan dengan klien : Istri
A. TANDA-TANDA VITAL
1. Kesadaran
Kualititatif : Compos Mentis
Kuantitatif :
Skala Coma Gaslow : Respon Motorik : 6
Respon bicara : 4
Respon membuka mata : 4
Jumlah : 14
Kesimpulan : klien mengalami gangguan motorik
Flaving Tremor/ asterixis: Negatif
2. Tekanan Darah : 150/80 mmHg
Kesimpulan : Tekanan darah klien cukup tinggi
3. Suhu : 360c (Axillar)
4. Nadi : 76 kali/menit
5. Pernapasan : Frekuensi 20x/ menit
Irama : teratur
Jenis : Pernapasan Dada
B. PENGUKURAN
1. Lingkar Lengan Atas : - cm
2. Lipat kulit triceps : - cm
3. Tinggi Badan : 162 cm
4. Berat badan : 55 Kg
Indeks masa tubuh (IMT) : 20 Kg/m2
C. GENOGRAM
63
thn
Keterangan:
: Meninggal : Pria
: Wanita : Menikah
Kebiasaan merokok pasien 2-3 batang per hari dan pasien belum
pernah mengalami kecelakaan atau sakit berat.
b. Keadaan sejak sakit
Penyakit pasien (fraktur patella) sudah dialami kurang lebih 8
bulan sebelum masuk Rumah Sakit dan menjalani pengobatan
dengan cara pengobatan alternatif (tukang urut). Selama sakit
pasien tidak ke kebun lagi. Pengobatan alternatif yang dijalani
pasien tidak teratasi dengan baik dan masih merasa nyeri pada lutut
kiri sehingga memutuskan untuk dibawa ke Rumah Sakit Gunung
Maria Tomohon dan dokter menganjurkan untuk dioperasi Patella
Sinistra.
2. Data obyektif
a. Observasi
Kebersihan rambut : Bersih
Kulit kepala : Bersih
Kebersihan kulit : Bersih
Higiene rongga mulut : tidak dilakukan
Keberhasilan genetalia : tidak dilakukan
Kebersihan Anus : tidak dilakukan
Tanda/scar Vaksinasi : tidak dilakukan
b. Pemeriksaan fisik
J V P : 1-2 cmH2O. Kesimpulan
Perfusi pembuluh perifer kuku : -
Thorax dan pernapasan
o Inspeksi : - Bentuk thorax: -
Stidor : [ - ]Negatif
Dyspnea d’ Effort : [ - ]Negatif
Sianosis : [ - ]Negatif
o Palpasi : Vocal Frakturemitus
o Perkusi : [ - ]Sonor
Batas paru hepar :
Kesimpulan : Normal
o Auskultasi : Suara Nafas
Suara Ucapan: positif
Suara Tambahan : -
Jantung
o Inspeksi : Ictus cordis
Klien menggunakan alat pacu jantung [ - ]Negatif
o Reflex fisiologik :
o Reflex patologik : Babinski, Kiri[ -]Negatif
Kanan [- ]Negatif
o Clubing Jari-jari [ - ]Negatif
Varices Tungkai [- ]Negatif
Columna Vertebralis
o Inspeksi : kelainan bentuk
o Palpasi : Nyeri tekan [ - ]Negatif
o N III – IV – VI :
o N VIII Romberg Test : [ - ]Negatif
o N XI :
o Kaku kuduk :
c. Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium : -
Lain-lain : -
d. Terapi : -
2. Data Obyektif
a. Observasi
Ekspresi wajah mengantuk : Positif
Banyak menguap : Negatif
b. Terapi: -
PATOFLOW KASUS
Energi yang besar
Ndx:
Kerusakan peristonium dan pembuluh darah di korteks,
Nyeri
sum-sum tulang dan jaringn lemak
Nekrotik jaringan
Ndx: Ansietas
Pengobatan Kelemahan Fisik
ANALISA DATA
nyeri
Perdarahan / kerusakan
tulang
dan jaringan sekitarnya
Hematoma di kanal
medulla
Terjadinya peradangan /
vasoldilatasi
pengeluaran plasma,
leukosit dan inflamasi
Nekrotik jaringan
operasi
perubahan status
kesehatan
Ansietas
Do :
Kerusakan peristonium dan
Nyeri
pembuluh darah di korteks,
berhubungan sum-sum tulang dan jaringn
dengan lemak
terputusnya
kontiunitas
jaringan Perdarahan / kerusakan
tulang
dan jaringan sekitarnya
Do : Nekrotik jaringan
kiri
durasi nyeri :
kurang lebih dua
menit terasa nyeri
karakteristik nyeri :
hilang timbul
Intensitas nyeri :
nyeri sedang
Skala : 5-6 dari
skala (1-10)
TTV :
TD : 140/80
0
SB : 36 C
N : 80 x/ mnt
R : 26x/mnt
Do : - adanya
pemasangan gips di
Kerusakan peristonium dan
daerah patella
pembuluh darah di korteks,
sinistra
sum-sum tulang dan jaringn
-KU lemah lemak
-aktivitas pasien
dibantu perawat
dan keluarga Perdarahan / kerusakan
-klien sulit untuk
beraktivitas
tulang
-klien bedrest
dan jaringan sekitarnya
Terjadinya peradangan /
vasoldilatasi
pengeluaran plasma,
leukosit dan inflamasi
Nekrotik jaringan
operasi
Kelemahan Fisik
Keterbatasan aktifitas
gangguan mobilitas
fisik
simpatis yang
menyebabkan
terjadinya
pelepasan hormone
neuropineFrakturin
, kemudian terjadi
pelepasan natrium
ke otot jantung
sehingga dapat
meningkatkan
tekanan darah dan
nadi
cemas
A. IDENTIFIKASI KLIEN
Nama Initial : Tn. S.L
Tempat/ Tgl. Lahir : Kayawu, 18 September 1948
Umur : 63 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Kawin
Jumlah anak : 3 orang
Agama / Suku : Protestan / Minahasa
Warga Negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Indonesia dan Tombulu
Pendidikan : Sekolah Rakyat
Pekerjaan : Pensiunan TNI- AD
Alamat rumah : Kayawu, ling I. Tomohon Utara
B . PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. M.M
Alamat : Kayawu, ling I. Tomohon Utara
Hubungan dengan klien : Istri
D. INSTRUMEN PEMBEDAHAN
- Scalpel beserta Bisturi
- Klem arteri
- Hak satu mata
- Bor
- Screwe
- Obeng
- Respiratorium
- Tang
- Kawat (Pen)
- Pemotong kawat
- Saction
- Cauter
- Gagang putar
- Benang Silk dan Fikril
- Gunting
E. LAPORAN ANASTHESI
Tanggal Operasi : 25 November 2011
Ahli Anasthesi : C. Simbar
Ahli Bedah : dr. R. Rampengan, Sp. B
Diagnosa Medis Pre-Op : Fraktur Patella Sinistra
Jenis Operasi : Reponi Terbuka
Waktu Operasi : 10.46 – 11.25
Jenis Anasthesi : Anastesi Regional
Obat Premedikasi : Fortunes 2 mg
Obat Anasthesi : Decain Spinal
Lama Operasi : 1 jam 40 menit
Teknik Anasthesi : Medial Lumbal IV-V (tempat dilakukan
anasthesi)
Pernapasan : Respirasi spontan + 02 (oksigen) 6 liter / menit
via masker.
Posisi Pasien : Terlentang
Infus : RL
Teknik Hecting dan Benang: Jelujur dan Jenis benang Silk 2.0 dan Fikril 1.0
Keadaan Akhir Bedah : Pasien tampak lemah
F. DIAGNOSA PENUNJANG
1. Hasil Pemeriksaan Laboratorium
2. ECG
Vent. Rate 62 bps
PR int. 212 ms
QRS dur. 74 ms
QT/QTc int. 414/ 420 ms
P/ QRS/ T axis 72/ 64/ 71
RV5/SV1 amp. 1.485/ 1. 105 mV
RV5+SV1 amp. 2.590 mV
ANALISA DATA
Data Etilogi Masalah Diagnosa Keperawatan
Ds: -------- Injeksi obat Premedikasi pola nafas pola nafas tidak efektif
Do: dan anastesi tidak efektif berhubungan dengan
- KU Lemah pemberian decain spinal
- Tingkat ditandai dengan
kesadaran Blokade pangkal
pasien ganglion
Compos
mentis Penurunan fungsi saraf
- Keadaan otonom, motorik,
Pasien sensoris
mengantuk
- Terpasang O2 Penurunan fungsi otot
6 liter/menit pernapasan (diafragma)
via masker
- Injeksi Obat hipoventilasi
anastesi
Decain Ndx: Pola Nafat Tidak
Efektif
Spinal dan
Premedikasi
Fortunes 2
mg
- TTV:
TD: 183/102
mmHg
Nadi: 68
kali/
menit
P: Intervensi lanjut
- Kaji TTV
- kaji
Frakturekuensi
pernapasan.
- Kaji tingkat
kesadaran
ceftriaxone
remopain
Diagnosa :2
Tujuan / kriteria
Diagnosa Implementasi Rasional
hasil
Gangguan Setelah dilakukan 1.kaji tingkat mengetahui
mobilitas fisik b/d tindakankeperawatan mobilitas yang bisa kemandirian
keterbatasan diharapkan gangguan dilakukan pasien pasien dalam
aktivitas mobilitas fisik teratasi. mobilisasi
Dengan kriteria hasil: 2. Bantu pasien
1.4 Kolaborasi
4. memberikan terapi sesuai
anjuran dokter
Hasil :
- Pemberian ceftriaxone, dan
remopain setiap 8 jam
Senin, 28 November 2011 1.1 1.mengkaji lokasi, durasi, S : - Pasien mengatakan masih nyeri
1.4 Kolaborasi
4. memberikan terapi sesuai
anjuran dokter
Hasil :
Pemberian ceftriaxone, dan
remopain setiap 8 jam
op. posisi
- membantu pasien dalam
memenuhi kebutuhan pasien
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dalam asuhan keperawatan pada tuan S.L
dengan diagnosa Fraktur patella sinistra dapat di tarik kesimpulan yaitu:
1. Dalam tinjauan teori disebutkan ada 4 diagnosa yaitu:
- Gangguan mobilitas fisik b/d Fraktur
- Kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan kerusakan
periosteum,pembuluh darah sum-sum tulang dan jaringan sekitar
- Resiko tinggi penurunan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
pendarahan,kerusakan jaringan di ujung tulang dan spasme otot
- Gangguan rasa nyaman nyeri berhubuungan dengan pemasangan gips atau
traksi
B. SARAN
1. Bagi institusi Pendidikan: Agar dapat mengembangkan dan meningkatkan
system pendidikan dalam keperawatan lebih baik lagi, sehingga dapat
menciptakan tenaga-tenaga keperawatan yang professional.
2. Bagi Rumah sakit: Agar dapat meningkatkan pelayanan kesehatan bagi pasien
,di samping itu juga perlu meningkatkan mutu dari para petugas-petugas
kesehatan yang ada serta menyediakan fasilitas yang memadai, agar dapat
menjadi RS yang lebih bermutu lagi kedepan.
3. Bagi Mahasiswa: Agar dapat menerapkan ilmu yang telah di dapatkan baik di
institusi pendidikan ataupun di RS, sehingga siap menjadi tenaga keperawatan
yang lebih berkompeten lagi.
4. Bagi pasien dan masyarakat : Agar dapat menjaga dan memelihara kesehatannya
dengan baik, dan lebih meningkatkan informasi tentang kesehatan supaya dapat
mencegah jika terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku saku Diagnosis keperawatan (nic dan noc), Wilkinson.M. Judith. 2007
Internet